SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Download to read offline
Langkah-langkah Analisis Kebijakan
1. Perumusan Masalah Kebijakan
Dimaksudkan untuk menentukan dan memahami hakikat
permasalahan, kemudian merumuskan dalam bentuk sebab
akibat, mana faktor penyebab (independent variable) dan
mana yang merupakan faktor akibat (dependent variable)
2. Penentuan Tujuan
Tujuan adalah sesuatu akibat yang secara sadar ingin
dicapai atau dihindari (mencapai kebaikan sekaligus
mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan)
3. Perumusan Alternatif
Alternatif adalah pilihan tentang alat atau cara-cara yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan
Langkah……..
4. Penentuan Kriteria
Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas untuk
menilai misalnya: politik, ekonomi/finansial, administratif,
organisatoris, teknologi, sosial/budaya/agama, hankam.
5. Penilaian Alternatif
Menilai alternatif berdasarkan tujuan kebijakan dan
kriteria kebijakan. Penilaian atas alternatif akan
memberikan gambaran mengenai sejumlah pilihan yang tepat
untuk mencapai tujuan.
6. Merumuskan Rekomendasi Kebijakan
Langkah terakhir nalisis kebijakan adalah merumuskan saran
(rekomendasi) mengenai alternatif yang diperhitungkan akan
dapat mencapai tujuam secara optimal. Dalam rekomendasi
ini sering dikemukakan juga strategi pelaksanaannya.
Propose a
solution
Formulate
the problem
Search for
alternatives
Set out objectives
and goals
Identify decision
parameters
POLICY ANALYSIS ITERATION
(Peter Bridgman and Glyn Davis, 2000)
Define the
Problem
Determine
Evaluation
Criteria
Identify
Alternative
Policies
Evaluation
Alternative
Policies
Select Prefered
Policy
Implement the
Prefered Policy
Model Rasional Sederhana By: CARL PATTON & DAVID SAVICKY (1993:3)
PROBLEM ORIENTED POLICY
PROSES DASAR ANALISIS KEBIJAKAN
(Patton & Sawicki, 1986)
1
VERIFIKASI,
MENDEFINISIKAN DAN
MERINCI MASALAH
2
MEMBUAT KRITERIA
EVALUASI
4
EVALUASI ALTERNATIF
KEBIJAKAN
6
MENGAWASI HASIL
KEBIJAKAN
3
IDENTIFIKASI
ALTERNATIF
KEBIJAKAN
5
MENAMPILKAN DAN
MEMILIH DI ANTARA
ALTERNATIF KEBIJAKAN
Define the Problem
Menemukan pokok permasalahan.
Untuk dapat menemukan pokok permasalahan
(menangkap induk permasalahannya), dapat
dilakukan melalui:
1. Tangkap masalahnya secara makro.
2. Urai secara rinci masalah yang ada di
dalamnya.
3. Temukan permasalahan yang terpenting atau
paling strategis dalam uraian masalah dan
temukan kemungkinan masalah lain yang terkait
dalam masalah tersebut, yang kemungkinan
justru menjadi penyebab utama.
• Jadi inti pekerjaan yang dilakukan adalah
bagaimana kita memisahkan antara masalah yang
bersifat teknis dan masalah yang strategis, untuk
kemudian yang dijadikan pilihan target adalah
masalah yang bersifat strategis.
• Kebanyakan para decision maker lebih memilih
masalah teknis daripada masalah strategis :
1. Karena masalah teknis memang mudah
diselesaikan.
2. Karena hasilnya langsung nampak nyata.’
3. Karena mudah diukur hasilnya.
4. Decision maker/ pemimpin memperoleh
popularitas.
Determine Evaluation Criteria
• Merupakan parameter atau ukuran/
indikator untuk menentukan tingkat
keberhasilan suatu kebijakan.
• Ketika analis memilih alternatif yg akan
direkomendasikan, maka harus ada alat
untuk menilai alternatif-alternatif yang
tersedia
MANFAAT KRITERIA
• Untuk me-ranking (mengurutkan)
alternatif
• Untuk mengetahui seberapa baik
sebuah alternatif dibandingkan
dengan alternatif-alternatif lainnya
Syarat-syarat Kriteria
 Harus atas persetujuan klien (kesepakatan)
 Kriteria harus mengukur apa yang ingin
diukur
 Harus sahih dan dapat dipercaya
 Kalau bisa gunakan kriteria yang sudah
lazim atau standar
 Menghasilkan dampak positif terbesar
Macam-2 KRITERIA
• Teknis (layak secara teknis?)
• Ekonomi dan finansial (mis: efisiensi, biaya,
keuntungan)
• Politik (konsensus antar stakeholders dan
penerimaan stakeholders)
• Administratif (kewenangan, komitmen lembaga,
kapabilitas, dukungan organisasi, dls)
• Ekologis (AMDAL, Good Environmental
Governance)
• dsb
Kriteria GOOD GOVERNANCE
