Dokumen tersebut membahas tentang konsep hospitalisasi dan dampaknya terhadap anak dan orang tua serta prinsip keperawatan dalam mengatasinya. Reaksi yang muncul pada anak dan orang tua selama hospitalisasi dijelaskan beserta intervensi keperawatan untuk meminimalkan dampak negatif dari hospitalisasi.
1. Learning Objective
Umum :
Mhs mampu memahamai konsep hospitalisasi & dampaknya
pd anak & org tua serta prinsip keperawatan dalam
mengatasinya
Khusus :
Menjelaskan pengertian hospitalisasi
Mengidentifikasi rx yg dpt muncul pd anak dan org tua
selama hospitalisasi
Menguraikan prinsip intervensi dlm mengatasi dampak
hospitalisasi baik pd anak maupun org tua
Menguraikan cara mempersiapkan anak utk perawatan di RS
3. PENGERTIAN
Hospitalisasi proses karena suatu alasan yg
terencana atau darurat, mengharuskan anak utk
tinggal di RS. menjalani terapi & perw sampai
dipulangkan kembali ke rumah
Perasaan yg sering muncul pd anak : cemas,
marah,sedih, takut & rasa bersalah (Wong, 2000)
Bila anak stress org tua jg mjd stress & akan
membuat stress anak semakin meningkat
(Supartini, 2000)
Askep tdk hy berfokus pd anak….,
ttp juga pd ortu
4. Reaksi Anak
terhadap Hospitalisasi
Anak menunjukan bbg perilaku sbg reaksi thd pengalaman
hospitalisasi
Rx bersifat individu tgt pd usia perkemb anak, pengalaman
sblmnya thd sakit, sistem pendukung yg tersedia & kemampuan
koping yg dimiliki
Rx umum kecemasan, kehilangan, perlukaan tbh & rasa nyeri
5. Masa Bayi (0-1 thn)
Msl utama dampak perpisahan dg ortu ggn
pembentukan rasa percaya & kasih sayang
Usia > 6 bln stranger anxiety : cemas dgn org
yg tdk dikenal & karena perpisahan dg ibunya
Rx yg sering muncul : menangis, marah dan byk
melakukan gerakan
Cemas bila ditinggalkan ibunya nangis keras
Respon thd nyeri nangis keras, pergerakan
tbh banyak & ekspresi wjh yg tdk
menyenangkan
6. Masa Toddler (2-3 thn)
Rx sesuai sbr stess utama “perpisahan”
Respon perilaku ada 3 tahapan :
Protes nangis kuat, menjerit panggil ortu, menolak
perhatian yg diberikan org lain
Putus asa menangis berkurang, anak tdk aktif, kurang
minat utk bermain & makan, sedih & apatis
Pengingkaran (denial) scr samar mulai menerima
perpisahan, membina hub scr dangkal & anak mulai terlihat
menyukai lingk
7. Masa Prasekolah ( 3 – 6 thn)
Reaksi thd perpisahan :
Menolak makan
Menangis pelan
Sering bertanya
Tidak kooperatif
Kehilangan kontrol :
Pembatasan aktifitas sehari-hari dan kehilangan kekuatan diri
Dirawat merupakan hukuman malu, bersalah, takut
Takut thd perlukaan menganggap tindakan dan prosedur akan
mengancam integritas agresif, ekspresi verbal, dependent
8. Usia Sekolah (6 – 12 thn)
Cemas perpisahan dgn kelompok sosial
Kehilangan kontrol :
Perubahan peran dlm keluarga
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dlm kelompok
Reaksi thd nyeri :
Mampu mengkomunikasikan rasa nyeri
Mampu mengontrol perilaku jika merasa nyeri dengan cara :
menggigit bibir, mengenggam sesuatu dgn erat
9. Usia Remaja (12-18 thn)
Cemas akibat perpisahan dgn teman sebaya
Kehilangan kontrol karena pembatasan fisik / ketergantungan
menolak, tdk kooperatif, menarik diri
Penyakit / pembedahan perasaan tdk aman respon :
Banyak bertanya
Menarik diri dan
Menolak org lain
10. Reaksi Org Tuaterhadap
Hospitalisasi Anak
Berbagai macam perasaan muncul pd org tua yaitu : takut,
rasa bersalah, stress dan cemas (Halsom and Elander,
1997)
Rasa takut pd org tua selama anak di RS terutama pd
kondisi sakit anak yg terminal, karena takut kehilangan
anak yg dicintainya dan adanya perasaan berduka (Brewis,
1995).
Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena apabila org tua
merasa stress, hal ini akan membuat ia tdk dpt merawat
anaknya dgn baik dan akan menyebabkan anak menjadi
semakin stress (Supartini, 2000).
11. Reaksi org tua thd perw anak di RS dan
LB yg menyebabkan sbb :
Perasaan cemas dan takut
Rasa cemas paling tinggi dirasakan org tua pd saat menunggu informasi ttg diagnosis
peny anaknya (Supartini, 2000)
Rasa takut muncul pd org tua terutama akibat takut kehilangan anak pd kondisi sakit yg
terminal (Brewis, 1995).
