SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Prinsip Produksi Akuakultur
Akuakultur adalah memproduksi ikan dalam wadah
terbatas dan terkontrol (kolam, tambak, bak,
akuarium, karamba dsb.) untuk mendapatkan
keuntungan
Memproduksi adalah menghasilkan barang (komoditas) untuk
tujuan komersial, melalui tindakan:
-Menciptakan: dari tidak ada menjadi ada: pembenihan
-Memperbanyak jumlah: dari sedikit menjadi banyak: pembenihan
-Menanambah ukuran: dari kecil menjadi besar: pembesaran,
pendederan
-Meningkatkan mutu: dari jelek menjadi bagus: pendederan
-Menjual: menjadi berharga (memiliki harga)
Produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA, Manajemen dan Teknologi
P/SDA ƒ = Manajemen, Teknologi
P ƒ = SDA, Manajemen, Teknologi
Pada kondisi SDA yang mendukung, maka produksi merupakan fungsi
dari Manajemen dan Teknologi
Pada kondisi SDA yang mendukung dan Teknologi produksi sudah
mantap, maka produksi merupakan fungsi Manajemen saja
P/SDA, Teknologi ƒ = Manajemen
Manajemen produksi akuakultur
Proses produksi akuakultur (on farm) dibagi menjadi 3 aspek:
1) Pembesaran, 2) Pembenihan dan 3) Pendederan
Produksi
Akuakultur
Pembenihan Pendederan Pembesaran
Produksi
Akuakultur
Output Satuan
Pembenihan Benih Jumlah (ekor), panjang
(cm, inchi, S, M, L)
Pendederan Benih siap
tebar
Jumlah atau bobot
Pembesaran Ikan ukuran
konsumsi
Bobot (kg, ton)
Terdapat perbedaan output dan satuan indikator keberhasilan pada
ketiga aspek produksi akuakultur. Satuan produksi pembenihan adalah
populasi (ekor), sedangkan pembesaran adalah bobot biomassa (kg, ton).
Variable kematian dan kelangsungan lebih menentukan dalam
pembenihan, sedangkan pada pembesaran variabel pertumbuhan lebih
berperan
Usaha produksi ikan hias digolongkan kedalam pembenihan, sedangkan
usaha produksi ikan mas ukuran konsumsi (0,25-0,5 kg/ekor) digolongkan
kedalam kegiatan pembesaran
Prinsip produksi pembesaran (grow out)
• Usaha pembesaran adalah kegiatan akuakultur yang
bertujuan untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi
(ukuran panen) dari ukuran benih (ukuran tebar)
• Kesuksesan usaha pembesaran diukur dari produksi
(hasil) dan harga produk di satu sisi dan biaya
produksi di sisi lain
• Produksi bergantung :
1. Padat penebaran (No.Wo)
2. Laju pertumbuhan (g)
3. Laju mortalitas (z)
4. Lama pemeliharaan (t)
(seperti dinyatakan dalam persamaan di bawah ini)
P = Bt – Bo
P = (Nt.Wt) – (No.Wo)
P = [(No.e-zt
).(Wo.e+gt
)] – (No.Wo)
P = (No.Wo).(e(g-z)t
– 1)
Keterangan:
P = Produksi (kg)
Bt = Biomasa akhir (kg)
Bo = Biomasa awal (kg)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
z = Laju kematian (mortalitas)
g = Laju pertumbuhan
Produksi Pembesaran
Pertumbuhan
(g)
Mortalitas
(z)
Lama
pemeliharaan (t)
Padat penebaran
(No.Wo)
P = (No.Wo).(e(g-z)t
– 1)
Padat penebaran (stocking density)
Pengertian padat penebaran:
Biomasa awal (Bo) yang ditebar ke wadah budidaya.
Bo = No . Wo
No = Jumlah (populasi) ikan (ekor)
Wo = Bobot rata-rata ikan (gram/ekor)
Faktor yang mempengaruhi padat penebaran
1. Jenis ikan: spesies predator (karnivora), soliter, ikan rawa, ikan
sungai, ikan beralat pernafasan tambahan, ikan dasar, dan sebagainya.
2. Tingkat teknologi: ekstensif, semi-intensif, intensif
3. Sistem akuakultur yang digunakan: kolam air tenang, tambak, kolam
air deras, KJA, KJT
Padat penebaran, jenis ikan dan pertumbuhan
Jenis ikan Padat
penebaran
(ekor/ha)
Kisaran bobot
tubuh (g)
Pertumbuhan rata-
rata (g/hari)
Ikan mas 4000-5000 100-500 5
Ikan nila 3000 5-200 1,5-2
Ikan nila jantan 2000 100-500 3
Silver carp 500-1500 200-1500 7-10
Mullet 1000 2-500 1,5
Kolam air tenang
{
Biomasa
PERTUMBUHAN :
• Peningkatan biomas suatu populasi yang dihasilkan
