Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Kekerasan Dalam Pacaran
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam
rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada
kekerasan yang terjadi pada remaja, terutama kekerasan yang terjadi saat
mereka sedang berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating
Violence). Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah
mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah
masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai
oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan
sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk
ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban
mengenai kekerasan ini.
KDP merupakan salah satu bentuk dari tindakan kekerasan
terhadap perempuan. Sedangkan definisi kekerasan terhadap perempuan
itu sendiri, menurut Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap
Perempuan tahun 1994 pasal 1, adalah “setiap tindakan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis,
termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum
atau dalam kehidupan pribadi.”
Namun demikian, walaupun termasuk dalam kekerasan terhadap
perempuan, sebenarnya kekerasan ini tidak hanya dialami oleh perempuan
2. atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang mengalami kekerasan
yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi
korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi
karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan
yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal jender selama
ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan
biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif,
mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa
“pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.
Kekerasan yang terjadi dalam relasi personal perempuan ini
biasanya terdiri dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik,
mental/psikis, ekonomi dan seksual. Dari segi fisik, yang dilakukan seperti
memukul, meninju, menendang, menjambak, mencubit dan lain
sebagainya. Sedangkan kekerasan terhadap mental seseorang biasanya
seperti cemburu yang berlebihan, pemaksaan, memaki-maki di depan
umum dan lain sebagainya. Sedangkan kekerasan dalam hal ekonomi jika
pasangan sering pinjam uang atau barang-barang lain tanpa pernah
mengembalikannya, selalu minta ditraktir, dan lain-lain. Jika dipaksa
dicium oleh pacar, jika ia mulai meraba-raba tubuh atau ia memaksa untuk
melakukan hubungan seksual, maka ia telah melakukan kekerasan yang
termasuk dalam kekerasan seksual. Umumnya pemerkosaan yang terjadi
dalam masa pacaran (Dating Rape) diawali oleh tindakan kekerasan yang
lain.
B. Perumusan Masalah
1. Apa itu kekerasan dalam berpacaran?
2. Macam-macam kekerasan dalam pacaran.
3. Apakah ada dampak dari kekerasan pada masa pacaran?
3. 4. Tanda-tanda pelaku kekerasan.
5. Bagaimana mengatasi kekerasan pada masa pacaran?
PEMBAHASAN
Kekerasan dalam pacaran adalah suatu tindakan berdasarkan perbedaan
jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang,
baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.
Pada umumnya, sangat sedikit masyarakat yang tahu adanya kekerasan
yang terjadi dalam pacaran, karena sebagian besar menganggap bahwa masa
pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah. Ini adalah salah satu
bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat kurangnya informasi dan data dari
laporan korban mengenai kekerasan tersebut.
Kekerasan dalam pacaran yang sebagian besar korbannya adalah
perempuan ini sering diakibatkan adanya ketimpangan antara laki-laki dan
perempuan yang dianut oleh masyarakat luas pada umumnya.
Perempuan menurut pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai
makhluk yang lemah, penurut, pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya
perlakuan yang semena-mena.
Macam-macam Kekerasan dalam Pacaran
1) Kekerasan Fisik
4. Memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong sekuat
tenaga, menampar, menonjok, mencekik, membakar bagian
tubuh/menyundut dengan rokok, pemaksaan berhubungan seks,
menggunakan alat, atau dengan sengaja mengajak seseorang ke tempat
yang membahayakan keselamatan. Ini biasanya dilakukan karena anda
tidak mau menuruti kemauannya atau anda dianggap telah melakukan
kesalahan.
2) Kekerasan Seksual
Berupa pemaksaan hubungan seksual, pelecehan seksual (rabaan,
ciuman, sentuhan) tanpa persetujuan. Perbuatan tanpa persetujuan atau
pemaksaan itu biasanya disertai ancaman akan ditinggalkan, akan
menyengsarakan atau ancaman kekerasan fisik.
