SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
LOW BACK PAIN
.
OLEH:
NIKODEMUS L. TOBING, S.KED
04084121618173
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSMH
PALEMBANG
PEMBIMBING:
Dr. Henry Sugiharto, Sp.S
OUTLINE
PENDAHULUAN
STATUS PASIEN
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain adalah gejala berupa rasa nyeri
dan perasaan tidak nyaman di bagian punggung bawah yaitu di daerah lumbal
atau lumbosakral. Pada beberapa kasus, gejalanya sesuai diagnosis
patologisnya, namun terkadang diagnosisnya tidak pasti dan berlangsung
lama (Wagiu, 2012).
Dalam satu tahun terdapat lebih dari 500.000 kasus nyeri punggung bagian
bawah dan dalam 5 tahun angka insiden naik sebanyak 59%. Prevalensi
pertahun mencapai 15 - 45%. Dari 500.000 kasus tersebut 85% penderitanya
adalah usia 18-56 tahun (Wheeler, 2013).
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
• NAMA : NY. S
• JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
• USIA : 54 TAHUN
• PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA
• PENDIDIKAN : SMA
• KEBANGSAAN : INDONESIA
• AGAMA : ISLAM
• STATUS : MENIKAH
• ALAMAT : PALEMBANG
• MRS : 4 SEPTEMBER 2017
• REKAM MEDIS : 1022566
ANAMNESIS
Penyakit ini sudah pernah dialami sebelumnya.
Riwayat trauma jatuh ada dengan posisi terduduk ±20 tahun yang lalu. Setelah terjatuh, penderita sadar dan tidak
mengalami keluhan pada punggung maupun kakinya. Riwayat batuk lama dan demam sebelumnya tidak ada,
riwayat tumor atau riwayat operasi tumor sebelumnya tidak ada. Riwayat penurunan berat badan dan nafsu makan
tidak ada. Penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari mengurus rumah.
Sejak ± 1 tahun yang lalu pasien mengeluh nyeri pinggang. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di pinggang
bawah, nyeri mengganggu aktivitas pasien. Nyeri dirasakan semakin memberat ketika berubah posisi dari duduk ke
berdiri. Pasien lalu berobat ke RS Bhayangkara dan melakukan fisioterapi disana. Sejak ± 1 minggu SMRS nyeri
dirasakan menjalar sampai paha kiri dan mengganggu aktivitas. Nyeri bertambah berat ketika pasien melakukan
perubahan posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin. Nyeri dirasakan mereda
dengan berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Pasien tidak merasakan gangguan sensibilitas berupa rasa baal
dirasakan di bagian punggung kaki kanan dan kiri. Pasien tidak mengalami keluhan dalam buang air kecil maupun
besar.
Pasien datang ke poliklinik neurologi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang karena mengalami
nyeri pinggang menjalar sampai ke paha kiri yang terjadi secara perlahan-lahan
PEMERIKSAAN FISIK
Status
Internus
Kesadaran:
GCS = 15
(E4M6V5)
TD: 140/80
mmHg
Nadi:
74 x/menit
RR:
20 x/menit
Suhu:
36,7oC
BB:
65 kg
TB:
165 cm
o Jantung : HR = 74 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
o Paru-paru : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
o Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal
o Ekstremitas : akral pucat (-), edema pretibial (-)
Pemeriksaan Fisik
STATUS INTERNUS
o Sikap : wajar, koperatif
o Perhatian : ada
o Kontak Psikik : ada
o Ekspresi Muka : wajar
STATUS PSIKIATRIKUS
STATUS NEUROLOGIKUS KEPALA
 Bentuk : normocephali
 Ukuran : normal
 Simetris : simetris
 Hematom : tidak ada
 Tumor : tidak ada
 Deformitas : tidak ada
 Fraktur : tidak ada
 Nyeri fraktur : tidak ada
 Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
STATUS NEUROLOGIKUS LEHER
 Sikap : lurus
 Torticolis : tidak ada
 Kaku kuduk : (-)
 Deformitas : tidak ada
 Tumor : tidak ada
 Pembuluh darah : tidak ada kelainan
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Anosmia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Hiposia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Parosmia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Oftalmikus Kanan Kiri
Visus Normal Normal
Gerak Bola Mata
V.O.D V.O.S
Anopsia Tidak ada Tidak ada
Hemianopsia Tidak ada Tidak ada
Fundus Okuli
Papil edema Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Papil atrofi Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Perdarahan retina Tidak diperiksa Tidak diperiksa
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Okulomotor, Trokleari dan Abducen Kanan Kiri
Diplopia Tidak ada Tidak ada
Celah mata
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Sikap bola mata
- Strabismus
- Exophtalmus
- Enophtalmus
- Deviation conjugate
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Okulomotor, Trokleari dan Abducen Kanan Kiri
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Pupil
- Bentuk
- Diameter
- Isokori/anisokor
- Midriasis/miosis
- Refleks cahaya
• Langsung
• Konsensuil
• Akomodasi
Bulat
Ø 3 mm
Isokor
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada kelainan
Bulat
Ø 3 mm
Isokor