oleh akumulasi bahan-bahan yang ada dalam
lingkungannya
• Perubahan panjang atau berat ikan selama waktu
tertentu
 Untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data L
atau W dan umur atau waktu
1. POLA PERTUMBUHAN
Weatherley ’72 : pola pertumbuhan dibagi 4 :
1) Pertumbuhan larva (perubahan bentuk dan ukuran badan berubah
dengan cepat)
2) Fase Juvenile
3) Fase Linier (perubahan panjang dan berat terjadi secara linier, energi
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan gonad)
4) Fase dewasa (energi dimanfaatkan untuk pemeliharaan)
2. ANALISIS PERTUMBUHAN
Tujuan analisis pertumbuhan dalam Dinpop adalah :
- Mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap waktu atau kapan pertama
kali bertelur
- Pengaruh laju pertumbuhan terhadap stok
- Pengaruh laju pertumbuhan terhadap potensi hasil suatu stok
↔ Dalam manajemen perikanan : memprediksi ukuran ikan rata-rata
pada beberapa titik waktu
3. KURVA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan ikan sering digambarkan dengan bentuk perubahan L
atau W berdasarkan waktu yang dinyatakan dengan matematika.
Von Bertalanffy = pertumbuhan panjang dan berat terhadap
waktu adalah berbeda.
- Jika L diplotkan terhadap waktu  kurva dengan sudut yang semakin
kecil dengan bertambahnya umur  garis kurva tersebut mendekati
asymptote atas yang sejajar dengan sumbu-x.
- Jika W diplotkan dengan umur  kurva berbentuk sigmoid — peningkatan
atau perubahan W pada tahap awal rendah atau lambat, kemudian cepat dan
menurun setelah mencapai titik infleksi.
Pertumbuhan terdiri dari 2 macam :
1) Pertumbuhan absolut (ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu)
2) Pertumbuhan relatif (L/W dalam suatu periode dibandingkan dengan L/W
pada awal periode tersebut)
4. MODEL PERTUMBUHAN
Didesain untuk menerangkan dan menduga perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam suatu populasi ikan dari waktu ke waktu 
sehingga berguna untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan
sumber daya perikanan.
Terdapat 2 macam :
A. Model yang berhubungan dengan berat
B. Model yang berhubungan dengan panjang
 Model pertumbuhan yang berhubungan dengan panjang :
1) Model linier  Lt = a + bt
2) Model logaritmik  Lt = a + b log t
3) Model eksponensial  Lt = a.bt
4) Model geometrik  Lt = a.tb
5) Model Gompertz  Lt = a.ebt
6) Model von Bertalanffy  Lt = L ∞ (1-e-k(t-to)
)
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN:
Faktor Internal
1. Keturunan
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Parasit
5. Penyakit
Faktor Ekternal
1. Makanan
2. Suhu perairan
3. Faktor-faktor kimia perairan (Oksigen,
Karbondioksida, Keaaman, Alkalinitas)
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN:
Musim Pertumbuhan Ikan
Musim
Daerah 4 musim
Daerah Tropik
Di daerah 4 musim, suhu hampir sama dengan daerah
tropik pada saat sebelum dan sesudah musim panas
(waktu/musim pertumbuhan).
KURVA PERTUMBUHAN
Kurva Sigmoid
Pertumbuhan
Autocatalytic
Titik Infleksi
Titik perubahan dari fase penaikan ke atas ke fase
perlambatan pertumbuhan.
BEBERAPA EKSPRESI PERTUMBUHAN
Pengukur
Pertumbuhan
Umur Ikan
Penentuan umur ikan yang tepat sulit untuk dilakukan
terutama untuk ikan yang hidup di daerah tropis.
Penentuan Umur
Bagian tubuh ikan
Marking dan Tagging
Padat penebaran, tingkat teknologi dan produksi akuakultur
Ekstensif
(tradisional)
Semi-intensif intensif
Padat tebar (ekor/m2
) 1-5 2-20 21-50
Retensi air (hari) 60-90 14-21 2-3
Produksi (kg/ha) 100-500 500-2000 2000-5000
Udang windu di tambak
Padat penebaran merupakan indikator tingkat teknologi yang digunakan:
tingkat teknologi tradisional memiliki padat yang rendah, sedangkan