 Partisipasi
 Penegakan Hukum
 Transparansi
 Responsivitas
 Persamaan
 Akuntabilitas
 dls
 Kriteria Kesehatan
• Angka harapan hidup
• Angka kematian bayi
• Kecukupan gizi, dst
 Kriteria Proyek
• Waktu pencapaian
• Tingkat pengaruh yg diinginkan
• Perubahan perilaku masyarakat
• Tingkat kesadaran masyarakat akan
kemampuan dirinya, dls
 Kriteria Ekologis
• Dampak fisik lingkungan
• Dampak terhadap lingkungan sosial
CONTOH LAIN :
KRITERIA ALTERNATIF KEBIJAKAN (BARDACH)
Technical Feasibility
1. Effectiveness
2. Adequacy
Economic and financial Possibility
1. Change and Net worth
2. Economic Efficiency
3. Profitability
4. Cost Effentiveness
Political Viability
1. Acceptability
2. Approprietness
3. Responsiveness
4. Legal
5. Equity
Administrative Operability
1. Authority
2. Institutional Commitment
3. Capability
4. Organizational Aport
Identify Alternative Policies
Alternatif kebijakan diperlukan untuk
membantu seorang pengambil kebijakan
dalam pencapaian tujuan diperlukan
alternatif/pilihan yang mungkin dpt
memberikan harapan atau mendekati suatu
tindakan yang diinginkan.
Alternatif harus berdasarkan kriteria
tertentu sesuai dg tujuan untuk mengatasi
suatu masalah.
4 TAHAP DLM PENYAJIAN ALTERNATIF
1) Menemukan Alternatif
2) Menyaring alternatif berdasarkan
karakteristik-karakteristik yg diinginkan
3) Menguji Alternatif (membandingkan
alternatif)
4) Mempersiapkan Alternatif untuk
penerapan.
BAGAIMANA MENEMUKAN ALTERNATIF?
Pencarian Alternatif meliputi dua tindakan:
1. The identification of classes of solution.
Dilakukan dengan curah pikir
(brainstorming) yang diperlukan dalam
kreativitas dan imajinasi pada masalah
tertentu.
Contoh: mengurangi kriminalitas perlu
penanganan dengan cara pendidikan
preventif, mengurangi kemiskinan atau
pemahaman tentang ketentuan hukum.
2. The investigation of solutions in a given class.
Tindakan yang mempertimbangkan secara
detail keuntungan dari kelompok tertentu
atau yang membahas variasi-variasi yang
paling menarik dan dominan pada kelompok-
kelompok tertentu.
Dua hal utama yang dibutuhkan yakni:
“KREATIVITAS DAN IMAJINASI”
SCREENING THE ALTERNATIVES
Dari sejumlah alternatif yang ditemukan
kemudian dipertimbangkan untuk dikurangi
sebelum dilakukan pengujian, melalui:
 Dicari kemungkinan-kemungkinan yang paling
mendekati, menguntungkan & layak.
 Memodifikasi alternatif-alternatif yg
pernah ada dalam bentuk baru dengan
membuang kekurangan-2 dan kelemahannya.
 Penggabungan beberapa alternatif yang
mungkin.
Alternatif harus mempunyai
dampak positif terhadap
tujuan, jangan malah
menghambat atau lebih banyak
negatifnya
MENGUJI ALTERNATIF
Adalah tindakan membandingkan
kemungkinan-kemungkinan alternatif
tersebut berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu sesuai tujuan yang diinginkan
GOAL ORIENTED POLICY
1. Tetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu.
2. Periksa kecukupan sumber daya yang
tersedia, khususnya waktu, manusia, sistem
dan dana.
3. Susunlah kebijakan yang mendukung
pengelolaan sumber daya tersebut untuk
mencapai tujuan.
Rumusan
kebijakan
Sumber Daya
yang tersedia
Tujuan yang
hendak
dicapai
Perumusan Kebijakan Goal Oriented termasuk pada model-model
perumusan kebijakan peramalan (forecasting), karena masa depan
adalah ‘terra incognita’ (dataran yang tidak kita kenali)
• Pada model ini, para pakar dipertemukan
dan melakukan diskusi, yang disebut pola
braintrust /brainstorming analysis
(diskusi curah gagasan)=tatap muka
langsung.
• Ada pula model tatap muka tidak secara
langsung/ bermedia teknik delphi)
• Para pimpinan/ decision maker membuat
strategi secara makro (umum) untuk
acuan kebijakan-kebijakan yang bersifat
mikro.
Analis Kebijakan, WHO?
 Adalah pihak yang melakukan kajian,
pembahasan dan pertimbangan secara detail
terhadap sebuah persoalan/ proposal yang akan
dijadikan kebijakan publik.
 Semacam think tank yang mempunyai tugas
pokok mengkaji, mendalami, menimbang dan
memberikan sumbang saran terhadap sebuah
proposal kebijakan publik.
 Kemampuan ini seharusnya ada pada setiap
pejabat pemerintahan