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Trigeminus Kanan Kiri
Motorik
Mengigit
- Trismus
- Refleks kornea
Normal
Tidak ada
Ada
Normal
Tidak ada
ada
Sensorik
- Dahi
- Pipi
- Dagu
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Facialis Kanan Kiri
Motorik
• Mengerutkan dahi
• Menutup mata
• Lipatan nasolabialis
• Lipatan mulut
Simetris
lagophtalmus (-)
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Simetris
lagophtalmus (-)
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainanl
Sensorik
• 2/3 depan lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Otonom
• Salivasi
• Lakrimasi
• Chovstek’s sign
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ditemukan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara Bisikan Tidak ada kelainan
Detik Arloji Tidak ada kelainan
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Vestibularis
Nistagmus Tidak ada
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri
Arcus pharingeus Simetris
Uvula Di tengah
Gangguan menelan Tidak ada
Suara serak/sengau Tidak ada
Denyut jantung Normal
Refleks
• Muntah
• Batuk
• Okulokardiak
• Sinus karotikus
tidak diperiksa
tidak diperiksa
tidak diperiksa
tidak diperiksa
Sensorik
• 1/3 belakang lidah tidak diperiksa
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Accessorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu Simetris
Memutar Kepala Tidak ada hambatan
STATUS NEUROLOGIKUS
N. Hypoglossus Kanan Kiri
Mengulur lidah Tidak ada kelainan
Fasikulasi Tidak ada
Atrofi papil Tidak ada
Disartria Tidak ada
Lengan Kanan Kiri
Gerakan Cukup Cukup
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Refleks fisiologis
• Biceps
• Triceps
• Raidus
• Ulna
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Refleks patologis
• Hoffman Tromner
• Leri
• Meyer
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
STATUS NEUROLOGIKUS MOTORIK
Tungkai Kanan Kiri
Gerakan Cukup Kurang
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Klonus
• Paha
• kaki
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Refleks fisiologis
• KPR
• APR
Normal
Normal
Normal
Normal
STATUS NEUROLOGIKUS MOTORIK
Tungkai Kanan Kiri
Refleks patologis
• Babinsky
• Chaddock
• Oppenheim
• Gordon
• Schaeffer
• Rossolimo
• Mendel Bechterew
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
MOTORIK
Sensorik
Hipestesi dari kedua ujung jari kaki hingga
setinggi calcaneus
SENSORIK
Fungsi Vegetatif
Miksi Tidak ada kelainan
Defekasi Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
Kolumna Vertebralis
Kyphosis Tidak ada
Lordosis Tidak ada
Gobbus
Tidak ada
Deformitas
Tidak ada
Tumor
Tidak ada
Meningocele
Tidak ada
Hematoma
Tidak ada
Nyeri Ketok Tidak ada
Gejala Rangsang Meningeal Kanan Kiri
Meningismus
Kaku kuduk
Tidak ada
Tidak ada
Kernig ada ada
Lesseque ada ada
Brudzinsky
• Neck
• Cheek
• Symphisis
• Leg I
• Leg II
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
Gait
Ataxia Tidak ada kelainan
Hemiplegic Tidak ada kelainan
Scissor Tidak ada kelainan
Limping Tidak ada kelainan
Steppage Tidak ada kelainan
Astasia-Abasia Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGIKUS
Keseimbangan dan Koordinasi
Romberg Tidak ada kelainan
Dysmetri Tidak ada kelainan
Rebound phenomen Tidak ada kelainan
Dysdia dochokinesis Tidak ada kelainan
Trunk Ataxia Tidak ada kelainan
Limb Ataxia Tidak ada kelainan
GAIT DAN
KESEIMBANGAN
Gerakan Abnormal
Tremor Tidak ada
Chorea Tidak ada
Athetosis Tidak ada
Ballismus Tidak ada
Dystoni Tidak ada
Myocloni Tidak ada
STATUS NEUROLOGIKUS
Fungsi Luhur
Afasia motorik Tidak ada
Afasia sensorik Tidak ada
Apraksia
Tidak ada
Agrafia
Tidak ada
Alexia
Tidak ada
Afasia nominal
Tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RO LUMBOSACRAL
AP/LATERAL
Kesan:
1. Spondylo Arthrosis Lumbalis (+)
2. Celah sendi L5-S1 sempit, dengan tepi yang
Sclerotik
Curiga ada HNP L5-S1
Saran: MRI lumbal
DIAGNOSIS
• DIAGNOSIS KLINIK :LOW BACK PAIN
• DIAGNOSIS TOPIK :VERTEBRAE L5-S1
• DIAGNOSIS ETIOLOGI :KETIDAKSTABILAN VERTEBRAE
MENGANGKAT BEBAN BERAT
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGIS
o- EDUKASI PASIEN (MENGENAI PENYAKITNYA, HINDARI FAKTOR
PENCETUS, DAN RUTIN KONTROL SERTA MINUM OBAT SECARA
TERATUR)
o- SARAN PEMERIKSAAN MRI
o- RENCANA FISIOTERAPI
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
• AMLODIPINE 1X5 MG PO
• OMEPRAZOLE 1X20 MG PO
• PARACETAMOL 2X200 MG PO
• NATRIUM DICLOFENAC 2X 50MG PO
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Tulang belakang terdiri dari 30 tulang yang terdiri atas :
• Vertebrae servicalis sebanyak 7 ruas.
• Vertebrae thoracal sebanyak 12 ruas.
• Vertebrae lumbalis sebanyak 5 ruas
• Vertebrae sacralis sebanyak 5 ruas
• Vertebrae coccygialis sebanyak 4 ruas.
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
Hernia nucleus pulposus (HNP) adalah suatu penyakit dimana bantalan
lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau nucleus
pulposus) mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral
sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan
melalui anulus fibrosus ke dalam canalis spinalis dan mengakibatkan
penekanan radiks saraf
EPIDEMIOLOGI
• Di amerika hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang dalam
kehidupannya
• RSCM jakarta dilaporkan bahwa penderita nyeri pinggang bawah pada tahun 1976
sebanyak 5,8%
• RS sutomo surabaya pada tahun 1980 sebanyak 17,7%
• Tidak dijumpai nyeri pinggang bawah pada pada anak 6-10 tahun, kemudian diikuti 41-
50 tahun, kemudian 31-40 tahun dan 51-60 tahun
• Tahun 1986 didapatkan dari 49 orang penderita nyeri pinggang belakang sebanyak 19
orang menderita HNP (45,24%).
• HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian
pada C5-C6 dan paling jarang terjadi pada daerah thoracal,
sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi
kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun. Dengan
insidens hernia lumbosacral lebih dari 90% sedangkan hernia
servicalis sekitar 5-10%
ETIOLOGI
Penyebab utama
terjadinya HNP adalah
cedera yang dapat
terjadi karena terjatuh
tetapi lebih sering
karena posisi
menggerakkan tubuh
yang salah
Faktor Risiko
Faktor Resiko yang tidak dapat diubah:
1. Umur : makin bertambah umur
risiko makin tinggi.
2. Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dari
wanita.
3. Riwayat cidera punggung atau HNP
sebelumnya.
Faktor Resiko yang dapat diubah:
1. Pekerjaan dan aktivitas
2. Olahraga yang tidak teratur,
3. Merokok.
4. Berat badan berlebihan
5. Batuk lama dan berulang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Beban yang diperkenankan, jarak
angkut dan intensitas pembebanan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu licin,
kasar, naik atau turun.
3. Keterampilan pekerja.
4. Peralatan kerja beserta keamanannya.
KLASIFIKASI
• Macnab’s classification membagi HNP berdasarkan pemeriksaan MRI
menjadi :
• Bulging disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari discus melewati
batas discus tetapi anulus tetap intak.
• Proalapsed disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus
yang mengalami robekan yang tidak komplit.
• Extruded disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus
yang mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak
ligamentum longitudinalis posterior.
• Sequesteres disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus
fibrosus yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos
• Menurut lokasi penonjolan nucleous pulposus, terdapat 3 tipe :
• Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan
gangguan pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau
mielopati apabila mengenai medula spinalis.
• Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebraee lumbalis
sehubungan dengan menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada
daerah tersebut, misal hnp vertebraee l4-l5 akan menimbulkan iritasi
pada akar saraf l5.
• Far-lateral foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung
bawah. Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebrae L4-L5
akan mengenai akar saraf L4 3
• Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :
• Hernia lumbosacralis
• Hernia servicalis
• Hernia thoracalis
PATOFISIOLOGI
• Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya
atau merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian
belakang merenggang sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke
belakang.
• Herniasi atau ruptur dari discus intervertebrae adalah protrusi nucleus
pulposus bersama beberapa bagian anulus ke dalam canalis spinalis
atau foramen intervertebraelis
• Karena ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada
ligamentum longitudinalis posterior, maka herniasi discus hampir selalu
terjadi ke arah posterior atau posterolateral
• Pada tahap pertama sobeknya
annulus fibrosus itu bersifat
sirkumferensial. Karena adanya
gaya traurnatik berulang, sobekan
itu menjadi lebih besar dan timbul
sobekan radial
• Apabila hal ini telah terjadi, maka
risiko HNP hanya menunggu
waktu dan bisa terjadi pada
trauma berikutnya. Gaya
presipitasi itu dapat diasumsikan
seperti gaya traumatik ketika
hendak menegakkan badan waktu
terpeleset, mengangkat benda
berat, dan sebagainya.
• Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang
secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20
tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan
penurunan vaskularisasi kedalam discus disertai berkurangnya
kadar air dalam nucleus sehingga discus mengkerut dan
menjadi kurang elastis.
• Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:
• Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat,
yaitu menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga
oleh sendi L5-S1.
• Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat
tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh
dilakukan pada sendi L5-S1.
• Daerah lumbal terutama l5-s1 merupakan daerah rawan karena
ligamentum longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan
posterior discus. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral.
MANISFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis HNP tergantung
dari radix saraf yang terkena
Henia lumbosacralis
• Kekakuan atau ketegangan,
kelainan bentuk tulang belakang.
• Nyeri radiasi pada paha, betis dan
kaki.
• Kombinasi paresthesia, lemah
dan kelemahan refleks.
Hernia servicalis
• Parasthesi dan rasa sakit
ditemukan di daerah extremitas
(cervicoobrachialis).
• Atrofi di daerah biceps dan
triceps.
• Refleks biceps yang menurun
atau menghilang.
• Otot-otot leher spastik dan kaku
kuduk.
Hernia thorakalis
• Nyeri radical.
• Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
• Paraparesis.
• Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tes
Lasegue
• Tes
Braggard
• Tes
Siccard
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto pinggang polos
• Foto caudografi
• Foto MRI
• Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula
• Pungsi lumbal
• Pemeriksaan neurofisiologis
• Mielografi
• Diskografi
DIAGNOSIS BANDING
• Tumor tulang spinalis
• Spondylolisthesis
• Spondylosis
• Arthiritis.
• Anomali colum spinal.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinik umum
3. Pemeriksaan neurologik
4. Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
A.Terapi
Konservatif
• Tirah baring
• Medikamentosa
2.Terapi
Fisik
• Traksi pelvis
• Diatermi atau kompres
panas/dingin
• Korset lumbal
• Latihan
• Proper Body Mechanics
• Pembedahan
PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan
terapi konservatif. Sebagian kecil berkembang menjadi kronik
meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi : 90%
membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya
kekambuhan adalah 5%.
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nucleus pulposus
adalah atrofi otot-otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang
mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang mengalami
lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada
m.Quadriceps femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan
atrofi pada m.Gastronemius dan m.Soleus. Atrofi yang tidak
mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan
ekstremitas inferior
PENCEGAHAN
• Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
herniasi nucleus pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat
seperti mengangkat barang yang berat atau selalu membungkuk
terutama bagi orang lanjut usia.
• Bila terjadi fraktur atau dislokasi harus ditangani sesegera mungkin untuk
menghindari komplikasinya terhadap discus intervertebraelis yang pada
akhirnya memperbesar kemungkinan untuk mengalami herniasi nucleus
pulposus
ANALISIS KASUS
Analisis Kasus
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Analisis Kasus
Dari hasil anamnesis didapatkan ± 1 tahun yang lalu penderita mengeluh nyeri
pinggang yang dirasakan tajam dan terlokalisir, semakin memberat ketika penderita
berubah posisi dari duduk ke berdiri. Keluhan tersebut sering terjadi pada kasus Low
Back Pain (LBP). ± 1 minggu yang lalu keluhan kembali dirasakan dan semakin
memberat terutama ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk
atau sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin serta nyeri dirasakan mereda
dengan berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Keluhan awal pada HNP
biasanya nyeri punggung bawah/Low Back Pain yang onsetnya perlahan-lahan,
bersifat tumpul, intermitten walaupun terkadang nyeri tersebut mendadak dan berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Lasseque sign (+), Baragard sign (+), sicard sign
(+). Hal ini mendukung dari temuan anamnesis dalam mendiagnosis HNP.
Dikonfirmasi juga dengan hasil rontgen lumbosacral yang menunjukkan lesi pada
vertebarae L5-S1, sehingga diagnosis HNP dapat ditegakkan.
Analisis Kasus
Diketahui bahwa pasien berjenis kelamin perempuan 54 tahun dan bekerja
sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari mengurus rumah
sendiri tanpa pembantu. Hal ini menjelaskan adanya faktor risiko
terjadinya HNP. Adanya riwayat cedera punggung yang terjatuh dengan
posisi terduduk ± 20 tahun yang lalu juga menjadi bias faktor risiko
terjadinya HNP pada pasien ini.
Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini berupa edukasi pasien
mengenai penyakitnya, hindari faktor pencetus, rutin kontrol serta minum
obat secara teratur) serta direncanakan fisioterapi dan diberikan
Paracetamol 2x200 mg dan Natrium diclofenac 2x50 mg sebagai
analgetik.
THANK YOU!
FOR YOUR ATTENTION

