SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN IPS SD
                                         PJJ S1-PGSD

Identitas Mata Kuliah
1. Mata Kuliah            : Pengembangan Pendidikan IPS SD
2. Bobot / SKS            : 3 sks
3. Kode                   : PJJ 3207
4. Semester               : 3 (Tiga)
5. Dosen/ Penulis         : Drs. Ridwan Effendi, M.Ed.
                            Dr.Sapriya, M.Ed.
                            Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.MA

Deskripsi Mata Kuliah
       Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap pendidikan IPS
sehingga para mahasiswa dapat menjadi guru IPS yang profesional dan berkepribadian yang baik. Selain itu, para mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif tersebut dalam konteks
pembelajaran di sekolah dasar sesuai kondisi lingkungan sekolah dan karaktersitik siswa usia sekolah dasar. Dalam
perkuliahan inipun diperkenalkan berbagai pengembangan konsep pendidikan IPS, seperti : perspektik dan tujuan
pendidikan IPS, pengembangan kurikulum, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran , pemamfaatan sumber dan media,
serta evaluasi pembelajaran IPS. Pendekatan yang bersifat interdisipliner, multidimensional, dan tematik digunakan agar para
mahasiswa dapat memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi guru profesional. Untuk lebih menguasai wawasan
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah-masalah aktual dalam perkuliahan ini
disajikan pula berbagai isu-isu sosial dan pendidkan global yang aktual .
Standar Kompetensi
    Memahami konsep, keterampilan, nilai dan sikap dalam pembelajaran IPS dan mampu menerapkannya dalam kegiatan
    pembelajaran.

 NO      KOMPETENSI DASAR                             POKOK-POKOK MATERI
1       Memahami Perspektif       IPS sebagai pendidikan pewarisan nilai kemasyarakatan. I
        dan tujuan Pendidikan     IPS sebagai ilmu-ilmu social
        IPS                       IPS sebagai Reflective Inquiry.
                                  IPS sebagai pengembangan pribadi siswa
                                  IPS sebagai proses pembuatan keputusan dan tindakan yang
                                   rasional
                                  Tujuan kognitif, Afektif, dan psikomotor IPS

2       Memahami                 Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS
        Pengembangan              Pengertian Kurikulum
        Kurikulum   Pendidikan    Dimensi Kurikulum Dalam Pendidikan IPS
        IPS                       Teori Pengembangan Kurikulum
                                  Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS
                                  Analisa Situasi Internal dan Eksternal
                                  Analisa Disiplin Ilmu Dalam Pendidikan IPS
                                  Pendekatan Kurikulum
                                  Perkembangan Kurikulum IPS di Indonesia.

                                 
3       Mampu mengembangkan      Pengembangan Materi Pembelajaran IPS
Materi Pembelajaaan IPS          Teori Pengembangan Materi Pembelajaran
                                     Dimensi Pendidikan IPS
                                     Fakta, Konsep, Generalisasi, Teori
                                     Pengoganisasian Materi Pembelajaran
4   Memahami perencanaan
    pembelajaran Pendidikan    Perencanaan pembelajaran Pendidikan IPS
    IPS                        • Perencanaan Pengajaran IPS
                               • Ranah dan Tingkatannya
                               • Unit Pelajaran
                               • Rencana Program Pengajaran (RPP)
                               • Unit Tematik

5   Mampu mengaplikasikan      Strategi Pembelajaran Kognitif
    Strategi pembelajaran       Ceramah (Direct Teaching)
    Kognitif Dalam IPS          Inquiry dan Reflective Thinking
                                Cooperative Learning
                                Student Teams achievement Division (STAD)
                                Teams, Games, tournament (TGT)
                                Jigsaw
                                Group Investigation
                                Learning Together
                                Permainan (Games)
                                Sejarah Lisan (Oral History)

