SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Teori Penarikan Contoh
DASAR
Eksperimen Lapangan
 Dalam melakukan penelitian ekologi intertidal, 2 masalah
utama sering timbul berkaitan dengan desain sampling :
- Tidak adanya replikasi yang benar dan kecenderungan
munculnya pseudoreplikasi.
- Tidak adanya indenpendensi.
Tanpa Ulangan pada Perlakuan dan kontrol
(e.g. Hawkins, 1981b)
Perlakuan dan kontrol berdekatan dengan sekat
Tanpa ulangan, O (ulangan semu /psedoreplication)
Bad design (e.g. Hawkins, 1983)
Perlakuan terpencar dan kontrol terpisah
(ulangan semu / psedoreplication)
Bad design (e.g. Raffaeli, 1978)
Ulangan secara berkelompok, kurang terpencar,
Tidak memungkinkan untuk melakukan perlakukan pada
area terpisah. Bad design.
Ulangan secara berkelompok, perlakuan dan kontrol
terpisah. Good design.
Perlakuan dan control dilakukan secara acak dan banyak
dan dalam area yang berbeda.
Excellent design.
Desain
Eksperimen
Lapangan
Population Ecology
• The principles of population ecology are important to biologists in the
areas of wildlife management, forestry, and fisheries.
• In all of these areas professional try to practice the principles of
sustainable resource management. In the past resources were often
exploited with the feeling that they were limitless. Today we know that a
resource has to be carefully managed to prevent it loss.
• This is the idea of maximum sustained yield, or how much can you
harvest without depleting the resource.
• Unfortunately we haven’t been good at managing many ocean fish
stocks. Some fisheries, such as the northern cod fishery, collapsed due
to over-fishing. A few other species threatened by over exploitation
include sturgeon (caviar), Chilean Sea Bass, and Orange Roughy.
• Wildlife managers set bag limits on game based on an estimated
sustained yield. These principles are used to set the numbers of permits
issued for Florida’s annual alligator hunt.
POPULASI
Populasi
 kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu
yang ingin diselidiki oleh peneliti.
Populasi sasaran
 Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk
memperoleh informasi tentang populasi.
 Oleh karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi
populasi secara tepat dan akurat.
Contoh :
 Populasi sasaran untuk penelitian
persepsi akuntan adalah para akuntan.
 Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa
SMU dll
 Elemen
 suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan,
maka setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari
populasi.
 Sampel
 beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi.
 Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.
Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan sampel.
 penting dalam penelitian
 berkaitan dengan kredibilitas dan mutu penelitian serta biaya
penelitian yang harus di bayar.
Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :
Sulit mengambil seluruh populasi (sensus) menjadi data penelitian,
karena:
(a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak
mungkin seluruh elemen diteliti;
(b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia,
membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari
elemen penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa
lebih reliabel daripada terhadap populasi
 misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan
memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga
banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992);
(d) jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh
elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal,
 misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk
Mengapa dalam penelitian digunakan sampel dan
apakah sampel dapat dikatakan mewakili seluruh
populasi?Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:
 Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat (accuracy) dan
tepat (precission).
 Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak
akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang tidak
berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
 Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat
mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh
karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran
standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan
kesalahan pengambil sampel.
 Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang
sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.
TEKNIK SAMPLING
Pengertian teknik sampling
Teknik pengambilan sample atau teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel
dari populasi. Sampel yang merupakan
sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti
dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian
dikenakan pada populasi (generalisasi).
SAMPLING
• Sampling  adalah proses memilih suatu jumlah
unsur populasi yang mencukupi dari populasi,
sehingga dengan mempelajari sampel dan
memahami karakteristiknya memungkinkan
untuk untuk menggeneralisasikan karakteristik
tersebut pada seluruh anggota populasi.
• Kategori Sampling
– Probability Sampling dan
– Nonprobability sampling
SAMPEL
Sampel atau contoh adalah sebagian dari
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti.
Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat
dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
HUBUNGAN SAMPEL DAN POPULASI
Populasi Sampel
Rata-rata µ Simpangan Baku σ Banyak n jika Pengambilan sampel dengan
pengembalian = Nn
Jika Sampel tanpa pengembalian, maka
banyaknya sampel adalah NCn
RANDOM
POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING
2. diteliti
1. Teknik sampling
