2. Akuakultur adalah memproduksi ikan dalam wadah
terbatas dan terkontrol (kolam, tambak, bak,
akuarium, karamba dsb.) untuk mendapatkan
keuntungan
Memproduksi adalah menghasilkan barang (komoditas) untuk
tujuan komersial, melalui tindakan:
-Menciptakan: dari tidak ada menjadi ada: pembenihan
-Memperbanyak jumlah: dari sedikit menjadi banyak: pembenihan
-Menanambah ukuran: dari kecil menjadi besar: pembesaran,
pendederan
-Meningkatkan mutu: dari jelek menjadi bagus: pendederan
-Menjual: menjadi berharga (memiliki harga)
3. Produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA, Manajemen dan Teknologi
P/SDA ƒ = Manajemen, Teknologi
P ƒ = SDA, Manajemen, Teknologi
Pada kondisi SDA yang mendukung, maka produksi merupakan fungsi
dari Manajemen dan Teknologi
Pada kondisi SDA yang mendukung dan Teknologi produksi sudah
mantap, maka produksi merupakan fungsi Manajemen saja
P/SDA, Teknologi ƒ = Manajemen
Manajemen produksi akuakultur
4. Proses produksi akuakultur (on farm) dibagi menjadi 3 aspek:
1) Pembesaran, 2) Pembenihan dan 3) Pendederan
Produksi
Akuakultur
Pembenihan Pendederan Pembesaran
5. Produksi
Akuakultur
Output Satuan
Pembenihan Benih Jumlah (ekor), panjang
(cm, inchi, S, M, L)
Pendederan Benih siap
tebar
Jumlah atau bobot
Pembesaran Ikan ukuran
konsumsi
Bobot (kg, ton)
Terdapat perbedaan output dan satuan indikator keberhasilan pada
ketiga aspek produksi akuakultur. Satuan produksi pembenihan adalah
populasi (ekor), sedangkan pembesaran adalah bobot biomassa (kg, ton).
Variable kematian dan kelangsungan lebih menentukan dalam
pembenihan, sedangkan pada pembesaran variabel pertumbuhan lebih
berperan
Usaha produksi ikan hias digolongkan kedalam pembenihan, sedangkan
usaha produksi ikan mas ukuran konsumsi (0,25-0,5 kg/ekor) digolongkan
kedalam kegiatan pembesaran
6. Prinsip produksi pembesaran (grow out)
• Usaha pembesaran adalah kegiatan akuakultur yang
bertujuan untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi
(ukuran panen) dari ukuran benih (ukuran tebar)
• Kesuksesan usaha pembesaran diukur dari produksi
(hasil) dan harga produk di satu sisi dan biaya
produksi di sisi lain
• Produksi bergantung :
1. Padat penebaran (No.Wo)
2. Laju pertumbuhan (g)
3. Laju mortalitas (z)
4. Lama pemeliharaan (t)
(seperti dinyatakan dalam persamaan di bawah ini)
7. P = Bt – Bo
P = (Nt.Wt) – (No.Wo)
P = [(No.e-zt
).(Wo.e+gt
)] – (No.Wo)
P = (No.Wo).(e(g-z)t
– 1)
Keterangan:
P = Produksi (kg)
Bt = Biomasa akhir (kg)
Bo = Biomasa awal (kg)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
z = Laju kematian (mortalitas)
g = Laju pertumbuhan
9. Padat penebaran (stocking density)
Pengertian padat penebaran:
Biomasa awal (Bo) yang ditebar ke wadah budidaya.
Bo = No . Wo
No = Jumlah (populasi) ikan (ekor)
Wo = Bobot rata-rata ikan (gram/ekor)
Faktor yang mempengaruhi padat penebaran
1. Jenis ikan: spesies predator (karnivora), soliter, ikan rawa, ikan
sungai, ikan beralat pernafasan tambahan, ikan dasar, dan sebagainya.
