SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
ABLASIO
RETINA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 28 JANUARI 2019 – 1 MARET 2019
PRESENTASI KASUS
dr. Freddy Wilmar Arsyad, Sp.M-KVR
PEMBIMBING
Niken Larasati (110.2014.193)
STATUS PASIEN
 Nama : Tn. LF
 Umur : 19 Agustus 1983 (35 tahun)
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : TNI AD
 Alamat : Waiheru, Ambon
1. IDENTITAS
 Diambil secara autoanamnesa, dengan tanggal periksa :
Selasa, 19 Febuari 2019 pukul 10:18 Am
 Keluhan utama :
Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan
Rumah Sakit Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram
mendadak atau melihat tidak begitu jelas pada mata kiri sejak
8 bulan yang lalu (tepatnya bulan agustus 2018).
2. ANAMNESA
 Keluhan Tambahan :
Ketika ditanyakan pasien juga mengaku melihat kilatan – kilatan
cahaya hanya pada bagian mata kiri.
Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan Rumah Sakit
Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram mendadak atau melihat
tidak begitu jelas pada mata kiri sejak 8 bulan yang lalu, tanpa disertai
mata merah. Ketika ditanyakan pasien juga mengaku melihat kilatan –
kilatan cahaya hanya pada bagian kiri. Pasien juga mengeluhkan pada
bagian mata sebelah luar dan atas seperti ada yang menutupi. Keluhan
melihat benda dengan berbagai macam bentuk berwarna hitam atau coklat
disangkal pasien. pasien juga menyangkal sebelumnya pernah
menggunakan kaca mata.
Pasien sering mengucek – ngucek matanya yang mungkin tanpa
disadari terlalu keras. tahun lalu tepatnya pada awal tahun 2017 pasien
pernah mengalami kecelakaan dan membentur dominan kepala bagian
kiri tepat pada bagian pelipis, namun setelah kejadian tesebut tidak
terdapat keluhan pada mata pasien. Riwayat trauma seperti dipukul pada
bagian mata, terbentur benda yang keras pada mata, yang dialami beberapa1/28/19
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan rasa sakit apabila ditekan, penglihatan warna terganggu,
ketika pasien beraktivitas berat penglihatan menjadi buram, pada saat mata
bergerak terasa sakit atau nyeri, sakit kepala, sakit ketika mengunyah,
semua ini disangkal oleh pasien. Pasien juga menyangkal keluhan
penglihatan kabur yang hilang timbul, kemudian gelap menetap.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Diabetes Melitus : Tidak Ada
• Hipertensi : Tidak Ada
• Riwayat Stroke : Tidak Ada
• Jantung : Tidak Ada
• Tuberkulosis : Tidak Ada
A. Umum :
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat sakit mata sebelumnya : tidak ada
• Riwayat penggunaan kaca mata : tidak ada
• Riwayat operasi mata : tidak ada
• Riwayat trauma mata sebelumnya : trauma tidak dialami
pasien secara langsung, namun 2 tahun lalu, pasien
mengalami kecelakaan pada bagian kepala dominan
sebelah kiri.
B. Mata :
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Penyakit mata serupa : tidak ada
• Penyakit mata lainnya : tidak ada
• Diabetes Melitus : tidak ada
• Hipertensi : tidak ada
• Stroke : tidak ada
• Keadaan Umum: Baik
• Kesadaran : CM
• Tekanan Darah :110/85 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Suhu : 36.7˚C
• Pernapasan : 22 x/menit
• Kepala : Normocephali
• Mata : Lihat Status Oftalmologikus
• Hidung : Simetris, Sekret –,
• THT : Hiperemis (-), T1/T1
• Leher :Tidak tampak pembesaran KGB
• Jantung/Paru : Tidak Dilakukan
• Abdomen : Tidak Dilakukan
3. PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK (2)
KETERANGAN OD OS
Tajam
penglihatan
1.0 1/60 PH (-)
Koreksi Tidak ada Tidak ada
Addisi Tidak ada Tidak ada
Distansia Pupil 62 mm /60 mm
Kacamata lama
Tidak ada Tidak ada
Pasien tidak pernah menggunakan kaca mata
B. Status Oftalmologis
1) Pemeriksaan visus
2) Kedudukan bola mata
3) Super Silia
KETERANGAN OD OS
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
KETERANGAN OD OS
Warna Hitam Hitam
Letak Simetris Simetris
4) Palpebra Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak Ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra
Fissura Palpebra Vertikal : 9 mm
Fissura Palpebra Horizontal : 30 mm
Fissura Palpebra Margin Reflex Distance : 4 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
5) Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Hiperemis Tidak ada Tidak Ada
Folikel Tidak ada Tidak Ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
6) Konjungtiva bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan
subkonjungtiva
Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Ada (Grade II)
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
Okular Sinistra Okular Dextra
7) Sistem Lakrimalis
8) Sklera
KETERANGAN OD OS
Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka
Epifora Tidak ada Tidak ada
Tes anel Tidak diperiksa Tidak diperiksa
KETERANGAN OD OS
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
9) Kornea
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Ukuran 12 mm 12 mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat dan
Dendrit
Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Reguler Reguler
10) Bilik Mata Depan
11) Iris
KETERANGAN OD OS
Kedalaman Normal Normal
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
KETERANGAN OD OS
Warna Coklat Coklat
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia anterior dan
posterior
Tidak ada Tidak ada
12) Pupil
KETERANGAN OD OS
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran ± 3 mm ± 3 mm
Refleks cahaya
langsung
Positif Positif
Refleks cahaya
tidak langsung
Positif Positif
13) Lensa
14) Badan Kaca
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
15) Funduskopi
KETERANGAN OD OS
Reflex Fundus Positif Positif
Papil
- Bentuk Bulat Bulat
- Warna Jingga muda Jingga Muda
- Batas Tegas Tegas
- CD Ratio 0.3 Tidak dapat dinilai
Arteri Vena 2/3 Tidak dapat dinilai
Retina
- Edema Tidak Ada Tidak dapat dinilai
- Perdarahan Tidak Ada Tidak dapat dinilai
- Exudat Tidak Ada Tidak ada
- Sikatrik Tidak Ada Tidak dapat dinilai
Makula Lutea
- Reflex Fovea Positif Tidak dapat dinilai
- Edema Tidak ada Tidak dapat dinilai
HASIL PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI
OKULAR SINISTRA
OKULAR DEXTRA
16) Palpasi
17) Lapang pandang
KETERANGAN OD OS
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tonometri 16,0 mmHg 14,0 mmHg
KETERANGAN OD OS
Tes Konfrotasi Lapang pandangan pasien
sama dengan pemeriksa
Lapang pandangan pasien
menyempit, pada bagian
superior dan temporal.
1/28/19
4. RESUME ( 1 )
Pasien laki – laki usia 35 tahun RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan Rumah
Sakit Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram atau melihat tidak
begitu jelas pada mata kiri sejak 8 bulan yang lalu. Ketika ditanyakan pasien
juga mengaku melihat kilatan – kilatan cahaya hanya pada bagian kiri. Pasien
juga mengeluhkan pada bagian mata sebelah luar dan bawah seperti ada
yang menutupi. Keluhan melihat benda dengan berbagai macam bentuk
berwarna hitam atau coklat disangkal pasien. pasien juga menyangkal
sebelumnya pernah menggunakan kaca mata.
Pasien sering mengucek – ngucek mata nya yang mungkin tanpa disadari
terlalu keras. tahun lalu tepatnya pada awal tahun 2017 pasien pernah
mengalami kecelakaan dan membentur dominan kepala bagian kiri tepat
pada bagian pelipis, namun setelah kejadian tesebut tidak terdapat keluhan
pada mata pasien. Riwayat trauma seperti dipukul pada bagian mata,
terbentur benda yang keras pada mata, yang dialami beberapa bulan terakhir