• Analis kebijakan publik dapat dikategorikan menjadi dua
klasifikasi besar yaitu analis kebijakan resmi dan tidak
resmi.
• Analis kebijakan resmi : pihak yang memang secara
formal ditunjuk oleh policy maker untuk membantunya
menilai, menganalisis, menimbang, mengkaji secara serius
dan mendalam mengenai sebuah proposal kebijakan
publik.
• Analis kebijakan tidak resmi : berbagai pihak yang tanpa
diminta secara formal oleh pengambil kebijakan
memberikan nasehat, penilaian atau pertimbangan
terhadap sebuah proposal kebijakan publik.
PROSES IDEAL PERUMUSAN KEBIJAKAN
Masalah
bersama
Tujuan
bersama
Tim
perumus
kebijakan
Naskah
akademik
dan/ draf
nol
Forum 1:
pakar
Forum 2:
Pemerintah
Forum 3:
Beneficiaries
Forum 4:
Umum/
Publik
Draf 2 (Final)
Keputusan
Eksekutif
Proses
Legislasi
Highly
Selected
FGD
Draf 1
Kebijaka
n Publik
Isu kebijakan
Penyiapan Pra Kebijakan
Proses Publik
Rumusan Kebijakan
Penetapan
Kebijakan
1. Munculnya Isu Kebijakan
• Isu kebijakan dapat berupa masalah/ kebutuhan
masyarakat/ negara, yang bersifat mendasar,
mempunyai lingkup cakupan yang besar, dan
memerlukan pengaturan pemerintah.
• Masalah dan Kebutuhan yang dimaksud: Masalah
dan kebutuhan yang sudah/ sedang muncul serta
Masalah dan kebutuhan yang berpotensi besar
untuk muncul di masa depan.
• Masalah ketanggapan (responsiveness) pemerintah
diperlukan untuk menangkap isu kebijakan.
• Waktu untuk menangkap isu kebijakan secara
ideal adalah kurang dari 7 hari
Tim Perumus Kebijakan
• Pejabat Birokrasi Terkait dan Ahli kebijakan
Publik (Analis Kebijakan)
• Waktu untuk pembentukan tim ini paling lama 7
hari.
• Tim secara paralel merumuskan: Naskah Akademik
dan/ draf nol kebijakan (dapat langsung
berbentuk pasal-pasal, atau hal-hal yang akan
diatur oleh kebijakan dan konsekuensi-
konsekuensinya.
• Waktu perumusan naskah akademik bersama dengan
draf kebijakan idealnya 2 minggu kerja (10 hari)
Forum Publik 1:
1. Para pakar kebijakan dan para pakar yang berkenaan
dengan masalah terkait, juga perlu diikutsertakan
anggota legislatif pada bidang terkait. Diskusi paling
banyak 3 kali dalam waktu paling lama 1 bulan
2. Tujuan: melakukan verifikasi secara akademis
kebenaran-kebenaran ilmiah.
3. Materi diskusi dapat bersifat khusus, atau sudah
adalam bentuk pasal-pasal, dalam bentuk kebijakan
umum.
Forum Publik 2:
• Diskusi dengan instansi pemerintahan di luar
lembaga pemerintahan yang merumuskan
kebijakan tersebut.
• Idealnya dilakukan paling banyak 3 kali dalam
waktu paling lama 1 bulan.
• Pada tigkat tertentu diskusi ini juga
melibatkan komisi atau bidang terkait di
lembaga legislatif.
Forum Publik 3:
• Diskusi dengan para pihak yang terkait
langsung dengan kebijakan/ yang terkena
dampak langsung (kelompok beneficiries).
Untuk memperoleh verifikasi secara sosial
dan politik dari kelompok masyarakat yang
terkait secara langsung. Diskusi ini
idealnya dilakukan paling banyak 3 kali
dalam waktu paling lama 1 bulan.
Forum Publik 4:
• Diskusi dengan seluruh pihak terkait secara luas,
dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, LSM, dsb.
Diskusi ini ditujukan untuk membangun pemahaman publik
(public awareness) terhadap rencana munculnya suatu
kebijakan, serta masukan (kritik) publik tentang
kebijakan yang akan dibuat.
• Forum ini diselenggarakan maksimal 2 kali dalam
maksimal 1 bulan.
• Diskusi publik ini sering disebut juga RIA (Regulatory
Impact Assessment), dengan materi yang bersifat umum,
atau tidak dalam bentuk pasal-pasal (sesuai dengan
teori publik opini, bahwa publik hanya dapat memberikan
penilaian (judgment) yang bersifat biner, yaitu setuju
atau tidak setuju, pro atau kontra.
Draf-1:
• Hasil diskusi publik kemudian dijadikan materi
penyusunan pasal-pasal kebijakan.
• Perumusan draf 1 maksimal 1 minggu kerja (5
hari) yang dikerjakan oleh Tim Perumus.
• Draf-1 didiskusikan dan diverifikasi dalam FGD
(Focused Group Discussion) yang melibatkan
dinas/ instansi terkait, pakar kebijakan, dan
pakar permasalahan.
• Diskusi ini paling banyak dilakukan 2 kali
dalam jangka waktu maksimal 2 minggu kerja (10
hari)