6   Mengaplikasikan Strategi   Strategi Pembelajaran Nilai
    Pembelajaran Nilai dan      Teori Perolehan Nilai
Ketrampilan Sosial          Pentingnya Pendidikan Nilai dalam IPS
                                Pendekatan langsung dan Tidak Langsung dalam Pendidikan
                                 Nilai
                                Pendidikan Karakter
                                Klarifikasi Nilai
                                Analisis Nilai
                                Perkembangan Moral Kognitif

                               Strategi Pembelajaran Keterampilan Sosial
                                Keterampilan Sosial yang dikembangkan
                                Pembelajaran Keterampilan Berfikir
                                Pembelajaran Keterampilan Peta dan Globe
                                Pembelajaran Waktu dan Kronologi
                                Pengembangan Keterampilan Kelompok
                               
7   Memahami                   Sumber Pembelajaran IPS
    Pengembangan Sumber         Memilih Buku Teks
    dan Media Dalam             Memilih Buku Referensi
    Pembelajaran IPS            Memilih Bahan Audiovisual
                                Lingkungan sebagai Sumber Belajar

                               Media Pembelajaran IPS

8   Mampu mengintegrasikan     Pendidikan Multikultural
    Pendidikan Multikultural   • Pentingnya Pendidikan Multikultural
    dan Pendidikan Global      • Karakteristik Pendidikan Multikultural
Dalam IPS                • Model-model Pendidikan Multikultural
                             • Integrasi Pendidikan Multikultural dalam IPS

                             Pendidikan Global
                             • Pentingnya Pendidikan Global
                             • Karakteristik Pendidikan Global
                             • Model-model Pendidikan Global
                             • Integrasi Pendidikan Global dalam IPS

9   Memiliki kemampuan           Pengertian Penilaian dan Evaluasi
    menilai kemajuan hasil       Penilaian Hasil Relajar
    belajar siswa dalam          Prinsip Penilaian
    pengajaran IPS               Teknik Penilaian
                                 Rambu-Rambu Penilain Kelompok Mata Pelajaran IPTEK
                                 Standar Penilaian
                                 Dasar Pemilihan Teknik
                                 Prosedur Penilaian
                                 Pengolahan dan penafsiran Hasil Penilaian
                                 Pengolahan Hasil Penilaian Mata Pelajaran IPS
                                 Penentuan Kelulusan untuk Kelompok Mata Pelajaran IPS
                             
RINCIAN MATERI
Perspektif dan Tujuan Pendidikan IPS
•   Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan dan mendidik anak didik untuk hidup dan

    memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital.

    Menurut A.K. Ellis (1991), bahwa alasan dibalik diajarkannya IPS sebagai mata pelajaran di sekolah karena hal-hal

    sebagai berikut:

    1.   IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekan demokrasi.

    2.   IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan "dunianya".

    3.   IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif.

    4.   IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental understanding) tentang sejarah, geographi,

         dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

    5.   IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial.

•   Barr dan teman-temannya (Nelson, 1987; Chapin dan Messick,1996) merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam

    IPS. Ketiga tradisi utama tersebut ialah:

    1.   IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).

    2.   IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial.

    3.   IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry).
•   Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987) merumuskan ada lima perspektif dalam mengajarkan IPS . Kelima

    perspektif tersebut tidak berdiri masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain.

    Kelima perspektif tersebut ialah:

    1.   IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).

    2.   IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu-ilmu sosial.

    3.   IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry).

    4.   IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.

    5.   IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional.

•   Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat dalam rangka mencerdaskan keidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

•   Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan

    dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik

    untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia

    (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS

    memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku
yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai

    bagian dari masyarakat global yang interdependen.

•   Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang

    sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa

    datang.   Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks

    pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya.

•   Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut:

    1.   Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data

    2.   Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita

    3.   Ketrampilan menyusun pengetahuan baru

    4.   Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.