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx
 
Neurotrauma
NeurotraumaNeurotrauma
Neurotrauma
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 
Managemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DMManagemen Kasus KAD Komplikasi DM
Managemen Kasus KAD Komplikasi DM
 
LBP-HNP DR LAN.pptx
LBP-HNP DR LAN.pptxLBP-HNP DR LAN.pptx
LBP-HNP DR LAN.pptx
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 

Similar to LOW BACK PAIN

NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...Aliza Puspita
 
CASE 1 FAJAR BPPV .pptx
CASE 1 FAJAR BPPV .pptxCASE 1 FAJAR BPPV .pptx
CASE 1 FAJAR BPPV .pptxNisa523756
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulderciputchan
 
165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh165976434 status-case-sh
165976434 status-case-shhomeworkping8
 
REFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxREFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxpeni28
 
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuNEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuAliza Puspita
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuNEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuAliza Puspita
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxpeni28
 
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasLaporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasScrubsIndo
 
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damaiLAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damaiScrubsIndo
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsihomeworkping7
 

Similar to LOW BACK PAIN (20)

91903259 case-saraf
91903259 case-saraf91903259 case-saraf
91903259 case-saraf
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
 
CASE 1 FAJAR BPPV .pptx
CASE 1 FAJAR BPPV .pptxCASE 1 FAJAR BPPV .pptx
CASE 1 FAJAR BPPV .pptx
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh165976434 status-case-sh
165976434 status-case-sh
 
Se
SeSe
Se
 
REFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptxREFKAS HNP (1).pptx
REFKAS HNP (1).pptx
 
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuNEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - low back pain oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Lapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptxLapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptx
 
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza AyuNEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
NEUROLOGI - ensefalopati uremik oleh Dokter Muda FK UII Aliza Ayu
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
 
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmasLaporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
Laporan kasus bels palsy di uptd puskesmas
 
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damaiLAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