3) Kekerasan Emosional
Bentuk kekerasan ini biasanya jarang disadari, karena memang
wujudnya tidak kelihatan. Namun sebenarnya, kekerasan ini justru akan
menimbulkan perasaan tertekan, tidak bebas dan tidak nyaman. Bentuk
kekerasan non fisik ini berupa pemberian julukan yang mengandung olok-
olok; membuat seseorang jadi bahan tertawaan; mengancam, cemburu
yang berlebihan, membatasi pasangannya untuk melakukan kegiatan yang
disukai, pemerasan, mengisolasi, larangan berteman, caci maki, larangan
bersolek, larangan bersikap ramah pada orang lain dan sebagainya.
4) Kekerasan Ekonomi
Yang bisa berupa pemerasan atau pemaksaan untuk memenuhi
kebutuhan pasangan, mungkin untuk pertama kali mentraktir makan atau
membilakan perlengkapan dirasa lazim dan itu merupakan suatu bentuk
perhatian kepada pasangan, namun apabila sudah terjadi permintaan
pemenuhan secara terus menerus dan perasaan korban sudah tidak nyaman
5. serta terbebani hal itulah yang disebut kekersan dalam bidang ekonomi
dalam pacaran
Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Masa Pacaran
X adalah seorang remaja yang telah memiliki seorang pacar. Namun, pacar X
adalah seorang pengangguran dan suka mengkonsumsi alkohol, tidak hanya itu,
pacar X juga selalu menekan X untuk memberikan uang saku yang diberikan
orangtua X. Jika X tidak menuruti keinginan pacarnya maka pacar X selalu
mengancam akan meninggalkan X. Demi mempertahankan hubungan dengan
pacarnya, X rela menuruti semua keinginan pacarnya, apalagi X juga telah
melakukan hubungan seks pranikah dengan pacarnya. X juga sering dipukul,
dicaci maki dan masih banyak kekerasan yang dialami X. Akibat dari kekerasan
yang dialaminya ini, X tidak hanya mengalami psikologis tetapi juga mengalami
penurunan prestasi belajar.
Kekerasan terhadap perempuan pada masa pacaran adalah sebuah bahasan
yang mungkin masih asing di telinga beberapa pembaca. Kita memang tidak dapat
memungkiri bahwa kekerasan pada perempuan, seolah-olah dianggap sebagai hal
yang biasa. Namun akibatnya luar biasa sekali. Pacaran merupakan suatu hal yang
lazim dikalangan remaja saat ini. Namun, sedikit sekali orangtua dan remaja yang
mengetahui bagaimana pacaran yang sehat agar tidak mengalami kekerasan pada
masa pacaran. Kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai hal ini
menyebabkan cukup banyak remaja putri yang mengalami kekerasan dari
pacarnya, Namun seringkali para remaja ini menganggap kekerasan yang mereka
alami adalah sebagai hal yang biasa, demi cinta terhadap sang pacar.
Melihat pada fenomena ini, maka apakah sebenarnya kekerasan pada masa
pacaran itu? Kekerasan pada masa pacaran (Dating Violence) merupakan salah
satu bentuk kekerasan terhadap perempuan. Berdasarkan data dari LSM Mitra
6. Perempuan bahwa di Jakarta pada tahun 2000, sekitar 11,6 % perempuan
mengalami kekerasan pada masa pacaran dan pada tahun 2000 mengalami
peningkatan sekitar 11,11 %. Selain itu, berdasarkan data dari Rifka Annisa
Women Crisis Center dari tahun 2000 hingga tahun 2002, sekitar 264 perempuan
melaporkan bahwa dirinya mengalami kekerasan pada masa pacaran. Jika dilihat
secara menyeluruh, rata-rata sekitar 1 dari 10 perempuan mengalami kekerasan
pada masa pacaran. Oleh karena itu, kekerasan pada masa pacaran merupakan
suatu masalah yang perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan cara
perempuan dan berinteraksi dengan pacarnya.
Kekerasan pada masa pacaran adalah suatu bentuk kekerasan yang terjadi
pada saat perempuan memasuki ikatan pacaran, maka pihak laki-laki dapat
menjadi orang yang melakukan kekerasan dan pihak perempuan dapat menjadi
korban kekerasan. Lalu, apa saja bentuk-bentuk kekerasan pada masa pacaran?
