2. NAMA KELOMPOK
1. Janur Dikya S XII SOS 3 / 14
2. Muh Abdul K XII SOS 3 / 19
3. Toni Himawan XII SOS 3 / 26
4. Valens Karel B XII SOS 3 / 27
3. OPEC ( Organization of the petroleum
Exporting Countries )
Organisasi Negara – Negara Pengekspor Minyak.
OPEC didirikan pada tanggal 14 September 1960 di
Bagdad, Irak. Kemudian di pindahkan ke Wina, Austria
pada tanggal 1 September 1965.
OPEC Dibentuk Sebagai Akibat Jatuhnya Harga
Minyak Pada Perusahaan Raksasa Seperti Shell,
British Petroleum, Texaco, Exxon Mobil, Socal, Dan
Gulf.
Mereka Melakukan Penurunan Harga Minyak Secara
Drastis Sehingga Mereka Mampu Memenuhi
Kebutuhan Negara – Negara Industri Besar.
4. Tujuan OPEC
Menyatukan kebijakan perminyakan antara
Negara-negara anggota.
Memenuhi kebutuhan dunia akan minyak
bumi.
Mestabilkan harga minyak dunia.
Menentukan kebijakan-kebijakan untuk
menlindungi Negara-negara anggota.
5. OPEC berupaya menstabilkan harga minyak dipasar
internasional dan menjamin kesinambungan pasokan minyak
kepada Negara-negara konsumen.
Salah satu cara untuk menjaga stabilitas pasar minyak
internasional adalah melalui penentuan kuota (batas tertinggi)
produksi minyak berdasarkan kesepakatan Negara anggota.
Misalnya, apabila permintaan minyak dunia meningkat atau
salah satu Negara anggota OPEC mengurangi produksinya,
maka Negara anggota OPEC lain dapat secara sukarela
meningkatkan produksi minyaknya untuk menghindari lonjakan
harga yang tidak terkendali.
Dalam perdagangan internasional, OPEC menguasai 55%
minyak bumi. Karena itu OPEC memegang peranan penting
dalam masalah perminyakan internasional.Terutama dalam hal
menaikkan dan menurunkan tingkat produksinya.
Di samping itu OPEC juga terlibat aktif dalam usaha
peningkatan perdagangan internasional serta konservatif
lingkungan.
6. SEJARAH BERDIRINYA OPEC
Venezuela merupakan negara pertama yang memprakarsai
pembentukan OPEC dengan cara mendekati negara Gabon,
Iran, Libya, Saudi Arabia dan Kuwait pada tahun 1949.
Venezuela menyarankan untuk menukar pandangan dan
mengeksplorasi jalan yang lebar dan komunikasi lebih dekat
dengan negara penghasil minyak.
Pada tanggal 10 samapi 14 September 1960, gagasan dari
Menteri Pertambangan dan Energi Venezuela, dan Menteri
Pertambangan dan Energi Saudi Arabia, pemerintahan Irak,
Kuwait, dan Persia bertemu di Baghdad untuk bermusyawarah
bagaimana cara untuk meningkatkan harga minyak mentah yang
telah dihasilkan oleh negara masing-masing.
Venezuela, Saudi Arabia, Irak, Kuwait, dan Persia,Kelima negara
tersebut dikenal sebagai pendiri organisasi OPEC.
7. Negara-negara Anggota OPEC
1. Arab Saudi
2. Angola
3. Irak
4. Libya
5. Kuwait
6. Nigeria
7. Iran
8. Uni Emirat Arab
9. Aljazair
10. Qatar
11. Venezuela
12. Ekuador
9. Konferensi
Adalah Organ Tertinggi Yang Bertemu Dua (2) Kali Dalam
Setahun. Tetapi Pertemuan Extra – Opecrdinary Dapat
Dilaksanakan Jika Diperlukan. Semua Negara Anggota Harus
Terwakilkan Dalam Konferensi Dan Tiap Negara Mempunyai
Satu Hak Suara. Keputusan Ditetapkan Setelah Mendapat
Persetujuan Dari Negara Anggota (Pasal 11–12).
Konferensi OPEC Dipimpin Oleh Presiden Dan Wakil Presiden
OPEC Yang Dipilih Oleh Anggota Pada Saat Pertemuan
Konperensi ( Pasal 14 ).
Konferensi OPEC Bertugas Merumuskan Kebijakan Umum
Organisasi Dan Mencari Upaya Pengimplementasian
Kebijakan Tersebut. Sebagai Organisasi Tertinggi, Pertemuan
Konperensi OPEC Mengukuhkan Penunjukan Anggota Dewan
Gubernur Dan Sekretaris Jenderal OPEC. (Pasal 15)
10. Dewan Gubernur
Dewan Gubernur Terdiri Dari Gubernur Yang Dipilih Oleh
Masing-Masing Anggota OPEC Untuk Duduk Dalam
Dewan Yang Bersidang Sedikitnya Dua Kali Dalam
Setahun. Pertemuan Extraordinary Dari Dewan Dapat
Berlangsung Atas Permintaan Ketua Dewan Sekretaris
Jenderal Atau 2/3 Dari Anggota Dewan ( Pasal 17 Dan 18
).