LOW BACK PAIN

  • 1. LOW BACK PAIN . OLEH: NIKODEMUS L. TOBING, S.KED 04084121618173 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSMH PALEMBANG PEMBIMBING: Dr. Henry Sugiharto, Sp.S
  • 3. PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain adalah gejala berupa rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman di bagian punggung bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral. Pada beberapa kasus, gejalanya sesuai diagnosis patologisnya, namun terkadang diagnosisnya tidak pasti dan berlangsung lama (Wagiu, 2012). Dalam satu tahun terdapat lebih dari 500.000 kasus nyeri punggung bagian bawah dan dalam 5 tahun angka insiden naik sebanyak 59%. Prevalensi pertahun mencapai 15 - 45%. Dari 500.000 kasus tersebut 85% penderitanya adalah usia 18-56 tahun (Wheeler, 2013).
  • 5. IDENTIFIKASI • NAMA : NY. S • JENIS KELAMIN : PEREMPUAN • USIA : 54 TAHUN • PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA • PENDIDIKAN : SMA • KEBANGSAAN : INDONESIA • AGAMA : ISLAM • STATUS : MENIKAH • ALAMAT : PALEMBANG • MRS : 4 SEPTEMBER 2017 • REKAM MEDIS : 1022566
  • 7. Penyakit ini sudah pernah dialami sebelumnya. Riwayat trauma jatuh ada dengan posisi terduduk ±20 tahun yang lalu. Setelah terjatuh, penderita sadar dan tidak mengalami keluhan pada punggung maupun kakinya. Riwayat batuk lama dan demam sebelumnya tidak ada, riwayat tumor atau riwayat operasi tumor sebelumnya tidak ada. Riwayat penurunan berat badan dan nafsu makan tidak ada. Penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari mengurus rumah. Sejak ± 1 tahun yang lalu pasien mengeluh nyeri pinggang. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di pinggang bawah, nyeri mengganggu aktivitas pasien. Nyeri dirasakan semakin memberat ketika berubah posisi dari duduk ke berdiri. Pasien lalu berobat ke RS Bhayangkara dan melakukan fisioterapi disana. Sejak ± 1 minggu SMRS nyeri dirasakan menjalar sampai paha kiri dan mengganggu aktivitas. Nyeri bertambah berat ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin. Nyeri dirasakan mereda dengan berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Pasien tidak merasakan gangguan sensibilitas berupa rasa baal dirasakan di bagian punggung kaki kanan dan kiri. Pasien tidak mengalami keluhan dalam buang air kecil maupun besar. Pasien datang ke poliklinik neurologi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang karena mengalami nyeri pinggang menjalar sampai ke paha kiri yang terjadi secara perlahan-lahan
  • 8. PEMERIKSAAN FISIK Status Internus Kesadaran: GCS = 15 (E4M6V5) TD: 140/80 mmHg Nadi: 74 x/menit RR: 20 x/menit Suhu: 36,7oC BB: 65 kg TB: 165 cm
  • 9. o Jantung : HR = 74 kali/menit, murmur (-), gallop (-) o Paru-paru : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) o Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal o Ekstremitas : akral pucat (-), edema pretibial (-) Pemeriksaan Fisik STATUS INTERNUS o Sikap : wajar, koperatif o Perhatian : ada o Kontak Psikik : ada o Ekspresi Muka : wajar STATUS PSIKIATRIKUS
  • 10. STATUS NEUROLOGIKUS KEPALA  Bentuk : normocephali  Ukuran : normal  Simetris : simetris  Hematom : tidak ada  Tumor : tidak ada  Deformitas : tidak ada  Fraktur : tidak ada  Nyeri fraktur : tidak ada  Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
  • 11. STATUS NEUROLOGIKUS LEHER  Sikap : lurus  Torticolis : tidak ada  Kaku kuduk : (-)  Deformitas : tidak ada  Tumor : tidak ada  Pembuluh darah : tidak ada kelainan
  • 12. N. Olfaktorius Kanan Kiri Penciuman Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Anosmia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Hiposia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Parosmia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan STATUS NEUROLOGIKUS
  • 13. N. Oftalmikus Kanan Kiri Visus Normal Normal Gerak Bola Mata V.O.D V.O.S Anopsia Tidak ada Tidak ada Hemianopsia Tidak ada Tidak ada Fundus Okuli Papil edema Tidak diperiksa Tidak diperiksa Papil atrofi Tidak diperiksa Tidak diperiksa Perdarahan retina Tidak diperiksa Tidak diperiksa STATUS NEUROLOGIKUS
  • 14. N. Okulomotor, Trokleari dan Abducen Kanan Kiri Diplopia Tidak ada Tidak ada Celah mata Ptosis Tidak ada Tidak ada Sikap bola mata - Strabismus - Exophtalmus - Enophtalmus - Deviation conjugate Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada STATUS NEUROLOGIKUS
  • 15. N. Okulomotor, Trokleari dan Abducen Kanan Kiri Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah Pupil - Bentuk - Diameter - Isokori/anisokor - Midriasis/miosis - Refleks cahaya • Langsung • Konsensuil • Akomodasi Bulat Ø 3 mm Isokor Tidak ada Ada Ada Tidak ada kelainan Bulat Ø 3 mm Isokor Tidak ada Ada Ada Tidak ada kelainan STATUS NEUROLOGIKUS
  • 16. N. Trigeminus Kanan Kiri Motorik Mengigit - Trismus - Refleks kornea Normal Tidak ada Ada Normal Tidak ada ada Sensorik - Dahi - Pipi - Dagu Normal Normal Normal Normal Normal Normal STATUS NEUROLOGIKUS
  • 17. N. Facialis Kanan Kiri Motorik • Mengerutkan dahi • Menutup mata • Lipatan nasolabialis • Lipatan mulut Simetris lagophtalmus (-) Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Simetris lagophtalmus (-) Tidak ada kelainan Tidak ada kelainanl Sensorik • 2/3 depan lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Otonom • Salivasi • Lakrimasi • Chovstek’s sign Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ditemukan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ditemukan STATUS NEUROLOGIKUS
  • 18. N. Cochlearis Kanan Kiri Suara Bisikan Tidak ada kelainan Detik Arloji Tidak ada kelainan Tes Weber Tidak dilakukan Tes Rinne Tidak dilakukan STATUS NEUROLOGIKUS N. Vestibularis Nistagmus Tidak ada
  • 19. N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri Arcus pharingeus Simetris Uvula Di tengah Gangguan menelan Tidak ada Suara serak/sengau Tidak ada Denyut jantung Normal Refleks • Muntah • Batuk • Okulokardiak • Sinus karotikus tidak diperiksa tidak diperiksa tidak diperiksa tidak diperiksa Sensorik • 1/3 belakang lidah tidak diperiksa STATUS NEUROLOGIKUS
