Saudara, topik ini membahas reaksi psikologis yang kompleks. Semoga kita dapat memahami perspektif semua pihak dengan empati. Yang terpenting adalah memberikan dukungan pada keluarga yang sedang menghadapi masa sulit
Similar to Saudara, topik ini membahas reaksi psikologis yang kompleks. Semoga kita dapat memahami perspektif semua pihak dengan empati. Yang terpenting adalah memberikan dukungan pada keluarga yang sedang menghadapi masa sulit
Similar to Saudara, topik ini membahas reaksi psikologis yang kompleks. Semoga kita dapat memahami perspektif semua pihak dengan empati. Yang terpenting adalah memberikan dukungan pada keluarga yang sedang menghadapi masa sulit (20)
Saudara, topik ini membahas reaksi psikologis yang kompleks. Semoga kita dapat memahami perspektif semua pihak dengan empati. Yang terpenting adalah memberikan dukungan pada keluarga yang sedang menghadapi masa sulit
1. MODUL3Mata Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan Anak Sakit
Penulis: Ningning, S
Kegiatan Belajar 1
“HOSPITALISASI PADA ANAK”
Prodi: D3 Keperawatan
Semester: 05
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Tahukah anda sebagai
seorang perawat
materi yang harus
dipahami adalah
hospitalisasi pada anak,
diharapkan saudara
mampu menjelaskan
pengertian
hospitalisasi,
menjelaskan stressor
pada anak saat
hospitalisasi,
dampaknya, reaksi sang
anak, reaksi sang orang
tua, reaksi saudara
kandung dan pula
dapat menjelaskan
intervensi keperawatan
mengatasi dampak
hospitalisasi.
3. Pernahkan saudara mendengar kata
Hospitalisasi?, atau arti hospital
dalam bahasa Indonesia yaitu
rumah sakit. Kondisi seperti apa
sehingga seorang anak harus
berada di rumah sakit?, yang pasti
anak mengalami kondisi sakit kronis
ataupun akut yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit.
Apa itu
Hospitalisasi?
4. Hospitalisasi diartikan sebagai suatu keadaan krisis
pada anak saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit.
Keadaan ini terjadi karena anak berusaha utuk
beradaptasi dengan lingkungan baru dan asing yaitu
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak, orang tua maupun keluarga (Wong,
2003)
Pengertian Hospitalisasi
5. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan
berencana atau darurat yang mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi
dan perawatan (Supartin, 2004). Meski demikian
dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah
besar yang dapat menyebabkan ketakutan dan
kecemasan bagi anak.
Pengertian Hospitalisasi
6. Apakah saudara pernah di rawat di rumah sakit
dan apa yang saudara rasakan ketika dirawat?
Perasaan takut dan cemas kan?
Begitu juga pada anak-anak dimana anak-anak
masih sangat tergantung pada orangtua, anak
yang masih kecil sering takut dengan orang
asing, lingkungan asing dan baru, jauh dari
teman bermain, sehingga perawatan di rumah
sakit merupakan krisis utama bagi anak, ia akan
mengalami stres akibat perubahan yang
dialaminya.
7. Sekarang Kita akan
masuk ke dalam
pembahasan
berikutnya, yaitu
“Stressor pada
anak saat
hospitalisasi”
8. Beberapa perubahan lingkungan fisik selama dirawat
di rumah sakit dapat membuat anak merasa asing. Hal
tersebut akan menjadikan anak merasa tidak aman
dan tidak nyaman. Ditambah lagi, anak mengalami
perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan
gejala yang dialaminya saat sakit.
Stressor pada Anak
saat Hospitalisasi
9. Selain perubahan pada lingkungan fisik, stressor pada
anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa
perubahan lingkungan psikososial. Sebagai akibatnya,
anak akan merasakan tekanan dan mengalami
kecemasan, baik kecemasan yang bersifat ringan,
sedang, hingga kecemasan yang bersifat berat.