3. generalisasi
POPULASI
2. diteliti
1. Teknik sampling
3. generalisasi
SAMPEL
Manfaat sampling
 Menghemat biaya penelitian.
 Menghemat waktu untuk penelitian.
 Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
 Memperluas ruang lingkup penlitian.
3) Syarat-syarat teknik sampling
Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau
setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi
bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat
bersifat tidak representatif atau tidak dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
17
Tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
18
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
Morgan & Krecjie, dalam Uma Sekaran, 2003
19
Bentuk pengambilan sampel
Sampel
Acak
Sampel
Tidak Acak
Setiap unsur
yang ada dalam
populasi diberi
kesempatan
atau peluang
yang sama untuk
bisa diambil
sebagai sampel
Setiap unsur
yang ada dalam
populasi tidak
diberi kesempatan
atau peluang
yang sama untuk
bisa diambil
sebagai sampel
20
Kapan peneliti sebaiknya mengambil sampel
secara acak dan tidak acak?
Ketika peneliti
bermaksud untuk
menggeneralisasikan
hasil penelitiannya
maka ambilah sampel
secara acak dan
representatif
Ketika peneliti
tidak bermaksud untuk
menggeneralisasikan
hasil penelitiannya
atau ketika jumlah
populasi tidak di-
ketahui secara pasti
maka ambilah sampel
secara tidak acak
JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
TEKNIK
SAMPLING
NON RANDOM
SAMPLING
RANDOM
SAMPLING
RAMBANG SEDERHANA
SISTEMATIS
RAMBANG PROPORSIONAL
RAMBANG BERTINGKAT
KLUSTER
PURPOSIVE SAMPLING
SNOWBALL SAMPLING
QUOTA SAMPLING
ACCIDENTAL SAMPLING
Random sampling
Teknik sampling probabilitas atau random
sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau
kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian
sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut.
Random sampling
Teknik sampling secara rambang sederhana.
• Cara paling populer yang dipakai dalam proses
penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.
• Setiap elemen dalam populasi mempunyai
kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek
dalam sampel. Satu hal penting, peneliti harus
mengetahui jumlah responden yang ada dalam
populasi penelitian
• Sampling ini memiliki bias terkecil dan
generalisasi
• Keuntungan menggunakan teknik ini  peneliti
tidak membutuhkan pengetahuan tentang
populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan
klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi;
dan dengan mudah data di analisis serta
kesalahan-kesalahan dapat dihitung.
• Kelemahan dalam teknik ini  peneliti tidak
dapat memanfaatkan pengetahuan yang
dipunyainya tentang populasi dan tingkat
kesalahan dalam menentukan ukuran sampel
lebih besar.
1. Simple Random Sampling (SRS)
Dilakukan jika populasinya homogen
 SRS untuk populasi terbatas berukuran N adalah
sampel yang dipilih sedemikian sehingga masing-
masing kemungkinan sampel berukuran n
memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
 Ada 2 (dua) tipe, yaitu:
 Dengan Pengembalian (with replacement -
WR)
 Tanpa Pengembalian (without replacement -
WOR)
1. Simple Random Sampling (SRS)
Dilakukan jika populasinya homogen
 SRS dari populasi tak terbatas merupakan
sampel yang dipilih sedemikian sehingga kondisi
berikut terpenuhi:
 Masing-masing elemen dipilih dari populasi
yang sama
 Setiap elemen dipilih secara bebas
(independent)
random sampling
• Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah:
a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus diketahui oleh
peneliti, populasi yang bersifat konseptual atau teoretis dapat
dikategorikan pada populasi tak terhingga.
Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai
karakteristik yang dianggap sama atau pada umumnya sama (homogen)
samplingnya dapat dilakukan dengan sampling acak. Populasi yang
anggotanya mempunyai karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat
diambil dengan cara sampling acak.
c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan tabel
bilangan acak. Ada berbagai tabel bilangan acak salah satunya dapat dilihat
di kalkulator
Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut:
27
28
1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut.
Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota populasi
nomor urut 1, 2, 3, dst. …… 500.
Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75.
2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel bilangan
random, misalnya dipilih:
baris kedua kolom 05-09,
baris ketiga kolom 10-14,
baris keempat kolom 20-24,
baris kelima kolom 25-29.
3) baris keenam kolom15-19,
baris kesembilan kolom 25-29.
29
 Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan ke bawah
digit yang tiga angka pertama-nya sesuai dengan nomor anggota
populasi.
 Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis, lanjutkan pada
kolom berikutnya, dst . sampai diperoleh sampel sebanyak 75.
4) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:
 176, 374, 092, 036, 124, 214,
 112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,
 466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284
 364, 417.
Cara-cara random sampling
2) Teknik sampling secara sistematis (systematic
sampling)
• Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap
kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
• Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n
elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya
pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan
angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan
abjad
• Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar
semua anggota populasi
• Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi
bisa menimbulkan bias
30
31
Cara Pengambilan Sampel
 Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil
sampelnya dengan teknik ini sebanyak 50 individu, maka pertama-
tama peneliti memberi nomor urut pada setiap anggota populasi
dengan urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.
 Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor anggota
populasi misalnya dengan interval 10 angka, sehingga diperoleh 50
kelompok bilangan (kelas interval).
 Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan
diambil anggotanya untuk dijadikan sampel yang mewakili interval
tersebut.
 Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval
pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk
mewakili kelas interval kedua (11 s.d. 20).
 Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai
497 untuk mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d.
500).
 Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
3) Teknik sampling secara rambang proporsional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka
sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi.
Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara
undian maupun sistematis.
32
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
4) Teknik sampling secara rambang bertingkat
(stratified sampling)
• Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel
sama seperti pada teknik sampling secara proporsional.
• Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan
pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari
masing-masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
• Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang
berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden
dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
• Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan
teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak
yang terpilih menjadi sampel.
33
Populasi tidak berstrata Populasi terstrata
PROSES STRATIFIKASI
CONTOH MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL
SETIAP STRATUM
Stratum Kelompok Jumlah Persentase Jumlah sampel
anggota dari total per stratum
1 Bulat 5 21 2 (0,21 x 10)
2 Kotak 7 29 3 (0,29 x 10)
3 Segitiga 12 50 5 (0,50 x 10)
Jumlah Total 24 100 10
CONTOH MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL
SETIAP STRATUM
Stratum Kelompok Jumlah Persentase Jumlah sampel
anggota dari total per stratum
1 Bulat 1 4 0 (0,04 x 10)
2 Kotak 3 13 1 (0,13 x 10)
3 Segitiga 20 83 8 (0,83 x 10)
Jumlah Total 24 100 10
37
Cara pengambilan sampel
 Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi,
kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-
unit tersebut.
 Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil
sampel yang mewakilinya.
 Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara
acak, karenanya disebut stratified random sampling.
 Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka
dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah
anggota populasi berdasarkan masing-masing strata.
 Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam
hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam sampel.
Contoh Stratified Random Sampling:
Populasi 900 orang
Gr gol.II
300 orang
Gr gol.III
300 orang
Gr gol.IV
300 orang
Pilih secara acak
Untuk 90 orang
Pilih secara acak
Untuk 90 orang
Pilih secara acak
Untuk 90 orang
Dibagi tiga
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster (cluster
sampling)
• Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik
populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena
populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah,
berupa kelompok klaster yang ditentukan secara
bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.
40
Cara-cara random sampling
(lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster (cluster
sampling)
• Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam
cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok
dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan
homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering
digunakan oleh para peneliti di lapangan yang
mungkin wilayahnya luas.
• Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien
dalam hal ketepatan serta tidak umum
41
Sampel TerstrukturSampel Terstruktur Sampel Cluster
SKEMA CLUSTER
b. Nonrandom sampling
1) Purposive sampling atau judgmental sampling
 Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang
dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan
peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
 Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mula-mula
peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun
dengan cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan
dengan populasi.
 Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
 Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan
pada pertimbangan pribadi peneliti.
43
b. Nonrandom sampling
2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
• Proses pengambilan sample dengan cara sambung
menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain sehingga
menjadi satu kesatuan unit yang banyak
• Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan
sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan
informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya
sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek
bola salju
44
b. Nonrandom sampling
3) Quota sampling (penarikan sample secara
jatah).
 Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan
berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan.
 Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah
ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
 Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka jatah atau
quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang
diperlukan.
 Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah,
yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
45
b. Nonrandom sampling
4) Accidental sampling atau convenience
sampling
• Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan
mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh observer di
lapangan sesuai kebutuhan studi.
• Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang
tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara
kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat
pengumpulan data dilakukan
46
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
Berapakah besar jumlah yang dinyatakan
memenuhi syarat untuk penelitian ?
Apa saja yang harus dipertimbangkan
dalam menetapkan jumlah sampel ?
47
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
Ada beberapa pertimbangan untuk
penetapkan jumlah sampel :
1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika
populasi 100 persen homogen besar
sampel tak jadi persolan (misal menen-
tukan golongan darah). Namun jika popu-
lasi kurang homogen besar jumlah sam-
pel harus dipertimbangkan .
2. Apakah sampel memenuhi jumlah mini-
mum untuk analisis statistik (untuk pene-
litian kuantitatif analitik)
48
Ukuran Sampel
Kuantitatif :
dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis
yang akan dilakukan, presisi estimasi yang
diinginkan, kesalahan random yang masih bisa
ditoleransi, kuasa statistik yang diharapkan
Kualitatif :
• Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah
puas bahwa data yang diperoleh cukup kaya
dan cukup meliput dimensi yang diteliti.
• Umumnya sekitar 40 responden, jarang >200
SAMPLE SIZE / BESAR SAMPEL
Tergantung pada :
• Pertimbangan representative
– Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan
untuk menentukan batas maksimal dari besarnya
sampel.
• Pertimbangan analisis
– Kebutuhan rencana analisis yang menentukan
batas minimal besar sampel.
Variabel-variabel yang akan menentukan
jumlah sampel
• Tingkat kemaknaan statistik (α)
• Kuasa statistik (1-β)
• Besarnya pengaruh variabel terhadap efek
• Proporsi efek pada populasi tak terpapar
(kohort)
• Proporsi paparan pada populasi normal (kasus
kontrol)
• Perbandingan ukuran sampel antar kelompok
studi yang dikehendaki
• Peneliti menentukan α dan β berdasar
pertimbangan resiko yang masih dapat
diterima dari penelitian (0.05, 0.01, 0.001 dst)
• Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
efek ditetapkan oleh peneliti berdasar hasil
penelitian sebelumnya
No JENIS MASALAH RUMUS BESAR SAMPEL
1 Deskriptif kategorik ( Z α )2 pq
d2
2 Deskriptif numerik ( Z α x s)2
d2
3 Analitik komparatif ( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2
Kategorikal tdk berpsg (p1 - P2 ) 2
4 Analitik komparatif N1=N2= [ Z α (OR-1) + Zβ√[ (OR+1)2 - (OR-1)2 π)]2
Kategorikal berpsg (OR-1)2 π 2
5 Analitik komparatif numerik 2 ( Z α + Z β )2 S2
tdk berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
6 Analitik komparatif numerik
tdk berpasangan > 2 kelompok
7 Analitik komparatif numerik ( Z α + Z β )2 S2
berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
8 Analitik komparatif numerik
berpasangan > 2 kelompok
9 Korelatif [ ( Z α + Z β )2 ]
(0,5 ln) [ ( 1 + r )/(1-r) ]2
10 Multivariate F (V1, ES
11 Diagnostik ( Z α )2 Sen (1-sen)
d2P
12 Survival ( Z α + Z β )2 [ Ǿ ( λc) + Ǿ ( λi)]
( λc - λi)2
Error Z α one tailed atau β Z α two tailed
0,01 2,576 2,581
0,02 2,238 2,576
0,03 1,960 2,238
0,05 1,645 1,960
0,10 1,282 1,645
0,15 1,036 1,440
0,20 0,842 1,282
Z α dan β
PENENTUAN BESARNYA SAMPEL
(SAMPLE SIZE)
Penetapan jumlah sampel tergantung pada:
1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk
menetapkan batas maksimal dari besarnya sample
2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas
minimal dari besarnya sampel:
1. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal:
penelitianpenyakit jantung koroner ditetapkan 50%)
2. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%)
3. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal: 95%, atau
99%.
3. Hitung jumlah/besar sampel
Formula
d: penyimpangan (0,05 atau 0,01)
Z: SD normal (pd 1,96 atau 2,58)
p: proporsi sifat tertentu yang terjadi pada
populasi, bila tidak diketahui maka p=0,05
q:1-p atau (p + q = 1)
N: besarnya populasi
n: besarnya sampel
𝑑 = 𝑍 𝑥
𝑝 𝑥 𝑞
𝑛
x
𝑁 − 𝑛
𝑁 − 1
Contoh:
Penelitian tentang status kesehatan ikan di
kelurahan X N=923.000, prevalensi ikan sehat
tidak diketahui.Tentukan besar sampel (n) yang
harus diambil bila dikehendaki derajat
kemaknaan(1- α =95% dengan estimasi
penyimpangan(α=0,05)
• Bila dimasukan ke dalam formula di atas
diperoleh besarnya sampel n = 480
Untuk populasi kecil < 10.000
formulanya:
𝑛 =
𝑁
1+𝑁 𝑑2
N: besar populasi
n: besar sampel
d: tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Formula Snedecor dan Cochran:
n = besar sampel
p = proporsi variabel yang dikehendaki
q = 1 – p
Z α = simpangan rata-rata pada derajat kemaknaan α
d = kesalahan sampling yg masih ditoleransi
Z α pada α 0,05 dua arah = 1,96 dan satu arah = 1,64
α 0,01 dua arah = 2,58 dan satu arah = 2,32
𝑛 =
𝑍 𝛼
2
𝑝 𝑥 𝑝
𝑑2
Koreksi untuk populasi terbatas <10.000
Contoh: bila p sampel tdk diketahui maka p=50% dan
q=50% pada derajat kepercayaan 95% dan selisih antara
sampel dengan populasi 10% maka:
n =(1,962x0,5x0,5)/(0,1)2 = 100.
Utk d=5% dan n=1/d2=1/0,0025=400
Bila populasi studi 1000 maka
Nk =(400/1+(400/1000)=286
𝒏 𝒌 =
𝒏
𝟏 + 𝒏
𝑵