  • 20. N. Accessorius Kanan Kiri Mengangkat bahu Simetris Memutar Kepala Tidak ada hambatan STATUS NEUROLOGIKUS N. Hypoglossus Kanan Kiri Mengulur lidah Tidak ada kelainan Fasikulasi Tidak ada Atrofi papil Tidak ada Disartria Tidak ada
  • 21. Lengan Kanan Kiri Gerakan Cukup Cukup Kekuatan 5 5 Tonus Normal Normal Refleks fisiologis • Biceps • Triceps • Raidus • Ulna Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Refleks patologis • Hoffman Tromner • Leri • Meyer Tidak ada Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak ada Tidak dilakukan Tidak dilakukan STATUS NEUROLOGIKUS MOTORIK
  • 22. Tungkai Kanan Kiri Gerakan Cukup Kurang Kekuatan 5 5 Tonus Normal Normal Klonus • Paha • kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Refleks fisiologis • KPR • APR Normal Normal Normal Normal STATUS NEUROLOGIKUS MOTORIK
  • 23. Tungkai Kanan Kiri Refleks patologis • Babinsky • Chaddock • Oppenheim • Gordon • Schaeffer • Rossolimo • Mendel Bechterew Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada STATUS NEUROLOGIKUS MOTORIK Sensorik Hipestesi dari kedua ujung jari kaki hingga setinggi calcaneus SENSORIK
  • 24. Fungsi Vegetatif Miksi Tidak ada kelainan Defekasi Tidak ada kelainan STATUS NEUROLOGIKUS Kolumna Vertebralis Kyphosis Tidak ada Lordosis Tidak ada Gobbus Tidak ada Deformitas Tidak ada Tumor Tidak ada Meningocele Tidak ada Hematoma Tidak ada Nyeri Ketok Tidak ada
  • 25. Gejala Rangsang Meningeal Kanan Kiri Meningismus Kaku kuduk Tidak ada Tidak ada Kernig ada ada Lesseque ada ada Brudzinsky • Neck • Cheek • Symphisis • Leg I • Leg II Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada STATUS NEUROLOGIKUS
  • 26. Gait Ataxia Tidak ada kelainan Hemiplegic Tidak ada kelainan Scissor Tidak ada kelainan Limping Tidak ada kelainan Steppage Tidak ada kelainan Astasia-Abasia Tidak ada kelainan STATUS NEUROLOGIKUS Keseimbangan dan Koordinasi Romberg Tidak ada kelainan Dysmetri Tidak ada kelainan Rebound phenomen Tidak ada kelainan Dysdia dochokinesis Tidak ada kelainan Trunk Ataxia Tidak ada kelainan Limb Ataxia Tidak ada kelainan GAIT DAN KESEIMBANGAN
  • 27. Gerakan Abnormal Tremor Tidak ada Chorea Tidak ada Athetosis Tidak ada Ballismus Tidak ada Dystoni Tidak ada Myocloni Tidak ada STATUS NEUROLOGIKUS Fungsi Luhur Afasia motorik Tidak ada Afasia sensorik Tidak ada Apraksia Tidak ada Agrafia Tidak ada Alexia Tidak ada Afasia nominal Tidak ada
  • 28. PEMERIKSAAN PENUNJANG RO LUMBOSACRAL AP/LATERAL Kesan: 1. Spondylo Arthrosis Lumbalis (+) 2. Celah sendi L5-S1 sempit, dengan tepi yang Sclerotik Curiga ada HNP L5-S1 Saran: MRI lumbal
  • 29. DIAGNOSIS • DIAGNOSIS KLINIK :LOW BACK PAIN • DIAGNOSIS TOPIK :VERTEBRAE L5-S1 • DIAGNOSIS ETIOLOGI :KETIDAKSTABILAN VERTEBRAE MENGANGKAT BEBAN BERAT
  • 30. PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGIS o- EDUKASI PASIEN (MENGENAI PENYAKITNYA, HINDARI FAKTOR PENCETUS, DAN RUTIN KONTROL SERTA MINUM OBAT SECARA TERATUR) o- SARAN PEMERIKSAAN MRI o- RENCANA FISIOTERAPI
  • 31. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS • AMLODIPINE 1X5 MG PO • OMEPRAZOLE 1X20 MG PO • PARACETAMOL 2X200 MG PO • NATRIUM DICLOFENAC 2X 50MG PO
  • 32. PROGNOSIS Quo ad Vitam : Dubia ad bonam Quo ad Functionam : Dubia ad bonam Quo ad Sanationam : Dubia
  • 34. ANATOMI DAN FISIOLOGI • Tulang belakang terdiri dari 30 tulang yang terdiri atas : • Vertebrae servicalis sebanyak 7 ruas. • Vertebrae thoracal sebanyak 12 ruas. • Vertebrae lumbalis sebanyak 5 ruas • Vertebrae sacralis sebanyak 5 ruas • Vertebrae coccygialis sebanyak 4 ruas.
  • 35.
  • 36. HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Hernia nucleus pulposus (HNP) adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam canalis spinalis dan mengakibatkan penekanan radiks saraf
  • 37. EPIDEMIOLOGI • Di amerika hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang dalam kehidupannya • RSCM jakarta dilaporkan bahwa penderita nyeri pinggang bawah pada tahun 1976 sebanyak 5,8% • RS sutomo surabaya pada tahun 1980 sebanyak 17,7% • Tidak dijumpai nyeri pinggang bawah pada pada anak 6-10 tahun, kemudian diikuti 41- 50 tahun, kemudian 31-40 tahun dan 51-60 tahun • Tahun 1986 didapatkan dari 49 orang penderita nyeri pinggang belakang sebanyak 19 orang menderita HNP (45,24%).
  • 38. • HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6 dan paling jarang terjadi pada daerah thoracal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia lumbosacral lebih dari 90% sedangkan hernia servicalis sekitar 5-10%
  • 39. ETIOLOGI Penyebab utama terjadinya HNP adalah cedera yang dapat terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah
  • 40. Faktor Risiko Faktor Resiko yang tidak dapat diubah: 1. Umur : makin bertambah umur risiko makin tinggi. 2. Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dari wanita. 3. Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya. Faktor Resiko yang dapat diubah: 1. Pekerjaan dan aktivitas 2. Olahraga yang tidak teratur, 3. Merokok. 4. Berat badan berlebihan 5. Batuk lama dan berulang. Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan. 2. Kondisi lingkungan kerja yaitu licin, kasar, naik atau turun. 3. Keterampilan pekerja. 4. Peralatan kerja beserta keamanannya.
  • 41. KLASIFIKASI • Macnab’s classification membagi HNP berdasarkan pemeriksaan MRI menjadi : • Bulging disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari discus melewati batas discus tetapi anulus tetap intak. • Proalapsed disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus yang mengalami robekan yang tidak komplit. • Extruded disc, suatu penonjolan dari discus melalui annulus fibrosus yang mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak ligamentum longitudinalis posterior. • Sequesteres disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos
  • 42. • Menurut lokasi penonjolan nucleous pulposus, terdapat 3 tipe : • Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau mielopati apabila mengenai medula spinalis. • Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebraee lumbalis sehubungan dengan menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal hnp vertebraee l4-l5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf l5. • Far-lateral foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah. Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebrae L4-L5 akan mengenai akar saraf L4 3
  • 43. • Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas : • Hernia lumbosacralis • Hernia servicalis • Hernia thoracalis
  • 44. PATOFISIOLOGI • Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang. • Herniasi atau ruptur dari discus intervertebrae adalah protrusi nucleus pulposus bersama beberapa bagian anulus ke dalam canalis spinalis atau foramen intervertebraelis • Karena ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada ligamentum longitudinalis posterior, maka herniasi discus hampir selalu terjadi ke arah posterior atau posterolateral
  • 45. • Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Karena adanya gaya traurnatik berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial • Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan bisa terjadi pada trauma berikutnya. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya traumatik ketika hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat, dan sebagainya.
  • 46. • Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam discus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga discus mengkerut dan menjadi kurang elastis.
  • 47. • Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena: • Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1. • Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1. • Daerah lumbal terutama l5-s1 merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior discus. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral.
  • 48. MANISFESTASI KLINIS Manifestasi klinis HNP tergantung dari radix saraf yang terkena Henia lumbosacralis • Kekakuan atau ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang. • Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki. • Kombinasi paresthesia, lemah dan kelemahan refleks. Hernia servicalis • Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (cervicoobrachialis). • Atrofi di daerah biceps dan triceps. • Refleks biceps yang menurun atau menghilang. • Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk.
  • 49. Hernia thorakalis • Nyeri radical. • Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang • Paraparesis. • Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.
  • 50. PEMERIKSAAN FISIK • Tes Lasegue • Tes Braggard • Tes Siccard
  • 51. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Foto pinggang polos • Foto caudografi • Foto MRI • Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula • Pungsi lumbal • Pemeriksaan neurofisiologis • Mielografi • Diskografi
  • 52. DIAGNOSIS BANDING • Tumor tulang spinalis • Spondylolisthesis • Spondylosis • Arthiritis. • Anomali colum spinal.
  • 53. DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan klinik umum 3. Pemeriksaan neurologik 4. Pemeriksaan penunjang
  • 54. Tatalaksana A.Terapi Konservatif • Tirah baring • Medikamentosa 2.Terapi Fisik • Traksi pelvis • Diatermi atau kompres panas/dingin • Korset lumbal • Latihan • Proper Body Mechanics • Pembedahan
  • 55. PROGNOSIS Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.
  • 56. KOMPLIKASI • Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nucleus pulposus adalah atrofi otot-otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada m.Quadriceps femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.Gastronemius dan m.Soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior
  • 57. PENCEGAHAN • Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya herniasi nucleus pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat barang yang berat atau selalu membungkuk terutama bagi orang lanjut usia. • Bila terjadi fraktur atau dislokasi harus ditangani sesegera mungkin untuk menghindari komplikasinya terhadap discus intervertebraelis yang pada akhirnya memperbesar kemungkinan untuk mengalami herniasi nucleus pulposus
  • 60. Analisis Kasus Dari hasil anamnesis didapatkan ± 1 tahun yang lalu penderita mengeluh nyeri pinggang yang dirasakan tajam dan terlokalisir, semakin memberat ketika penderita berubah posisi dari duduk ke berdiri. Keluhan tersebut sering terjadi pada kasus Low Back Pain (LBP). ± 1 minggu yang lalu keluhan kembali dirasakan dan semakin memberat terutama ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin serta nyeri dirasakan mereda dengan berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Keluhan awal pada HNP biasanya nyeri punggung bawah/Low Back Pain yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul, intermitten walaupun terkadang nyeri tersebut mendadak dan berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Lasseque sign (+), Baragard sign (+), sicard sign (+). Hal ini mendukung dari temuan anamnesis dalam mendiagnosis HNP. Dikonfirmasi juga dengan hasil rontgen lumbosacral yang menunjukkan lesi pada vertebarae L5-S1, sehingga diagnosis HNP dapat ditegakkan.
  • 61. Analisis Kasus Diketahui bahwa pasien berjenis kelamin perempuan 54 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari mengurus rumah sendiri tanpa pembantu. Hal ini menjelaskan adanya faktor risiko terjadinya HNP. Adanya riwayat cedera punggung yang terjatuh dengan posisi terduduk ± 20 tahun yang lalu juga menjadi bias faktor risiko terjadinya HNP pada pasien ini. Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini berupa edukasi pasien mengenai penyakitnya, hindari faktor pencetus, rutin kontrol serta minum obat secara teratur) serta direncanakan fisioterapi dan diberikan Paracetamol 2x200 mg dan Natrium diclofenac 2x50 mg sebagai analgetik.
  • 62. THANK YOU! FOR YOUR ATTENTION

Editor's Notes

  1. Penyakit serebrovaskuler/cerebrovascular disease (CVD) merupakan penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama.
  2. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 84 x/menit RR : 18 x/menit Temperatur : 36,40C