ini disangkal pasien.
Dalam pemeriksaan fisik ditemukan VOD 1,0 VOS 1/60 PH (-), pterigium
OS Grade II, Nevus Pigmentosus OS, dengan kedua Tekanan Intraokuler
OD 16,0 mmHg OS 14,0 mmHg dalam batas normal. Dalam pemeriksaan
lapang pandang pasien sulit menilai menyebut hitung jari dan gerakan
jari terbut pada bagian temporal dan inferior atau dapat dilaporkan
lapang pandang bagian inferior dan temporal menyempit. Dalam
pemeriksaan funduskopi dapat dilihat bentuk bulat, dengan warna
merah jingga berbatas tegas. Pada mata kanan pemeriksaan ini dalam
batas normal. Pada mata kiri didapatkan terlihat adanya pelepasan
pigmen retina dari tempatnya,
4. RESUME ( 2 )
DIAGNOSIS
5. Diagnosis kerja
• OS Ablasio Retina Non Regmatogen
6. Diagnosis banding
• OS Ablasio Retina Regmatogen
Anjuran pemeriksaan :
 Funduskopi Indirek
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. PENATALAKSANAAN
 Segera rujuk pada spesialis mata
 Menganjurkan agar pasien mengurangi mobilisasi (bedrest), apabila
memungkinkan sebaiknya berbaring ke sisi “tirai” yang dikeluahkan
Scleral Buckle
Vitrektomi
Dapat disertai tindakan khusus
Penggunaan laser dan krioterapi, serta endotamponade gas atau silicone oil
NON – MEDIKAMENTOSA
PEMBEDAHAN
Ablasio Retina OD OS
1. Ad vitam Bonam Bonam
2. Ad fungsionam Bonam Dubia Ad Malam
3. Ad sanactionam Bonam Dubia Ad Malam
9. PROGNOSIS
ANALISA KASUS
Penglihatan Mata Kiri buram mendadak, sejak 8 bulan yang lalu
(tepatnya Agustus bulan agustus 2018 (tepatnya agustus 2018)
Melihat Kilatan Cahaya
Tidak dapat melihat pada bagian temporal dan inferior mata kiri
IDENTIFIKASI MASALAH
• Penglihatan Mata Kiri buram mendadak, sejak 8 bulan yang lalu
(tepatnya Agustus bulan agustus 2018 (tepatnya agustus 2018)
–Penglihatan buram mendadak dapat diakibatkan karena
kelainan pada retina dan kelainan juga dapat terletak pada
syaraf optic. Penglihatan berkurang mendadak yang diikuti
mata tenang dapat disebabkan ablasio retina, oklusi
retina sentralis, neuritis retrobulbar, neurtitis serosa sentral,
retinopati sentral, intoksikasi metal alcohol iskemik optika
neuropati akut.
–Pada pemeriksaan funduskopi pada mata kiri pasien
atau ditemukan jaringan fibrovaskular pada bagian inferior,
sehingga pasien tidak dapat melihat pada bagian temporal
dan superior, hal ini sesuai dengan pemeriksaan lapang
pandang ditemukan bahwa pasien sulit untuk menilai apakah
jari bergerak atau tidak dan lapang pandang pasien juga
menyempit. Lapang padangan menyempit pada bagian
temporal dan superior
- Oklusi Arteri Retina Sentralis
oRetina terlihat pucat (-)
oCherry Red Spot (-)
- Oklusi Vena Retina Sentral
o Retina yang berdilatasi dan berkelok – kelok (tortous) (-)
o Cotton Wool Spot (-)
o Blood dot Haemorrhage (-)
o Edema retina (-)
- Retinitis Optik
o Tidak terdapat fine exudates
o Hiperemia,
o Edematous pada diskus optic
• Melihat Kilatan Cahaya
– Fotopsia (+)
– Gejala fotopsia tidak dipengaruhi cahaya
– Fotopsia terjadi akibat adanya tarikan pada syaraf
retina
• Tidak dapat melihat seperti terutup tirai, pada bagian
temporal dan superior mata kiri
– Perubahan dari bentuk lapang pandang pasien
– Jaringan fibrovaskular, retina detached
TINJAUAN PUSTAKA
ABLASIO RETINA
PENDAHULUAN
Retina
merupakan
lapisan
membran
neurosensoris
dan merupakan
lapisan ketiga
bola mata
Bola mata dilapisi
oleh 3 lapisan
jaringan: sklera,
uvea dan retina
Retina manusia
terdiri dari
lapisan – lapisan
badan sel dan
prosesus sinaptik.
Terdapat
rongga yang
potensial antara
retina & koroid
sehingga retina
dapat terlepas
dari koroid 
Ablasio retina
Ablasio retina
adalah
pemisahan sel –
sel sensoris retina
(lapisan
fotoreseptor) dan
sel epitel pigmen
retina
Ablasio retina banyak terjadi pada
usia 40 – 70 tahun, paling sering
pada usia 45 tahun
Laki – laki (60%) > perempuan
(40%)
40 – 50 %  mempunyai
myopia (sering pada usia 25 –
45 th)
30 – 40%  mengalami
pengangkatan katarak
10 – 20%  mengalami trauma
okuli (sering terjadi pada orang
muda)
ANATOMI MATA
•
ANATOMI BOLA
MATA
• Mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24
cm
• Bola mata dilapisi oleh 3 lapisan jaringan:
• Sklera  Jaringan ikat kenyal, memberi bentuk pada
mata, bagian terluar yang melindungi bola mata
• Jaringan uvea  Jaringan vaskular, terdiri atas: iris,
badan siliar, dan koroid. Pupil berfungsi untuk mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata.
• Retina 
• Terletak paling dalam, merupakan lapisan neurosensoris,
fungsinya mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf
optic dan diteruskan ke otak.
• Terdapat rongga yang potensial antara retina & koroid
sehingga retina dapat terlepas dari koroid  Ablasio
retina
ANATOMI RETINA
• retina  selembar tipis jaringan saraf semitransparan
• Melapisi 2/3 posterior bagian dalam bola mata
• Membentang kedepan hampir sama jauhnya dengan korpus siliar &
berakhir di tepi oraserata
• Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
pigmen retina dan juga dengan membrane Bruch’s, koroid dan
sklera
• Disebagian besar tempat, retina dan epitelium pigmen retina
mudah terlepas hingga membentuk ruangan subretina (ablasio
retina)
• Pada diskus optikus dan oraserata, retina dan epitelium pigmen
retina saling melekat kuat. Bila terjadi ablasio  akan membatasi
perluasan cairan subretina
Lapisan Keterangan
Membran limitan interna
lapisan paling dalam, memisahkan retina
dengan vitreous
Lapisan serabut saraf
Mengandung akson – akson sel ganglion yng
berjalan menuju nervus optikus
Lapisan sel ganglion Mengandung badan sel ganglion
Lapisan pleksiformis
dalam
Mengandung sambungan” sel ganglion
dengan sel amakrin dan sel bipolar
Lapisan inti (nukleus)
dalam badan sel bipolar,
amakrin dan sel
horizontal
Sel bipolar, Sel amakrin, Sel horizontal
Pleksiformis luar
Mengandung sambungan – sambungan sel
bipolar dan sel horizontal dengan foto
reseptor
Lapisan nucleus luar Susunan lapisan sel batang dan kerucut
Membran limitan
eksterna
Membran maya
Lapisan foto reseptor
Terdiri atas sel batang dan kerucut, fungsinya
mengubah rangsang cahaya menjadi impuls
saraf yg dihantarakan oleh jaras pengelihatan
ke korteks pengelihatan ( oksipital)
Mengandung pigmen, terdiri dari sel basal
• Tebal retina 0,1 mm dari oraserata dan 0,23
mm pada kutub posterior
• Ditengah dari retina posterior terdapat:
• Makula  daerah pigmentasi kekuningan
yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil)
yang berdiameter 1,5 mm
• Fovea  zona avaskuler terletak ditengah –
tengah dari macula sekitar 3,5 mm disebelah
lateral diskus optikus (memberi pantulan
khusu bila dilihat dengan oftalmoskop
VASKULARISASI RETINA
ABLASIO RETINA
Ablasio retina (retinal detachment)
adalah suatu keadaan terpisahnya sel
kerucut dan sel batang retina dari sel
epitel pigmen retina, pada keadaan ini
sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membrana Bruch.
Antara sel kerucut dan sel batang retina
tidak terdapat suatu perlengketan
struktural dengan koroid atau pigmen
epitel, sehingga merupakan titik lemah
yang potensial untuk lepas.
Mengakibatkan gangguan nutrisi retina
dari pembuluh darah koroid yang bila
berlangsung lama akan mengakibatkan
gangguan fungsi penglihatan yang
FAKTOR PREDISPOSISI
 Adapun faktor-faktor penyebab ablasio retina yang paling umum adalah
miopia 40% -50%
 Operasi katarak dengan implan lensa (pseudofakia) 30-40%
 Trauma okuli 10-20%.
 Diperkirakan 15 % pasien dengan ablasio retina pada salah satu mata akan
mengalami ablasio pada mata lainnya. (bilateral)
 Risiko ablasio bilateral meningkat (25-30%) pada pasien yang telah menjalani
ekstraksi katarak bilateral.
PATOGENESIS & KLASIFIKASIA
 Ablasio jenis ini termasuk yang paling sering
ditemukan di klinik.
 Proses lepasnya retina didahui oleh suatu proses
yang kompleks dengan faktor predisposisi
berupa
 Defek seluruh ketebalan pada retina (hole
atau robekan)
 Pencairan vitreus (vitreous liquefaction)
 Defek retina dapat disebabkan. Pertama, yaitu
degenerasi perifer berupa penipisan retina
didaerah perifer disertai atrophic hole. Kedua,
robekan retina yang timbul akibat tarikan
jaringan vitreus pada retina (vitreo-retinal
traction).
 Defek ini memungkinkan vitreus yang sudah
mencair memperoleh akses keruang
sehingga terjadi pemisahan lapisan sensorik
retina dari epitel pigmen retina
 Merupakan kondisi sekunder dari kelainan retina yang
berkaitan dengan proliferasi membrane
neovascular, sebagai respons dari kasus retinopati
diabetic, oklusi vena retina sentral atau cabang, uveitis
posterior.
 Proliferasi membrane neovascular dapat terjadi di atas
papil saraf optic (NVD, neovascularization on the
disk) atau pada permukaan retina (NVE,
neovascularization elsewhere.
 Membran ini dalam perkembangannya dapat
berkontraksi dan membuat tarikan pada permukaan
retina sehingga terjadi ablasio retina.
 Lokasi ablasio traksional dapat terjadi di berbagai area
retina, tetap umumnya didaerah polus posterior
(macula serta papil saraf optic)
ABLASIO RETINA
REGMATOGEN
ABLASIO RETINA
TRAKSIONAL
ABLASIO RETINA EKSUDATIF
 Ablasio jenis ini merupakan kondisi sekunder yang umumnya terjadi akibat proses inflamasi di
jaringan uvea posterior.
 Proses inflamasi akan menyebabkan permeabilitas dinding vascular dikedua laoisan tersebut
meningkat dan menyebabkan eksudasi cairan ekstravaskular.
 Eksudasi cairan tersebut akan berkumulasi di ruang subretina dan menyebabkan pemisahan lapisan
retina dari epitel pigmen sehingga terjadi ablasio retina.
 Uveitis posterior yang dapat menyebabkan ablasio retina retina eksudatif adalah penyakit Harada,
Khoroiditis, tuberculosis ocular, vasculitis retina.
PATOGENESIS & KLASIFIKASI
• Jika terjadi robekan pada retina, sehingga
vitreus yang mengalami likuifikasi dapat
memasuki ruangan subretina dan
menyebabkan ablasio progresif (ablasio
regmatogenosa)
• Jika retina tertarik oleh serabut jaringan
kontraktil pada permukaan retina (misalnya
seperti pada retinopati proliferatif pada
diabetes mellitus (ablasio retina traksional)
• Walaupun jarang terjadi, bila cairan
berakumulasi dalam ruangan subretina
akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi
selama toksemia pada kehamilan (ablasio
retina eksudatif)
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah:
 Fotopsia/ light flashes (kilatan cahaya). Fotopsia terjadi akibat tarikan vitreus terhadap retina.
 Floaters (Sensasi melihat objek berwarna coklat kehitaman dengan berbagai bentuk serta ukuran). Robekan
pada retina, menyebabkan terlepasnya pigmen RPE dan masuk kedalam rongga vitreus sehingga
menimbulkan gejala floaters.
 Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin
lama semakin luas.
 Pemeriksaan oftalmologi
– Pemeriksaan visus
Dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan
media penglihatan atau badan kaca yang menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat
menurun bila makula lutea ikut terangkat.
– Pemeriksaan tekanan bola mata
Kadang cenderung rendah <10 mmhg atau normal
– Pemeriksaan lapangan pandang
– Pemeriksaan funduskopi
Yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan binokuler indirek
oftalmoskopi.
 Bila ablasio hanya melibatkan retina perifer (dengan bagian sentral/makula intak), tajam penglihatan sentral
pasien biasanya normal (visus 6/6), tetapi dengan lapang pandangan terganggu dengan kesan seperti
tertutup tirai.
 Apabila sudah mengenai macula, pasien akan mengalami penurunan tajam penglihatan drastic, yang dapat
mencapai 1/60 sampai 1/~
FUNDUSKOPI PADA
ABLASIO RETINA
• Hilangnya refleks fundus.
• Retina yang mengalami ablasio tampak sebagai membran abu
– abu terangkat yang menutupi gambaran vaskuler koroid.
• Jika terdapat akumulasi cairan pada ruang subretina,
didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak.
• Pembuluh darah retina yang terlepas dari dasarnya berwarna
gelap, berkelok – kelok dan membengkok di tepi ablasio.
• Pada retina yang terjadi ablasio telihat lipatan – lipatan halus.
• Satu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena
terdapat pembuluh koroid dibawahnya.
Funduskopi dilakukan dalam keadaan pupil didilatasi agar
pemeriksaan dapat mencapai retina bagian perifer. Diarahkan
sampai bagian perifer retina secara sistemik kesetiap kuadran untuk
mencari robekan atau lubang retina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Electroretinography (ERG) adalah dibawah normal atau tidak ada.
• Ultrasonography mengkonfirmasikan diagnosis. Jika terdapat kekeruhan media seperti katarak matur,
pedarahan vitreus atau vitritis berat, diperlukan pemeriksaan khusus menggunakan USG mata.
PENATALAKSANAAN
 Penanganan inisial yang bisa dilakukan dokter umum dalam proses merujuk adalah
menganjurkan agar pasien mengurangi mobilisasi atau (bedrest), dan apabila
memungkinkan sebaiknya berbarng kesisi “tirai” yang dikeluhkan.
PENATALAKSANAAN
Terdapat 2 pilihan tindakan scleral buckle vitrektomi, atau kombinasi keduanya.
Scleral buckle Vitrektomi
Sebuah gelang yang lentur ditempatkan diseputar bola mata
untuk menetralkan kekuatan yang menarik retina dari dasarnya.
Seringkali dokter mata mengeluarkan cairan yang ada dibawah
bagian retina yang lepas, dan menarik retina ke posisi normal,
prosedur ini dilaksanakan di kamar bedah.
Menentukan lokasi robekan retina dan
menggunakan laser atau cryotherapy untuk
mematri robekan.
PENATALAKSANAAN: RETINOPEKSI
PNEUMATIK
Dokter mata akan memasukkan
sejenis gas khusus ke dalam rongga
vitreus untuk mendorong retina yang
lepas untuk kembali ke posisi semula.
Setelah tindakan, sambil menunggu
proses hilangnya gas, penderita akan
diminta untuk menjaga kepala pada
posisi tertentu selama beberapa hari.
Dengan posisi kepala yang benar gas
akan menekan retina yang lepas
kembali ke asalnya.
PENATALAKSANAAN:
VITREKTOMI
Dengan beberapa tambahan tindakan.
Penggunaan Laser Endotamponade dengan gas
atau silicone oil
Tatalaksana pada jenis ablasio eksudatif adalah dengan medika mentosa sesuai degan etiologi
ablasio. Pasien harus menjalani pemeriksaan lengkap seperti, laboratorium darah, foto toraks, tes
imunologi, dan fundus fluorescent angiography dan lain – lain sesuai indikasi.
Menentukan lokasi robekan retina dan
menggunakan laser atau cryotherapy
untuk mematri robekan.
KOMPLIKASI
• Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang
paling umum terjadi pada ablasio retina.
• Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah
komplikasi yang sering dari ablasio retina yang melibatkan makula
PROGNOSIS
 Prognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasio,
diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan.
 Terapi yang cepat dapat memberikan prognosis lebih baik.
 Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama
Prognosis functionam dan sanactionam kasus ablasio retina bergantung pada
beberapa faktor, dengan yang terpenting diantaranya adalah durasi ablasio, semakin
segera dilakukan tindakan pembedahan prognosis akan semakian baik.