•   Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan IPS, seorang guru harus mendorong anak untuk aktif bertingkah

    laku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Guru perlu memotivasi anak untuk memiliki sikap yang baik. Sangatah

    penting bagi seorang guru mendorong anak untuk memiliki sikap yang baik, karena dengan menciptakan pengalaman-

    pengalaman di dalam kelas siswa diharapkan akan melakukan perbuatan yang baik dalam kegidupan sehari-harinya.
Pengembangan Kurikulum IPS

         Ada sejumlah pengertian kurikulum menurut para ahli.      Namun, pada umumnya kurikulum terkait dengan

pengalaman yang harus dikuasai dan rencana serta target yang perlu dicapai. Pengertian kurikulum lebih mudah dipahami,

lebih lengkap dan lebih jelas ketika dirumuskan dalam konteks tertentu. Menurut UU No.20/2003 tentang Sisdiknas

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

         Sedikitnya ada tiga model kurikulum yang sudah banyak dikenal cara teoritis dan praktis.           Tiga model

pengembangan kurikulum tersebut meliputi model tujuan (objectives model) dari Tyler (1949); model interaksi (interaction

model) yang dikembangkan oleh Hilda Taba (1962) dan Cohen (1974); dan model proses (process model) yang dikembangkan

oleh Laurie Brady (1990).

         Secara embrionik kurikuler PIPS di lembaga pendidikan formal atau sekolah di Indonesia pernah dimuat dalam

Kurikulum tahun 1947, Kurikulum berpusat mata pelajaran terurai tahun 1952, Kurikulum tahun 1964, dan Kurikulum 1968.

Baru dalam Kurikulum tahun 1975, Kurikulum 1984, dan Kurikulum tahun 1994, PIPS telah menjadi salah satu mata pelajaran

yang berdiri sendiri pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang disesuaikan dengan karakteristik/kebutuhan peserta

didik.

         Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka

tidak ada lagi kurikulum yang bersifat terpusat (kurikulum nasional). Menurut PP tersebut, penyusunan kurikulum menjadi
kewenangan satuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).      Pemerintah Pusat yang menugaskan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) hanya memiliki

kewenangan menyusun standar nasional termasuk dalam membuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

yang mulai tahun 2006 diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tentang

Standar Isi (SI) dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

          Disahkannya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menimbulkan

dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Salah satu implikasi dari ketentuan

undang-undang tersebut adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP). Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup standar nasional

meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)

standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaaan; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan.

          Dalam standar isi dikemukakan pula bahwa mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan

tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan.

          Dalam standar kompetensi lulusan dikemukakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Bahan kajian ilmu pengetahuan

sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

        Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) Beragam dan terpadu; (3) Tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) Menyeluruh dan

berkesinambungan; (6) Belajar sepanjang hayat; (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

      Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan; (2)

Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; (3) Sistem Sosial dan Budaya; dan (4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

        Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi sebagai berikut: (1)

Dimensi pengetahuan (Knowledge); (2) Dimensi keterampilan (Skills); (3) Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); dan (4)

Dimensi tindakan (Action).

        Dimensi pengetahuan (Knowledge) mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) Generalisasi. Fakta adalah data yang

spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan hal-hal yang terjadi (peristiwa). Konsep merupakan kata-kata atau frase yang

mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau

unsur kolektif yang diberi label.
Dimensi keterampilan (Skills) mencakup keterampilan meneliti, berpikir, partisipasi sosial, dan berkomunikasi.

Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes) terdiri atas nilai substansif dan nilai prosedural. Nilai substantif adalah

keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan

informasi semata.    Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi,

kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain. Dimensi Tindakan (Action) merupakan dimensi

PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.

Pengembangan Materi Pembelajaaan IPS


        Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu

integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai

tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang

dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial-budaya untuk kepentingan

pendidikan.

        IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang

bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disiplinary.