More Related Content

What's hot

Statistika parametrik_teknik analisis korelasi
Statistika parametrik_teknik analisis korelasiStatistika parametrik_teknik analisis korelasi
Statistika parametrik_teknik analisis korelasiM. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTrisnadi Wijaya
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)EDI RIADI
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuArning Susilawati
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitasUNISBA
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 

What's hot (20)

Statistika parametrik_teknik analisis korelasi
Statistika parametrik_teknik analisis korelasiStatistika parametrik_teknik analisis korelasi
Statistika parametrik_teknik analisis korelasi
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Presentasi uji manova
Presentasi uji manovaPresentasi uji manova
Presentasi uji manova
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 

Similar to OPTIMASI SAMPLING

Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataAni Istiana
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))abiumi01
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt newabiumi01
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!windri3
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnMahruriSaputra
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Kampus-Sakinah
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekRoisah Elbaety
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelzmeffendi
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelDerima Febrike
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Dewaayu Nopiyanti
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptAbedoRechment1
 
Ceramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiCeramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiSarah Eddiah
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplinghafsah hafsah
 

Similar to OPTIMASI SAMPLING (20)

populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Populasi dan Sampel (1).ppt
Populasi dan Sampel (1).pptPopulasi dan Sampel (1).ppt
Populasi dan Sampel (1).ppt
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt new
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
 
Ceramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologiCeramah 5 methodologi
Ceramah 5 methodologi
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
 
Metode penelitian UKL UPL
Metode penelitian UKL UPLMetode penelitian UKL UPL
Metode penelitian UKL UPL
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 

More from Fisheries and Marine Department

More from Fisheries and Marine Department (20)

BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
04 water quality and management
04 water quality and management04 water quality and management
04 water quality and management
 
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup BudidayaBDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
 
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systemsBDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
 
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakulturBDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan vi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iv
 
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan iii
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 
05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2
 