More Related Content

What's hot

CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Presentasi katarak senilis penyuluhan
Presentasi katarak senilis penyuluhanPresentasi katarak senilis penyuluhan
Presentasi katarak senilis penyuluhanSulistyawati Tyawatie
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksifikri asyura
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiMerdy Prianda
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAdhita Dwi Aryanti
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 

What's hot (20)

Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Presentasi katarak senilis penyuluhan
Presentasi katarak senilis penyuluhanPresentasi katarak senilis penyuluhan
Presentasi katarak senilis penyuluhan
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 

Similar to Preskas ablasio retina revision

Similar to Preskas ablasio retina revision (20)

Cataract presus
Cataract presusCataract presus
Cataract presus
 
172970484 case-sulit
172970484 case-sulit172970484 case-sulit
172970484 case-sulit
 
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptxSC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akut
 
Ppt case report mata aini
Ppt case report mata ainiPpt case report mata aini
Ppt case report mata aini
 
Ulkus Kornea
Ulkus KorneaUlkus Kornea
Ulkus Kornea
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptx
 
PPT TETANUS.pptx
PPT TETANUS.pptxPPT TETANUS.pptx
PPT TETANUS.pptx
 
syayid ppt.pdf
syayid ppt.pdfsyayid ppt.pdf
syayid ppt.pdf
 
224720987 case
224720987 case224720987 case
224720987 case
 
Konjungtivitis.pptx
Konjungtivitis.pptxKonjungtivitis.pptx
Konjungtivitis.pptx
 
dd
dddd
dd
 
91903259 case-saraf
91903259 case-saraf91903259 case-saraf
91903259 case-saraf
 
PPOK Case
PPOK CasePPOK Case
PPOK Case
 
221851595 case-1-dr-nanda
221851595 case-1-dr-nanda221851595 case-1-dr-nanda
221851595 case-1-dr-nanda
 
Se
SeSe
Se
 
TB Case
TB CaseTB Case
TB Case
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit
 
Crs selulitis orbita
Crs selulitis orbitaCrs selulitis orbita
Crs selulitis orbita
 
PRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptxPRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptx
 

Recently uploaded

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Recently uploaded (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