Stressor pada Anak
saat Hospitalisasi
10. Anak biasanya memiliki hubungan yang sangat dekat
dengan ibunya, akibatnya perpisahan dengan ibu akan
meninggalkan rasa kehilangan pada anak akan orang
yang terdekat bagi dirinya dan akan lingkungan yang
dikenalnya, sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas
(Nursalam, Susilaningrum dan Utami, 2005).
Stressor pada Anak
saat Hospitalisasi
11. Selain itu, anak juga mengalami cemas akibat
kehilangan kendali atas dirinya. Akibat sakit dan
dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan
kebebasan dalam mengembangkan otonominya. Anak
akan bereaksi negatif terhadap ketergantungan yang
dialaminya, terutama anak akan menjadi cepat marah
dan agresif
(Nursalam, Susilaningrum dan Utami, 2005).
Stressor pada Anak
saat Hospitalisasi
12. Dari uraian tadi telah dijelaskan beberapa kondisi
pada anak saat harus menerima perawatan,
sekarang saudara analisa bagaimanakah dampak
atau perubahan pada anak maupun pada
orangtuanya?
Dampak atau perubahan yang muncul seringkali
anak mengalami kemunduran perilaku salah sat
contoh biasanya anak tidak mengompol di rumah
tetapi sekarang setiap malam mengompol
padalah tidak ada hubungan mengompol dengan
kondisi penyakitnya atau pengaruh obat-obatan.
14. Saudara ingat bahwa Hospitalisasi merupakan
pengalaman penuh stress baik bagi anak maupun bagi
keluarganya. Stressor utama yang dialami dapat
berupa perpisahan dengan keluarga, kehilangan
kendali, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri.
15. Proses hospitalisasi dapat mengakibatkan perubahan
pada anak diantaranya:
Perubahan konsep diri
Akibat penyakit yang diderita atau tindakan seperti
pembedahan, pengaruh citra tubuh terutama anak
remaja dimana kondisi sakit atau prosedur , dapat
menyebabkan perubahan peran, ideal diri dan
identitas pada anak.
1
16. Regresi
Biasanya anak mengalami kemunduran ketingkat
perkembangan sebelumya atau lebih rendah dalam
fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
2
18. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami anak menyebabkan perubahan
kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit
bekerja sama mengalami masalahnya.
4
19. Takut dan ansietas
Perasaan takut dan ansietas yang timbul pada anak
karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.5
20. Kehilangan dan perpisahan
Anak akan merasa kehilangan dan perpisahan selama
dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh
dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan,
perpisahan dengan teman dan terasing dari orang yang
dicintai.
6
21. Saudara sudah belajar pertumbuhan dan perkembangan, coba
ingat kembali perkembangan anak sesuai usianya, karena respon
anak akibat menerima perawatan di rumah sakit akan berbeda
pada setiap anak sesuai dengan tahapan usia dan
perkembangnya, seperti respon pada masa toddler tentu akan
berbeda dengan remaja.
23. Reaksi terhadap pengalaman hospitalisasi tersebut
bersifat individual dan sangat tergantung pada
tahapan usia perkembangan anak.
24. Masa bayi
Pada anak usia lebih dari 6 bulan terjadi Stranger
anxiety, reaksi yang ditunjukan menangis, marah,
banyak melakukan gerakan, bila ditinggalkan ibunya
akan merasa cemas karena perpisahan dan respon nyeri
adalah menangis.
a
25. Masa toddler
Anak dalam masa toddler menunjukan reaksi cemas
akibat perpisahan, kehilangan kemampuan mengontrol
diri dan menjadi tergantung dengan lingkungan biasa
mengalami regresi dan nyeri terhadap perlukaan.
b
26. Masa pra-sekolah
Anak biasa menolak makan, menangis dan tidak
kooperatif dengan petugas saat mengalami perpisahan,
kehilangan kontrol terhadap dirinya dan takut terhadap
perlukaan.
c
27. Masa sekolah sampai usia 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan
lingkungan yang dicintai, keluarga, kelompok sosial
sehinggan menimbulkan kecemasan. Anak yang
kehilangan kontrol maka akan berdampak dalam
perubahan peran dalam keluarga , kehilangan kelompok
sosial, perasaan takut mati dan kelemahan fisik.