Kekerasan pada masa pacaran dapat berupa kekerasan fisik, psikis hingga
kekerasan seksual.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan seorang laki-laki melakukan
kekerasan terhadap perempuan pada masa pacaran? Bukankah mereka berpacaran
karena cinta? Ternyata, beberapa penyebab laki-laki melakukan kekerasan pada
perempuan pada masa pacaran, antara lain:
1. Laki-laki melakukan intimidasi terhadap sikap orang tua mereka dalam
memperlakukan orang lain.
2. Laki-laki mengalami kekerasan dalam rumah tangga pada masa kanak-
kanaknya.
3. Adanya persepsi bahwa hanya sedikit orang yang menyadari akibat dari
kekerasan yang dilakukan.
4. Laki-laki berusaha menjaga citra laki-laki yang ‘macho’ dan hal ini
mendapat dukungan dari masyarakat.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa budaya kekerasan pada perempuan
memang masih melekat dalam diri sebagian besar masyarakat. Sayangnya hal
tersebut dianggap sebagai hal yang biasa dan akhirnya tidak berusaha untuk
7. mencari pertolongan, seperti misalnya: datang kepada Psikolog. Kemudian yang
menjadi pertanyaannya sekarang adalah: "Jika perempuan mengetahui bahwa
kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya merupakan suatu hal yang tidak
seharusnya terjadi dan telah melanggar HAM, tetapi mengapa perempuan
menerima begitu saja kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya? Apakah demi
cinta ataukah ada hal yang lain?"
Beberapa penyebab perempuan menerima kekerasan yang dilakukan oleh
pasangannya, antara lain:
1. Perempuan memiliki keyakinan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh
pasangannya merupakan hal yang wajar
2. Perempuan mempersepsi bahwa lebih baik memiliki pasangan yang
sesekali melakukan kekerasan daripada tidak memiliki pasangan sama
sekali.
3. Perempuan takut apabila pacarnya membalas dendam.
4. Perempuan berharap pada suatu hari nanti pacaranya akan berubah.
5. Perempuan mempersepsi bahwa kekerasan akan lenyap apabila sudah
memiliki anak.
Setelah Anda mengetahui apa penyebab laki-laki melakukan kekerasan
dan perempuan sebagai pacar juga menerima begitu saja perlakuan pacarnya maka
Anda perlu segera mengoreksi diri anda sendiri, apakah anda juga sedang
mengalami hal ini? Ingat! Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi pada siapa
saja.
Apakah ada dampak dari kekerasan pada masa pacaran? Tentu saja
jawabannya adalah ada, Dan apakah dampak tersebut berbahaya pada perempuan?
Kekerasan akan selalu berdampak negatif dan akibat yang paling fatal adalah luka
psikologis yang memerlukan waktu penyembuhan yang cukup lama dan tidak
dapat dipastikan. Berikut ini adalah beberapa dampak kekerasan pada masa
pacaran, antara lain:
1. Menurunnya rasa percaya diri.
8. 2. Meningkatnya rasa tidak berdaya.
3. Meningkatnya rasa cemas.
4. Menurunnya produktivitas kerja atau prestasi.
5. Mengalami sakit fisik
Tanda-tanda pelaku kekerasan
• Dia sangat cemburu buta kepada kamu
• Ingin tahu keberadaan kamu setiap waktu
• Marah jika kamu menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman
• Menyalahkan kamu dan orang lain atas kesalahan dirinya
• Memperlakukan kamu dengan penuh kekerasan
Apa yang harus kita tahu dari pelaku kekerasan?