Preskas ablasio retina revision

  • 1. ABLASIO RETINA KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 28 JANUARI 2019 – 1 MARET 2019 PRESENTASI KASUS dr. Freddy Wilmar Arsyad, Sp.M-KVR PEMBIMBING Niken Larasati (110.2014.193)
  • 3.  Nama : Tn. LF  Umur : 19 Agustus 1983 (35 tahun)  Jenis Kelamin : Laki-laki  Agama : Islam  Pekerjaan : TNI AD  Alamat : Waiheru, Ambon 1. IDENTITAS
  • 4.  Diambil secara autoanamnesa, dengan tanggal periksa : Selasa, 19 Febuari 2019 pukul 10:18 Am  Keluhan utama : Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan Rumah Sakit Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram mendadak atau melihat tidak begitu jelas pada mata kiri sejak 8 bulan yang lalu (tepatnya bulan agustus 2018). 2. ANAMNESA  Keluhan Tambahan : Ketika ditanyakan pasien juga mengaku melihat kilatan – kilatan cahaya hanya pada bagian mata kiri.
  • 5. Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan Rumah Sakit Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram mendadak atau melihat tidak begitu jelas pada mata kiri sejak 8 bulan yang lalu, tanpa disertai mata merah. Ketika ditanyakan pasien juga mengaku melihat kilatan – kilatan cahaya hanya pada bagian kiri. Pasien juga mengeluhkan pada bagian mata sebelah luar dan atas seperti ada yang menutupi. Keluhan melihat benda dengan berbagai macam bentuk berwarna hitam atau coklat disangkal pasien. pasien juga menyangkal sebelumnya pernah menggunakan kaca mata. Pasien sering mengucek – ngucek matanya yang mungkin tanpa disadari terlalu keras. tahun lalu tepatnya pada awal tahun 2017 pasien pernah mengalami kecelakaan dan membentur dominan kepala bagian kiri tepat pada bagian pelipis, namun setelah kejadian tesebut tidak terdapat keluhan pada mata pasien. Riwayat trauma seperti dipukul pada bagian mata, terbentur benda yang keras pada mata, yang dialami beberapa1/28/19 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
  • 6. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Keluhan rasa sakit apabila ditekan, penglihatan warna terganggu, ketika pasien beraktivitas berat penglihatan menjadi buram, pada saat mata bergerak terasa sakit atau nyeri, sakit kepala, sakit ketika mengunyah, semua ini disangkal oleh pasien. Pasien juga menyangkal keluhan penglihatan kabur yang hilang timbul, kemudian gelap menetap.
  • 7. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU • Diabetes Melitus : Tidak Ada • Hipertensi : Tidak Ada • Riwayat Stroke : Tidak Ada • Jantung : Tidak Ada • Tuberkulosis : Tidak Ada A. Umum :
  • 8. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU • Riwayat sakit mata sebelumnya : tidak ada • Riwayat penggunaan kaca mata : tidak ada • Riwayat operasi mata : tidak ada • Riwayat trauma mata sebelumnya : trauma tidak dialami pasien secara langsung, namun 2 tahun lalu, pasien mengalami kecelakaan pada bagian kepala dominan sebelah kiri. B. Mata :
  • 9. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA • Penyakit mata serupa : tidak ada • Penyakit mata lainnya : tidak ada • Diabetes Melitus : tidak ada • Hipertensi : tidak ada • Stroke : tidak ada
  • 10. • Keadaan Umum: Baik • Kesadaran : CM • Tekanan Darah :110/85 mmHg • Nadi : 84 x/menit • Suhu : 36.7˚C • Pernapasan : 22 x/menit • Kepala : Normocephali • Mata : Lihat Status Oftalmologikus • Hidung : Simetris, Sekret –, • THT : Hiperemis (-), T1/T1 • Leher :Tidak tampak pembesaran KGB • Jantung/Paru : Tidak Dilakukan • Abdomen : Tidak Dilakukan 3. PEMERIKSAAN FISIK
  • 11. PEMERIKSAAN FISIK (2) KETERANGAN OD OS Tajam penglihatan 1.0 1/60 PH (-) Koreksi Tidak ada Tidak ada Addisi Tidak ada Tidak ada Distansia Pupil 62 mm /60 mm Kacamata lama Tidak ada Tidak ada Pasien tidak pernah menggunakan kaca mata B. Status Oftalmologis 1) Pemeriksaan visus
  • 12. 2) Kedudukan bola mata 3) Super Silia KETERANGAN OD OS Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada Endoftalmus Tidak ada Tidak ada Deviasi Tidak ada Tidak ada Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah KETERANGAN OD OS Warna Hitam Hitam Letak Simetris Simetris
  • 13. 4) Palpebra Superior dan Inferior KETERANGAN OD OS Edema Tidak ada Tidak Ada Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Ektropion Tidak ada Tidak ada Entropion Tidak ada Tidak ada Blefarospasme Tidak ada Tidak ada Trikiasis Tidak ada Tidak ada Sikatriks Tidak ada Tidak ada Fissura palpebra Fissura Palpebra Vertikal : 9 mm Fissura Palpebra Horizontal : 30 mm Fissura Palpebra Margin Reflex Distance : 4 mm Ptosis Tidak ada Tidak ada Hordeolum Tidak ada Tidak ada Kalazion Tidak ada Tidak ada
  • 14. 5) Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior KETERANGAN OD OS Hiperemis Tidak ada Tidak Ada Folikel Tidak ada Tidak Ada Papil Tidak ada Tidak ada Sikatriks Tidak ada Tidak ada Anemia Tidak ada Tidak ada Kemosis Tidak ada Tidak ada
  • 15. 6) Konjungtiva bulbi KETERANGAN OD OS Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada Pterigium Tidak ada Ada (Grade II) Pinguekula Tidak ada Tidak ada Nevus Pigmentosus Ada Tidak ada Kista dermoid Tidak ada Tidak ada Kemosis Tidak ada Tidak ada
  • 17. 7) Sistem Lakrimalis 8) Sklera KETERANGAN OD OS Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka Epifora Tidak ada Tidak ada Tes anel Tidak diperiksa Tidak diperiksa KETERANGAN OD OS Warna Putih Putih Ikterik Tidak ada Tidak ada
  • 18. 9) Kornea KETERANGAN OD OS Kejernihan Jernih Jernih Permukaan Licin Licin Ukuran 12 mm 12 mm Sensibilitas Baik Baik Infiltrat dan Dendrit Tidak ada Tidak ada Ulkus Tidak ada Tidak ada Perforasi Tidak ada Tidak ada Arkus senilis Tidak ada Tidak ada Edema Tidak ada Tidak ada Tes Placido Reguler Reguler