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4
Minggu 4
 

Recently uploaded

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 

Recently uploaded (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 

OPTIMASI SAMPLING

  • 2. Eksperimen Lapangan  Dalam melakukan penelitian ekologi intertidal, 2 masalah utama sering timbul berkaitan dengan desain sampling : - Tidak adanya replikasi yang benar dan kecenderungan munculnya pseudoreplikasi. - Tidak adanya indenpendensi.
  • 3. Tanpa Ulangan pada Perlakuan dan kontrol (e.g. Hawkins, 1981b) Perlakuan dan kontrol berdekatan dengan sekat Tanpa ulangan, O (ulangan semu /psedoreplication) Bad design (e.g. Hawkins, 1983) Perlakuan terpencar dan kontrol terpisah (ulangan semu / psedoreplication) Bad design (e.g. Raffaeli, 1978) Ulangan secara berkelompok, kurang terpencar, Tidak memungkinkan untuk melakukan perlakukan pada area terpisah. Bad design. Ulangan secara berkelompok, perlakuan dan kontrol terpisah. Good design. Perlakuan dan control dilakukan secara acak dan banyak dan dalam area yang berbeda. Excellent design. Desain Eksperimen Lapangan
  • 4. Population Ecology • The principles of population ecology are important to biologists in the areas of wildlife management, forestry, and fisheries. • In all of these areas professional try to practice the principles of sustainable resource management. In the past resources were often exploited with the feeling that they were limitless. Today we know that a resource has to be carefully managed to prevent it loss. • This is the idea of maximum sustained yield, or how much can you harvest without depleting the resource. • Unfortunately we haven’t been good at managing many ocean fish stocks. Some fisheries, such as the northern cod fishery, collapsed due to over-fishing. A few other species threatened by over exploitation include sturgeon (caviar), Chilean Sea Bass, and Orange Roughy. • Wildlife managers set bag limits on game based on an estimated sustained yield. These principles are used to set the numbers of permits issued for Florida’s annual alligator hunt.
  • 5. POPULASI Populasi  kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi sasaran  Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi.  Oleh karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat. Contoh :  Populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para akuntan.  Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU dll
  • 6.  Elemen  suatu anggota tunggal dari populasi. Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan, maka setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari populasi.  Sampel  beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi.  Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan sampel.  penting dalam penelitian  berkaitan dengan kredibilitas dan mutu penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.
  • 7. Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian : Sulit mengambil seluruh populasi (sensus) menjadi data penelitian, karena: (a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; (b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian; (c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi  misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992); (d) jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal,  misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk
  • 8. Mengapa dalam penelitian digunakan sampel dan apakah sampel dapat dikatakan mewakili seluruh populasi?Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:  Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat (accuracy) dan tepat (precission).  Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.  Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan pengambil sampel.  Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.
  • 9.
  • 10. TEKNIK SAMPLING Pengertian teknik sampling Teknik pengambilan sample atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).
  • 11. SAMPLING • Sampling  adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi. • Kategori Sampling – Probability Sampling dan – Nonprobability sampling
  • 12. SAMPEL Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
  • 13. HUBUNGAN SAMPEL DAN POPULASI Populasi Sampel Rata-rata µ Simpangan Baku σ Banyak n jika Pengambilan sampel dengan pengembalian = Nn Jika Sampel tanpa pengembalian, maka banyaknya sampel adalah NCn RANDOM
  • 14. POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING 2. diteliti 1. Teknik sampling 3. generalisasi POPULASI 2. diteliti 1. Teknik sampling 3. generalisasi SAMPEL
  • 15.
  • 16. Manfaat sampling  Menghemat biaya penelitian.  Menghemat waktu untuk penelitian.  Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.  Memperluas ruang lingkup penlitian. 3) Syarat-syarat teknik sampling Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.
  • 17. 17 Tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) 10 10 220 140 1200 291 15 14 230 144 1300 297 20 19 240 148 1400 302 25 24 250 152 1500 306 30 28 260 155 1600 310 35 32 270 159 1700 313 40 36 280 162 1800 317 45 40 290 165 1900 320 50 44 300 169 2000 322 55 48 320 175 2200 327 60 52 340 181 2400 331 65 56 360 186 2600 335 70 59 380 191 2800 338 75 63 400 196 3000 341 80 66 420 201 3500 346 85 70 440 205 4000 351 90 73 460 210 4500 354 95 76 480 214 5000 357
  • 18. 18 100 80 500 217 6000 361 110 86 550 226 7000 364 120 92 600 234 8000 367 130 97 650 242 9000 368 140 103 700 248 10000 370 150 108 750 254 15000 375 160 113 800 260 20000 377 170 118 850 265 30000 379 180 123 900 269 40000 380 190 127 950 274 50000 381 200 132 1000 278 75000 382 210 136 1100 285 1000000 384 Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Morgan & Krecjie, dalam Uma Sekaran, 2003
  • 19. 19 Bentuk pengambilan sampel Sampel Acak Sampel Tidak Acak Setiap unsur yang ada dalam populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel Setiap unsur yang ada dalam populasi tidak diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel
  • 20. 20 Kapan peneliti sebaiknya mengambil sampel secara acak dan tidak acak? Ketika peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya maka ambilah sampel secara acak dan representatif Ketika peneliti tidak bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau ketika jumlah populasi tidak di- ketahui secara pasti maka ambilah sampel secara tidak acak