teknologi intensif memiliki padat penebaran yang tinggi
Sampai batas tertentu peningkatan padat penebaran bisa meningkatkan
produksi
Retensi air: lama waktu air tinggal di tambak, menggambarkan tingkat
intensitas penggunaan air. Teknologi intensif membutuhkan air lebih
banyak dibandingkan dengan teknologi semi-intensif apalagi tradisional
Padat penebaran dan sistem akuakultur
Sistem akuakultur:
Kolam air tenang, kolam air deras, tambak, karamba jaring apung (KJA),
karamba jaring tancap (KJT), penculture (kandang), enclosure (sekat),
longline (tambang), rakit, bak, tangki, akuarium
Menggambarkan daya dukung (carrying capacity, CC) wadah budidaya
biomasa ikan yang mampu ditampung dalam wadah budidaya
Kolam air tenang VS KJA
KJA 1 m3
Kolam air tenang 200 m3
Padat penebaran 6 ekor/200 m3
Padat penebaran 6 ekor/m3
CC KJA sebesar CC kolam
dimana KJA tersebut
ditempatkan
Padat penebaran, kepadatan ikan dan pertumbuhan
Padat penebaran adalah biomasa ikan pada waktu tebar (Wo.No)
Kepadatan ikan (fish density) adalah biomasa ikan pada waktu tertentu
(Wt.Nt = Bt)
Waktu pemeliharaan (t)
Biomasa
(B)
Pertumbuhan
biomasa
(dB/dt)
CSC
CC
Catatan gambar
• Pertambahan biomasa hampir mengikuti kurva pertumbuhan individu
(berbentuk sigmoid)
• Pertumbuhan biomasa adalah perubahan biomasa (dB) dalam suatu
perubahan waktu(dt) atau dB/dt
• Pertumbuhan biomasa (dB/dt) mencapai maksimum ketika terjadi
pertambahan biomasa (B) paling besar (titik belok dengan slope atau
kemiringan (b) maksimum pada kurva sigmoid) yang ditandai oleh
garis putus-putus
• Critical standing crop (CSC) adalah ketika kecepatan laju
pertumbuhan mencapai puncak dan kemudian mulai berkurang. Hal
ini menggambarkan daya dukung wadah budidaya mulai tercapai
• Carrying capacity (CC) adalah ketika pertumbuhan biomasa sudah
tidak terjadi lagi. Ikan berhenti tumbuh sama sekali.
• Ketika pertambahan biomasa sudah tidak terjadi lagi (pakan dan
lingkungan menjadi pembatas) maka pertumbuhan biomasa menjadi
0
Padat penebaran, pertumbuhan dan produksi
Pertumbuhan
Padat penebaran atau biomasa
Produksi
Catatan penjelasan gambar
Untuk masa pemeliharaan tertentu, kepadatan biomasa, pertumbuhan dan
bobot rata-rata serta biomas ikan dapat diatur oleh jumlah ikan yang ditanam
(padat penebaran). Semakin besar padat penebaran, semakin tinggi
kepadatan biomasa, semakin besar pertumbuhan dan bobot rata-rata panen
hingga mencapai daya dukung wadah budidaya (CC). Sebelum mencapai
CSC, tidak ada pembatasan lingkungan dan pakan
Sebelum titik CSC, pertambahan produksi sejalan dengan pertambahan
biomasa karena pertumbuhan terjadi dengan kecepatan yang konstan
Setelah titik CSC mulai terjadi pembatasan pakan dan lingkungan, sehingga
porsi energi untuk pertumbuhan somatis berkurang sementara energi untuk
kebutuhan maintenance terus meningkat sejalan dengan bertambahnya bobot
ikan.
Ketikan biomasa ikan berhenti tumbuh (CC) menandakan energi yang tersedia
di wadah budidaya hanya untuk maintenance saja.
Kebutuhan pakan untuk energi maintenance meningkat sejalan dengan
pertambahan bobot ikan
Pertumbuhan
Pengertian pertumbuhan
Pertambahan bobot atau panjang dalam suatu waktu
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
1. Intrinsik:
- Ukuran ikan
- Karakter genetik
- Status fisiologis (kesehatan, kematangan seksual dsb.)
2. Ekstrinsik:
- Kualitas air: suhu, oksigen, pH, salinitas, amoniak, nitrit dsb.
- Ketersediaan pakan
Dalam kondisi lingkungan yang optimal dan pakan tersedia, ikan memiliki
potensi tumbuh maksimal (mencapai ukuran maksimum)
50 100 500 1000 200010
0,5
5
10
Bobot ikan (g)
Pertumbuhan(g/hari)
1
2
3
4
20
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum
2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein
Potensi tumbuh maksium
Catatan untuk grafik potensi tumbuh maksimum
- Upaya akuakultur adalah menciptakan lingkungan dan ketersediaan
pakan yang optimal, dan menghilangkan faktor pembatas
pertumbuhan
- Pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang optimal,
pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada ukuran ikan yang
besar
- Sebaliknya pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang
tidak optimal, pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada
ukuran ikan yang kecil-kecil
- Tindakan akuakultur, antara lain pemupukan dan pemberian pakan,
mengupayakan pertumbuhan ikan tetap maksimum: potensi
tumbuh maksimum bisa didekati (mungkin dicapai!!)
- Semakin tinggi tingkat intensitas tindakan akuakultur (tingkat
teknologi), semakin dekat kepada pencapaian potensi tumbuh
maksimum spesies akuakultur yang diusahakan
- Melalui tindakan akuakultur bisa diperoleh:
- Ikan panen yang berukuran besar
- Pengaturan ukudan panen: kecil, sedang atau besar
Pertumbuhan dan ukuran ikan
Ikan 500 g tumbuh lebih cepat 10,6 g/hari dibandingkan dengan ikan 250 g yang
hanya 6,7 g/hari, apalagi ikan 100 g yang hanya 3,6 g/hari.
Namun demikian, dalam kondisi budidaya yang sama, ikan 250 g sebanyak 2 ekor
ternyata tumbuh lebih cepat (2x6,7= 13,4 g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan
500 g yang 10,6 g/hari. Ikan 100 g sebanyak 5 bahkan tumbuh lebih cepat lagi
(5x3,6=18,0g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan 500 g yang hanya 10,6g/hari
Ikan besar memiliki pertumbuhan mutlak yang besar, ikan kecil memiliki
pertumbuhan mutlak yang kecil.
Ikan kecil memiliki pertumbuhan relatif yang lebih besar dibandingkan ikan besar
Ukuran ikan
(g)
Pertumbuhan
(g/hari)
Pada ukuran
sama (g)
Pertumbuhan
(g/hari)
%
500 10,6 1 x 500 10,6 2,12
250 6,7 2 x 250 13,4 2,68
100 3,6 5 x 100 18,0 3,60
• Setiap wadah budidaya memiliki kapasitas (daya dukung) untuk menampung
biomasa kultur
• Daya dukung wadah budidaya bergantung kepada faktor:
* Kuantitas (volume) dan kualitas air (suhu, oksigen, amoniak)
* Ketersediaan pakan
* Sistem dan teknologi akuakultur
• Daya dukung wadah akuakultur dicapai ketika faktor tersebut di atas menjadi
pembatas pertumbuhan
• Pertumbuhan ikan mulai berkurang ketika daya dukung lingkungan akuakultur
mulai dicapai (critical standing crop, CSC)
• Pertumbuhan ikan berhenti ketika daya dukung lingkungan wadah akuakultur
terlewati (carrying capacity, CC)
• Faktor pertama yang akan membatasi kinerja (performance) produksi (seperti laju
pertumbuhan, konversi pakan, kelangsungan hidup dan hasil) ikan budidaya
adalah keterbatasan pakan pakan alami/ buatan secara kuantitas dan kualitas
• Daya dukung populasi ikan disuatu perairan dapat ditingkatkan dengan
penambahan pakan tambahan atau pakan lengkap
Pertumbuhan dan daya dukung lingkungan (wadah budidaya)
50 100 500 1000 200010
0,5
5
10
Bobot ikan (g)
Pertumbuhan(g/hari)
1
2
3
4
20
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum
2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein
CSC
Padat penebaran, ukuran panen dan produksi
Produksi
(kg)
Jumlah Panen
(ekor)
Ukuran Panen
(kg)
4000 10000 0,4
4000 20000 0,2
4000 5000 0,8
Kapasitas produksi suatu sistem dan teknologi budidaya adalah tertentu
(khas)
Padat penebaran dapat dimainkan untuk menentukan ukuran ikan yang
dipanen
Peningkatan dan penurunan padat penecaran bisa mengecilkan dan
membesarkan ukuran ikan panen
Pada populasi yang bereproduksi (ikan nila dan mujair, misalnya),
keberadaan jenis predator mengurangi hasil total namun meningkatkan
bobot rata-rata ikan panen