• Dia mencoba mengisolasimu dari keluarga dan teman-teman
• Dia menyangkal kebiasaannya melakukan kekerasan
• Dia mengontrol penuh perilakumu
• Dia menyalahkan korban
• Dia selalu mengurangi pertemuan kamu dan teman-teman serta keluarga
kamu
• Dia kadangkala minim kepercayaan dirinya
• Dia kemungkinan besar pernah menyaksikan kekerasan yang dilakukan
oleh orang tuanya atau menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga
Bagaimana Mengatasi Kekerasan pada Masa Pacaran
Sebenarnya solusi yang dilakukan akan berhasil jika pasangan yang
sedang berpacaran saling mengerti sifat masing-masing dan dapat mengatakan
tidak untuk kekerasan. Selain itu, solusi untuk mengatasi kekerasan pada masa
pacaran dapat dilakukan dengan membantu pasangan yang melakukan kekerasan
untuk memiliki rasa percaya diri (biasanya pasangan yang melakukan kekerasan
memiliki riwayat kekerasan dan kekurangan kebutuhan kasih sayang / afiliasi) dan
9. bersikap tegas pada pasangan yang melakukan kekerasan (menolak kekerasan
yang dilakukan oleh pasangan). Jika pasangan tetap melakukan kekerasan,
sebaiknya Anda berpikir 2x untuk meneruskan hubungan dengannya karena Anda
dapat terjebak dalam 'lingkaran setan'. Selain itu, Anda sebagai pelaku kekerasan
sebaiknya segera meminta bantuan pada Psikolog untuk mendapatkan terapi yang
tepat untuk mengatasi pikiran-pikiran irasional, mungkin anda mengalami
kecanduan cinta sehingga melakukan kekerasan pada pacar Anda.
Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kekerasan pada masa pacaran?
Untuk mencegah terjadinya kekerasan pada masa pacaran, anda perlu membuat
komitmen dengan pacar Anda dan menerapkan pacaran yang sehat. Adapun,
pacaran yang sehat meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya rasa saling percaya.
2. Adanya rasa saling menghargai.
3. Adanya waktu untuk dihabiskan oleh mereka berdua tetapi juga
menghargai waktu untuk saling sendiri.
4. Tidak mengisolasi pasangan.
5. Tidak memanipulasi pasangan.
6. Adanya rasa saling memahami perasaan masing-masing.
7. Hubungan pacaran juga disertai dengan hubungan pertemanan yang akrab
di antara mereka berdua.
10. KESIMPULAN
Yang harus diketahui adalah bahwa kekerasan, apapun bentuknya, adalah
suatu hal yang akan mengakar dan akan terjadi berulang. Sikap menyesal dan
pernyataan maaf yang dilakukan pelaku adalah suatu fase “reda” dari suatu siklus.
Biasanya setelah fase ini, pelaku akan tampak tenang, seolah-olah telah berubah
dan kembali bersikap baik. Jika pada suatu saat timbul konflik yang menyulut
emosi pelaku, maka kekerasan akan terjadi lagi.
Oleh karena itu, sebesar apapun cinta yang kita rasakan pada mereka yang
melakukan kekerasan, tetap saja kita tidak dapat membiarkan hal ini terjadi.
Kekerasan adalah suatu hal yang harus kita laporkan, dengan demikian si pelaku
dapat mendapatkan penanganan yang tepat (konseling dan terapi). Karena dengan
mendiamkan atau tidak melaporkan kekerasan yang terjadi, baik yang kita alami
maupun yang dialami oleh teman kita, sama saja artinya kita membiarkan
kekerasan itu terjadi, dan hal itu tentu bukan suatu hal yang kita inginkan. Tidak
pada mereka, tidak pada diri kita. Semoga uraian di atas berguna bagi para
pembaca sehingga pembaca turut berpartisipasi untuk menghentikan budaya
kekerasan yang terjadi dimasyarakat kita.
11. Saran
Kekerasan dalam pacaran seharusnya dapat dihindari dengan saling
menghargai dan saling mempercayai diantara pasangan,dengan begitu dapat
mengerti apa tujuan mereka menjalin hubungan dalam berpacaran dan dapat
menjalankan hubungan berpacaran dengan sehat tanpa kekerasan.
Pastikan bahwa masa pacaran adalah masa untuk benar-benar saling mengenal
dengan baik dan lebih dalam. Tekankan kejujuran, keterbukaan sehingga diantara
kedua belah pihak benar-benar tahu dan saling menerima kelebihan serta
kekurangan masing-masing. Sehingga kekerasan pun dapat diminimalisir sedini
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Venny A (2003). Memahami Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan
Jurnal Perempuan.
Jurnal Perempuan. Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan
Jurnal Perempuan, 2002
Komisi Nasional Perempuan, Peta Kekerasan: Pengalaman Perempuan
Indonesia. Jakarta: Komnas Perempuan, 2002