Dokumen tersebut membahas tentang pemerkosaan, yang dijelaskan sebagai hubungan seksual tanpa persetujuan yang dilakukan dengan ancaman atau kekerasan. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai bentuk pemerkosaan, dampaknya yang dapat menimbulkan trauma jangka panjang bagi korban, serta faktor-faktor penyebab dan cara-cara pencegahan pemerkosaan.
3. APA ITU PERKOSAAN
Perkosaan adalah bentuk
hubungan seksual yang
dilangsungkan bukan
berdasarkan kehendak
bersama. Karena bukan
berdasarkan kehendak
bersama, hubungan
seksual didahului oleh
ancaman dan kekerasan
fisik atau dilakukan
terhadap korban yang
tidak berdaya, dibawah
umur atau yang mengalami
keterbelakangan mental.
Pemerkosaan adalah
penetrasi alat kelamin
wanita oleh penis
dengan paksaan, baik
oleh satu maupun oleh
beberapa orang pria atau
dengan ancaman.
Perkosaan yang
dilakukan dengan
kekerasan dan
sepenuhnya tidak
dikehendaki secara
sadar oleh korban jarang
terjadi.
5. a) Perkosaan oleh orang yang kita kenal
• Perkosaan oleh suami/bekas suami
Merasa bahwa istri sudah menjadi
hak milik suami sehingga ia merasa
sekehendak hatinya
memperlakukan istri.
• Perkosaan oleh pacar/dating rape
Merasa sudah mencukupi
kebutuhan wanita sehingga laki-laki
punya hak atas wanita tersebut
atau merasa sudah melamar wanita
tadi sehingga merasa sudah menjadi
miliknya.
• Perkosaan oleh teman kerja/atasan
• Pelecehan seksual pada anak
b) Pelecehan oleh
orang yang tidak
dikenal
•Perkosaan oleh
sekelompok pelaku
(diperkosa lebih dari 1
orang)
•Perkosaan dipenjara
(diperkosa oleh
polisi/sipir/penjaga
penjara)
•Perkosaan saat perang
(tentara/gerilyawan sering
menggunakan perkosaan
untuk menakut-nakuti
wanita)
8. Siapapun dapat menjadi korban perkosaan mulai dari anak-anak
dibawah umur, gadis remaja, perempuan yang telah menikah, perempuan
yang hidup di desa, yang hidup di kota, bahkan nenek-nenekpun yang
menjadi korban. Data selama ini menunjukkan pemerkosaan lebih sering
dilakukan oleh seseorang yang telah mengenal korban kecuali dalam
situasi peperangan atau konflik bersenjata dimana pemerkosaan dijadikan
sebagai senjata perang oleh pihak-pihak yang saling berseteru dan
pelaku pemerkosaan adalah pasukan perang yang memerkosa secara masal
perempuan dari sekelompok musuhnya yang jelas tidak mereka kenali.
Salah satu motif dibalik kekerasan seksual adalah perwujudan
dan manifestasi dari ungkapan “power over” atau menguasai dari
seorang lelaki terhadap perempuan yang dijadikan targetnya.
9. Faktor internal : yaitu kurangnya iman krn krng berkualitas dlm beribadah dan
kurangnya pendidikan agama
Faktor eksternal : yaitu aurat wanita yg terbuka yang berpotensi memancing laki2 yang
normal
LANJUTAN .....
10.
11. a) Dampak perkosaan bagi korban perkosaan biasanya pada
wanita dan keluarganya dimana peristiwa diperkosa
merupakan tragedy yang sangat menyakitkan dan sulit
dilupakan sepanjang hidup mereka. Bahkan sering kali
menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Peristiwa ini
melahirkan rasa malu dan aib selama hidup yang akhirnya
menimbulkan rasa rendah diri, terutama pada saat harus
menjalani kehidupan sosial mereka selanjutnya.
b) Biasanya perkosaan pada perempuan juga melibatkan
kekerasan fisik, sehingga mungkin saat terjadi luka dan rasa
sakit di beberapa bagian tubuh, seperti di daerah genital.
c) Perkosaan mengalami gangguan emosi dan psikologis.
Beberapa juga dapat mengalami trauma, meskipun diawal
mereka mencoba untuk mengelak bahwa mereka telah
diperkosa dan mencoba melanjutkan hidup seperti biasa
seolah tidak terjadi apa-apa. Setelah perkosaan umumnya
yang timbul adalah kemarahan, ketakutan, perasaan tidak
aman, depresi, insomnia (susah tidur), sering mimpi buruk,
menghindari kontak seksual dan sebagainya. Hal-hal ini dapat
terus terjadi hingga beberapa bulan lamanya atau bertahun-
tahun lamanya atau bertahun-tahun setelah perkosaan terjadi,
bahkan ada yang menderita seumur hidupnya. Kejadian
tertentu dapat memicu untuk mengingat kembali kasus
perkosaan yang dahulu terjadi.
L
A
N
J
U
T
A
N
12. Cara Mencegahnya
1. Berpakaian santun, berprilaku, bersolek tidak mengundang
perhatian pria
2. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok
dengan banyak teman, tidak berduaan
3. Di tempat kerja bersama teman/berkelompok, tidak
berduaan dengan sesama pegawai atau atasan
4. Tidak menerima tamu laki-laki kerumah, bila dirumah
seorang diri
5. Berjalan-jalan bersama banyak teman, terlebih diwaktu
malam hari
6. Bila merasa diikuti orang ambil jalan kearah yang berlainan
7. Berteriak sekencang mungkin bila diserang
13. 8. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan “tidak” walaupun
atasan yang punya kekuasaan atau pada pacar yang sangat
dicintai.
9. Ketika berpergian hindari sendirian, tidak menginap, bila
orang tersebut merayu tegaskan bahwa perkataan dan
sentuhannya membuat anda merasa rishi, tidak nyaman, dan
cepatlah meninggalkannya
10. Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan
sesuatu tindakan yang mengarah seperti dipegang, diraba,
dicium, diajak ke tempat sepi
11. Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti :
hipnotis, obat-obatan dalam minuman,, permen, snack atau
hidangan makanan
12. Saat di temapt baru jangan terlihat bingung. Bertanya pada
polisi, hansip atau instasi
13. Menjaga jarak/space interpersonal dengan lawan jenis
L
A
N
J
U
T
A
N
14.
15.
16.
17. DAFTAR PUSTAKA
Yani Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Penerbit
Fitramaya
Romauli Suryati, Anna Vida Vindari. 2012.
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :
Numed Medika