2. Tingkat teknologi: ekstensif, semi-intensif, intensif
3. Sistem akuakultur yang digunakan: kolam air tenang, tambak, kolam
air deras, KJA, KJT
10. Padat penebaran, jenis ikan dan pertumbuhan
Jenis ikan Padat
penebaran
(ekor/ha)
Kisaran bobot
tubuh (g)
Pertumbuhan rata-
rata (g/hari)
Ikan mas 4000-5000 100-500 5
Ikan nila 3000 5-200 1,5-2
Ikan nila jantan 2000 100-500 3
Silver carp 500-1500 200-1500 7-10
Mullet 1000 2-500 1,5
Kolam air tenang
{
Biomasa
11. PERTUMBUHAN :
• Peningkatan biomas suatu populasi yang dihasilkan
oleh akumulasi bahan-bahan yang ada dalam
lingkungannya
• Perubahan panjang atau berat ikan selama waktu
tertentu
Untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data L
atau W dan umur atau waktu
12. 1. POLA PERTUMBUHAN
Weatherley ’72 : pola pertumbuhan dibagi 4 :
1) Pertumbuhan larva (perubahan bentuk dan ukuran badan berubah
dengan cepat)
2) Fase Juvenile
3) Fase Linier (perubahan panjang dan berat terjadi secara linier, energi
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan gonad)
4) Fase dewasa (energi dimanfaatkan untuk pemeliharaan)
2. ANALISIS PERTUMBUHAN
Tujuan analisis pertumbuhan dalam Dinpop adalah :
- Mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap waktu atau kapan pertama
kali bertelur
- Pengaruh laju pertumbuhan terhadap stok
- Pengaruh laju pertumbuhan terhadap potensi hasil suatu stok
↔ Dalam manajemen perikanan : memprediksi ukuran ikan rata-rata
pada beberapa titik waktu
13. 3. KURVA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan ikan sering digambarkan dengan bentuk perubahan L
atau W berdasarkan waktu yang dinyatakan dengan matematika.
Von Bertalanffy = pertumbuhan panjang dan berat terhadap
waktu adalah berbeda.
- Jika L diplotkan terhadap waktu kurva dengan sudut yang semakin
kecil dengan bertambahnya umur garis kurva tersebut mendekati
asymptote atas yang sejajar dengan sumbu-x.
- Jika W diplotkan dengan umur kurva berbentuk sigmoid — peningkatan
atau perubahan W pada tahap awal rendah atau lambat, kemudian cepat dan
menurun setelah mencapai titik infleksi.
Pertumbuhan terdiri dari 2 macam :
1) Pertumbuhan absolut (ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu)
2) Pertumbuhan relatif (L/W dalam suatu periode dibandingkan dengan L/W
pada awal periode tersebut)
14. 4. MODEL PERTUMBUHAN
Didesain untuk menerangkan dan menduga perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam suatu populasi ikan dari waktu ke waktu
sehingga berguna untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan
sumber daya perikanan.
Terdapat 2 macam :
A. Model yang berhubungan dengan berat
B. Model yang berhubungan dengan panjang
Model pertumbuhan yang berhubungan dengan panjang :
1) Model linier Lt = a + bt
2) Model logaritmik Lt = a + b log t
3) Model eksponensial Lt = a.bt
4) Model geometrik Lt = a.tb
5) Model Gompertz Lt = a.ebt
6) Model von Bertalanffy Lt = L ∞ (1-e-k(t-to)
)
15. FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN:
Faktor Internal
1. Keturunan
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Parasit
5. Penyakit
16. Faktor Ekternal
1. Makanan
2. Suhu perairan
3. Faktor-faktor kimia perairan (Oksigen,
Karbondioksida, Keaaman, Alkalinitas)
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN:
17. Musim Pertumbuhan Ikan
Musim
Daerah 4 musim
Daerah Tropik
Di daerah 4 musim, suhu hampir sama dengan daerah
tropik pada saat sebelum dan sesudah musim panas
(waktu/musim pertumbuhan).