d
28. Masa remaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok
sebayanya. Reaksi yang muncul adalah menolak
perawatan atau tindakan yang dilakukan, tidak
kooperatif dengan petugas, perasaan sakit akibat
perlukaan menimbulkan respon bertanya-tanya,
menarik diri dan menolak kehadiran orang lain.
e
29. Saudara sudah paham bahwa anak-anak tidak bisa dipisahkan dari
orangtua sehingga ketika anak di rawat maka orangtua juga akan
merasakan seperti yang dilami anaknya.
Tahukan saudara apa saja respon yang muncul pada orangtua?
Tentu tahu kan bahwa orangtua akan merasakan takut dan cemas.
Seperti saudara ketahui bahwa orangtualah yang bertanggung
jawab terhadap kehidupan anak, baik sehat maupun sakit
sehingga saat anak sakit maka orangtua akan merasa sebagai
penyebab anak sakit. ia ingin nyeri yang dirasakan anak bisa
berpindah pada dirinya, terutama saat kondisi anak belum
mengalami perkembangan kearah perbaikan maka timbul cemas
atau bahkan saat di vonis kondisi terminal maka timbul frustasi,
putus asa dan sedih.
32. Perasaan takut dan cemas
Perasaan tersebut muncul pada saat anak mendapat
prosedur yang menyakitkan seperti pengambilan darah,
pemberian suntikan dan prosedur invasif lainnya,
seringkali orangtua menangis karena perasaan tidak
tega.
a
33. Walaupun mempunyai pengalaman perawatan di rumah
sakit, tetapi perasaan cemas akan muncul bahkan
menimbulkan trauma. Perilaku yang ditunjukan
orangtua berkaitan dengan takut dan cemas adalah
sering bertanya berulang-ulang pada orang yang
berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan
marah.
34. Perasaan sedih
Perasaan tersebut akan muncul terutama pada saat anak dalam
kondisi terminal dan orangtua mengetahui bahwa tidak ada lagi
harapan anaknya untuk sembuh, bahkan saat anak menjelang ajal
sementara orangtua harus memberikan dukungan spiritual tetapi
disisi lain mengalami ketidakberdayaan karena perasaan terpukul
dan kesedihan. Perilaku yang ditunjukan orangtua adalah perilaku
isolasi atau tidak mau didekati oranglain, bahkan tidak kooferatif
terhadap petugas kesehatan. (Supatini, 2004)
b
35. Perasaan frustasi
Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan
dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak
adekwatnya dukungan psikologis yang diterima
orangtua dari keluarga maupun kerabat lainnya maka
orangtua akan merasa putus asa bahkan frustasi maka
orangtua sering menunjukan perilaku yang tidak
kooferatif, putus asa, menolak tindakan bahkan
meminta pulang paksa. (Supartini, 204).
c
36. Apakah saudara punya adik yang masih usia anak-anak?,
jika punya, pernahkan adik saudara menerima perawatan di
rumah sakit?, dan apa yang saudara rasakan saat orangtua
memberikan perhatian yang lebih dan meninggalkan
saudara di rumah karena menjaga adik di rumah sakit?.
Tentunya perasaan cemburu dan benci karena menganggap
orangtua lebih mementingkan adiknya.
38. Orangtua pada dasarnya tidak boleh membedakan
perlakuan pada anak yang sedang sakit dan dirawat di
rumah sakit dengan saudara kandungnya di rumah,
akan tetapi pada kondisi tertentu orangtua dituntut
lebih memprioritaskan anak yang sedang sakit terutama
harus menerima perawatan, fase akut perawatan, atau
pada kondisi terminal sehingga orangtua harus tinggal di
rumah sakit,
39. maka kebutuhan yang berhubungan dengan perawatan
di rumah sakit akan menuntut orangtua untuk lebih
memprioritaskan daripada kebutuhan saudara di rumah
sehingga menimbulkan perasaan dan pikiran yang
negatif pada saudaranya di rumah terutama pada anak
yang lebih kecil karena kurang menyadari hal ini.