Perilaku yg sering ditunjukan org tua berkaitan dgn adanya perasaan cemas dan takut
ini adl : sering bertanya atau bertanya ttg hal sama berulang-ulang pd org yg bbd,
gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)
Perasaan sedih
Perasaan ini muncul terutama pd saat anak dlm kondisi terminal dan org tua
mengetahui bahwa tdk ada lagi harapan anaknya utk sbh
Pd saat menghadapi anaknya yg menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan dialami
org tua
Pd kondisi ini org tua menunjukkan perilaku isolasi atau tdk mau didekati org lain,
bahkan bisa tdk kooperatif thd petugas kesehatan (Supartini, 2000).
12. Perasaan frustrasi
Pd kondisi anak yg telah dirawat cukup lama dan dirasakan tdk
mengalami perubahan serta tdk adekuatnya dukungan psikologis yg
diterima org tua, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka org
tua akan merasa putus asa, bahkan frustrasi.
Sering kali org tua menunjukkan perilaku tdk kooperatif, putus asa,
menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa
13. Reaksi Saudara Kandung
terhadap Perw Anak di RS
Org tua pd dasarnya tdk boleh membedakan perlakukan pd anak yg
sedang sakit dan dirawat di RS dgn saudara kandung lainnya di rumah
Selain kehadiran fisik org tua di RS, perhatian dlm bentuk lain mis : uang,
makanan dan hal lain yg berhubungan dgn perw anak di RS menuntut org
tua utk memprioritaskannya dibanding keperluan anak lain
Reaksi yg sering muncul pd saudara kandung (sibling) thd kondisi ini adl :
marah, cemburu, benci dan rasa bersalah.
Marah jengkel thd org tua yg dinilai tdk memperhatikan
Cemburu dirasakan orrg tua lbh mementingkan saudaranya yg sedang
sakit
Rasa bersalah anak berfikir mungkin saudaranya sakit akibat
kesalahannya
14. Intervensi Keprw dalam Mengatasi Dampak
Hospitalisasi
Upaya meminimalkan stresor :
Upaya meminimalkan stresor dpt dilakukan dgn cara mencegah atau mengurangi dampak
perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan mengurangi/ meminimalkan rasa takut
thd perlukaan tbh dan rasa nyeri
Utk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dpt dilakukan dgn
cara :
1. Melibatkan org tua berperan aktif dlm merawat anak dgn cara membolehkan mereka tinggal
bersama anak selama 24 jam (rooming in)
2. Jika tdk mungkin utk rooming in, beri kesempatan org utk melihat anak setiap saat dgn maksud
mempertahankan kontak antar mereka
3. Modifikasi rgn perawatan dgn cara membuat situasi rgn rawat perawatan seperti di rumah, a.l
dengan cara membuat dekorasi ruangan yg bernuansa anak
4. Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah, a.l dgn memfasilitasi pertemuan dgn guru, teman
sekolah dan membantunya melakukan surat menyurat dgn siapa saja yg anak inginkan
15. Utk meminimalkan rasa takut thd cedera tbh dan rasa nyeri
dpt dilakukan dgn cara :
1. Mempersiapkan psikologis anak dn org tua utk tind prosedur yg
menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik
anak,,mis : bercerita yg berkaitan dgn tindakan yg akan dilakukan
3. Pertimbangkan utk menghadirkan org tua pada saat anak dilakukan
tindakan yg menimbullan rasa nyeri
4. Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama dlm mengurangi
rasa takut akibat prosedur yg menyakitkan.
5. Pada tind pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus jauh hari
sebelumnya apabila memungkinkan
16. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak :
1. Membantu perkembangan org tua dan anak dgn cara memberi
kesempatan org tua mempelajari tumbang anak dan reaksi anak thd
stresor yg dihadapi selama perw di RS
2. Hospitalisasi dpt dijadikan media utk belajar org tua. Utk itu perw dpt
memberi kesempatan pd org tua utk belajar ttg peny anak, terapi,
perw dsb. sesuai dgn kapasitas belajar
3. Utk meningkatkan kemampuan kontrol diri dpt dilakukan dgn
memberi kesempatan pd anak mengambil keputusan, tdk terlalu
bergantung pd org lain dan percaya diri.
4. Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisainya dgn sesama pasien yg ada,
teman sebaya atau teman sekolah.
17. Memberi dukungan pd anggota keluarga lain :
1. Berikan dukungan pd keluarga utk mau tinggal dgn anak di RS
2. Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga utk berkonsultasi pd
psikolog/ahli agama, karena sgt dimungkinkan keluarga mengalami
msl psikososial dan spiritual yg memerlukan bantuan ahli
3. Beri dukungan keluarga utk menerima kondisi anaknya dgn nilai-nilai
yg diyakini
4. Fasilitasi utk menghadirkan saudara kandung anak apabila diperlukan
keluarga dan berdampak positif pd anak yg dirawat maupun saudara
kandungnya
18. Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan di RS
Pada tahap sebelum MRS dpt dilakukan :
Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn peralatan yg
diperlukan
Apabila anak harus di rawat secara berencana, 1 – 2 hari sebelum dirawat, dioreintasikan
dgn situasi RS dengan bentuk miniatur bangunan RS
Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
Kenalkan perawat dan dokter yg akan merawatnya
Orientasikan anak dan org tua pd rg rawat serta fasilitas
Kenalkan dgn ps anak lain yg akan jadi teman sekamarnya
Berikan identitas pd anak, mis : papan nama anak
Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yg akan diikuti
Lakukan pengkajian riwayat keperawatan
Lakukan pemeriksaan fisik dan pemr lainnya sesuai dgn program