Draf-2:
• Proses perumusan maksimal 1 minggu kerja (5
hari) oleh Tim Perumus kebijakan.
• Draf final disahkan oleh pejabat berwenang,
atau untuk kebijakan undang-undang, dibawa ke
proses legislasi yang secara perundang-
undangan diatur dalam UU No.10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, khususnya pasal 17 dan seterusnya.
• Jika kebijakan tidak memerlukan proses
legislasi, karena merupakan domain dari
eksekutif dan tidak melibatkan legislatif,
maka prosesnya berhenti pada langkah
kelima.
• Jadi langkah keenam adalah proses
pengesahan oleh pejabat publik yang
mempunyai otoritas.
• Jika kebijakan tersebut bersifat sangat terbatas
tidak perlu diseleggarakan diskusi publik.
Apabila juga diperlukan, hanya sebatas
mengundang para ahli, dan diselenggarakan
dengan pola delphi atau berpola “pendapat
pakar” untuk memastikan tidak ada yang
keliru dalam kebijakan yang hendak
ditetapkan.
Jika kebijakan dibuat bersama
legislatif, prosesnya sebagai berikut:
Draf
RUU/RanPe
rda
Pengajuan
ke Lembaga
Legislatif
Panitia
Khusus
Lembaga
Legislatif
Persetujuan
Legislatif
Pem. Pusat:
Penandatanganan
dan Penetapan
(Presiden)
Pemda
Konsultasi dengan
Lembaga di
atasnya
Penanda
tanganan dan
Penetapan
(KA. Daerah)
Dalam praktik, tidak semua kebijakan publik melalui
keseluruhan lagkah tersebut, yakni:
• Kebijakan yang proses dan jadwalnya telah ditetapkan oleh
peraturan pemerintah, yaitu kebijakan anggaran yang ditata dengan
mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)
dari tingkat desa/ kelurahan hingga nasional.
• Pada kebijakan yang bersifat teknis memerlukan penyiapan
informasi kebijakan yang memakan waktu cukup panjang. (ex:
kebijakan yang berkenaan dengan tata ruang dan tata wilayah yang
memerlukan penyiapan informasi khusus).
• Pada kebijakan tertentu yang bersifat luar biasa, misalnya yang
berkenaan dengan terjadinya konflik mendalam konflik berjangka
panjang, atau kombinasi dari keduanya.
Gambar. Kuadran Kebijakan Publik
Kuadran I
Kebijakan Publik
Kuadran II
Kebijakan Publik
Khusus
Kuadran III
Keputusan
Organisasi Publik
Eksternal
Kuadran IV
Keputusan
Organisasi Publik
Internal
Luas
Cakupan
Kedaruratan
Kuadran I
• Adalah lokasi kebijakan publik. Bentuknya adalah UU, Perda,
peraturan pejabat eksekutif yang mempunyai cakupan akibat
yang luas.
• Dibuat oleh Presiden, menteri, kepala daerah, bukan pejabat
administratif maupun legislatif pusat/ daerah.
• Proses kebijakan melibatkan partisipasi publik secara
maksimal.
• Waktu hingga tahap pengesahan keputusan= 1-6 bulan.
(Proses dari tahap 1 hingga tahap 11)
Kuadran II
• Lokasi kebijakan Publik Khusus, yaitu kebijakan yang dibuat
dalam kondisi sangat darurat dan cakupan akibatnya sangat
luas, baik dalam bentuk UU,Perda, maupun keputusan eksekutif
(Presiden, kepala daerah, pejabat yang menggantikannya)
• Kebijakan dapat dibuat oleh pemerintah dengan melibatkan
bagian-bagian (direktorat atau dinas) terkait, dibantu oleh
pimpinan lembaga legislatif, beberapa pakar dan beberapa
tokoh masyarakat.
• Waktu hingga pengesahan keputusan kurang dari 48 jam.
• Prosesnya melalui tahap 1,2,9,10, 11.
Kuadran III
• Lokasi Keputusan Eksternal Organisasi Publik namun yang
berkenaan dengan publik secara terbatas.
• Keputusan dapat dibuat oleh pemerintah dengan melibatkan unit
(direktorat atau dinas) terkait.
• Dibuat oleh pejabat di bawah presiden atau kepala daerah (pejabat
administratif)
• Waktu pembuatan kurang dari 1 bulan, dan dapat dilaksanakan
langsung tanpa melalui proses di depan.
Kuadran IV
• Lokasi Keputusan Internal Organisasi Publik namun tidak
berkenaan dengan publik meskipun secara terbatas.
• Keputusan dibuat dengan arbitrer oleh pejabat yang ada di
tempat, waktu hingga pengesahan keputusan saat itu juga, dan
dapat dilaksanakan langsung tanpa melalui proses di depan.
Keputusan dibuat oleh pejabat in charge pada saat kejadian.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik09417144006
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikMuh Firyal Akbar
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 

