Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien wanita berusia 47 tahun dengan keluhan lemas sisi kanan tubuh. Hasil CT scan kepala menunjukkan adanya infark luas di lobus otak kiri yang diduga disebabkan oleh oklusi arteri otak kiri. Diagnosisnya adalah stroke nonhemoragik."
3. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kenteng 2/5 Tegalrejo Kec. Argomulyo
Tanggal masuk : 5 Mei 2023
Nomor RM : 16-17-3501XX
4. Anamnesis
• Keluhan Utama: Lemas sisi kanan tubuh
• RPS : Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Salatiga
dengan keluhan lemas sisi kanan tubuh. Keluhan sudah dirasakan
sejak 4 hari lalu namun keluhan diperberat sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan bicara pelo dan sulit menelan. Keluhan
seperti nyeri kepala, muntah, kejang dan pingsan disangkal
5. Anamnesis
• RPD
Pasien tidak memiliki riwayat keluhan serupa sebelumnya. Riwayat HT,
DM, penyakit jantung, Alergi Disangkal
• RPK
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti
pasien. Riwayat asma, alergi dan stroke pada keluarga disangkal.
• Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien berobat menggunakan asuransi kesehatan BPJS, riwayat
konsumsi alkohol disangkal.
7. Kepala dan Leher
Inspeksi Normocephal, wajah ansimetris merot ke kanan, tidak ada jejas, konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Palpasi Pembesaran limfonodi (-), trakea teraba di garis tengah
Thorax
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk, retraksi dada (-), tidak terdapat
deformitas.
Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak paru, fremitus normal
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Pulmo : Suara kedua paru vesikuler +/+
Ronkhi basah halus : -/-
Wheezing : -/-
Cor : Suara S1 dan S2 reguler
Abdomen
Inspeksi Abdomen terlihat datar, jejas (+)
Auskultasi Bising usus (+) normal
8. Genitalia
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Inspeksi Edema (-/-) jejas (-/-)
Palpasi Akral Hangat, Motorik 4/5 4/5
11. Hasil :
Tak tampak soft tissue swelling extracranial
Gyri dan sulci tak tampak prominent
Batas grey matter dan white matter tampak tegas
Midline ditengah, tak terdeviasi
Tampak lesi hipodens luas (densitas 20 HU) di lobus
frontotemporoparietalis sinistra, sesuai territory MCA sinistra
Tampak lesi hipodens 11 HU di head nucleus caudatus sinistra
dan corona radiate dekstra
Tampak lesi kistik luas fossa posterior
Sistema ventrikel dan sisterna tak melebar maupun menyempir
Air cellulae mastoidea normodens
Tampak lesi isodens intra sinus maxsillaris sinistra
Kesan :
Infrak luas lobus frontotemporoparietalis sinistra, suspek et causa oklusi MCA sinistra
Infark head nucleus caudatus sinistra dan corona radiate dekstra
Arachnoid cyst fossa posterior
Sinusitis maxillaris sinistra
Tak tampak gambarran perdarahan intracranial pada MSCT scan saat ini
17. DEFINISI
STROKE Kumpulan gejala defisit neurologis yang timbul secara
mendadak yang disebabkan oleh berkurang/hilangnya aliran
darah pada parenkim otak karena penyumbatan pembuluh
darah yang dibuktikan dengan pemeriksaan imaging dan/atau
patologi.
stroke in evolution (progressive stroke) adalah
gejala stroke yang terjadi secara progresif, yakni
gejala yang berhubungan dengan stroke memburuk
dari waktu ke waktu. Sehingga memerlukan
identifikasi lebih awal dalam manajemen stroke akut
20. Peristiwa trombotik atau emboli yang menyebabkan
penurunan aliran darah ke otak.
• Trombotik 🡪 aliran darah ke otak terhambat di dalam
pembuluh darah karena disfungsi di dalam pembuluh
itu sendiri, biasanya sekunder akibat penyakit
aterosklerotik, diseksi arteri, displasia fibromuskular,
atau kondisi inflamasi.
• Emboli 🡪 debris dari tempat lain di tubuh menghalangi
aliran darah melalui pembuluh yang terkena.
ETIOLOGI
21. EPIDEMIOLOGI
• Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Kementerian Kesehatan tahun 2013, prevalensi stroke di
Indonesia meningkat dari 8,3% pada tahun 2007 menjadi
12,1% pada tahun 2013.
• Prevalensi stroke meningkat seiring bertambahnya usia,
dengan puncaknya pada usia >75 tahun.
• Data dari Stroke Registry tahun 2012-2014 terhadap 5.411
pasien stroke di Indonesia, mayoritas adalah stroke iskemik
(67%).