  • 19. 10) Bilik Mata Depan 11) Iris KETERANGAN OD OS Kedalaman Normal Normal Kejernihan Jernih Jernih Hifema Tidak ada Tidak ada Hipopion Tidak ada Tidak ada Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan KETERANGAN OD OS Warna Coklat Coklat Kriptae Jelas Jelas Bentuk Bulat Bulat Sinekia anterior dan posterior Tidak ada Tidak ada
  • 20. 12) Pupil KETERANGAN OD OS Letak Di tengah Di tengah Bentuk Bulat Bulat Ukuran ± 3 mm ± 3 mm Refleks cahaya langsung Positif Positif Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif
  • 21. 13) Lensa 14) Badan Kaca KETERANGAN OD OS Kejernihan Jernih Jernih Letak Di tengah Di tengah Shadow Test Negatif Negatif KETERANGAN OD OS Kejernihan Jernih Jernih
  • 22. 15) Funduskopi KETERANGAN OD OS Reflex Fundus Positif Positif Papil - Bentuk Bulat Bulat - Warna Jingga muda Jingga Muda - Batas Tegas Tegas - CD Ratio 0.3 Tidak dapat dinilai Arteri Vena 2/3 Tidak dapat dinilai Retina - Edema Tidak Ada Tidak dapat dinilai - Perdarahan Tidak Ada Tidak dapat dinilai - Exudat Tidak Ada Tidak ada - Sikatrik Tidak Ada Tidak dapat dinilai Makula Lutea - Reflex Fovea Positif Tidak dapat dinilai - Edema Tidak ada Tidak dapat dinilai
  • 23. HASIL PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI OKULAR SINISTRA OKULAR DEXTRA
  • 24. 16) Palpasi 17) Lapang pandang KETERANGAN OD OS Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada Massa Tumor Tidak ada Tidak ada Tensi Okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tonometri 16,0 mmHg 14,0 mmHg KETERANGAN OD OS Tes Konfrotasi Lapang pandangan pasien sama dengan pemeriksa Lapang pandangan pasien menyempit, pada bagian superior dan temporal.
  • 25. 1/28/19 4. RESUME ( 1 ) Pasien laki – laki usia 35 tahun RSPAD Gatot Soebroto atas rujukan Rumah Sakit Tentara di Ambon dengan keluhan mata buram atau melihat tidak begitu jelas pada mata kiri sejak 8 bulan yang lalu. Ketika ditanyakan pasien juga mengaku melihat kilatan – kilatan cahaya hanya pada bagian kiri. Pasien juga mengeluhkan pada bagian mata sebelah luar dan bawah seperti ada yang menutupi. Keluhan melihat benda dengan berbagai macam bentuk berwarna hitam atau coklat disangkal pasien. pasien juga menyangkal sebelumnya pernah menggunakan kaca mata. Pasien sering mengucek – ngucek mata nya yang mungkin tanpa disadari terlalu keras. tahun lalu tepatnya pada awal tahun 2017 pasien pernah mengalami kecelakaan dan membentur dominan kepala bagian kiri tepat pada bagian pelipis, namun setelah kejadian tesebut tidak terdapat keluhan pada mata pasien. Riwayat trauma seperti dipukul pada bagian mata, terbentur benda yang keras pada mata, yang dialami beberapa bulan terakhir ini disangkal pasien.
  • 26. Dalam pemeriksaan fisik ditemukan VOD 1,0 VOS 1/60 PH (-), pterigium OS Grade II, Nevus Pigmentosus OS, dengan kedua Tekanan Intraokuler OD 16,0 mmHg OS 14,0 mmHg dalam batas normal. Dalam pemeriksaan lapang pandang pasien sulit menilai menyebut hitung jari dan gerakan jari terbut pada bagian temporal dan inferior atau dapat dilaporkan lapang pandang bagian inferior dan temporal menyempit. Dalam pemeriksaan funduskopi dapat dilihat bentuk bulat, dengan warna merah jingga berbatas tegas. Pada mata kanan pemeriksaan ini dalam batas normal. Pada mata kiri didapatkan terlihat adanya pelepasan pigmen retina dari tempatnya, 4. RESUME ( 2 )
  • 27. DIAGNOSIS 5. Diagnosis kerja • OS Ablasio Retina Non Regmatogen 6. Diagnosis banding • OS Ablasio Retina Regmatogen
  • 28. Anjuran pemeriksaan :  Funduskopi Indirek 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 29. 8. PENATALAKSANAAN  Segera rujuk pada spesialis mata  Menganjurkan agar pasien mengurangi mobilisasi (bedrest), apabila memungkinkan sebaiknya berbaring ke sisi “tirai” yang dikeluahkan Scleral Buckle Vitrektomi Dapat disertai tindakan khusus Penggunaan laser dan krioterapi, serta endotamponade gas atau silicone oil NON – MEDIKAMENTOSA PEMBEDAHAN
  • 30. Ablasio Retina OD OS 1. Ad vitam Bonam Bonam 2. Ad fungsionam Bonam Dubia Ad Malam 3. Ad sanactionam Bonam Dubia Ad Malam 9. PROGNOSIS
  • 32. Penglihatan Mata Kiri buram mendadak, sejak 8 bulan yang lalu (tepatnya Agustus bulan agustus 2018 (tepatnya agustus 2018) Melihat Kilatan Cahaya Tidak dapat melihat pada bagian temporal dan inferior mata kiri IDENTIFIKASI MASALAH
  • 33. • Penglihatan Mata Kiri buram mendadak, sejak 8 bulan yang lalu (tepatnya Agustus bulan agustus 2018 (tepatnya agustus 2018) –Penglihatan buram mendadak dapat diakibatkan karena kelainan pada retina dan kelainan juga dapat terletak pada syaraf optic. Penglihatan berkurang mendadak yang diikuti mata tenang dapat disebabkan ablasio retina, oklusi retina sentralis, neuritis retrobulbar, neurtitis serosa sentral, retinopati sentral, intoksikasi metal alcohol iskemik optika neuropati akut. –Pada pemeriksaan funduskopi pada mata kiri pasien atau ditemukan jaringan fibrovaskular pada bagian inferior, sehingga pasien tidak dapat melihat pada bagian temporal dan superior, hal ini sesuai dengan pemeriksaan lapang pandang ditemukan bahwa pasien sulit untuk menilai apakah jari bergerak atau tidak dan lapang pandang pasien juga menyempit. Lapang padangan menyempit pada bagian temporal dan superior
  • 34. - Oklusi Arteri Retina Sentralis oRetina terlihat pucat (-) oCherry Red Spot (-) - Oklusi Vena Retina Sentral o Retina yang berdilatasi dan berkelok – kelok (tortous) (-) o Cotton Wool Spot (-) o Blood dot Haemorrhage (-) o Edema retina (-) - Retinitis Optik o Tidak terdapat fine exudates o Hiperemia, o Edematous pada diskus optic
  • 35. • Melihat Kilatan Cahaya – Fotopsia (+) – Gejala fotopsia tidak dipengaruhi cahaya – Fotopsia terjadi akibat adanya tarikan pada syaraf retina • Tidak dapat melihat seperti terutup tirai, pada bagian temporal dan superior mata kiri – Perubahan dari bentuk lapang pandang pasien – Jaringan fibrovaskular, retina detached