More Related Content

What's hot

Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahZulfikarRaihanMalah
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan IIbnu Sahidhir
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasAlfani Kurniawan
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.pptAriyandiSyamsir
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxthobiaspopodje
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiSawargi Ppmkp
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanLiswan Suhly
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikandadangsopian05
 
Teknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan IITeknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan IIIbnu Sahidhir
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiHanapi Suteja
 

What's hot (20)

Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galah
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan I
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 Fekunditas
 
Sistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikanSistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikan
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Budidaya pakan alami
Budidaya pakan alamiBudidaya pakan alami
Budidaya pakan alami
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikan
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
Teknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan IITeknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan II
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 

Similar to OPTIMASI PRODUKSI

PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptmuhammadsahir5
 
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masFurqan Lubis
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiInNo JustforYou
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananUmar Ashiddiq
 
Konservasi Hiu Paus
Konservasi Hiu PausKonservasi Hiu Paus
Konservasi Hiu PausDidi Sadili
 

Similar to OPTIMASI PRODUKSI (11)

PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
 
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikanan
 
budidaya tetra
budidaya tetrabudidaya tetra
budidaya tetra
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
Konservasi Hiu Paus
Konservasi Hiu PausKonservasi Hiu Paus
Konservasi Hiu Paus
 

More from Fisheries and Marine Department

More from Fisheries and Marine Department (20)

BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
04 water quality and management
04 water quality and management04 water quality and management
04 water quality and management
 
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup BudidayaBDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
 
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systemsBDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan vi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iv
 
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan iii
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 
05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 
07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2
 
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4
Minggu 4
 
Minggu 3
Minggu 3Minggu 3
Minggu 3
 
003 008-ocean motions
003 008-ocean motions003 008-ocean motions
003 008-ocean motions
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 

OPTIMASI PRODUKSI

  • 2. Akuakultur adalah memproduksi ikan dalam wadah terbatas dan terkontrol (kolam, tambak, bak, akuarium, karamba dsb.) untuk mendapatkan keuntungan Memproduksi adalah menghasilkan barang (komoditas) untuk tujuan komersial, melalui tindakan: -Menciptakan: dari tidak ada menjadi ada: pembenihan -Memperbanyak jumlah: dari sedikit menjadi banyak: pembenihan -Menanambah ukuran: dari kecil menjadi besar: pembesaran, pendederan -Meningkatkan mutu: dari jelek menjadi bagus: pendederan -Menjual: menjadi berharga (memiliki harga)
  • 3. Produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA, Manajemen dan Teknologi P/SDA ƒ = Manajemen, Teknologi P ƒ = SDA, Manajemen, Teknologi Pada kondisi SDA yang mendukung, maka produksi merupakan fungsi dari Manajemen dan Teknologi Pada kondisi SDA yang mendukung dan Teknologi produksi sudah mantap, maka produksi merupakan fungsi Manajemen saja P/SDA, Teknologi ƒ = Manajemen Manajemen produksi akuakultur
  • 4. Proses produksi akuakultur (on farm) dibagi menjadi 3 aspek: 1) Pembesaran, 2) Pembenihan dan 3) Pendederan Produksi Akuakultur Pembenihan Pendederan Pembesaran
  • 5. Produksi Akuakultur Output Satuan Pembenihan Benih Jumlah (ekor), panjang (cm, inchi, S, M, L) Pendederan Benih siap tebar Jumlah atau bobot Pembesaran Ikan ukuran konsumsi Bobot (kg, ton) Terdapat perbedaan output dan satuan indikator keberhasilan pada ketiga aspek produksi akuakultur. Satuan produksi pembenihan adalah populasi (ekor), sedangkan pembesaran adalah bobot biomassa (kg, ton). Variable kematian dan kelangsungan lebih menentukan dalam pembenihan, sedangkan pada pembesaran variabel pertumbuhan lebih berperan Usaha produksi ikan hias digolongkan kedalam pembenihan, sedangkan usaha produksi ikan mas ukuran konsumsi (0,25-0,5 kg/ekor) digolongkan kedalam kegiatan pembesaran
  • 6. Prinsip produksi pembesaran (grow out) • Usaha pembesaran adalah kegiatan akuakultur yang bertujuan untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi (ukuran panen) dari ukuran benih (ukuran tebar) • Kesuksesan usaha pembesaran diukur dari produksi (hasil) dan harga produk di satu sisi dan biaya produksi di sisi lain • Produksi bergantung : 1. Padat penebaran (No.Wo) 2. Laju pertumbuhan (g) 3. Laju mortalitas (z) 4. Lama pemeliharaan (t) (seperti dinyatakan dalam persamaan di bawah ini)
  • 7. P = Bt – Bo P = (Nt.Wt) – (No.Wo) P = [(No.e-zt ).(Wo.e+gt )] – (No.Wo) P = (No.Wo).(e(g-z)t – 1) Keterangan: P = Produksi (kg) Bt = Biomasa akhir (kg) Bo = Biomasa awal (kg) Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) z = Laju kematian (mortalitas) g = Laju pertumbuhan
  • 9. Padat penebaran (stocking density) Pengertian padat penebaran: Biomasa awal (Bo) yang ditebar ke wadah budidaya. Bo = No . Wo No = Jumlah (populasi) ikan (ekor) Wo = Bobot rata-rata ikan (gram/ekor) Faktor yang mempengaruhi padat penebaran 1. Jenis ikan: spesies predator (karnivora), soliter, ikan rawa, ikan sungai, ikan beralat pernafasan tambahan, ikan dasar, dan sebagainya. 2. Tingkat teknologi: ekstensif, semi-intensif, intensif 3. Sistem akuakultur yang digunakan: kolam air tenang, tambak, kolam air deras, KJA, KJT
  • 10. Padat penebaran, jenis ikan dan pertumbuhan Jenis ikan Padat penebaran (ekor/ha) Kisaran bobot tubuh (g) Pertumbuhan rata- rata (g/hari) Ikan mas 4000-5000 100-500 5 Ikan nila 3000 5-200 1,5-2 Ikan nila jantan 2000 100-500 3 Silver carp 500-1500 200-1500 7-10 Mullet 1000 2-500 1,5 Kolam air tenang { Biomasa
  • 11. PERTUMBUHAN : • Peningkatan biomas suatu populasi yang dihasilkan oleh akumulasi bahan-bahan yang ada dalam lingkungannya • Perubahan panjang atau berat ikan selama waktu tertentu  Untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data L atau W dan umur atau waktu
  • 12. 1. POLA PERTUMBUHAN Weatherley ’72 : pola pertumbuhan dibagi 4 : 1) Pertumbuhan larva (perubahan bentuk dan ukuran badan berubah dengan cepat) 2) Fase Juvenile 3) Fase Linier (perubahan panjang dan berat terjadi secara linier, energi dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan gonad) 4) Fase dewasa (energi dimanfaatkan untuk pemeliharaan) 2. ANALISIS PERTUMBUHAN Tujuan analisis pertumbuhan dalam Dinpop adalah : - Mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap waktu atau kapan pertama kali bertelur - Pengaruh laju pertumbuhan terhadap stok - Pengaruh laju pertumbuhan terhadap potensi hasil suatu stok ↔ Dalam manajemen perikanan : memprediksi ukuran ikan rata-rata pada beberapa titik waktu
  • 13. 3. KURVA PERTUMBUHAN Pertumbuhan ikan sering digambarkan dengan bentuk perubahan L atau W berdasarkan waktu yang dinyatakan dengan matematika. Von Bertalanffy = pertumbuhan panjang dan berat terhadap waktu adalah berbeda. - Jika L diplotkan terhadap waktu  kurva dengan sudut yang semakin kecil dengan bertambahnya umur  garis kurva tersebut mendekati asymptote atas yang sejajar dengan sumbu-x. - Jika W diplotkan dengan umur  kurva berbentuk sigmoid — peningkatan atau perubahan W pada tahap awal rendah atau lambat, kemudian cepat dan menurun setelah mencapai titik infleksi. Pertumbuhan terdiri dari 2 macam : 1) Pertumbuhan absolut (ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu) 2) Pertumbuhan relatif (L/W dalam suatu periode dibandingkan dengan L/W pada awal periode tersebut)
  • 14. 4. MODEL PERTUMBUHAN Didesain untuk menerangkan dan menduga perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu populasi ikan dari waktu ke waktu  sehingga berguna untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Terdapat 2 macam : A. Model yang berhubungan dengan berat B. Model yang berhubungan dengan panjang  Model pertumbuhan yang berhubungan dengan panjang : 1) Model linier  Lt = a + bt 2) Model logaritmik  Lt = a + b log t 3) Model eksponensial  Lt = a.bt 4) Model geometrik  Lt = a.tb 5) Model Gompertz  Lt = a.ebt 6) Model von Bertalanffy  Lt = L ∞ (1-e-k(t-to) )
  • 15. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN: Faktor Internal 1. Keturunan 2. Jenis Kelamin 3. Umur 4. Parasit 5. Penyakit
  • 16. Faktor Ekternal 1. Makanan 2. Suhu perairan 3. Faktor-faktor kimia perairan (Oksigen, Karbondioksida, Keaaman, Alkalinitas) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN:
  • 17. Musim Pertumbuhan Ikan Musim Daerah 4 musim Daerah Tropik Di daerah 4 musim, suhu hampir sama dengan daerah tropik pada saat sebelum dan sesudah musim panas (waktu/musim pertumbuhan).
  • 19.
  • 20. Kurva Sigmoid Pertumbuhan Autocatalytic Titik Infleksi Titik perubahan dari fase penaikan ke atas ke fase perlambatan pertumbuhan.
  • 21. BEBERAPA EKSPRESI PERTUMBUHAN Pengukur Pertumbuhan Umur Ikan Penentuan umur ikan yang tepat sulit untuk dilakukan terutama untuk ikan yang hidup di daerah tropis. Penentuan Umur Bagian tubuh ikan Marking dan Tagging
  • 22. Padat penebaran, tingkat teknologi dan produksi akuakultur Ekstensif (tradisional) Semi-intensif intensif Padat tebar (ekor/m2 ) 1-5 2-20 21-50 Retensi air (hari) 60-90 14-21 2-3 Produksi (kg/ha) 100-500 500-2000 2000-5000 Udang windu di tambak Padat penebaran merupakan indikator tingkat teknologi yang digunakan: tingkat teknologi tradisional memiliki padat yang rendah, sedangkan teknologi intensif memiliki padat penebaran yang tinggi Sampai batas tertentu peningkatan padat penebaran bisa meningkatkan produksi Retensi air: lama waktu air tinggal di tambak, menggambarkan tingkat intensitas penggunaan air. Teknologi intensif membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan teknologi semi-intensif apalagi tradisional
  • 23. Padat penebaran dan sistem akuakultur Sistem akuakultur: Kolam air tenang, kolam air deras, tambak, karamba jaring apung (KJA), karamba jaring tancap (KJT), penculture (kandang), enclosure (sekat), longline (tambang), rakit, bak, tangki, akuarium Menggambarkan daya dukung (carrying capacity, CC) wadah budidaya biomasa ikan yang mampu ditampung dalam wadah budidaya Kolam air tenang VS KJA KJA 1 m3 Kolam air tenang 200 m3 Padat penebaran 6 ekor/200 m3 Padat penebaran 6 ekor/m3 CC KJA sebesar CC kolam dimana KJA tersebut ditempatkan
  • 24. Padat penebaran, kepadatan ikan dan pertumbuhan Padat penebaran adalah biomasa ikan pada waktu tebar (Wo.No) Kepadatan ikan (fish density) adalah biomasa ikan pada waktu tertentu (Wt.Nt = Bt) Waktu pemeliharaan (t) Biomasa (B) Pertumbuhan biomasa (dB/dt) CSC CC
  • 25. Catatan gambar • Pertambahan biomasa hampir mengikuti kurva pertumbuhan individu (berbentuk sigmoid) • Pertumbuhan biomasa adalah perubahan biomasa (dB) dalam suatu perubahan waktu(dt) atau dB/dt • Pertumbuhan biomasa (dB/dt) mencapai maksimum ketika terjadi pertambahan biomasa (B) paling besar (titik belok dengan slope atau kemiringan (b) maksimum pada kurva sigmoid) yang ditandai oleh garis putus-putus • Critical standing crop (CSC) adalah ketika kecepatan laju pertumbuhan mencapai puncak dan kemudian mulai berkurang. Hal ini menggambarkan daya dukung wadah budidaya mulai tercapai • Carrying capacity (CC) adalah ketika pertumbuhan biomasa sudah tidak terjadi lagi. Ikan berhenti tumbuh sama sekali. • Ketika pertambahan biomasa sudah tidak terjadi lagi (pakan dan lingkungan menjadi pembatas) maka pertumbuhan biomasa menjadi 0
  • 26. Padat penebaran, pertumbuhan dan produksi Pertumbuhan Padat penebaran atau biomasa Produksi
