SlideShare a Scribd company logo
1 of 94
MODUL2Mata Kuliah: Keperawatan anak 1
Penulis: Endang Suwanti, SPd, SST, M.Kes
Ari Kurniarum, SsiT, M.Kes
Kegiatan Belajar 4
“Bermain pada Anak”
Prodi: D3 Keperawatan
Semester: 05
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Tahukah anda sebagai
seorang bidan materi
yang harus saudara
pahami adalah
menerapkan strategi
bermain dalam asuhan
keperawatan anak,
diantaranya,
menjelaskan
pengertian bermain
dengan tepat,
menjelaskan fungsi
bermain, jenis-jenis
permainan, pedoman
bermain, dan
karakteristik permainan
sesuai usia.
Bermain pada
Anak
Kegiatan Belajar 4
Apa itu
Bermain ?
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena dengan bermainanak akan berkata-kata,
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukandan mengenal waktu, jarak, serta suara.
(Wong, 2004)
Bermain juga merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan keterampilan, memberikan
ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
(Hidayat, 2005)
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan
merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta
merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan
stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan
emosional anak.
(Nursalam, 2005)
Apa
Saja
Fungsi
Bermain
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan,
sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar
mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makan, perawatan dan cinta kasih.
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan
sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral
dan bermain sebagai terapi. (Soetjiningsih, 1995)
Untuk lebih jelasnya dibawah ini
terdapat beberapa fungsi bermain
pada anak diantaranya :
Membantu perkembangan
sensorik dan motorika
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang sensorik
dan motorik terutama pada bayi. Rangsangan bisa berupa taktil,
audio dan visual. Anak yang sejak lahir telah dikenalkan atau
dirangsang visualnya maka di kemudian hari kemampuan
visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal
sesuatu yang baru dilihatnya.
Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran
dikemudian hari lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada
stimulasi sejak dini.
Membantu perkembangan
kognitifb
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan.
Anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak,
mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu
belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat
benda yang digunakan dalam permainan.
Dengan demikian maka fungsi bermain pada model demikian
akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
Meningkatkan sosialisasi anak
c
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan. Sebagai contoh
pada usia bayi ia akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran
orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama. Pada usia
toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini
sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain.
Pada usia toddler anak biasanya sering bermain peran seperti
berpura-pura menjadi seorang guru, menjadi seorang anak,
menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain.
Kemudian pada usia prasekolah ia sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga anak mampu melakukan
sosialisasi dengan teman dan orang lain.
Meningkatkan kreatifitas
d
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,
dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan
yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan
dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model
permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
Meningkatkan kesadaran diri
e
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak
untuk mengekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar akan
orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan. Anak belajar mengatur perilaku dan
membandingkan perilakunya dengan perilaku orang lain.
Meningkatkan nilai terapeutik
f
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman
sehingga stress dan ketegangan dapat dihindarkan. Dengan
demikian bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
Mempunyai nilai moral pada anak
g
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada
anak.Pada permainan tertentuseperti sepak bola, anak belajar
benar atau salah karena dalam permainan tersebut ada aturan-
aturan yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar.
Apabila melanggar, maka konsekuensinya akan mendapat sanksi.
Anak juga belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di
sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya.
Apa saja
Jenis-jenis
Permainan
itu
Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak,
diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan
memberikan jenis permainan yang berbeda.
Dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara aktif dalam
permainan, selalu memberikan rangsangan dan
melaksanakannya. Sedangkan bermain pasif terjadi jika anak
memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan
lingkungan yang memberikan respons secara aktif.
Melihat hal tersebut kita dapat mengenal macam-
macam dari permainan diantaranya (Nursalam, 2005):
Berdasarkan isinyaa
Bermain afektif sosial (Social affective play)
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dengan orang lain. Misalnya, bayi
akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan
yang menyenangkan dengan orang tuanya dan/atau orang lain.
Contoh : bermain “cilukba”, berbicara sambil tersenyum/tertawa,
atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk
menggenggamnya.
Bermain bersenang-senang
(Sense of pleasure play)
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa
senang pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya : dengan
menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-gunungan atau
benda-benda apa saja yang dapat dibentuknya dangan pasir.
Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin lama semakin
asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan
permainan yang dilakukannya sehingga susah dihentikan.
Bermain keterampilan (Skill play)
Sesuai dengan sebutannya, permainan ini meningkatkan
keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan motorik halus.
Misalnya: memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain,
dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi, keterampilan tersebut
diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang
dilakukan.
Games atau permainan
Games dan permainan adalah jenis permainan yang
menggunakan alat tertentu dengan menggunakan perhitungan
atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau
dengan temannya.
Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya
tradisional maupun modern. Misalnya: ular tangga, congklak,
puzzle.
Unoccupied behavior
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar mandir,
tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan
kursi, meja, atau apa saja yang ada di sekitarnya.
Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu,
dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan
sebagai alat permainan.
Dramatic play
Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan
peran sabagai orang lain melalui permainanya. Anak berceloteh
sambil berpakainan meniru orang dewasa, misalnya ibu guru,
ibunya, ayahnya, kakaknya dan sebagainya yang ingin ia tahu.
Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan
di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru.
Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap
peran tertentu.
Berdasarkan karakteristik
sosialb
Onlooker play
Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi
dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada
proses pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan
temannya.
Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok
permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan
yang dimilikinyadan alat permainan tersebut berbeda dengan
alat permainan yang digunakan temannya. Tidak ada kerja sama
ataupun komunikasi dengan teman sepermainanya.
Parallel play
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan
yang sama tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi
kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain
tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini
dilakukan oleh anak toddler.
Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak lain tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
atau yang memimpin permainan dan tujuan permainan tidak
jelas. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka,
bermain hujan-hujanan, dan bermain masak-masakan.
Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak
yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkan
anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan dalam permainan tersebut.
Misalnya, pada permainan sepak bola, ada anak yang memimpin
permainan, aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka
harus dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenangkan
permainan dengan memasukan bola ke gawang lawan mainnya.
Apa saja
Faktor-faktor
yg
mempengaruhi
bermain
Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi bermain, yaitu:
Tahap perkembangan anak
a
Aktifitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya
permainan anak usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak usia sekolah.
Demikian juga sebaliknya karena pada dasarnya permainan
adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan
memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Status kesehatan
anakb
Untuk melakukan aktifitas bermain diperlukan energi. Walaupun
demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat
sedang sakit. Kebutuhan bermain pada anak sama halnya dengan
kebutuhan bekerja pada orang dewasa.
Yang terpenting pada saat kondisi anak sedang menurun atau
anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, orang tua dan
perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan
anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang
dirawat di rumah sakit.
Jenis kelamin anakc
Ada beberapa pandangan tentang konsep gender dalam kaitanya
dengan permainan anak. Dalam melaksanakan aktifitas bermain
tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Permainan adalah salah satu alat untuk membantu mengenal
identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan
tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak laki laki.
Lingkungan
d
Terselanggaranya aktifitas bermain yang baik untuk
perkembangan anak salah satunya dipengaruhi oleh nilai moral,
budaya, dan lingkungan fisik rumah.
Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli di toko atau
mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus
imajinasi dan kreatifitas anak, bahkan sering kali mainan
tradisonal yang dibuat sendiri dari atau berasal dari benda-benda
di sekitar kehidupan anak lebih merangsang anak untuk
kreatifitas.
Alat dan jenis
permainane
Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat permainan
untuk anak. Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang
anak. Label yang tertera pada mainan harus dibaca terlebih
dahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut sesuai
dengan usia anak.
Orang tua dan anak dapat memilih mainan bersama-sama, tetapi
harus diingat bahwa alat permainan harus aman bagi anak. Oleh
karena itu, orang tua harus membantu anak memilihkan mainan
yang aman.
Apa saja
Pedoman
untuk
keamanan
bermain
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain
dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
a. Ekstra energi
Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit
kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b. Waktu
Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain
sehingga stimulus yang diberikan dapar optimal.
c. Alat permainan
Untuk bermain, alat permainan harus disesuaikan
dengan usia dan tahap perkembangan anak serta
memiliki unsur edukatif bagi anak.
d. Ruang untuk bermain
Bermain dapar dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman,
bahkan di tempat tidur.
e. Pengetahuan cara bermain
Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah
dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam
menggunakan alat permainan tersebut.
f. Teman bermain
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila
permainan dilakukan bersama dengan orang tua, maka hubung
orang tua dan anak menjadi lebih akrab.
Apa itu
Alat
Permainan
Edukatif (APE)
Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat
memberikan fungsi permainan secara optimal dan
perkembangan anak,dimana melalui alat permainan ini anak
akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya, bahasa,
kemampuan kognitifnya dan adaptasi sosialnya.
Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat
permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak,
modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak.
Pada kenyataannya masyarakat kadang kurang memahami
penggunaan alat permainan edukatif ini. Banyak orang tua
membeli mainan tanpa memperdulikan kegunaannya sehingga
terkadang harganya mahal tetapi tidak sesuai dengan umur anak.
Untuk mengetahui alat permainan edukatif,
berikut ini beberapa contoh alat permainan
yang bersifat edukatif.
a. Permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan yang
ditarik dan didorong. Jenis ini mempunyai fungsi pendidikan
dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar.
b. Untuk mengembangkan motorik halus alat-alat permainan
dapat berupa gunting, pensil, bola, balok, lilin dan
sebagainya.
c. Buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna,
radio dan lain-lain dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan kognitif atau kecerdasan anak.
d. Alat permainan seperti buku gambar, buku cerita, majalah,
radio, tape dan televisi dapat digunakan dalam
mengembangkan kemampuan bahasa.
e. Alat permainan seperti gelas plastik, sendok, baju, sepatu,
kaos kaki dapat digunakan dalam mengembangkan
kemampuan menolong diri sendiri
f. Alat permainan seperti kotak, bola dan tali, dapat digunakan
untuk mengembangkan tingkah laku sosial.
Selain penggunaan alat permainan secara
edukatif, peran orang tua atau pembimbing
dalam bermain sangat penting.
Orang tua harus memahami dan memiliki
kemampuan tentang jenis alat permainan dan
kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak
memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain
seperti kapan harus berhenti dan kapan harus
dimulai serta memberikan kesempatan untuk
mandiri. Peran orang tua lainnya dalam kegiatan
bermain anak adalah:
a. Memotivasi
Dengan memberikan motivasi, anak akan semakin percaya diri
dan yakin akan kemampuan yang ia miliki.
b. Mengawasi
Pengawasan dalam bermain juga mutlak diperlukan apapun jenis
permainannya, hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan seperti jatuh saat bermain.
c. Mitra
Peran orang tua sebagai mitra bermain akan memunculkan rasa
kekompakkan dan melatih anak untuk bisa bekerja sama saat
bermain.
Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3
Modul Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Mencapai Tumbuh
Kembang Optimal. Apakah Saudara telah mengerti dan memahami
materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai
Sumber Gambar:
https://giftafterwaiting.files.wordpress.com/2014/04/img_4952.jpg?w=590&h=393
http://id.theasianparent.com/wp-content/uploads/2014/03/shutterstock_136851518.jpg
http://www.safetyfirst.s5.com/images/under_construction_1_(4).jpg
http://segiempat.com/wp-content/uploads/2014/02/Bayi-Sungsang-Selama-Masa-Hamil-Oleh-
Hamil-Segiempat.jpg
http://thejointblog.com/wp-content/uploads/2013/12/Pregnant3.jpg
http://www.pregnancyweekguide.org/wp-
content/plugins/RSSPoster_PRO/cache/75b7c_pregnancy.jpg`
http://m7.flexmedia.co.id/wp-content/uploads/2013/07/Tips-Mengatasi-dan-Mencegah-Bayi-
Tersedak.jpg
https://adisanita.files.wordpress.com/2014/06/makan-jagung-rebus.jpg
http://www.kabarmaya.com/wp-content/uploads/2015/01/anak.jpg
http://tamankata.com/wp-content/uploads/2013/11/PIC416.jpg
http://melrosepreps.global2.vic.edu.au/files/2013/04/Cooperative-Play-1qev31t.jpg
http://pondokibu.com/wp-content/uploads/2013/09/daya-tahan-tubuh-anak.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/Corynebacterium_diphtheriae_Gram_stain.j
pg
http://1.bp.blogspot.com/-
pLUVvdLAlDU/T0OPZO0OqGI/AAAAAAAAASQ/ZcWfYcbNl7c/s1600/DSC_6882.jpg

More Related Content

What's hot

Terapi akupuntur
Terapi akupunturTerapi akupuntur
Terapi akupunturAFif RvGs
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananWarnet Raha
 
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptx
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptxPPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptx
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptxDesiNatalia68
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 
Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek KebidananKomunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek Kebidananintan fadilla
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)ADam Raeyoo
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Perawatan payudara
Perawatan payudaraPerawatan payudara
Perawatan payudaraPeny Ariani
 
Falsafah_Kep_Maternitas.ppt
Falsafah_Kep_Maternitas.pptFalsafah_Kep_Maternitas.ppt
Falsafah_Kep_Maternitas.pptSaskiaPrabayani
 
Informed choice & informed consent
Informed choice & informed consentInformed choice & informed consent
Informed choice & informed consentTriana Septianti
 

What's hot (20)

Terapi akupuntur
Terapi akupunturTerapi akupuntur
Terapi akupuntur
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
PPT DDH.pptx
PPT DDH.pptxPPT DDH.pptx
PPT DDH.pptx
 
Advokasi
AdvokasiAdvokasi
Advokasi
 
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptx
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptxPPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptx
PPT TRADISI DAN BUDAYA DALAM KEBIDANAN (kel.3).pptx
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
 
SOP IUD KBPP.docx
SOP IUD KBPP.docxSOP IUD KBPP.docx
SOP IUD KBPP.docx
 
terapi koplementer keperawatan
terapi koplementer keperawatanterapi koplementer keperawatan
terapi koplementer keperawatan
 
Hospitalisasi
HospitalisasiHospitalisasi
Hospitalisasi
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek KebidananKomunikasi Dalam Praktek Kebidanan
Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Perawatan payudara
Perawatan payudaraPerawatan payudara
Perawatan payudara
 
Menjahit luka
Menjahit lukaMenjahit luka
Menjahit luka
 
Falsafah_Kep_Maternitas.ppt
Falsafah_Kep_Maternitas.pptFalsafah_Kep_Maternitas.ppt
Falsafah_Kep_Maternitas.ppt
 
Informed choice & informed consent
Informed choice & informed consentInformed choice & informed consent
Informed choice & informed consent
 

Viewers also liked

Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisaspjj_kemenkes
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbsModul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbspjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolahpjj_kemenkes
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakpjj_kemenkes
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakpjj_kemenkes
 
Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakModul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakpjj_kemenkes
 
Kb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakKb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2pjj_kemenkes
 
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasi
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasiModul 3 3 persiapan pre dan post operasi
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasipjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmpjj_kemenkes
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Modul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisasModul 2 kb 3 imunisas
Modul 2 kb 3 imunisas
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
 
Kb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasiKb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasi
 
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbsModul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
 
Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakModul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
Kb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakKb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anak
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
 
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasi
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasiModul 3 3 persiapan pre dan post operasi
Modul 3 3 persiapan pre dan post operasi
 
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 

Similar to BERMAIN UNTUK ANAK

Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFauziatul Halim
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatSriKatoningsih2
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahunRizka Supriyanti
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptAuliaIfnuAkbar
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...ade fikri
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanMasriqon Masriqon
 
Bermain & arti pentingnya bagi anak usia
Bermain & arti pentingnya bagi anak usiaBermain & arti pentingnya bagi anak usia
Bermain & arti pentingnya bagi anak usiaAfrils
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifMaz Wahyudi
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakSeta Wicaksana
 
Bermain, mainan dan permainan
Bermain, mainan dan permainanBermain, mainan dan permainan
Bermain, mainan dan permainanAfrils
 
Bermain sambil belajar
Bermain sambil belajarBermain sambil belajar
Bermain sambil belajarMASTER Group
 
Jenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainJenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainfardzli71
 
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Nur_halimah_tusyadyah
 

Similar to BERMAIN UNTUK ANAK (20)

psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
 
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
 
Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Rina
RinaRina
Rina
 
Bermain & arti pentingnya bagi anak usia
Bermain & arti pentingnya bagi anak usiaBermain & arti pentingnya bagi anak usia
Bermain & arti pentingnya bagi anak usia
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
 
asasasasa
asasasasaasasasasa
asasasasa
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anak
 
Bermain, mainan dan permainan
Bermain, mainan dan permainanBermain, mainan dan permainan
Bermain, mainan dan permainan
 
Bermain sambil belajar
Bermain sambil belajarBermain sambil belajar
Bermain sambil belajar
 
Gaming
GamingGaming
Gaming
 
Penataan lingkungan
Penataan lingkunganPenataan lingkungan
Penataan lingkungan
 
Materi kep anak
Materi kep anakMateri kep anak
Materi kep anak
 
Jenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainJenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 main
 
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

BERMAIN UNTUK ANAK

  • 1. MODUL2Mata Kuliah: Keperawatan anak 1 Penulis: Endang Suwanti, SPd, SST, M.Kes Ari Kurniarum, SsiT, M.Kes Kegiatan Belajar 4 “Bermain pada Anak” Prodi: D3 Keperawatan Semester: 05 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2015 Tahukah anda sebagai seorang bidan materi yang harus saudara pahami adalah menerapkan strategi bermain dalam asuhan keperawatan anak, diantaranya, menjelaskan pengertian bermain dengan tepat, menjelaskan fungsi bermain, jenis-jenis permainan, pedoman bermain, dan karakteristik permainan sesuai usia.
  • 4. Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermainanak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukandan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2004)
  • 5. Bermain juga merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. (Hidayat, 2005)
  • 6. Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak. (Nursalam, 2005)
  • 8. Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih.
  • 9. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. (Soetjiningsih, 1995)
  • 10. Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak diantaranya :
  • 12. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang sensorik dan motorik terutama pada bayi. Rangsangan bisa berupa taktil, audio dan visual. Anak yang sejak lahir telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.
  • 13. Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
  • 15. Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan.
  • 16. Dengan demikian maka fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
  • 18. Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan. Sebagai contoh pada usia bayi ia akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama. Pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain.
  • 19. Pada usia toddler anak biasanya sering bermain peran seperti berpura-pura menjadi seorang guru, menjadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain. Kemudian pada usia prasekolah ia sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.
  • 21. Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
  • 23. Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk mengekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar akan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan. Anak belajar mengatur perilaku dan membandingkan perilakunya dengan perilaku orang lain.
  • 25. Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga stress dan ketegangan dapat dihindarkan. Dengan demikian bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
  • 26. Mempunyai nilai moral pada anak g
  • 27. Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak.Pada permainan tertentuseperti sepak bola, anak belajar benar atau salah karena dalam permainan tersebut ada aturan- aturan yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar.
  • 28. Apabila melanggar, maka konsekuensinya akan mendapat sanksi. Anak juga belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya.
  • 30. Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda.
  • 31. Dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya. Sedangkan bermain pasif terjadi jika anak memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan lingkungan yang memberikan respons secara aktif.
  • 32. Melihat hal tersebut kita dapat mengenal macam- macam dari permainan diantaranya (Nursalam, 2005):
  • 34. Bermain afektif sosial (Social affective play) Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan/atau orang lain.
  • 35. Contoh : bermain “cilukba”, berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk menggenggamnya.
  • 36. Bermain bersenang-senang (Sense of pleasure play) Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya : dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-gunungan atau benda-benda apa saja yang dapat dibentuknya dangan pasir.
  • 37. Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin lama semakin asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang dilakukannya sehingga susah dihentikan.
  • 38. Bermain keterampilan (Skill play) Sesuai dengan sebutannya, permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan motorik halus.
  • 39. Misalnya: memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain, dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi, keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan.
  • 40. Games atau permainan Games dan permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu dengan menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.
  • 41. Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun modern. Misalnya: ular tangga, congklak, puzzle.
  • 42. Unoccupied behavior Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di sekitarnya.
  • 43. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan.
  • 44. Dramatic play Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan peran sabagai orang lain melalui permainanya. Anak berceloteh sambil berpakainan meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya dan sebagainya yang ingin ia tahu.
  • 45. Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap peran tertentu.
  • 47. Onlooker play Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan temannya.
  • 48. Solitary play Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinyadan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya. Tidak ada kerja sama ataupun komunikasi dengan teman sepermainanya.
  • 49. Parallel play Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak toddler.
  • 50. Associative play Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka, bermain hujan-hujanan, dan bermain masak-masakan.
  • 51. Cooperative play Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan tersebut.
  • 52. Misalnya, pada permainan sepak bola, ada anak yang memimpin permainan, aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka harus dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenangkan permainan dengan memasukan bola ke gawang lawan mainnya.
