Modul ini membahas asuhan neonatus dan bayi dengan kelainan bawaan tertentu seperti omphalocele, meningokel, dan encefalocel. Pada kegiatan belajar 3 ini dibahas tentang pengertian, etiologi, dan asuhan kebidanan yang meliputi diagnosis, penatalaksanaan, serta intervensi pre-operasi dan post-operasi pada bayi dengan ketiga kelainan tersebut.
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
NEONATUSASUHAN
1. ASUHAN NEONATUS,
BAYI, BALITA, ANAK
PRA SEKOLAH
MODUL
SEMESTER 3
Asuhan pada Neonatus dan Bayi dengan
Kelainan Bawaan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Nurlailis Saadah
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR III
Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita
dengan Omfalocel, Meningocel dan
Encefalocel
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Materi kuliah ini merupakan panduan
lengkap bagi mahasiswa kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan khusus bagi
bayi dan balita. Setelah proses persalinan
dan melahirkan, perhatian bidan tidak
hanya berfokus pada ibu dalam masa nifas,
tetapi juga kepada bayi yang telah dilahirkan
hingga mencapai periode balita. Masa
bayi sampai masa balita adalah masa kritis
dalam perkembangan seorang anak, yang
memerlukan perhatian serius dari tenaga
kesehatan, terutama dalam hal ini bidan.
Modul ini dibuat untuk mahasiswa kebidanan
agar berlatih dan menguasai ketrampilan di
dalam melakukan asuhan kebidanan yang
meliputi asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita. Di dalamnya dibahas juga
mengenai bayi baru lahir yang normal, bayi
baru lahir yang bermasalah, trauma bayi
baru lahir, bayi dengan berat lahir rendah,
dan sindrom gawat nafas.
Modul ini dikemas dalam beberapa
kegiatan belajar dalam waktu yang berbeda
beda serta tergantung banyak sedikitnya
materi yang di bahas. Adapun pembagian
kegiatan belajarnya sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1 Asuhan Neonatus, bayi,
dan balita dengan Labioskizis dan labio
palatoskizis dan Hidrocephalus
Gambar: Bayi hidrocephalus
Kegiatan Belajar 2 Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Atresia oesofagus dan Atresia
rekti/ani
Kegiatan Belajar 3 Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Omfalocel, Meningocel dan
Encefalocel
Kegiatan Belajar 4 Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan Obstruksi biliaris dan Hernia
diafragmatika kongenital
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2Kegiatan Belajar 5 Asuhan Neonatus, bayi,
dan balita dengan Phymosis dan Hypospadia
Kegiatan Belajar 6 Asuhan Neonatus,
bayi, dan balita dengan Hirscprung dan Atresia
Duodenum
Setelah selesai mempelajari modul ini
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
tentang asuhan neonatus yang ada pada
kegiatan belajar di atas.
Pemahaman tentang materi ini bisa
berjalan dengan baik jika mahasiswa selain
menguasai teori minimal pernah melihat dan
mengidentifikasi kasus-kasus tentang kelainan
bawaan pada neonatus.
Proses pembelajaran ini akan berjalan baik dan
lancar apabila saudara juga memahami tentang
upaya terjadinya kelainan bawaan pada bayi.
Baiklah bagi semua mahasiswa selamat
belajar semoga sukses dalam memahami
materi kuliah ini sesuai dengan tujuan yang
telah di rumuskan.
Prosespembelajaranuntukmateriasuhanpada
neonatus dan bayi dengan kelainan bawaan,
dapat berjalan dengan lancar apabila anda
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mempelajari dengan seksama, cermat,
dan teliti setiap kegiatan belajar sehingga
diperoleh pengetahuan, pemahaman yang
mendalam dan menyeluruh.
b. Pada setiap kegiatan belajar disediakan
beberapa tugas, tugas-tugas tersebut
sebaiknya dikerjakan sesuai dengan
petunjuk yang ada. Apabila ditemukan
kesulitan dalam penyelesaian tugas, perlu
dipelajari kembali materi kegiatan belajar
yang terkait dengan tugas-tugas yang
menyertainya.
c. Setelah belajar dan berlatih dengan baik,
langkah selanjutnya adalah mengerjakan tes
formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
kembali dengan cermat. Jika sudah yakin
mengenai kebenaran hasil tes, barulah
masuk ke langkah pencocokan dengan
kunci jawaban yang tertera dibagian
akhir setiap kegiatan belajar
d. Membaca umpan balik dan tindak
lanjut. Jika hasil tes baik atau baik
sekali kegiatan belajar berikutnya
dapat ditempuh. Jika hasil tes cukup
atau kurang, tes formatif harus diulang
kembali, baru melaksanakan tes
formatif lagi.
e. Jika kegiatan belajar telah diulang,
namun tes masih cukup atau kurang,
perlu dilakukan konsultasi khusus
dengan dosen.
Petunjuk diatas diharapkan dapat
dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan
sehingga anda dapat mencapai hasil belajar
sesuai dengan harapan.
Baiklah saudara peserta pendidikan jarak
jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan
dalam modul ini sebagai bekal bertugas
sebagai Bidan di daerah dengan baik.
Gambar: Bayi sedang tidur
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 3
Asuhan Neonatus dan Bayi dengan
Omphalocele, Meningocel dan
Encefalocel
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok-Pokok Materi
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, saudara diharapkan mampu memahami asuhan
neonatus dan bayi dengan omphalocele, meningocel dan encefalocel.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini saudara akan mampu :
1. Menjelaskan asuhan neonatus,bayi,balita dengan omphalocele
2. Menjelaskan asuhan neonatus,bayi,balita dengan meningokel
3. Menjelaskan asuhan neonatus,bayi,balita dengan encephalocel
Dalam kegiatan belajar 3 ini anda akan mempelajari tentang pengertian,etiologi, macam,
komplikasi,asuhankebidananpadabayidenganOmphalocele.Pengertian,etiologi,gambaran
klinis, patofisiologi, deteksi prenatal, penatalaksanaan dan bedah neonatus dan bayi
dengan meningokel. Pengertian, klasifikasi, etiologi, prognosis, gejala klinis, komplikasi, dan
penanganan neonates dan bayi dengan Encefalocel.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Uraian
Materi
OMPHALOCELE
Yang dimaksud dengan omphalocele
adalah herniasi dari isi rongga
abdomen melalui defek pada cincin
umbilikus yang terbuka. Organ
yang mengalami herniasi tersebut
diliputi oleh membran tranlusen dan
vaskuler yang terdiri dari peritoneum
dan membran amnion, dipisahkan
satu sama lain oleh wharton’s jelly.
Apa yang menyebabkan terjadinya
omphalocele ?
Penyebab atau etiologi terjadinya
omphalocele pada neonatus dan bayi biasanya berhubungan dengan kegagalan pada
perkembangan embrionik pada minggu X-XI gestasi. Normalnya usus akan kembali masuk
pada abdomen minggu XI. Biasanya disertai anomali lainnya seperti : cardiac defek, imferforata
anus, trisomi 18, atresia ileum, meningocele
Berdasarkan leher kantong ada dua macam omphalocele pada neonatus dan bayi yaitu
Oxomphalos mayor dan Oxomphalos minor. Oxomphalos mayor memiliki diameter kantong
lebih dari 5 cm, umbilical cord biasanya melekat pada bagian bawah dari penonjolan. Sedangkan
Oxomphalos minor mempunyai diameter kantong < 5 cm, biasanya umbilical cord melekat
pada puncak kantong
Neonatus dan bayi yang mengalami omphalocele tentunya mempunai resiko untuk
mendapatkan komplikasi, komplikasi apa saja yang terjadi? Biasanya sering terjadi komplikasi
infeksi, Intestinal volvulus, dan obstruksi Ruptur
Anda sebagai calon bidan, bagaimana anda memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan
omphalocele ?
AsuhankebidananpadabayidenganOmphalocelmeliputikegiatandiagnose,penatalaksanaan,
prinsip intervensi pada pre operasi dan post operasi.
Diagnosa yang dilakukan pada bayi dengan Omphalocele bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang ada, diantaranya risiko cedera, risiko infeksi, gangguan keseimbangan
cairan (dehidrasi), nutrisi kurang,dan ketidakefektifan pola nafas
Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi dengan omphalocele meliputi pada: Organ yang
mengalami herniasi perlu diitutup dengan kasa steril lembab (NaCl) dan plastik drape untuk
Gambar : Bayi yang mengidap Omphalocele
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
mencegah kehilangan air, kekeringan, temperatur yang tidak stabil. Sedangkan pada tindakan
pembedahan bertujuan untuk mengembalikan usus yang prolap ke dalam kavum peritoneal,
memperbaiki cacat umbilicus
Intervensi yang dapat dilakukan pada tahap pre Operasi pada bayi dengan omphalocele:
monitor tanda-tanda vital, monitor isi rongga abdomen yang prolap dari kekeringan perlu
dipertahankan, kelembaban kasa steril, monitor status respirasi, observasi tanda-tanda infeksi,
tempatkan bayi tetap dalam posisi supinasi, pasang NGT and IV line, cegah terjadinya ruptu
kantong, berikan penjelasan kepada orang tua tentang kondisi dan treatment yang dilakukan.
Sedangkan intervensi yang dilakukan pada tahap post operasi diantaranya: monitor tanda-
tanda Vital, apabila sesak beri oksigen (O2), lakukan observasi tanda-tanda infeksi atau rupture,
lakukan pengkajian bising usus, observasi intake output, dan berikan perawatan luka operasi
dengan teknik sterilitas
MENINGOKEL
Pernahkan anda menjumpai bayi yang memiliki benjolan pada tulang belakang? Apa sebenarnya
benjolan tersebut, apa penyebabnya dan bagaimana penatalaksanaanya pada bayi yang
mempunyai kondisi demikian?
Meningokel merupakan benjolan berbentuk kista di garis tengah tulang belakang yang
umumnya terdapat di daerah lumbosakral. Lapisan meningeal berupa durameter dan araknoid
menonjol sebagai kista keluar kanalis vertebralis, sedangkan medula spinalis masih di tempat
yang normal. Benjolan ditutup dengan membran tipis yang semitransparan berwarna kebiruan
atau terkadang ditutupi oleh kulit yang dapat menunjukkan hipertrikosis atau sebagai nevus.
Pada transiluminasi tidak terlihat jaringan saraf pusat di dinding benjolan. Fungsi tungkai
bawah biasanya masih normal, hanya terkadang disertai adanya gangguan.
Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak
di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah
atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam
durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan
menjadi normal sesudah operasi
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab (etiologi) meningokel pada bayi?
Penyebab spesifik dari meningokel atau spina bifida belum diketahui. Banyak faktor seperti
keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya defek ini. Tuba neural umumnya
lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor
penyebab; kadar vitamin maternal rendah, termasuk asam folat, mengonsumsi klomifen dan
Gambar : Bayi yang mengidap omphalocele
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
asam valfroat, dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir 50% defek tuba neural
dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-vitamin prakonsepsi termasuk
asam folat.
Kelainan kongenital SSP yang paling sering dan penting ialah defek tabung neural yang terjadi
pada 3-4 per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam penyebab yang berat menentukan
morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna klinis yang
kecil dan hanya dapat dideteksi pada kehidupan lanjut yang ditemukan secara kebetulan.
Bagaimana gambaran klinis pada bayi dengan meningokel?
Akibat spina bifida, maka terjadi sejumlah disfungsi tertentu pada rangka, kulit dan saluran
genitourinari, tetapi tergantung pada bagian medulla spinalis yang terkena. Pada meningokel
dapat ditemukan kantong herniasi CSS yang dapat dilihat pada daerah lumbosakral dan
Hidrocephalus.
Bagaimana gangguan fungsi tubuh
dapat terjadi (patofisiologi) pada bayi
dengan meningokel ?
Ada dua jenis kegagalan penyatuan
lamina vertebrata dan kolumna
spinalis yaitu spina bifida okulta dan
spina bifida sistika. Spina bifida okulta
adalah defek penutupan dengan
meningen tidak terpajan di permukaan
kulit. Defek vertebralnya kecil,
umumnya pada daerah lumbosakral.
Sedangkan Spina bifida sistika adalah
defek penutupan yang menyebabkan
penonjolan medula spinalis dan
pembungkusnya. Meningokel adalah
penonjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong berisi cairan serebrospinal (CSS):
penonjolan ini tertutup kulit biasa. Tidak ada kelainan neurologi, dan medulla spinalis tidak
terkena. Hidrosefalus terdapat pada 20% kasus spina bifida sistika. Meningokel umumnya
terdapat pada lumbosakral atau sacral. Hidrosefalus terdapat pada hampir semua anak yang
menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira 60% sampai 70% tersebut memiliki IQ
normal.
Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD (neural tube defect) merupakan kegagalan
penutupan tuba neural selama perkembangan awal embrio. Akan tetapi, ada bukti bahwa defek
ini merupakan akibat dari pemisahan tuba neural yang sudah menutup karena peningkatan
abnormal tekanan cairan serebrospinal selama trimester pertama. Derajat disfungsi neurologik
secara lansung berhubungan dengan level anatomis defek tersebut dan saraf-saraf yang
terlibat.
Pembedahan dilakukan secepatnya pada spina bifida yang tidak tertutup kulit, sebaiknya
dalam minggu pertama setelah lahir. Kadang-kadang sebagai akibat eksisi meningokel terjadi
hidrosefalus sementara atau menetap, karena permukaan absorpsi CSS yang berkurang.
Kegagalan tabung neural untuk menutup pada hari ke-28 gestasi, atau kerusakan pada
Gambar : Bayi dengan meningokel
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
strukturnya setelah penutupan dapat dideteksi in utero dengan pemeriksaan ultrasonogrfi.
Pada 90% kasus, kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan
meningkat. Penemuan ini sering digunakan sebagai prosedur skrining. Keterlibatan baik
kranial maupun spinal dapat terjadi terminology spina bifida digunakan pada keterlibatan
spinal, apabila malformasi SSP disertai rachischisis maka terjadi kegagalan lamina vertebrata.
Posisi tengkurap mempengaruhi aspek lain dari perawatan bayi. Misalnya, posisi bayi ini, bayi
lebih sulit dibersihkan, area-area ancaman merupakan ancaman yang pasti, dan pemberian
makanan menjadi masalah.
Bayi biasanya diletakkan di dalam incubator atau pemanas sehingga temperaturnya dapat
dipertahankan tanpa pakaian atau penutup yang dapat mengiritasi lesi yang rapuh. Apabila
digunakan penghangat overhead, balutan di atas defek perlu sering dilembabkan karena efek
pengering dari panas yang dipancarkan.
Sebelum pembedahan, kantung dipertahankan tetap lembab dengan meletakkan balutan steril,
lembab, dan tidak lengket di atas defek tersebut. Larutan pelembab yang dilakukan adalah
salin normal steril. Balutan diganti dengan sering (setiap 2 sampai 4 jam). Dan sakus tersebut
diamati dengan cermat terhadap kebocoran, abrasi, iritasi, atau tanda-tanda infeksi. Sakus
tersebut harus dibersihkan dengan sangat hati-hati jika kotor atau terkontaminasi. Kadang-
kadang sakus pecah selama pemindahan dan lubang pada sakus meningkatkan resiko infeksi
pada system saram pusat.
Latihan rentang gerak ringan kadang-kadang dilakukan untuk mencegah kontraktur, dan
meregangkan kontraktur dilakukan, bila diindikasikan. Akan tetapi latihan ini dibatasi hanya
padakaki,pergelangankakidansendilutut.Bilasendipanggultidakstabil,pereganganterhadap
fleksor pinggul yang kaku atau otot-otot adductor, mempererat kecenderungan subluksasi.
Penurunan harga diri menjadi ciri khas pada anak dan remaja yang menderita keadaan ini.
Remajamerasakhawatirakankemampuanseksualnya,penguasaansosial,hubungankelompok
remaja sebaya, dan kematangan serta daya tariknya. Beratnya ketidakmampuan tersebut lebih
berhubungan dengan persepsi diri terhadap kemampuannya dari pada ketidakmampuan yang
sebenarnya ada pada remaja itu.
Deteksi Prenatal
Terdapat kemungkinan untuk menentukan adanya beberapa NTD terbuka selama masa
prenatal.Pemindaianultrasuarapadauterusdanpeningkatankonsentrasialfafetoprotein(AFP),
suatu gamma, globulin yang spesifik pada fetus, dalam cairan amnion mengindikasikan adanya
arensefali atau mielomeningokel. Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan diagnostic
ini adalah pada usia gestasi 16 dan 18 minggu, sebelum konsentrasi AFP yang normalnya
menurun, dan pada saat yang tepat untuk melakukan aborsi terapeutik. Pengambilan sampel
Gambar : Bayi pengidap meningokel
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
virus koronik (chorionic villus sampling, CVS) juga merupakan pemeriksaan untuk diagnostik
NTD pada masa prenatal. Prosedur diagnostic di atas direkomendasikan untuk semua ibu yang
telah melahirkan anak dengan gangguan ini dan dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua
wanita hamil. Selain itu, rencana kelahiran dengan sesar dapat menurunkan disfungsi motorik.
Bagaimana penatalaksanaan medis dan bedah pada bayi dengan meningokel?
Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture.
Perbaikan dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi hidrosefalus dilakukan
pada saat kelahiran. Pencangkokan kulit diperlakukan bila lesinya besar. Antibiotic profilaktik
diberikan untuk mencegah meningitis. Intervensi keperawatan yang dilakukan tergantung ada
tidaknya disfungsi dan berat ringannya disfungsi tersebut pada berbagai system tubuh.
• Untuk spina bifida okulta atau maningokel tidak diperlukan pengobatan
• Perbaikan mielomeningokel, dan kadang-kadang meningokel, secara bedah diperlukan
• Apabila dilakukan perbedahan secara bedah, maka perlu dipasang suatu pirau (shunt)
untuk memungkinkan drainase CSS dan mencegah timbulnya hidrosefalus dan peningkatan
tekanan intrakranium
• Seksio sesarae terencana, sebelum melahirkan, dapat mengurangi kerusakan neurologis
yang terjadi pada bayi dengan defek korda spinalis.
ENCHEPALOCEL
Dalam kegiatan belajar ini anda akan mempelajari
pengertian, klasifikasi, etiologi, diagnose,
porognosis, gejala klinis dan komplikasi, serta
penanganan pada bayi dengan Enchepalocel.
Enchepalocel dikenal dengan nama Bifidum
kranium oleh kantung seperti penonjolan pada
otak dan membran tengkorak. Enchepalocel
adalah kantong berisi cairan, jaringan syaraf
atau sebagian dari otak yang biasanya terdapat
pada daerah occipitalis. Enchepalocel didaerah
occipital sering berhubungan dengan gangguan
mental yang berat dan microcepal.
(Ilmu Kesehatan Anak, FKUI Jilid 3:1137)
Enchepalocel tidak hanya ada didaerah occipital
tetapi bisa terjadi pada daerah sinsipital yang
disebut meningoensefalokel anterior atau
ensefalokel fossa kranialis anterior. Meningoensefalokel merupakan herniasi jaringan isinya
intrakranial melalui suatu defek kongenital tulang tengkorak pada perhubungan antar tulang
didaerahfossacraniianteriordantampaksebagaimassatumordipermukaanwajah (Najatullah,
FKUI, 2004)
Enchepalocel adalah herniasi otak dan meningen melalui suatu cacat kraniom, yang
menimbulkan struktur mirip kantung. 75% ensefalokel terjadi pada daerah occipital dan
sisanya pada daerah parietal, frontal atau nasofaingel. ( Nelson, 1992). Ensefalokel merupakan
gangguan langka pada bayi baru lahir dengan sebuah celah pada tengkoraknya .
Gambar : Bayi dengan enchepalocele
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Enchepalocel adalah suatu kelainan
tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan
otak yang terbentuk seperti kantung melalui
suatu lubang pada tulang tengkorak.
Encephaloceles menyebabkan satu alur
bawah tengah dari tengkorak, atau di antara
dahi dan hidung, atau pada sisi belakang dari
tengkorak. Kekejaman dari encephalocele
bervariasi, menyesuaikan di atasnya lokasi.
Apa saja klasifikasi dari Encephaloceles pada
bayi?
Klasifikasi Encephaloceles pada bayi umumnya tergolong seperti nasofrontal, nasoethmoidal,
atau naso orbital, bagaimanapun, di sana dapat beberapa tumpang tindih pada jenis dari
encephalocele.
Apa penyebab terjadinya Enchephaloceles pada bayi?
a. Enchepalocel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan
janin.
b. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
kranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya
infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi),
obat – obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.
c. Enchepalocel disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis,
kadang – kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.
d. Encephalocele jarang terjadi, ialah satu dari 5,000 kelahiran tinggal di seluruh dunia.
Encephaloceles dari belakang kepala lebih umum di Eropa dan Amerika Utara, sementara
encephaloceles pada depan kepala lebih sering terjadi di Tenggara Asia Bagian, Afrika,
Malaysia, dan Rusia. Kesukuan, genetik, dan faktor lingkungan, seperti halnya umur parental,
dapat semua mempengaruhi kemungkinan dari encephaloceles. Kondisi ini dapat terjadi di
keluarga dengan riwayat sekeluarga dari spina bifida.
Bagaimana tanda dan gejala pada bayi dengan ecephalocels?
Biasanya encephaloceles merupakan kelainan bentuk nyata dan didiagnose dengan seketika
setelah kelahiran, tapi satu kekecilan encephalocele pada bunyi sengau atau daerah dahi
dapat pergi tanpa diketahui. Berbagai phisik dan penundaan pengembangan yang tak dapat
menandai buat-buatan dari encephaloceles .
Prognosis
Perkiraan perkembangan dari kasus enchephalus dapat dipengaruhi oleh luasnya defek dan
besarnyaherniasijaringanotakakanmenentukanluasnyaprognosisenchephalus.Enchefalokel
mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi sudah disertai
herniasi. Akan tetapi, lesi pada tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat olikohidramion.
Gambar : Bayi dengan enchepalocele
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Gejala Klinis dan Komplikasi
Encephaloceles adalah sering ditemani oleh kelainan craniofacial atau bentuk cacad otak lain.
Gejala mungkin termasuk masalah penyakit syaraf, cerebrospinal mengalir akumulasi pada
otak), kelumpuhan dari otot), gerakan otot tidak teratur, penundaan pengembangan, masalah
penampakan, dan keterlambatan perkembangan. Gejala klinis pada encephaloceles meliputi:
1. Kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadri plegia spastic)
2. Gangguan perkembangan
3. Mikrochephalus
4. Hidrochephalus
5. Gangguan penglihatan
6. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
7. Ataksia
8. Kejang
Bayi dengan encephaloele sering kali terjadi
komplikasi, apa saja komplikasi tersebut?
Enchephocele sering disertai dengan
kelainan cranium fasial atau kelainan
otak lainnya, seperti hidrochephalus atau
kelainan kongenital lainnya(sydrome
meckel, syndrome dandy-walker).
Kelainan kepala lainnya yang dapat
dideteksi dengan USG adalah kista
otak, mienchephalus(fusi tulang occiput
vertebrata sehingga janin dalam sikap
hiperekstnsi), huloprocenchephalus
(hanyaberbentuksebuahronggaventrikel
yang berdilatasi), hyndranenchephalus
(destruksi total jaringan otak sehingga kepala hanya berisi cairan), kelainan bentuk kepala
(dulikochephaluskh, branchi chpalusk) dansebagainya. (Sarwono,2005)
Bagaimana penanganan yang dilakukan oleh bidan pada bayi encephalocele prabedah,
pembedahan dan perawatan pascabedah ?
1. Penanganan Pra Bedah
a. Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam
salin yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa steril yang tidak
melekat untuk mencegah jaringan saraf yang terpaparmenjadi kering.
b. Perawatanprabedahneonatusrutindenganpenekanankhususpadasaatmempertahan
suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi
ditempatkan dalam kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat
terjadi akibat permukaan lesi yang basah.
c. Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
d. Akan diminta X-Ray medulla spinalis
e. Akan diambil photografi dari lesi.
f. Persiapan operasi.
g. Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sringter anal akan dilakukan
oleh fisioterapi.
2. Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan kulit
Gambar : Bayi dengan enchepalocele
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Penyebab terjadinya Omphalocele pada neonatus dan bayi biasanya berhubungan dengan
kegagalan perkembangan embrionik pada minggu ke 10 dan 11 sedangkan untuk meningocele
danencephaloceleadalahherniasiotakdanmeningenmelaluicacatcraniumyangmenimbulkan
struktur mirip kantong
Rangkuman
dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih
besar untuk menutupi cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
3. Perawatan pasca bedah
a. Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.
b. Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak
adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah.
c. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu. Sering kali
terdapat peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan
jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus
diberikan terapi yang sesuai
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Petunjuk:
• Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
• Pilihlah :
A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 saja yang benar
E. Jika semua benar
1. Berdasarkan leher kantongnya omphalocel dibedakan menjadi :
1. Omphalos mayor tetapi tidak ada penonjolan diameter 5 cm
2. Omphals mayor diameter lebih 5 cm umbilical cord melekat bagian bawah dari penonjolan.
3. Omphalos minor tetapi tidak ada penonjolan, diameter 5 cm tidak ada imbilical cord.
4. Omphalos mayor diameter kurang dari 5 umbilical cord melekat pada puncak kantong.
2. Di bawah ini bukan termasuk komplikasi dari Omphalocel adalah :
A. Infeksi
B. Intestinal volvulus
C. Obstruksi
D. Strikture
E. Ruptur
3. Herniasi isi rongga abdomentmelalui defek pada cincin umbilicus disebut...
A. Omphalokel
B. Encephalokel
C. Hidrocel
D. Meningocel
E. Hirsprung
4. Etiologi dari kasus no.3 diatas adalah ....Kecuali..
A. Kegagalan embrionik
B. Cardiac defek
C. Anus imperforata
D. Tri somi 18
E. Bahan-bahan kimia
5. Ada 3 jenis omphalokel antara lain :
1. Omphalos mayor
Evaluasi
Formatif
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
2. Omphalos .......
3. Omphalos minor
4. Omphalos kronik
6. Etiologi meningokel adalah..
A. Keturunan
B. Lingkungan
C. Makanan
D. Genetik
E. Enviroment
7. Masalah yang muncul pada omphalokel adalah...
1. Resiko cedera
2. Resiko infeksi
3. Nutrisi kurang
4. Dehidrasi
8. Herniasi otak dan meningen melalui suatu cacat kranium disebut...
A. Enchephalokel
B. Meningokel
C. Omphalokel
D. Hidrocephalus
E. Trauma intra cranial
9. Etiologi dari kasus no 8 adalah...
1. Penutup tabung saraf selama perkembangan janin
2. Gangguan pembentukan tulang kranium
3. Defek tulang kepala
4. Struktur kimiawi tubuh
10. Prinsip intervensi pre op pada meningokel
1. Monitor TTV
2. Monoitor isi rongga abdoment
3. Jaga kelembapan
4. Monitor status respirasi
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Tugas
Mandiri
Silahkan saudara cari sumber atau referensi yang lain baik dari buku maupun internet tentang
ketiga kasusu diatas, coba anda cermati, dimana letak perbedaan kedua kasus ini dan dimana
pula letak kesamaannya ? Pahami dan catat, jika kurang jelas, tanyakan pada pembimbing
saudara
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
akhir Kegiatan Belajar 1, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban
yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda telah
menyelesaikan Kegiatan Belajar 3 ini dan anda dapat melanjutkan mempelajari kegiatan
belajar 4. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan
Belajar 3, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. E
4. C
5. A
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A