22. Padat penebaran, tingkat teknologi dan produksi akuakultur
Ekstensif
(tradisional)
Semi-intensif intensif
Padat tebar (ekor/m2
) 1-5 2-20 21-50
Retensi air (hari) 60-90 14-21 2-3
Produksi (kg/ha) 100-500 500-2000 2000-5000
Udang windu di tambak
Padat penebaran merupakan indikator tingkat teknologi yang digunakan:
tingkat teknologi tradisional memiliki padat yang rendah, sedangkan
teknologi intensif memiliki padat penebaran yang tinggi
Sampai batas tertentu peningkatan padat penebaran bisa meningkatkan
produksi
Retensi air: lama waktu air tinggal di tambak, menggambarkan tingkat
intensitas penggunaan air. Teknologi intensif membutuhkan air lebih
banyak dibandingkan dengan teknologi semi-intensif apalagi tradisional
23. Padat penebaran dan sistem akuakultur
Sistem akuakultur:
Kolam air tenang, kolam air deras, tambak, karamba jaring apung (KJA),
karamba jaring tancap (KJT), penculture (kandang), enclosure (sekat),
longline (tambang), rakit, bak, tangki, akuarium
Menggambarkan daya dukung (carrying capacity, CC) wadah budidaya
biomasa ikan yang mampu ditampung dalam wadah budidaya
Kolam air tenang VS KJA
KJA 1 m3
Kolam air tenang 200 m3
Padat penebaran 6 ekor/200 m3
Padat penebaran 6 ekor/m3
CC KJA sebesar CC kolam
dimana KJA tersebut
ditempatkan
24. Padat penebaran, kepadatan ikan dan pertumbuhan
Padat penebaran adalah biomasa ikan pada waktu tebar (Wo.No)
Kepadatan ikan (fish density) adalah biomasa ikan pada waktu tertentu
(Wt.Nt = Bt)
Waktu pemeliharaan (t)
Biomasa
(B)
Pertumbuhan
biomasa
(dB/dt)
CSC
CC
25. Catatan gambar
• Pertambahan biomasa hampir mengikuti kurva pertumbuhan individu
(berbentuk sigmoid)
• Pertumbuhan biomasa adalah perubahan biomasa (dB) dalam suatu
perubahan waktu(dt) atau dB/dt
• Pertumbuhan biomasa (dB/dt) mencapai maksimum ketika terjadi
pertambahan biomasa (B) paling besar (titik belok dengan slope atau
kemiringan (b) maksimum pada kurva sigmoid) yang ditandai oleh
garis putus-putus
• Critical standing crop (CSC) adalah ketika kecepatan laju
pertumbuhan mencapai puncak dan kemudian mulai berkurang. Hal
ini menggambarkan daya dukung wadah budidaya mulai tercapai
• Carrying capacity (CC) adalah ketika pertumbuhan biomasa sudah
tidak terjadi lagi. Ikan berhenti tumbuh sama sekali.
• Ketika pertambahan biomasa sudah tidak terjadi lagi (pakan dan
lingkungan menjadi pembatas) maka pertumbuhan biomasa menjadi
0
27. Catatan penjelasan gambar
Untuk masa pemeliharaan tertentu, kepadatan biomasa, pertumbuhan dan
bobot rata-rata serta biomas ikan dapat diatur oleh jumlah ikan yang ditanam
(padat penebaran). Semakin besar padat penebaran, semakin tinggi
kepadatan biomasa, semakin besar pertumbuhan dan bobot rata-rata panen
hingga mencapai daya dukung wadah budidaya (CC). Sebelum mencapai
CSC, tidak ada pembatasan lingkungan dan pakan
Sebelum titik CSC, pertambahan produksi sejalan dengan pertambahan
biomasa karena pertumbuhan terjadi dengan kecepatan yang konstan
Setelah titik CSC mulai terjadi pembatasan pakan dan lingkungan, sehingga
porsi energi untuk pertumbuhan somatis berkurang sementara energi untuk
kebutuhan maintenance terus meningkat sejalan dengan bertambahnya bobot
ikan.
Ketikan biomasa ikan berhenti tumbuh (CC) menandakan energi yang tersedia
di wadah budidaya hanya untuk maintenance saja.
Kebutuhan pakan untuk energi maintenance meningkat sejalan dengan
pertambahan bobot ikan
28. Pertumbuhan
Pengertian pertumbuhan
Pertambahan bobot atau panjang dalam suatu waktu
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
1. Intrinsik:
- Ukuran ikan
- Karakter genetik
- Status fisiologis (kesehatan, kematangan seksual dsb.)
2. Ekstrinsik:
- Kualitas air: suhu, oksigen, pH, salinitas, amoniak, nitrit dsb.