40. Reaksi yang sering muncul pada saudara kandung
berupa marah karena merasa tidak diperhatikan,
cemburu merasa orangtua lebih mementingkan
saudaranya di rumah sakit dan tidak memahami
kondisinya, benci timbul selain pada saudara karena
situasi yang tidak menyenangkan dan rasa bersalah
karena merasa sakit pada saudara akibat kesalahnya
dengan mengingat kejadian yang lalu terhadap adiknya,
perasaan cemas dan takut karena ketidaktahuan kondisi
saudaranya yang sedang dirawat. (Supartini, 2004).
42. Sebagai salah satu anggota tim kesehatan, perawat
memegang posisi kunci untuk membantu orangtua
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
perawatan anaknya di rumah sakit karena berada
disamping anak selama 24 jam.
43. Berkaitan dengan hal tersebut maka upaya untuk
mengatasi masalah yang timbul pada anak maupun
orangtua selama anaknya dalam perawatan di rumah
sakit, fokus intervensi keperawatan adalah
meminimalkan stresor, memaksimalkan manfaat
hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis pada
anggota keluarga, dan mempersiapkan anak sebelum
dirawat di rumah sakit.
45. Mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dengan melibatkan orangtua
berperan aktif dalam perawatan anak dengan cara memperbolehkan mereka
untuk tinggal bersama anak selama 24 jam
46. Mencegah perasaan kehilangan kontrol. Apabila anak harus diisolasi, lakukan
modifikasi lingkungan sehingga isolasi tidak terlalu dirasakan oleh anak dan
orangtua, pertahankan kontak antara orangtua dan anak terutama pada bayi
dan anak todler untuk mengurangi stres
47. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri dengan cara
Mempersiapkan psikologis anak dan orangtua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri yaitu dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan dan
memberikan dukungan psikologis
49. Membantu perkembangan orangtua dan anak dengan cara
memberi kesempatan orangtua mempelajari tumbuh kembang
anak dan reaksi anak terhadap stresor yang dihadapi selama
dalam perawatan di rumah sakit.
a
50. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar orangtua. Untuk
itu perawat dapat memberi kesempatan pada orangtua untuk
belajar tentang penyakit anak, terapi yang didapat dan prosedur
keperawatan yang dilakukan pada anak tentunya sesuai dengan
kapasitas belajarnya.
b
51. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan
dengan memberi kesempatan pada anak mengambil keputusan,
tidak terlalu bergantung pada orang lain dan percaya diri.
Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih besar
bukan bayi. Berikan selalu penguatan yang positif dengan selalu
memberikan pujian atas kemampuan anak dan orangtua serta
dorong terus untuk meningkatkannya.
c
52. Fasilitasi anak untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama
pasien yang ada, teman sebaya atau teman sekolah. Beri
kesempatan untuk saling kenal dan berbagi pengalaman.
Demikian juga dengan petugas kesehatan dan sesama orangtua
harus difasilitasi oleh perawat karena selama di rumah sakit
orangtua dan anak mempunyai kelompok sosial yang baru.
d
54. Berikan dukungan kepada keluarga untuk mau tinggal dengan
anak di rumah sakita
Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga untuk berkonsultasi pada
psikolog atau ahli agama karena sangat dimungkinkan keluarga
mengalami maslah psikososial dan spiritual yang memerlukan
bantuan ahli.
b
55. Beri dukungan pada keluarga untuk menerima kondisi anaknya
dengan nilai-nilai yang diyakininya.c
Fasilitasi untuk menghadirkan saudara kandung anak apabila
diperlukan keluarga dan berdampak positif pada anak yang
dirawat maupun saudara kandungnya.
d
57. Persiapan anak sebelum dirawat dirumah sakit didasarkan
pada adnya asumsi bahwa ketakutan akan sesuatu yang tidak
diketahui akan menjadi ketakutan yang nyata.
58. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1
Modul Konsep Dasar Keperawatan Anak Sakit. Apakah Saudara telah
mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai