2. Merancang percobaan melibatkan 3 hal penting yang perlu dipahami hubungannya :
Rancangan Perlakuan - Rancangan Percobaan - Rancangan Respons
Keragaman Yang
MenggangguTujuan Umum
Penelitian
Keragaman
Antar Unit
Percobaan
Masalah
Tujuan
Percobaan
Pengukuran/
Penilaian
Generalisasi KESIMPULAN
Analisis DATA
Pengumpulan
DATA
Percobaan
Rancangan
Percobaan
Rancangan
Respons
Rancangan
Perlakuan
Keragaman Masal
Antar Unit Penguk
Percobaan Penila
Rancangan Rancan
Percobaan Resp
3. KERAGAMAN YANG
MENGGANGGU
Hubungan antara Ran-
cangan Percobaan &
Rancangan Perlakuan
Sumber Keragaman:
Materi/alat percobaan
Lingkungan percobaan
Pengamatan/pengukuran
Keragaman Antar Unit
Percobaan
Ragam
HETEROGEN KE
SATU ARAH
Ragam
HETEROGEN KE
> 1 ARAH
Ragam
HOMOGEN
Rancangan
Bujur Sangkar
Latin (RBSL)
Rancangan
Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT)
Rancangan
Acak Lengkap
(RAL)
Rancangan
Percobaan
1 Faktor1 Faktor 1 Faktor >1 Faktor>1 Faktor
1. Faktorial
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
>1 Faktor
1. Faktorial 1. Faktorial
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
(Split Plot Design)
Rancangan
Perlakuan
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
(Split Plot Design)(Split Plot Design)
4. 1. Respons Objektif
Misal: sifat fisik, kimiawi,
morfologi, dsb, a.l: pan-
jang cangkang, bobot ba-,
dan, kandungan protein,
kadar kolesterol, dsb.
ALAT UKUR
DATA BERSI-
FAT OBYEK-
TIF (BAKU)
Distribusi Data
PARAMETRIK
2. Respons Subyektif
Misal:
perilaku (behavior)
sensorik/organoleptik
(rasa, aroma, warna,
selera/taste, dsb.)
ALAT UKUR
DATABERSI-
FAT SUBYEK-
TIF (TIDAK
BAKU)
Distribusi Data
NON PARA-
METRIK
RESPONS
5. 4. PEUBAH (Variable): suatu sifat/ciri/karakteristik populasi obyek yang dikaji
yang mempunyai nilai bervariasi dari individu ke individu, atau dari group
group.
JENIS-JENIS PEUBAH :
ke
A. Berdasarkan sifat pernyataannya :
Peubah KUALITATIF : peubah yang hanya dapat dinyatakan dalam
bentuk kualitatif/atribut.
Peubah KUANTITATIF : peubah yang dapat dinyatakan dalam bentuk
numerik/angka.
1. Peubah DISKRIT : peubah yang nilainya hanya
dapat dinyatakan dengan angka bulat
(tidak dapat dinyatakan dalam desimal).PEUBAH
KUANTITATIF
2. Peubah KONTINYU : peubah yang nilainya dapat
dinyatakan dengan angka desimal
(biasanya diperoleh dari hasil pengukuran).
6. B. Berdasarkan hubungan (SEBAB – AKIBAT) antar peubah :
SEBAB PROSES AKIBAT
perannya sama dengan pe-
ubah moderator
nilainya tidak dapat diukur
Peubah TAK-BEBAS
(Dependent Variable)
Peubah BEBAS
(Independent
Variable)
Peubah Intervening
Peubah Moderator
memperlemah/memper-
kuat hubungan
nilainya dapat diukur
7. C. Berdasarkan kendali peneliti terhadap peubah :
1. Peubah KONTROL : peubah yang dapat dikendalikan peneliti
2. Peubah ACAK : pengaruhnya hanya dapat diketahui berdasarkan
galat (error) dalam mengadakan estimasi.
5. GALAT PERCOBAAN (EXPERIMENTAL ERROR), didefinisikan seba-
gai ukuran kegagalan dari beberapa materi/unit percobaan untuk membe-
rikan respons yang sama akibat perlakuan sama yang mereka terima.
Fakta: walaupun materi sama, lalu mendapat perlakuan juga sama,
mun responnya tidak persis sama, hal ini menunjukkan adanya galat
percobaan.
Sumber galat percobaan dapat dilihat pada Gambar di Halaman-15.
na-
8. BIOLOGICAL VARIATIONS:
inherent variations ikan (faktor
genetika)
lingkungan
umur ikan
sex ikan
dan lain-lain
RAGAM
dalam
PENGUKURAN TECHNICAL ERRORS:
HUMAN ERRORS:
menetapkan prosedur
pengukuran
pembulatan angka (data)
digit preference
INSTRUMENTAL ERRORS:
systematic errors (Grafik a) – e))
random errors (Grafik f))
9. 6. ANALISIS RAGAM (ANALYSIS OF VARIANCE = ANOVA), merupa-
kan suatu prosedur atau metode untuk menguji hipotesis beberapa ( 2)
rerata () perlakuan, dengan cara memecah keseluruhan ragam data
menjadi komponen-komponen sumber variasi (ragam yang disebabkan
karena perlakuan dan ragam yang disebabkan karena galat percobaan).
ANOVA disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri atas kolom-kolom
Sumber Keragaman, derajat bebas, Jumlah Kuadrat, Kuadrat Te-
ngah, statistik uji F (Fhit) dan Nilai Ftabel.
Asumsi yang mendasari ANOVA
Perlakuan dan pengaruh faktor lingkungan harus bersifat ADDITIF.
GALAT diasumsikan BERDISTRIBUSI NORMAL dan BEBAS
(independen) dengan rerata = 0 dan ragam = 2, biasa ditulis
NID(0,2 )
RAGAM GALAT HARUS HOMOGEN (HOMOSKEDASTISITAS).
10. Pengujian asumsi dalam ANOVA dan Transformasi
Data
• Uji keaditifan
• Uji kehomogenan ragam
• Uji kenormalan
12. Uji kehomogenan ragam
(uji Bartlett)
• 2 = 2.3096(( (ni-1))log s2 - (ni-1) log si2)
•
• (ni-1) si2
• s2 = -------------
• N - k
• ni = banyaknya ulangan perlakuan ke-i
• si2 = ragam perlakuan ke-i
• N = banyaknya seluruh data pengamatan
13. Kriteria pengujian kehomogenen ragam
• Prosedur uji Bartlett menggunakan statistik Khi-Kuadrat dengan
derajat bebas (k-1), sedangkan k=banyaknya perlakuan)
• Jika 2 < 2 tabel dgn db=k-1, maka ragam antar perlakuan
homogen
14. Uji kenormalan galat
• Urutkan data galat dari kecil ke besar
• Untuk setiap Yi tetapkan pi= (i-0.5)/n
• Untuk setiap pi tetapkan Fi=Q(pi), F sebaran kumulatif normal,
Q(pi)=kuantil normal baku
• Buat plot antara yi dengan Q(pi), jika memiliki pola garis lurus maka
mendekati sebaran normal
15. Transformasi data
• Transformasi pangkat (Y)digunakan bila terdapat hubungan
fungsional antara ragam dan nilai tengah.
• Jenis transformasi pangkat disusun berdasarkan hubungan log s2 = a +
b log x, sedangkan
b= -2( - 1) dan = pangkat transformasi data. Koefisien a dan b
dapat dicari dengan regresi linier dengan log s2 sebagai variabel tak
bebas, dan log x sebagai variabel bebas
16. Transformasi data
• Transformasi logaritma
• Digunakan untuk data yang mempunyai smpangan baku proporsional
terhadap nilai tengahnya
• Bila data memiliki nilai kurang dari 10, maka log (Y+1)
17. Transformasi data
• Transformasi akar kuadrat
• Digunakan untuk data yang ragamnya cenderung proporsional dengan
nilai tengahnya
• Digunakan juga untuk data persentase dengan kisaran 0-30%
• Bila terdapat nilai 0, transformasi √ (Y+0.5)
18. Transformasi data
• Transfromasi arc sin
• Digunakan pada data proporsi atau persentase yang diperoleh dari
nisbah jumlah data
• A. Bila data dalam wilayah 30-70% tidak perlu transformasi
• B. Bila 0-30% atau 70-100% tetapi tidak keduanya, gunakan
transformasi akar kuadrat
• Bila tidak memenuhi ketentuan A dan B, maka transformasi arc sin
dan bila ada nilai 0 diganti 1/(4n) dan 100% diganti 100-(1/4n)
19. Lakukan uji ketidakaditifan, kehomogenan ragam dan
kenormalan galat serta tentukan jenis tranformasi bagi data
jumlah larva dari percobaan dalam RAK berikut ini
Perlakuan I II III IV
A 9 12 0 1
B 4 8 5 1
C 6 15 6 2
D 9 6 4 5
E 27 17 10 10
F 35 28 2 15
G 1 0 0 0
H 10 0 2 1
I 4 10 15 5
20. III. PRINSIP UTAMA PERANCANGAN PERCOBAAN
ADA 4 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:
1. PENGACAKAN (RANDOMIZATION)
artinya: memberi peluang yang sama kepada setiap satuan/unit percoba-
an untuk memperoleh suatu perlakuan.
FUNGSINYA: untuk menjamin kesahihan (validity) atas pendugaan tak-
bias dari galat percobaan dan rerata perlakuan serta per-
bedaan diantara mereka.
PENGULANGAN (REPLICATION)
artinya: perlakuan/prosedur yang sama muncul atau dibuat dalam suatu
percobaan lebih dari satu kali.
FUNGSINYA:
a. untuk menduga/mengestimasi besarnya galat percobaan
b. meningkatkan ketelitian (precision) suatu percobaan melalui pengu-
rangan simpangan baku rerata perlakuan.
2.
21. √ Apa yang MENENTUKAN BESARNYAJUMLAH ULANGAN?
Pola dan besarnya variabilitas materi percobaan
Besarnya perbedaan (antar perlakuan) yang dikaji. Semakin
kecil beda (sesungguhnya) antar perlakuan yang dikaji maka
dibutuhkan jumlah ulangan yang banyak untuk dapat
mendeteksinya.
Aras signifikansi yang digunakan dalam analisis data.
Jumlah perlakuan yang dipelajari (dilibatkan) dalam suatu
percobaan. Makin sedikit jumlah perlakuan maka dibutuhkan
jumlah ulangan yang semakin banyak.
Terbatasnya alat dan bahan/materi percobaan yang tersedia.
Keterbatasan biaya, tenaga kerja, dan waktu yang tersedia
22. √ Ada beberapa pendekatan untuk menentukan jumlah
ulangan (r)?
1. Rumus sederhana:
2s = ragam galat percobaan
t2
s2
2 t/2 = nilai t tabel ‘student’/2
r d = deviasi antara nilai dugaan dengan nilai
sesungguhnya dari populasi (parameter)d2
2. Pendekatan besarnya derajat bebas (db) galat. Sebaiknya
(dianjurkan) dbgalat 20. Hal ini merujuk pada hasil pada
Grafik di Halaman 18 - 20. Namun ada peneliti (karena
keterbatasan materi percobaan) yang menganjurkan
antara 12 – 15.
dbgalat
23. 3. PENGENDALIAN LOKAL (LOCAL CONTROL), dilakukan dengan:
a.
b.
c.
memilih rancangan percobaan yang tepat,
penggunaan pengamatan pengiring (covariant variable),
pemilihan terhadap ukuran satuan-satuan percobaan yang sesuai.
4. SIMETRI
Makna simetri disini adalah anjuran untuk menggunakan jumlah ulangan
untuk setiap perlakuan/kombinasi perlakuan yang sama. Anjuran ini di-
berikan oleh R. A. Fisher (1935), agar:
dalam analisis data
dalam pendugaan adanya interaksi
dalam memahami pola percobaan yang dipilih.
a.
b.
c.
lebih mudah
lebih mudah
lebih mudah