What's hot (20)

Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 

Similar to ANALISISKEBIJAKAN

Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparYogi Suwarno
 
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.ppt
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.pptAnalisis Kebijakan_MPI_S3_2019.ppt
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.pptIzzaRosyadi
 
Materi PKL_Introduction to PP.pptx
Materi PKL_Introduction to PP.pptxMateri PKL_Introduction to PP.pptx
Materi PKL_Introduction to PP.pptxDidikArrayid
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanunitpublikasi
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp editedPosdaya Solok
 
Konsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnisKonsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnisUVRI - UKDM
 
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdf
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdfpertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdf
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdffebrianaMuryanto
 
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdf
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdfPelatihan PB 11 Agustus-1.pdf
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdfIrwan Dharmawan
 
analisis kebijakan.pptx
analisis kebijakan.pptxanalisis kebijakan.pptx
analisis kebijakan.pptxsunardi21
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021WiandhariEsaBBPKCilo
 
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikMateri presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikHimpunan Mahasiswa Islam
 
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...FatinahGhiyats1
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...Ratihdewi1183
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosTri Widodo W. UTOMO
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Ahmad Syarif
 
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...rianafitri1
 
Model model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemen
Model  model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemenModel  model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemen
Model model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemenFacris Bani
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 
Makalah ekonomi teknik asbal
Makalah ekonomi teknik asbalMakalah ekonomi teknik asbal
Makalah ekonomi teknik asbalasbalkhairi
 

Similar to ANALISISKEBIJAKAN (20)

Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
 
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.ppt
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.pptAnalisis Kebijakan_MPI_S3_2019.ppt
Analisis Kebijakan_MPI_S3_2019.ppt
 
Materi PKL_Introduction to PP.pptx
Materi PKL_Introduction to PP.pptxMateri PKL_Introduction to PP.pptx
Materi PKL_Introduction to PP.pptx
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
 
Konsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnisKonsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnis
 
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdf
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdfpertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdf
pertemuan 1 dan 2 (PUBLIC NEED AND ANALYS POLICY).pdf
 
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdf
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdfPelatihan PB 11 Agustus-1.pdf
Pelatihan PB 11 Agustus-1.pdf
 
analisis kebijakan.pptx
analisis kebijakan.pptxanalisis kebijakan.pptx
analisis kebijakan.pptx
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikMateri presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
 
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan
 
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
 
Model model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemen
Model  model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemenModel  model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemen
Model model pengambilan keputusan dalam sistem informasi manajemen
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Makalah ekonomi teknik asbal
Makalah ekonomi teknik asbalMakalah ekonomi teknik asbal
Makalah ekonomi teknik asbal
 

More from nurul khaiva

Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)nurul khaiva
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)nurul khaiva
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)nurul khaiva
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)nurul khaiva
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)nurul khaiva
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politiknurul khaiva
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)nurul khaiva
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copynurul khaiva
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisanurul khaiva
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 

More from nurul khaiva (20)

M 10
M 10M 10
M 10
 
M 9
M 9M 9
M 9
 
M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7
 
M 4
M 4M 4
M 4
 
M 3
M 3M 3
M 3
 
M 2
M 2M 2
M 2
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copy
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