- Ketersediaan pakan
Dalam kondisi lingkungan yang optimal dan pakan tersedia, ikan memiliki
potensi tumbuh maksimal (mencapai ukuran maksimum)
29. 50 100 500 1000 200010
0,5
5
10
Bobot ikan (g)
Pertumbuhan(g/hari)
1
2
3
4
20
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum
2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein
Potensi tumbuh maksium
30. Catatan untuk grafik potensi tumbuh maksimum
- Upaya akuakultur adalah menciptakan lingkungan dan ketersediaan
pakan yang optimal, dan menghilangkan faktor pembatas
pertumbuhan
- Pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang optimal,
pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada ukuran ikan yang
besar
- Sebaliknya pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang
tidak optimal, pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada
ukuran ikan yang kecil-kecil
- Tindakan akuakultur, antara lain pemupukan dan pemberian pakan,
mengupayakan pertumbuhan ikan tetap maksimum: potensi
tumbuh maksimum bisa didekati (mungkin dicapai!!)
- Semakin tinggi tingkat intensitas tindakan akuakultur (tingkat
teknologi), semakin dekat kepada pencapaian potensi tumbuh
maksimum spesies akuakultur yang diusahakan
- Melalui tindakan akuakultur bisa diperoleh:
- Ikan panen yang berukuran besar
- Pengaturan ukudan panen: kecil, sedang atau besar
31. Pertumbuhan dan ukuran ikan
Ikan 500 g tumbuh lebih cepat 10,6 g/hari dibandingkan dengan ikan 250 g yang
hanya 6,7 g/hari, apalagi ikan 100 g yang hanya 3,6 g/hari.
Namun demikian, dalam kondisi budidaya yang sama, ikan 250 g sebanyak 2 ekor
ternyata tumbuh lebih cepat (2x6,7= 13,4 g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan
500 g yang 10,6 g/hari. Ikan 100 g sebanyak 5 bahkan tumbuh lebih cepat lagi
(5x3,6=18,0g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan 500 g yang hanya 10,6g/hari
Ikan besar memiliki pertumbuhan mutlak yang besar, ikan kecil memiliki
pertumbuhan mutlak yang kecil.
Ikan kecil memiliki pertumbuhan relatif yang lebih besar dibandingkan ikan besar
Ukuran ikan
(g)
Pertumbuhan
(g/hari)
Pada ukuran
sama (g)
Pertumbuhan
(g/hari)
%
500 10,6 1 x 500 10,6 2,12
250 6,7 2 x 250 13,4 2,68
100 3,6 5 x 100 18,0 3,60
32. • Setiap wadah budidaya memiliki kapasitas (daya dukung) untuk menampung
biomasa kultur
• Daya dukung wadah budidaya bergantung kepada faktor:
* Kuantitas (volume) dan kualitas air (suhu, oksigen, amoniak)
* Ketersediaan pakan
* Sistem dan teknologi akuakultur
• Daya dukung wadah akuakultur dicapai ketika faktor tersebut di atas menjadi
pembatas pertumbuhan
• Pertumbuhan ikan mulai berkurang ketika daya dukung lingkungan akuakultur
mulai dicapai (critical standing crop, CSC)
• Pertumbuhan ikan berhenti ketika daya dukung lingkungan wadah akuakultur
terlewati (carrying capacity, CC)
• Faktor pertama yang akan membatasi kinerja (performance) produksi (seperti laju
pertumbuhan, konversi pakan, kelangsungan hidup dan hasil) ikan budidaya
adalah keterbatasan pakan pakan alami/ buatan secara kuantitas dan kualitas
• Daya dukung populasi ikan disuatu perairan dapat ditingkatkan dengan
penambahan pakan tambahan atau pakan lengkap
Pertumbuhan dan daya dukung lingkungan (wadah budidaya)
33. 50 100 500 1000 200010
0,5
5
10
Bobot ikan (g)
Pertumbuhan(g/hari)
1
2
3
4
20
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum
2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein
CSC
34. Padat penebaran, ukuran panen dan produksi
Produksi
(kg)
Jumlah Panen
(ekor)
Ukuran Panen
(kg)
4000 10000 0,4
4000 20000 0,2
4000 5000 0,8
Kapasitas produksi suatu sistem dan teknologi budidaya adalah tertentu
(khas)
Padat penebaran dapat dimainkan untuk menentukan ukuran ikan yang
dipanen
Peningkatan dan penurunan padat penecaran bisa mengecilkan dan
membesarkan ukuran ikan panen
Pada populasi yang bereproduksi (ikan nila dan mujair, misalnya),
keberadaan jenis predator mengurangi hasil total namun meningkatkan
bobot rata-rata ikan panen