  • 21. JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING TEKNIK SAMPLING NON RANDOM SAMPLING RANDOM SAMPLING RAMBANG SEDERHANA SISTEMATIS RAMBANG PROPORSIONAL RAMBANG BERTINGKAT KLUSTER PURPOSIVE SAMPLING SNOWBALL SAMPLING QUOTA SAMPLING ACCIDENTAL SAMPLING
  • 22. Random sampling Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  • 23. Random sampling Teknik sampling secara rambang sederhana. • Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian. • Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Satu hal penting, peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi penelitian • Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi
  • 24. • Keuntungan menggunakan teknik ini  peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahan-kesalahan dapat dihitung. • Kelemahan dalam teknik ini  peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran sampel lebih besar.
  • 25. 1. Simple Random Sampling (SRS) Dilakukan jika populasinya homogen  SRS untuk populasi terbatas berukuran N adalah sampel yang dipilih sedemikian sehingga masing- masing kemungkinan sampel berukuran n memiliki peluang yang sama untuk terpilih.  Ada 2 (dua) tipe, yaitu:  Dengan Pengembalian (with replacement - WR)  Tanpa Pengembalian (without replacement - WOR)
  • 26. 1. Simple Random Sampling (SRS) Dilakukan jika populasinya homogen  SRS dari populasi tak terbatas merupakan sampel yang dipilih sedemikian sehingga kondisi berikut terpenuhi:  Masing-masing elemen dipilih dari populasi yang sama  Setiap elemen dipilih secara bebas (independent)
  • 27. random sampling • Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah: a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus diketahui oleh peneliti, populasi yang bersifat konseptual atau teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak terhingga. Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak terhingga. b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang dianggap sama atau pada umumnya sama (homogen) samplingnya dapat dilakukan dengan sampling acak. Populasi yang anggotanya mempunyai karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat diambil dengan cara sampling acak. c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan tabel bilangan acak. Ada berbagai tabel bilangan acak salah satunya dapat dilihat di kalkulator Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut: 27
  • 28. 28 1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut. Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota populasi nomor urut 1, 2, 3, dst. …… 500. Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75. 2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel bilangan random, misalnya dipilih: baris kedua kolom 05-09, baris ketiga kolom 10-14, baris keempat kolom 20-24, baris kelima kolom 25-29. 3) baris keenam kolom15-19, baris kesembilan kolom 25-29.
  • 29. 29  Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan ke bawah digit yang tiga angka pertama-nya sesuai dengan nomor anggota populasi.  Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis, lanjutkan pada kolom berikutnya, dst . sampai diperoleh sampel sebanyak 75. 4) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:  176, 374, 092, 036, 124, 214,  112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,  466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284  364, 417.
  • 30. Cara-cara random sampling 2) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling) • Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi. • Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad • Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota populasi • Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias 30
  • 31. 31 Cara Pengambilan Sampel  Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil sampelnya dengan teknik ini sebanyak 50 individu, maka pertama- tama peneliti memberi nomor urut pada setiap anggota populasi dengan urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.  Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor anggota populasi misalnya dengan interval 10 angka, sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan (kelas interval).  Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan diambil anggotanya untuk dijadikan sampel yang mewakili interval tersebut.  Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk mewakili kelas interval kedua (11 s.d. 20).  Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai 497 untuk mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d. 500).  Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.
  • 32. Cara-cara random sampling (lanjutan) 3) Teknik sampling secara rambang proporsional. Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis. 32
  • 33. Cara-cara random sampling (lanjutan) 4) Teknik sampling secara rambang bertingkat (stratified sampling) • Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proporsional. • Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya. • Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll. • Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel. 33
  • 34. Populasi tidak berstrata Populasi terstrata PROSES STRATIFIKASI
  • 35. CONTOH MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL SETIAP STRATUM Stratum Kelompok Jumlah Persentase Jumlah sampel anggota dari total per stratum 1 Bulat 5 21 2 (0,21 x 10) 2 Kotak 7 29 3 (0,29 x 10) 3 Segitiga 12 50 5 (0,50 x 10) Jumlah Total 24 100 10
  • 36. CONTOH MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL SETIAP STRATUM Stratum Kelompok Jumlah Persentase Jumlah sampel anggota dari total per stratum 1 Bulat 1 4 0 (0,04 x 10) 2 Kotak 3 13 1 (0,13 x 10) 3 Segitiga 20 83 8 (0,83 x 10) Jumlah Total 24 100 10
  • 37. 37 Cara pengambilan sampel  Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit- unit tersebut.  Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil sampel yang mewakilinya.  Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara acak, karenanya disebut stratified random sampling.  Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-masing strata.  Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam sampel.
  • 38.
  • 39. Contoh Stratified Random Sampling: Populasi 900 orang Gr gol.II 300 orang Gr gol.III 300 orang Gr gol.IV 300 orang Pilih secara acak Untuk 90 orang Pilih secara acak Untuk 90 orang Pilih secara acak Untuk 90 orang Dibagi tiga
  • 40. Cara-cara random sampling (lanjutan) 5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) • Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling. 40
  • 41. Cara-cara random sampling (lanjutan) 5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) • Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya luas. • Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum 41
  • 42. Sampel TerstrukturSampel Terstruktur Sampel Cluster SKEMA CLUSTER
  • 43. b. Nonrandom sampling 1) Purposive sampling atau judgmental sampling  Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.  Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mula-mula peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun dengan cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi.  Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.  Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti. 43
  • 44. b. Nonrandom sampling 2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). • Proses pengambilan sample dengan cara sambung menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak • Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju 44
  • 45. b. Nonrandom sampling 3) Quota sampling (penarikan sample secara jatah).  Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan.  Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.  Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.  Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi. 45
  • 46. b. Nonrandom sampling 4) Accidental sampling atau convenience sampling • Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh observer di lapangan sesuai kebutuhan studi. • Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan 46
  • 47. PENETAPAN JUMLAH SAMPEL Berapakah besar jumlah yang dinyatakan memenuhi syarat untuk penelitian ? Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan jumlah sampel ? 47
  • 48. PENETAPAN JUMLAH SAMPEL Ada beberapa pertimbangan untuk penetapkan jumlah sampel : 1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika populasi 100 persen homogen besar sampel tak jadi persolan (misal menen- tukan golongan darah). Namun jika popu- lasi kurang homogen besar jumlah sam- pel harus dipertimbangkan . 2. Apakah sampel memenuhi jumlah mini- mum untuk analisis statistik (untuk pene- litian kuantitatif analitik) 48
  • 49. Ukuran Sampel Kuantitatif : dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis yang akan dilakukan, presisi estimasi yang diinginkan, kesalahan random yang masih bisa ditoleransi, kuasa statistik yang diharapkan Kualitatif : • Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah puas bahwa data yang diperoleh cukup kaya dan cukup meliput dimensi yang diteliti. • Umumnya sekitar 40 responden, jarang >200
  • 50. SAMPLE SIZE / BESAR SAMPEL Tergantung pada : • Pertimbangan representative – Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel. • Pertimbangan analisis – Kebutuhan rencana analisis yang menentukan batas minimal besar sampel.
  • 51. Variabel-variabel yang akan menentukan jumlah sampel • Tingkat kemaknaan statistik (α) • Kuasa statistik (1-β) • Besarnya pengaruh variabel terhadap efek • Proporsi efek pada populasi tak terpapar (kohort) • Proporsi paparan pada populasi normal (kasus kontrol) • Perbandingan ukuran sampel antar kelompok studi yang dikehendaki
  • 52. • Peneliti menentukan α dan β berdasar pertimbangan resiko yang masih dapat diterima dari penelitian (0.05, 0.01, 0.001 dst) • Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap efek ditetapkan oleh peneliti berdasar hasil penelitian sebelumnya
  • 53. No JENIS MASALAH RUMUS BESAR SAMPEL 1 Deskriptif kategorik ( Z α )2 pq d2 2 Deskriptif numerik ( Z α x s)2 d2 3 Analitik komparatif ( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2 Kategorikal tdk berpsg (p1 - P2 ) 2 4 Analitik komparatif N1=N2= [ Z α (OR-1) + Zβ√[ (OR+1)2 - (OR-1)2 π)]2 Kategorikal berpsg (OR-1)2 π 2 5 Analitik komparatif numerik 2 ( Z α + Z β )2 S2 tdk berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2 6 Analitik komparatif numerik tdk berpasangan > 2 kelompok 7 Analitik komparatif numerik ( Z α + Z β )2 S2 berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2 8 Analitik komparatif numerik berpasangan > 2 kelompok 9 Korelatif [ ( Z α + Z β )2 ] (0,5 ln) [ ( 1 + r )/(1-r) ]2 10 Multivariate F (V1, ES 11 Diagnostik ( Z α )2 Sen (1-sen) d2P 12 Survival ( Z α + Z β )2 [ Ǿ ( λc) + Ǿ ( λi)] ( λc - λi)2
  • 54. Error Z α one tailed atau β Z α two tailed 0,01 2,576 2,581 0,02 2,238 2,576 0,03 1,960 2,238 0,05 1,645 1,960 0,10 1,282 1,645 0,15 1,036 1,440 0,20 0,842 1,282 Z α dan β
  • 55. PENENTUAN BESARNYA SAMPEL (SAMPLE SIZE) Penetapan jumlah sampel tergantung pada: 1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk menetapkan batas maksimal dari besarnya sample 2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel: 1. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal: penelitianpenyakit jantung koroner ditetapkan 50%) 2. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%) 3. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal: 95%, atau 99%. 3. Hitung jumlah/besar sampel
  • 56. Formula d: penyimpangan (0,05 atau 0,01) Z: SD normal (pd 1,96 atau 2,58) p: proporsi sifat tertentu yang terjadi pada populasi, bila tidak diketahui maka p=0,05 q:1-p atau (p + q = 1) N: besarnya populasi n: besarnya sampel 𝑑 = 𝑍 𝑥 𝑝 𝑥 𝑞 𝑛 x 𝑁 − 𝑛 𝑁 − 1
  • 57. Contoh: Penelitian tentang status kesehatan ikan di kelurahan X N=923.000, prevalensi ikan sehat tidak diketahui.Tentukan besar sampel (n) yang harus diambil bila dikehendaki derajat kemaknaan(1- α =95% dengan estimasi penyimpangan(α=0,05) • Bila dimasukan ke dalam formula di atas diperoleh besarnya sampel n = 480
  • 58. Untuk populasi kecil < 10.000 formulanya: 𝑛 = 𝑁 1+𝑁 𝑑2 N: besar populasi n: besar sampel d: tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
  • 59. Formula Snedecor dan Cochran: n = besar sampel p = proporsi variabel yang dikehendaki q = 1 – p Z α = simpangan rata-rata pada derajat kemaknaan α d = kesalahan sampling yg masih ditoleransi Z α pada α 0,05 dua arah = 1,96 dan satu arah = 1,64 α 0,01 dua arah = 2,58 dan satu arah = 2,32 𝑛 = 𝑍 𝛼 2 𝑝 𝑥 𝑝 𝑑2
  • 60. Koreksi untuk populasi terbatas <10.000 Contoh: bila p sampel tdk diketahui maka p=50% dan q=50% pada derajat kepercayaan 95% dan selisih antara sampel dengan populasi 10% maka: n =(1,962x0,5x0,5)/(0,1)2 = 100. Utk d=5% dan n=1/d2=1/0,0025=400 Bila populasi studi 1000 maka Nk =(400/1+(400/1000)=286 𝒏 𝒌 = 𝒏 𝟏 + 𝒏 𝑵