ANALISISKEBIJAKAN

  • 1.
  • 2. Langkah-langkah Analisis Kebijakan 1. Perumusan Masalah Kebijakan Dimaksudkan untuk menentukan dan memahami hakikat permasalahan, kemudian merumuskan dalam bentuk sebab akibat, mana faktor penyebab (independent variable) dan mana yang merupakan faktor akibat (dependent variable) 2. Penentuan Tujuan Tujuan adalah sesuatu akibat yang secara sadar ingin dicapai atau dihindari (mencapai kebaikan sekaligus mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan) 3. Perumusan Alternatif Alternatif adalah pilihan tentang alat atau cara-cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
  • 3. Langkah…….. 4. Penentuan Kriteria Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas untuk menilai misalnya: politik, ekonomi/finansial, administratif, organisatoris, teknologi, sosial/budaya/agama, hankam. 5. Penilaian Alternatif Menilai alternatif berdasarkan tujuan kebijakan dan kriteria kebijakan. Penilaian atas alternatif akan memberikan gambaran mengenai sejumlah pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan. 6. Merumuskan Rekomendasi Kebijakan Langkah terakhir nalisis kebijakan adalah merumuskan saran (rekomendasi) mengenai alternatif yang diperhitungkan akan dapat mencapai tujuam secara optimal. Dalam rekomendasi ini sering dikemukakan juga strategi pelaksanaannya.
  • 4. Propose a solution Formulate the problem Search for alternatives Set out objectives and goals Identify decision parameters POLICY ANALYSIS ITERATION (Peter Bridgman and Glyn Davis, 2000)
  • 5. Define the Problem Determine Evaluation Criteria Identify Alternative Policies Evaluation Alternative Policies Select Prefered Policy Implement the Prefered Policy Model Rasional Sederhana By: CARL PATTON & DAVID SAVICKY (1993:3) PROBLEM ORIENTED POLICY
  • 6. PROSES DASAR ANALISIS KEBIJAKAN (Patton & Sawicki, 1986) 1 VERIFIKASI, MENDEFINISIKAN DAN MERINCI MASALAH 2 MEMBUAT KRITERIA EVALUASI 4 EVALUASI ALTERNATIF KEBIJAKAN 6 MENGAWASI HASIL KEBIJAKAN 3 IDENTIFIKASI ALTERNATIF KEBIJAKAN 5 MENAMPILKAN DAN MEMILIH DI ANTARA ALTERNATIF KEBIJAKAN
  • 7. Define the Problem Menemukan pokok permasalahan. Untuk dapat menemukan pokok permasalahan (menangkap induk permasalahannya), dapat dilakukan melalui: 1. Tangkap masalahnya secara makro. 2. Urai secara rinci masalah yang ada di dalamnya. 3. Temukan permasalahan yang terpenting atau paling strategis dalam uraian masalah dan temukan kemungkinan masalah lain yang terkait dalam masalah tersebut, yang kemungkinan justru menjadi penyebab utama.
  • 8. • Jadi inti pekerjaan yang dilakukan adalah bagaimana kita memisahkan antara masalah yang bersifat teknis dan masalah yang strategis, untuk kemudian yang dijadikan pilihan target adalah masalah yang bersifat strategis. • Kebanyakan para decision maker lebih memilih masalah teknis daripada masalah strategis : 1. Karena masalah teknis memang mudah diselesaikan. 2. Karena hasilnya langsung nampak nyata.’ 3. Karena mudah diukur hasilnya. 4. Decision maker/ pemimpin memperoleh popularitas.
  • 9. Determine Evaluation Criteria • Merupakan parameter atau ukuran/ indikator untuk menentukan tingkat keberhasilan suatu kebijakan. • Ketika analis memilih alternatif yg akan direkomendasikan, maka harus ada alat untuk menilai alternatif-alternatif yang tersedia
  • 10. MANFAAT KRITERIA • Untuk me-ranking (mengurutkan) alternatif • Untuk mengetahui seberapa baik sebuah alternatif dibandingkan dengan alternatif-alternatif lainnya
  • 11. Syarat-syarat Kriteria  Harus atas persetujuan klien (kesepakatan)  Kriteria harus mengukur apa yang ingin diukur  Harus sahih dan dapat dipercaya  Kalau bisa gunakan kriteria yang sudah lazim atau standar  Menghasilkan dampak positif terbesar
  • 12. Macam-2 KRITERIA • Teknis (layak secara teknis?) • Ekonomi dan finansial (mis: efisiensi, biaya, keuntungan) • Politik (konsensus antar stakeholders dan penerimaan stakeholders) • Administratif (kewenangan, komitmen lembaga, kapabilitas, dukungan organisasi, dls) • Ekologis (AMDAL, Good Environmental Governance) • dsb
  • 13. Kriteria GOOD GOVERNANCE  Partisipasi  Penegakan Hukum  Transparansi  Responsivitas  Persamaan  Akuntabilitas  dls
  • 14.  Kriteria Kesehatan • Angka harapan hidup • Angka kematian bayi • Kecukupan gizi, dst  Kriteria Proyek • Waktu pencapaian • Tingkat pengaruh yg diinginkan • Perubahan perilaku masyarakat • Tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya, dls  Kriteria Ekologis • Dampak fisik lingkungan • Dampak terhadap lingkungan sosial CONTOH LAIN :
  • 15. KRITERIA ALTERNATIF KEBIJAKAN (BARDACH) Technical Feasibility 1. Effectiveness 2. Adequacy Economic and financial Possibility 1. Change and Net worth 2. Economic Efficiency 3. Profitability 4. Cost Effentiveness
  • 16. Political Viability 1. Acceptability 2. Approprietness 3. Responsiveness 4. Legal 5. Equity Administrative Operability 1. Authority 2. Institutional Commitment 3. Capability 4. Organizational Aport
  • 17. Identify Alternative Policies Alternatif kebijakan diperlukan untuk membantu seorang pengambil kebijakan dalam pencapaian tujuan diperlukan alternatif/pilihan yang mungkin dpt memberikan harapan atau mendekati suatu tindakan yang diinginkan. Alternatif harus berdasarkan kriteria tertentu sesuai dg tujuan untuk mengatasi suatu masalah.
  • 18. 4 TAHAP DLM PENYAJIAN ALTERNATIF 1) Menemukan Alternatif 2) Menyaring alternatif berdasarkan karakteristik-karakteristik yg diinginkan 3) Menguji Alternatif (membandingkan alternatif) 4) Mempersiapkan Alternatif untuk penerapan.