23. Kelumpuhan kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan otot-otot penggerak
bola mata, kelumpuhan otot-otot untuk proses menelan, bicara, dan gangguan lainnya
meliputi:
• Gangguan fungsi keseimbangan
• Gangguan fungsi penghidu
• Gangguan fungsi penglihatan
• Gangguan fungsi pendengaran
• Gangguan fungsi somatik sensoris
• Gangguan fungsi kognitif, seperti: gangguan atensi, memori, bicara verbal, gangguan
mengerti pembicaraan, gangguan pengenalan ruang, dan sebagainya
• Gangguan global berupa gangguan kesadaran.
PD. ANAMNESIS
24. • FAST
F : facial droop (mulut mencong/tidak simetris)
A : arm weakness (kelemahan pada tangan)
S : speech difficulties (kesulitan bicara)
T : time to seek medical help (waktu tiba di RS secepat mungkin).
FAST memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 68% untuk
menegakkan stroke, serta reliabilitas yang baik pada dokter dan
paramedis.
PD. PEMERIKSAAN FISIK
25.
26.
27. 1. Elektrokardiogram (EKG)
2. Pencitraan otak: CT scan kepala non kontras, CT angiografi atau MRI dengan perfusi dan
difusi serta magnetic resonance angiogram (MRA)
3. Doppler karotis dan vertebralis
4. Doppler transkranial (transcranial doppler/TCD)
5. Pemeriksaan laboratorium
PD.PEMERIKSAAN PENUNJANG
28. a) Digital substraction angiography (DSA) serebral
b) Ekokardiografi (transtorakal danjatau transesofageal)
c) Rontgen toraks
d) Saturasi oksigen, dan analisis gas darah
e) Pungsi lumbal jika dicurigai adanya perdarahan subaraknoid namun pada CT scan
tidak ditemukan gambaran perdarahan
f) Elektroensefalografi (EEG) jika dicurigai adanya kejang
g) Penapisan toksikologi (misalnya alkohol, kecanduan obat)
h) Pemeriksaan antikardiolipin dan antibodi antinuklear (ANA) jika dicurigai adanya
lupus
i) Pemeriksaan neurobehaviour.
Pemeriksaan penunjang lain disesuaikan dengan indikasi (sebagian dapat
dilakukan di ruang rawat)
29. • Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
• Stabilisasi hemodinamik (sirkulasi)
• Pengendalian peningkatan Tekanan IntraKranial (TIK)
• Pengendalian kejang
Tatalaksana Umum
30. ● Alteplase
Alteplase IV 0,9 mg/kg, dengan dosis maksimum 90 mg. 10% pertama dari dosis
diberikan selama menit pertama sebagai bolus, dan sisa dosis diberikan selama 60
menit berikutnya.
● Pengendalian TD
Manajemen dilakukan agar tekanan darah kurang dari 180/105 mmHg selama 24
jam pertama setelah alteplase IV. Pilihan antihipertensi meliputi: Labetalol IV 10-
20 mg; Nikardipin IV 5 mg/jam. Tingkatkan 2,5 mg/jam setiap 5 hingga 15 menit.
Dosis maksimum adalah 15 mg/jam; Clevidipine 1 sampai 2 mg/jam IV. Dosis
ganda setiap 15 menit. Maksimum 21 mg/jam; Hydralazine, enalaprilat dapat
dipertimbangkan.
Tatalaksana Khusus
31. ● Pengendalian temperature
● Pengendalian glukosa
● Pengendalian nutrisi
● Antiplatelet
● Antikoagulan
Pada pasien dengan fibrilasi atrium, mulai antikoagulasi oral dalam waktu 4 sampai 14 hari
setelah onset gejala neurologis. Beberapa jenis antikoagulan yang sering dibahas dalam
tata laksana stroke antara lain heparin, fondaparinux, dan warfarin. Fondaparinux : dosis
yang dianjurkan adalah 2,5 mg/hari. Karena eliminasi ginjalnya, fondaparinux
dikontraindikasikan jika eGFR 20 mL/menit/1,73m2.
● Statin
Statin intensitas tinggi (atorvastatin 80 mg setiap hari atau rosuvastatin 20 mg setiap hari)
direkomendasikan untuk pasien yang berusia 75 tahun atau lebih muda dan yang memiliki
penyakit kardiovaskular aterosklerotik klinis.
32. Prognosis stroke iskemik sangat tergantung pada derajat, struktur yang terlibat,
area yang terlibat, waktu identifikasi dan diagnosis, waktu memulai pengobatan,
lama dan intensitas terapi fisik dan okupasi, dan fungsi dasar.
PROGNOSIS
33. • Pneumonia
• Infeksi saluran kemih
• Ulkus Dekubitus
• Spastisitas dan nyeri
• Gangguan fungsi kognitif
• Komplikasi metabolik lain seperti gangguan elektrolit.
KOMPLIKASI