  • 54. Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi bermain, yaitu:
  • 56. Aktifitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah.
  • 57. Demikian juga sebaliknya karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • 59. Untuk melakukan aktifitas bermain diperlukan energi. Walaupun demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa.
  • 60. Yang terpenting pada saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.
  • 62. Ada beberapa pandangan tentang konsep gender dalam kaitanya dengan permainan anak. Dalam melaksanakan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Permainan adalah salah satu alat untuk membantu mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak laki laki.
  • 64. Terselanggaranya aktifitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya, dan lingkungan fisik rumah.
  • 65. Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan kreatifitas anak, bahkan sering kali mainan tradisonal yang dibuat sendiri dari atau berasal dari benda-benda di sekitar kehidupan anak lebih merangsang anak untuk kreatifitas.
  • 67. Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat permainan untuk anak. Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Label yang tertera pada mainan harus dibaca terlebih dahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut sesuai dengan usia anak.
  • 68. Orang tua dan anak dapat memilih mainan bersama-sama, tetapi harus diingat bahwa alat permainan harus aman bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus membantu anak memilihkan mainan yang aman.
  • 70. Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
  • 71. a. Ekstra energi Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
  • 72. b. Waktu Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapar optimal.
  • 73. c. Alat permainan Untuk bermain, alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
  • 74. d. Ruang untuk bermain Bermain dapar dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.
  • 75. e. Pengetahuan cara bermain Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.
  • 76. f. Teman bermain Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orang tua, maka hubung orang tua dan anak menjadi lebih akrab.
  • 78. Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak,dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya, bahasa, kemampuan kognitifnya dan adaptasi sosialnya.
  • 79. Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak.
  • 80. Pada kenyataannya masyarakat kadang kurang memahami penggunaan alat permainan edukatif ini. Banyak orang tua membeli mainan tanpa memperdulikan kegunaannya sehingga terkadang harganya mahal tetapi tidak sesuai dengan umur anak.
  • 81. Untuk mengetahui alat permainan edukatif, berikut ini beberapa contoh alat permainan yang bersifat edukatif.
  • 82. a. Permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong. Jenis ini mempunyai fungsi pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar.
  • 83. b. Untuk mengembangkan motorik halus alat-alat permainan dapat berupa gunting, pensil, bola, balok, lilin dan sebagainya.
  • 84. c. Buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio dan lain-lain dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak.
  • 85. d. Alat permainan seperti buku gambar, buku cerita, majalah, radio, tape dan televisi dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan bahasa.
  • 86. e. Alat permainan seperti gelas plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri
  • 87. f. Alat permainan seperti kotak, bola dan tali, dapat digunakan untuk mengembangkan tingkah laku sosial.
  • 88. Selain penggunaan alat permainan secara edukatif, peran orang tua atau pembimbing dalam bermain sangat penting.
  • 89. Orang tua harus memahami dan memiliki kemampuan tentang jenis alat permainan dan kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai serta memberikan kesempatan untuk mandiri. Peran orang tua lainnya dalam kegiatan bermain anak adalah:
  • 90. a. Memotivasi Dengan memberikan motivasi, anak akan semakin percaya diri dan yakin akan kemampuan yang ia miliki.
  • 91. b. Mengawasi Pengawasan dalam bermain juga mutlak diperlukan apapun jenis permainannya, hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuh saat bermain.
  • 92. c. Mitra Peran orang tua sebagai mitra bermain akan memunculkan rasa kekompakkan dan melatih anak untuk bisa bekerja sama saat bermain.
  • 93. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3 Modul Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Mencapai Tumbuh Kembang Optimal. Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari? Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan Belajar Selanjutnya Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut Saudara belum Saudara kuasai
  • 94. Sumber Gambar: https://giftafterwaiting.files.wordpress.com/2014/04/img_4952.jpg?w=590&h=393 http://id.theasianparent.com/wp-content/uploads/2014/03/shutterstock_136851518.jpg http://www.safetyfirst.s5.com/images/under_construction_1_(4).jpg http://segiempat.com/wp-content/uploads/2014/02/Bayi-Sungsang-Selama-Masa-Hamil-Oleh- Hamil-Segiempat.jpg http://thejointblog.com/wp-content/uploads/2013/12/Pregnant3.jpg http://www.pregnancyweekguide.org/wp- content/plugins/RSSPoster_PRO/cache/75b7c_pregnancy.jpg` http://m7.flexmedia.co.id/wp-content/uploads/2013/07/Tips-Mengatasi-dan-Mencegah-Bayi- Tersedak.jpg https://adisanita.files.wordpress.com/2014/06/makan-jagung-rebus.jpg http://www.kabarmaya.com/wp-content/uploads/2015/01/anak.jpg http://tamankata.com/wp-content/uploads/2013/11/PIC416.jpg http://melrosepreps.global2.vic.edu.au/files/2013/04/Cooperative-Play-1qev31t.jpg http://pondokibu.com/wp-content/uploads/2013/09/daya-tahan-tubuh-anak.jpg http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/Corynebacterium_diphtheriae_Gram_stain.j pg http://1.bp.blogspot.com/- pLUVvdLAlDU/T0OPZO0OqGI/AAAAAAAAASQ/ZcWfYcbNl7c/s1600/DSC_6882.jpg