        Ada tiga sumber yang dapat diidentifikasi dalam mengorganisasikan sumber IPS, yakni: (1) “informal content” yang

dapat ditemukan dalam kegiatan masyarakat tempat para siswa berada; (2) the formal disciplines meliputi geografi penduduk,

sejarah, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, jurisprudensi, filsafat dan etika serta bahasa; (3) the
responses of pupils ialah tanggapan-tanggapan siswa baik yang berasal dari “informal content” (events) maupun dari “formal

disciplines” (studies).

         Ada dua unsur yang menjadi fokus materi pembelajaran IPS yang penting untuk jenjang SD/MI, yakni fakta

(peristiwa, kasus aktual) dan konsep baik yang konkrit maupun abstrak. Fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang

diamati yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Sedangkan konsep merupakan abstraksi, suatu

konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan dan pengalaman-pengalaman kompleks. Fakta menekankan pada

kekhususan, maka konsep memiliki ciri-ciri umum (common characteristics) yang sudah tentu pengertian konsep lebih luas

daripada fakta.



         Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan persiapan yang berbeda-beda, tidak ada satu persiapan yang bisa

digunakan untuk segala situasi, setiap topik dan setiap kompetensi yang akan dicapai memerlukan persiapan yang berbeda-

beda.

         Menurut Kindsvatter et.al (1996) menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut : “straight-forward, systematic, and logical”.

         Perencanaan pengajaran IPS diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media,

penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian pengajaran IPS dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksana-

kan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,

serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

        Seorang guru harus menentukan ranah (domain) dan tingkatanya (level) mana yang harus dicapai siswa. Setiap

ranah merefleksikan seperangkat kepercayaan dan asumsi mengenai bagaimana siswa belajar dan berperilaku. Setiap ranah

menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan yang sederhana sampai yang lebih kompleks.

        Antara goals dan objectives ditulis dalam tiga tingkatan yang berbeda, yaitu :

a.   tujuan mata pelajaran ( subject goals)

b.   tujuan unit pelajaran (unit objectives), dan

c.   tujuan instruksional (instructional ojbjectives)

        Tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam sejumlah

kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut, diajabarkan dalam Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi:

1.   Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
2.   Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara

     keduanya.

3.   Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

4.   Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan

     provinsi.

5.   Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di

     Indonesia.

6.   Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

7.   Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua.

8.   Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam

     menghadapi bencana alam.

9.   Memahami peranan Indonesia di era global.

Perencanaan Pembelajaran IPS

        Perencanaan pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk Unit pelajaran atau satuan pelajaran. Model Satuan Pelajaran

adalah bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil.

        Rencana pembelajaran mengandung tiga komponen yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) materi pelajaran/bahan

ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan (3) evaluasi keberhasilan.
Sedangkan unsur-unsur dalam rencana pengajaran meliputi: (1) apa yang akan diajarkan; (2) bagaimana

mengajarkannya; sert a (3 ) bagaiman a me ngev aluas i h as il be lajar nya .

        Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006 sebuah perencanaan proses pembelajaran meliputi

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

        Tidak ada format baku dalam penyusunan persiapan m e n g a j a r . O l e h k a r e n a i t u g u r u d i h a r a p k a n

dapat    m e n g e m b an g k a n f o r ma t - f o r m at   b ar u . T i d a k pe r l u a d a keseragaman format, karena pada

hakikatnya silabus dan rencana pengajaran adalah 'program' guru mengajar. Namun secara umum terdapat dua

model persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru dalam membuat rencana program pengajaran,

yaitu model ROPES dan model Satuan Pelajaran.

        Perencanaan pengajaran merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang

diharapkan. Oleh karena itulah proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa

keuntungan yang sangat bermanfaat bagi guru.

      Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran

bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.



      Strategi Pembelajaran Kognitif IPS

      Pengetahuan (mengingat) adalah perilaku kognitif yang paling sederhana. Penggunaan istilah-istilah dalam pelajaran

IPS memang tidak dapat dihindari, bahkan dapat dikatakan pelajaran IPS kaya dengan istilah, oleh karena itu istilah-istilah

dalam IPS harus siap dipanggil kembali dari memori siswa. Untuk mempermudah memori tersebut mudah dipanggil kembali

maka pembelajarannya harus ada keterkaitan dengan dunia anak. Cara yang bisa dilakukan ialah dengan mnemonic,

membuat web, graphic organizer, dan jalinan sebab akibat.