  • 19. BAGAIMANA MENEMUKAN ALTERNATIF? Pencarian Alternatif meliputi dua tindakan: 1. The identification of classes of solution. Dilakukan dengan curah pikir (brainstorming) yang diperlukan dalam kreativitas dan imajinasi pada masalah tertentu. Contoh: mengurangi kriminalitas perlu penanganan dengan cara pendidikan preventif, mengurangi kemiskinan atau pemahaman tentang ketentuan hukum.
  • 20. 2. The investigation of solutions in a given class. Tindakan yang mempertimbangkan secara detail keuntungan dari kelompok tertentu atau yang membahas variasi-variasi yang paling menarik dan dominan pada kelompok- kelompok tertentu. Dua hal utama yang dibutuhkan yakni: “KREATIVITAS DAN IMAJINASI”
  • 21. SCREENING THE ALTERNATIVES Dari sejumlah alternatif yang ditemukan kemudian dipertimbangkan untuk dikurangi sebelum dilakukan pengujian, melalui:  Dicari kemungkinan-kemungkinan yang paling mendekati, menguntungkan & layak.  Memodifikasi alternatif-alternatif yg pernah ada dalam bentuk baru dengan membuang kekurangan-2 dan kelemahannya.  Penggabungan beberapa alternatif yang mungkin.
  • 22. Alternatif harus mempunyai dampak positif terhadap tujuan, jangan malah menghambat atau lebih banyak negatifnya
  • 23. MENGUJI ALTERNATIF Adalah tindakan membandingkan kemungkinan-kemungkinan alternatif tersebut berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai tujuan yang diinginkan
  • 24. GOAL ORIENTED POLICY 1. Tetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. 2. Periksa kecukupan sumber daya yang tersedia, khususnya waktu, manusia, sistem dan dana. 3. Susunlah kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan.
  • 25. Rumusan kebijakan Sumber Daya yang tersedia Tujuan yang hendak dicapai Perumusan Kebijakan Goal Oriented termasuk pada model-model perumusan kebijakan peramalan (forecasting), karena masa depan adalah ‘terra incognita’ (dataran yang tidak kita kenali)
  • 26. • Pada model ini, para pakar dipertemukan dan melakukan diskusi, yang disebut pola braintrust /brainstorming analysis (diskusi curah gagasan)=tatap muka langsung. • Ada pula model tatap muka tidak secara langsung/ bermedia teknik delphi) • Para pimpinan/ decision maker membuat strategi secara makro (umum) untuk acuan kebijakan-kebijakan yang bersifat mikro.
  • 27. Analis Kebijakan, WHO?  Adalah pihak yang melakukan kajian, pembahasan dan pertimbangan secara detail terhadap sebuah persoalan/ proposal yang akan dijadikan kebijakan publik.  Semacam think tank yang mempunyai tugas pokok mengkaji, mendalami, menimbang dan memberikan sumbang saran terhadap sebuah proposal kebijakan publik.  Kemampuan ini seharusnya ada pada setiap pejabat pemerintahan
  • 28. • Analis kebijakan publik dapat dikategorikan menjadi dua klasifikasi besar yaitu analis kebijakan resmi dan tidak resmi. • Analis kebijakan resmi : pihak yang memang secara formal ditunjuk oleh policy maker untuk membantunya menilai, menganalisis, menimbang, mengkaji secara serius dan mendalam mengenai sebuah proposal kebijakan publik. • Analis kebijakan tidak resmi : berbagai pihak yang tanpa diminta secara formal oleh pengambil kebijakan memberikan nasehat, penilaian atau pertimbangan terhadap sebuah proposal kebijakan publik.
  • 29. PROSES IDEAL PERUMUSAN KEBIJAKAN Masalah bersama Tujuan bersama Tim perumus kebijakan Naskah akademik dan/ draf nol Forum 1: pakar Forum 2: Pemerintah Forum 3: Beneficiaries Forum 4: Umum/ Publik Draf 2 (Final) Keputusan Eksekutif Proses Legislasi Highly Selected FGD Draf 1 Kebijaka n Publik Isu kebijakan Penyiapan Pra Kebijakan Proses Publik Rumusan Kebijakan Penetapan Kebijakan
  • 30. 1. Munculnya Isu Kebijakan • Isu kebijakan dapat berupa masalah/ kebutuhan masyarakat/ negara, yang bersifat mendasar, mempunyai lingkup cakupan yang besar, dan memerlukan pengaturan pemerintah. • Masalah dan Kebutuhan yang dimaksud: Masalah dan kebutuhan yang sudah/ sedang muncul serta Masalah dan kebutuhan yang berpotensi besar untuk muncul di masa depan. • Masalah ketanggapan (responsiveness) pemerintah diperlukan untuk menangkap isu kebijakan. • Waktu untuk menangkap isu kebijakan secara ideal adalah kurang dari 7 hari
  • 31. Tim Perumus Kebijakan • Pejabat Birokrasi Terkait dan Ahli kebijakan Publik (Analis Kebijakan) • Waktu untuk pembentukan tim ini paling lama 7 hari. • Tim secara paralel merumuskan: Naskah Akademik dan/ draf nol kebijakan (dapat langsung berbentuk pasal-pasal, atau hal-hal yang akan diatur oleh kebijakan dan konsekuensi- konsekuensinya. • Waktu perumusan naskah akademik bersama dengan draf kebijakan idealnya 2 minggu kerja (10 hari)
  • 32. Forum Publik 1: 1. Para pakar kebijakan dan para pakar yang berkenaan dengan masalah terkait, juga perlu diikutsertakan anggota legislatif pada bidang terkait. Diskusi paling banyak 3 kali dalam waktu paling lama 1 bulan 2. Tujuan: melakukan verifikasi secara akademis kebenaran-kebenaran ilmiah. 3. Materi diskusi dapat bersifat khusus, atau sudah adalam bentuk pasal-pasal, dalam bentuk kebijakan umum.
  • 33. Forum Publik 2: • Diskusi dengan instansi pemerintahan di luar lembaga pemerintahan yang merumuskan kebijakan tersebut. • Idealnya dilakukan paling banyak 3 kali dalam waktu paling lama 1 bulan. • Pada tigkat tertentu diskusi ini juga melibatkan komisi atau bidang terkait di lembaga legislatif.