Dewan Gubernur Dipimpin Oleh Seorang Ketua Dan
Wakil Ketua Yang Berasal Dari Para Gubernur OPEC
Negara – Negara Anggota Dan Yang Disetujui Oleh
Pertemuan Konferensi OPEC Untuk Masa Jabatan
Selama 1 Tahun ( Pasal 21 ).
11. TUGAS DEWAN GUBERNUR
1. Melaksanakan Keputusan Konferensi
2. Mempertimbangkan dan Memutuskan Laporan – Laporan Yang
Disampaikan Oleh Sekretaris Jenderal
3. Memberikan Rekomendasi Dan Laporan Kepada Pertemuan
Konferensi OPEC
4. Membuat Anggaran Keuangan Organisasi
5. Menyerahkannya Kepada Sidang Konferensi Setiap Tahun
6. Mempertimbangkan Semua Laporan Keuangan
7. Menunjuk Seorang Auditor Untuk Masa Tugas Selama Satu (1)
Tahun
8. Menyetujui Penunjukan Direktur – Direktur Divisi, Kepala Bagian
Yang Diusulkan Negara Anggota Menyelenggarakan Pertemuan
Extraordinary Konferensi OPEC Dan Mempersiapkan Agenda
Sidang ( Pasal 20 )
12. Sekretariat
Adalah Pelaksana Eksekutif Organisasi Sesuai
Dengan Statuta Dan Pengarahan Dari Dewan
Gubernur.
Sekretaris Jenderal Adalah Wakil Resmi Dari
Organisasi Yang Dipilih Untuk Periode Tiga (3)
Tahun Dan Dapat Diperpanjang Satu Kali Untuk
Periode Yang Sama.
Sekretaris Jenderal Harus Berasal Dari Salah
Satu Negara Anggota.
Dalam Melaksanakan Tugasnya Sekjen
Bertanggung Jawab Kepada Dewan Gubernur
Dan Mendapat Bantuan Dari Para Kepala Divisi
13. PERANAN INDONESIA DALAM
OPEC
Sejak Menjadi Anggota OPEC Tahun 1962, Indonesia Ikut Berperan
Aktif Dalam Penentuan Arah Dan Kebijakan OPEC Khususnya
Dalam Rangka Menstabilisasi Jumlah Produksi Dan Harga Minyak
Di Pasar Internasional.
Sejak Berdirinya Sekretariat OPEC Di Wina Tahun 1965, KBRI /
PTRI Wina Terlibat Aktif Dalam Kegiatan Pemantauan Harga Minyak
Dan Penanganan Masalah Substansi Serta Diplomasi Di Berbagai
Persidangan Yang Diselenggarakan Oleh OPEC.Pentingnya Peran
Yang Dimainkan Oleh Indonesia Di OPEC Telah Membawa
Indonesia Pernah Ditunjuk Sebagai Sekjen OPEC Dan Presiden
Konferensi OPEC.
Pada Tahun 2004, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (
MESDM ) Indonesia Terpilih Menjadi Presiden Dan Sekjen
Sementara OPEC.Status Keanggotaan Indonesia Di OPEC Telah
Menjadi Wacana Perdebatan Berbagai Pihak Di Dalam Negeri,
14. Dalam Kaitan Ini, Indonesia Sedang Mengkaji Mengenai
Keanggotaanya Di Dalam OPEC Dan Telah Membentuk Tim Untuk
Membahas Masalah Tersebut Dari Sisi Ekonomi Dan Politik.
OPEC Melihat Bahwa Penurunan Tingkat Ekspor Di Beberapa
Negara Anggota OPEC, Termasuk Indonesia, Disebabkan Karena
Kurangnya Investasi Baru Di Sektor Perminyakan. Apabila Kondisi
Tersebut Terus Berlangsung, Maka Diperkirakan Indonesia Akan
Mengalami Hambatan Dalam Meningkatkan Tingkat Produksinya Dan
Tetap Menjadi Pengimpor Minyak Di Masa Mendatang.
Disamping Itu, Indonesia Memiliki Kesempatan Untuk Menempatkan
Sumber Daya ManusiaNya Untuk Bekerja Di Sekretariat OPEC. Hal
Ini Merupakan Investasi Jangka Panjang Karena Akan Dapat Menjadi
Network Bagi Indonesia Di Masa Datang.
Dalam OPEC Sendiri Belum Ada Tuntutan Agar Indonesia Mengkaji
Keanggotaannya Karena Turunnya Tingkat Produksi Minyak Bumi
Indonesia Serta Mulainya Indonesia Menjadi Negara Importir Minyak.
OPEC Menyadari Bahwa Kemungkinan Penurunan Ekspor Minyak
Negara – Negara Anggota Adalah Salah Satu Akibat Dari Kurangnya
Investasi Di Sektor Perminyakan Negara Tersebut.