  • 27. Catatan penjelasan gambar Untuk masa pemeliharaan tertentu, kepadatan biomasa, pertumbuhan dan bobot rata-rata serta biomas ikan dapat diatur oleh jumlah ikan yang ditanam (padat penebaran). Semakin besar padat penebaran, semakin tinggi kepadatan biomasa, semakin besar pertumbuhan dan bobot rata-rata panen hingga mencapai daya dukung wadah budidaya (CC). Sebelum mencapai CSC, tidak ada pembatasan lingkungan dan pakan Sebelum titik CSC, pertambahan produksi sejalan dengan pertambahan biomasa karena pertumbuhan terjadi dengan kecepatan yang konstan Setelah titik CSC mulai terjadi pembatasan pakan dan lingkungan, sehingga porsi energi untuk pertumbuhan somatis berkurang sementara energi untuk kebutuhan maintenance terus meningkat sejalan dengan bertambahnya bobot ikan. Ketikan biomasa ikan berhenti tumbuh (CC) menandakan energi yang tersedia di wadah budidaya hanya untuk maintenance saja. Kebutuhan pakan untuk energi maintenance meningkat sejalan dengan pertambahan bobot ikan
  • 28. Pertumbuhan Pengertian pertumbuhan Pertambahan bobot atau panjang dalam suatu waktu Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan 1. Intrinsik: - Ukuran ikan - Karakter genetik - Status fisiologis (kesehatan, kematangan seksual dsb.) 2. Ekstrinsik: - Kualitas air: suhu, oksigen, pH, salinitas, amoniak, nitrit dsb. - Ketersediaan pakan Dalam kondisi lingkungan yang optimal dan pakan tersedia, ikan memiliki potensi tumbuh maksimal (mencapai ukuran maksimum)
  • 29. 50 100 500 1000 200010 0,5 5 10 Bobot ikan (g) Pertumbuhan(g/hari) 1 2 3 4 20 1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum 2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein Potensi tumbuh maksium
  • 30. Catatan untuk grafik potensi tumbuh maksimum - Upaya akuakultur adalah menciptakan lingkungan dan ketersediaan pakan yang optimal, dan menghilangkan faktor pembatas pertumbuhan - Pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang optimal, pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada ukuran ikan yang besar - Sebaliknya pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang tidak optimal, pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada ukuran ikan yang kecil-kecil - Tindakan akuakultur, antara lain pemupukan dan pemberian pakan, mengupayakan pertumbuhan ikan tetap maksimum: potensi tumbuh maksimum bisa didekati (mungkin dicapai!!) - Semakin tinggi tingkat intensitas tindakan akuakultur (tingkat teknologi), semakin dekat kepada pencapaian potensi tumbuh maksimum spesies akuakultur yang diusahakan - Melalui tindakan akuakultur bisa diperoleh: - Ikan panen yang berukuran besar - Pengaturan ukudan panen: kecil, sedang atau besar
  • 31. Pertumbuhan dan ukuran ikan Ikan 500 g tumbuh lebih cepat 10,6 g/hari dibandingkan dengan ikan 250 g yang hanya 6,7 g/hari, apalagi ikan 100 g yang hanya 3,6 g/hari. Namun demikian, dalam kondisi budidaya yang sama, ikan 250 g sebanyak 2 ekor ternyata tumbuh lebih cepat (2x6,7= 13,4 g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan 500 g yang 10,6 g/hari. Ikan 100 g sebanyak 5 bahkan tumbuh lebih cepat lagi (5x3,6=18,0g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan 500 g yang hanya 10,6g/hari Ikan besar memiliki pertumbuhan mutlak yang besar, ikan kecil memiliki pertumbuhan mutlak yang kecil. Ikan kecil memiliki pertumbuhan relatif yang lebih besar dibandingkan ikan besar Ukuran ikan (g) Pertumbuhan (g/hari) Pada ukuran sama (g) Pertumbuhan (g/hari) % 500 10,6 1 x 500 10,6 2,12 250 6,7 2 x 250 13,4 2,68 100 3,6 5 x 100 18,0 3,60
  • 32. • Setiap wadah budidaya memiliki kapasitas (daya dukung) untuk menampung biomasa kultur • Daya dukung wadah budidaya bergantung kepada faktor: * Kuantitas (volume) dan kualitas air (suhu, oksigen, amoniak) * Ketersediaan pakan * Sistem dan teknologi akuakultur • Daya dukung wadah akuakultur dicapai ketika faktor tersebut di atas menjadi pembatas pertumbuhan • Pertumbuhan ikan mulai berkurang ketika daya dukung lingkungan akuakultur mulai dicapai (critical standing crop, CSC) • Pertumbuhan ikan berhenti ketika daya dukung lingkungan wadah akuakultur terlewati (carrying capacity, CC) • Faktor pertama yang akan membatasi kinerja (performance) produksi (seperti laju pertumbuhan, konversi pakan, kelangsungan hidup dan hasil) ikan budidaya adalah keterbatasan pakan pakan alami/ buatan secara kuantitas dan kualitas • Daya dukung populasi ikan disuatu perairan dapat ditingkatkan dengan penambahan pakan tambahan atau pakan lengkap Pertumbuhan dan daya dukung lingkungan (wadah budidaya)
  • 33. 50 100 500 1000 200010 0,5 5 10 Bobot ikan (g) Pertumbuhan(g/hari) 1 2 3 4 20 1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum 2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein CSC
  • 34. Padat penebaran, ukuran panen dan produksi Produksi (kg) Jumlah Panen (ekor) Ukuran Panen (kg) 4000 10000 0,4 4000 20000 0,2 4000 5000 0,8 Kapasitas produksi suatu sistem dan teknologi budidaya adalah tertentu (khas) Padat penebaran dapat dimainkan untuk menentukan ukuran ikan yang dipanen Peningkatan dan penurunan padat penecaran bisa mengecilkan dan membesarkan ukuran ikan panen Pada populasi yang bereproduksi (ikan nila dan mujair, misalnya), keberadaan jenis predator mengurangi hasil total namun meningkatkan bobot rata-rata ikan panen