  • 37. PENDAHULUAN Retina merupakan lapisan membran neurosensoris dan merupakan lapisan ketiga bola mata Bola mata dilapisi oleh 3 lapisan jaringan: sklera, uvea dan retina Retina manusia terdiri dari lapisan – lapisan badan sel dan prosesus sinaptik. Terdapat rongga yang potensial antara retina & koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid  Ablasio retina Ablasio retina adalah pemisahan sel – sel sensoris retina (lapisan fotoreseptor) dan sel epitel pigmen retina Ablasio retina banyak terjadi pada usia 40 – 70 tahun, paling sering pada usia 45 tahun Laki – laki (60%) > perempuan (40%) 40 – 50 %  mempunyai myopia (sering pada usia 25 – 45 th) 30 – 40%  mengalami pengangkatan katarak 10 – 20%  mengalami trauma okuli (sering terjadi pada orang muda)
  • 39. ANATOMI BOLA MATA • Mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 cm • Bola mata dilapisi oleh 3 lapisan jaringan: • Sklera  Jaringan ikat kenyal, memberi bentuk pada mata, bagian terluar yang melindungi bola mata • Jaringan uvea  Jaringan vaskular, terdiri atas: iris, badan siliar, dan koroid. Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. • Retina  • Terletak paling dalam, merupakan lapisan neurosensoris, fungsinya mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optic dan diteruskan ke otak. • Terdapat rongga yang potensial antara retina & koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid  Ablasio retina
  • 40. ANATOMI RETINA • retina  selembar tipis jaringan saraf semitransparan • Melapisi 2/3 posterior bagian dalam bola mata • Membentang kedepan hampir sama jauhnya dengan korpus siliar & berakhir di tepi oraserata • Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina dan juga dengan membrane Bruch’s, koroid dan sklera • Disebagian besar tempat, retina dan epitelium pigmen retina mudah terlepas hingga membentuk ruangan subretina (ablasio retina) • Pada diskus optikus dan oraserata, retina dan epitelium pigmen retina saling melekat kuat. Bila terjadi ablasio  akan membatasi perluasan cairan subretina
  • 41. Lapisan Keterangan Membran limitan interna lapisan paling dalam, memisahkan retina dengan vitreous Lapisan serabut saraf Mengandung akson – akson sel ganglion yng berjalan menuju nervus optikus Lapisan sel ganglion Mengandung badan sel ganglion Lapisan pleksiformis dalam Mengandung sambungan” sel ganglion dengan sel amakrin dan sel bipolar Lapisan inti (nukleus) dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal Sel bipolar, Sel amakrin, Sel horizontal Pleksiformis luar Mengandung sambungan – sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan foto reseptor Lapisan nucleus luar Susunan lapisan sel batang dan kerucut Membran limitan eksterna Membran maya Lapisan foto reseptor Terdiri atas sel batang dan kerucut, fungsinya mengubah rangsang cahaya menjadi impuls saraf yg dihantarakan oleh jaras pengelihatan ke korteks pengelihatan ( oksipital) Mengandung pigmen, terdiri dari sel basal
  • 42. • Tebal retina 0,1 mm dari oraserata dan 0,23 mm pada kutub posterior • Ditengah dari retina posterior terdapat: • Makula  daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil) yang berdiameter 1,5 mm • Fovea  zona avaskuler terletak ditengah – tengah dari macula sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus (memberi pantulan khusu bila dilihat dengan oftalmoskop
  • 44. ABLASIO RETINA Ablasio retina (retinal detachment) adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina, pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrana Bruch. Antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlengketan struktural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas. Mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan yang
  • 45. FAKTOR PREDISPOSISI  Adapun faktor-faktor penyebab ablasio retina yang paling umum adalah miopia 40% -50%  Operasi katarak dengan implan lensa (pseudofakia) 30-40%  Trauma okuli 10-20%.  Diperkirakan 15 % pasien dengan ablasio retina pada salah satu mata akan mengalami ablasio pada mata lainnya. (bilateral)  Risiko ablasio bilateral meningkat (25-30%) pada pasien yang telah menjalani ekstraksi katarak bilateral.
  • 46. PATOGENESIS & KLASIFIKASIA  Ablasio jenis ini termasuk yang paling sering ditemukan di klinik.  Proses lepasnya retina didahui oleh suatu proses yang kompleks dengan faktor predisposisi berupa  Defek seluruh ketebalan pada retina (hole atau robekan)  Pencairan vitreus (vitreous liquefaction)  Defek retina dapat disebabkan. Pertama, yaitu degenerasi perifer berupa penipisan retina didaerah perifer disertai atrophic hole. Kedua, robekan retina yang timbul akibat tarikan jaringan vitreus pada retina (vitreo-retinal traction).  Defek ini memungkinkan vitreus yang sudah mencair memperoleh akses keruang sehingga terjadi pemisahan lapisan sensorik retina dari epitel pigmen retina  Merupakan kondisi sekunder dari kelainan retina yang berkaitan dengan proliferasi membrane neovascular, sebagai respons dari kasus retinopati diabetic, oklusi vena retina sentral atau cabang, uveitis posterior.  Proliferasi membrane neovascular dapat terjadi di atas papil saraf optic (NVD, neovascularization on the disk) atau pada permukaan retina (NVE, neovascularization elsewhere.  Membran ini dalam perkembangannya dapat berkontraksi dan membuat tarikan pada permukaan retina sehingga terjadi ablasio retina.  Lokasi ablasio traksional dapat terjadi di berbagai area retina, tetap umumnya didaerah polus posterior (macula serta papil saraf optic) ABLASIO RETINA REGMATOGEN ABLASIO RETINA TRAKSIONAL