  • 34. Forum Publik 3: • Diskusi dengan para pihak yang terkait langsung dengan kebijakan/ yang terkena dampak langsung (kelompok beneficiries). Untuk memperoleh verifikasi secara sosial dan politik dari kelompok masyarakat yang terkait secara langsung. Diskusi ini idealnya dilakukan paling banyak 3 kali dalam waktu paling lama 1 bulan.
  • 35. Forum Publik 4: • Diskusi dengan seluruh pihak terkait secara luas, dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, LSM, dsb. Diskusi ini ditujukan untuk membangun pemahaman publik (public awareness) terhadap rencana munculnya suatu kebijakan, serta masukan (kritik) publik tentang kebijakan yang akan dibuat. • Forum ini diselenggarakan maksimal 2 kali dalam maksimal 1 bulan. • Diskusi publik ini sering disebut juga RIA (Regulatory Impact Assessment), dengan materi yang bersifat umum, atau tidak dalam bentuk pasal-pasal (sesuai dengan teori publik opini, bahwa publik hanya dapat memberikan penilaian (judgment) yang bersifat biner, yaitu setuju atau tidak setuju, pro atau kontra.
  • 36. Draf-1: • Hasil diskusi publik kemudian dijadikan materi penyusunan pasal-pasal kebijakan. • Perumusan draf 1 maksimal 1 minggu kerja (5 hari) yang dikerjakan oleh Tim Perumus. • Draf-1 didiskusikan dan diverifikasi dalam FGD (Focused Group Discussion) yang melibatkan dinas/ instansi terkait, pakar kebijakan, dan pakar permasalahan. • Diskusi ini paling banyak dilakukan 2 kali dalam jangka waktu maksimal 2 minggu kerja (10 hari)
  • 37. Draf-2: • Proses perumusan maksimal 1 minggu kerja (5 hari) oleh Tim Perumus kebijakan. • Draf final disahkan oleh pejabat berwenang, atau untuk kebijakan undang-undang, dibawa ke proses legislasi yang secara perundang- undangan diatur dalam UU No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, khususnya pasal 17 dan seterusnya.
  • 38. • Jika kebijakan tidak memerlukan proses legislasi, karena merupakan domain dari eksekutif dan tidak melibatkan legislatif, maka prosesnya berhenti pada langkah kelima. • Jadi langkah keenam adalah proses pengesahan oleh pejabat publik yang mempunyai otoritas.
  • 39. • Jika kebijakan tersebut bersifat sangat terbatas tidak perlu diseleggarakan diskusi publik. Apabila juga diperlukan, hanya sebatas mengundang para ahli, dan diselenggarakan dengan pola delphi atau berpola “pendapat pakar” untuk memastikan tidak ada yang keliru dalam kebijakan yang hendak ditetapkan.
  • 40. Jika kebijakan dibuat bersama legislatif, prosesnya sebagai berikut: Draf RUU/RanPe rda Pengajuan ke Lembaga Legislatif Panitia Khusus Lembaga Legislatif Persetujuan Legislatif Pem. Pusat: Penandatanganan dan Penetapan (Presiden) Pemda Konsultasi dengan Lembaga di atasnya Penanda tanganan dan Penetapan (KA. Daerah)
  • 41. Dalam praktik, tidak semua kebijakan publik melalui keseluruhan lagkah tersebut, yakni: • Kebijakan yang proses dan jadwalnya telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah, yaitu kebijakan anggaran yang ditata dengan mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dari tingkat desa/ kelurahan hingga nasional. • Pada kebijakan yang bersifat teknis memerlukan penyiapan informasi kebijakan yang memakan waktu cukup panjang. (ex: kebijakan yang berkenaan dengan tata ruang dan tata wilayah yang memerlukan penyiapan informasi khusus). • Pada kebijakan tertentu yang bersifat luar biasa, misalnya yang berkenaan dengan terjadinya konflik mendalam konflik berjangka panjang, atau kombinasi dari keduanya.
  • 42. Gambar. Kuadran Kebijakan Publik Kuadran I Kebijakan Publik Kuadran II Kebijakan Publik Khusus Kuadran III Keputusan Organisasi Publik Eksternal Kuadran IV Keputusan Organisasi Publik Internal Luas Cakupan Kedaruratan
  • 43. Kuadran I • Adalah lokasi kebijakan publik. Bentuknya adalah UU, Perda, peraturan pejabat eksekutif yang mempunyai cakupan akibat yang luas. • Dibuat oleh Presiden, menteri, kepala daerah, bukan pejabat administratif maupun legislatif pusat/ daerah. • Proses kebijakan melibatkan partisipasi publik secara maksimal. • Waktu hingga tahap pengesahan keputusan= 1-6 bulan. (Proses dari tahap 1 hingga tahap 11)
  • 44. Kuadran II • Lokasi kebijakan Publik Khusus, yaitu kebijakan yang dibuat dalam kondisi sangat darurat dan cakupan akibatnya sangat luas, baik dalam bentuk UU,Perda, maupun keputusan eksekutif (Presiden, kepala daerah, pejabat yang menggantikannya) • Kebijakan dapat dibuat oleh pemerintah dengan melibatkan bagian-bagian (direktorat atau dinas) terkait, dibantu oleh pimpinan lembaga legislatif, beberapa pakar dan beberapa tokoh masyarakat. • Waktu hingga pengesahan keputusan kurang dari 48 jam. • Prosesnya melalui tahap 1,2,9,10, 11.
  • 45. Kuadran III • Lokasi Keputusan Eksternal Organisasi Publik namun yang berkenaan dengan publik secara terbatas. • Keputusan dapat dibuat oleh pemerintah dengan melibatkan unit (direktorat atau dinas) terkait. • Dibuat oleh pejabat di bawah presiden atau kepala daerah (pejabat administratif) • Waktu pembuatan kurang dari 1 bulan, dan dapat dilaksanakan langsung tanpa melalui proses di depan.
  • 46. Kuadran IV • Lokasi Keputusan Internal Organisasi Publik namun tidak berkenaan dengan publik meskipun secara terbatas. • Keputusan dibuat dengan arbitrer oleh pejabat yang ada di tempat, waktu hingga pengesahan keputusan saat itu juga, dan dapat dilaksanakan langsung tanpa melalui proses di depan. Keputusan dibuat oleh pejabat in charge pada saat kejadian.