  • 47. ABLASIO RETINA EKSUDATIF  Ablasio jenis ini merupakan kondisi sekunder yang umumnya terjadi akibat proses inflamasi di jaringan uvea posterior.  Proses inflamasi akan menyebabkan permeabilitas dinding vascular dikedua laoisan tersebut meningkat dan menyebabkan eksudasi cairan ekstravaskular.  Eksudasi cairan tersebut akan berkumulasi di ruang subretina dan menyebabkan pemisahan lapisan retina dari epitel pigmen sehingga terjadi ablasio retina.  Uveitis posterior yang dapat menyebabkan ablasio retina retina eksudatif adalah penyakit Harada, Khoroiditis, tuberculosis ocular, vasculitis retina.
  • 48.
  • 49. PATOGENESIS & KLASIFIKASI • Jika terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang mengalami likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan menyebabkan ablasio progresif (ablasio regmatogenosa) • Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada permukaan retina (misalnya seperti pada retinopati proliferatif pada diabetes mellitus (ablasio retina traksional) • Walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam ruangan subretina akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia pada kehamilan (ablasio retina eksudatif)
  • 50. DIAGNOSIS Anamnesis • Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah:  Fotopsia/ light flashes (kilatan cahaya). Fotopsia terjadi akibat tarikan vitreus terhadap retina.  Floaters (Sensasi melihat objek berwarna coklat kehitaman dengan berbagai bentuk serta ukuran). Robekan pada retina, menyebabkan terlepasnya pigmen RPE dan masuk kedalam rongga vitreus sehingga menimbulkan gejala floaters.  Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin lama semakin luas.  Pemeriksaan oftalmologi – Pemeriksaan visus Dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat. – Pemeriksaan tekanan bola mata Kadang cenderung rendah <10 mmhg atau normal – Pemeriksaan lapangan pandang – Pemeriksaan funduskopi Yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan binokuler indirek oftalmoskopi.
  • 51.  Bila ablasio hanya melibatkan retina perifer (dengan bagian sentral/makula intak), tajam penglihatan sentral pasien biasanya normal (visus 6/6), tetapi dengan lapang pandangan terganggu dengan kesan seperti tertutup tirai.  Apabila sudah mengenai macula, pasien akan mengalami penurunan tajam penglihatan drastic, yang dapat mencapai 1/60 sampai 1/~
  • 52. FUNDUSKOPI PADA ABLASIO RETINA • Hilangnya refleks fundus. • Retina yang mengalami ablasio tampak sebagai membran abu – abu terangkat yang menutupi gambaran vaskuler koroid. • Jika terdapat akumulasi cairan pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak. • Pembuluh darah retina yang terlepas dari dasarnya berwarna gelap, berkelok – kelok dan membengkok di tepi ablasio. • Pada retina yang terjadi ablasio telihat lipatan – lipatan halus. • Satu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. Funduskopi dilakukan dalam keadaan pupil didilatasi agar pemeriksaan dapat mencapai retina bagian perifer. Diarahkan sampai bagian perifer retina secara sistemik kesetiap kuadran untuk mencari robekan atau lubang retina.
  • 53. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Electroretinography (ERG) adalah dibawah normal atau tidak ada. • Ultrasonography mengkonfirmasikan diagnosis. Jika terdapat kekeruhan media seperti katarak matur, pedarahan vitreus atau vitritis berat, diperlukan pemeriksaan khusus menggunakan USG mata. PENATALAKSANAAN  Penanganan inisial yang bisa dilakukan dokter umum dalam proses merujuk adalah menganjurkan agar pasien mengurangi mobilisasi atau (bedrest), dan apabila memungkinkan sebaiknya berbarng kesisi “tirai” yang dikeluhkan.
  • 54. PENATALAKSANAAN Terdapat 2 pilihan tindakan scleral buckle vitrektomi, atau kombinasi keduanya. Scleral buckle Vitrektomi Sebuah gelang yang lentur ditempatkan diseputar bola mata untuk menetralkan kekuatan yang menarik retina dari dasarnya. Seringkali dokter mata mengeluarkan cairan yang ada dibawah bagian retina yang lepas, dan menarik retina ke posisi normal, prosedur ini dilaksanakan di kamar bedah. Menentukan lokasi robekan retina dan menggunakan laser atau cryotherapy untuk mematri robekan.
  • 55. PENATALAKSANAAN: RETINOPEKSI PNEUMATIK Dokter mata akan memasukkan sejenis gas khusus ke dalam rongga vitreus untuk mendorong retina yang lepas untuk kembali ke posisi semula. Setelah tindakan, sambil menunggu proses hilangnya gas, penderita akan diminta untuk menjaga kepala pada posisi tertentu selama beberapa hari. Dengan posisi kepala yang benar gas akan menekan retina yang lepas kembali ke asalnya.
  • 57. Dengan beberapa tambahan tindakan. Penggunaan Laser Endotamponade dengan gas atau silicone oil Tatalaksana pada jenis ablasio eksudatif adalah dengan medika mentosa sesuai degan etiologi ablasio. Pasien harus menjalani pemeriksaan lengkap seperti, laboratorium darah, foto toraks, tes imunologi, dan fundus fluorescent angiography dan lain – lain sesuai indikasi. Menentukan lokasi robekan retina dan menggunakan laser atau cryotherapy untuk mematri robekan.
  • 58. KOMPLIKASI • Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada ablasio retina. • Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina yang melibatkan makula
  • 59. PROGNOSIS  Prognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasio, diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan.  Terapi yang cepat dapat memberikan prognosis lebih baik.  Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama Prognosis functionam dan sanactionam kasus ablasio retina bergantung pada beberapa faktor, dengan yang terpenting diantaranya adalah durasi ablasio, semakin segera dilakukan tindakan pembedahan prognosis akan semakian baik.