      Untuk melatih tingkat kognitif yang levelnya lebih tinggi dapat digunakan pembelajaran dengan inquiry. Pembelajaran

dengan inquiry adalah pengajaran yang membantu siswa untuk menguji pertanyaan-pertanyaan, issu-issu, atau masalah

yang dihadapi siswa dan sekaligus menjadi perhatian guru. Inquiry dapat dilakukan dengan cara: percobaan (experiment),

studi kepustakaan (library research), wawancara (interview), dan penelitian produk (product investigation).

      Pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana secara teknik menggunakan asas kerjasama

dalam sebuah kelompok belajar . Teknik pembelajaran ini diterapkan dalam kelas dimana siswa dalam satu kelas dibagi
kedalam kelompok kecil terdiri 4-6 orang atau lebih saling berpasangan untuk bertukar pendapat serta saling membantu satu

sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

      Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik di antaranya adalah :     a) Siswa bekerja di dalam suatu kelompok

untuk belajar materi akademis. b) Setiap anggota diatur terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda ( seperti

rendah,sedang dan tinggi ) serta memiliki rasa saling ketergantungan satu sama lain. c) Siswa aktif berinteraksi satu sama

lain,berkomunikasi,berdiskusi,berdebat atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain secara kerjasama. d)

Siswa dilatih untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. e) Siswa dituntut dapat memilki keterampilan

berkomunikasi, seperti menyampaikan pendapat / berargumen.

      Model pembelajaran yang dibahas di atas menyangkut model Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), dan Student

Teams Assignment Division (STAD).

      Salah satu prinsip kegiatan pembelajaran harus joyful learning. Prinsip joyful ini tidak hanya ada dalam pembelajaran

lewat games saja, tetapi semua kegiatan pembelajaran anak SD harus memiliki muatan menyenangkan buat anak.

Pembelajaran dengan permainan berbeda dengan simulasi, walaupun kedua-duanya sama-sama menyenangkan buat anak.

      Nilai merupakan sesuatu yang dipandang berharga atau berguna, bersifat abstrak, dan dijadikan sebagai standar

berperilaku.
Strategi Pembelajaran Nilai dan Ketrampilan Sosial

      Teori sosiobiologi menyatakan bahwa banyak perilaku prososial didasarkan pada nilai-nilai moral pada dasarnya

berakar pada warisan genetik manusia. Teori psikoanalisa meyakini bahwa anak-anak memperoleh nilai atau moralitas secara

langsung dari orang tua mereka dan bertindak sesuai dengan petunjuk moral untuk menghindari perasaan bersalah yang

menghukum. Teori belajar social menyatakan bahwa anak-anak memperoleh perilaku bernilai atau bermoral melalui contoh

(modeling) dan penguatan (reinforcement). Teori belajar sosial dan juga teori psikoanalisa merujuk terutama pada transmisi

(pewarisan) moral, norma, dan nilai dari masyarakat kepada seorang anak. Teori perkembangan meyakini bahwa individu

berkembang untuk bermoral melalui konstruksi atau pembentukan makna moral, bukan sekedar secara sederhana

menginternalisasi aturan dan harapan yang telah ada.Teori ini memandang perolehan nilai dari sudut pandang

konstruktivisme yang lebih menekankan pada peran individu dalam memperoleh nilai atau moral

      Menurut Lickona tujuan pendidikan di sekolah bukan hanya mendorong peserta didik untuk menjadi cerdas, tetapi

juga mendorong mereka menjadi pribadi-pribadi yang baik. Sementara itu, Beck juga menyataan bahwa pendidikan nilai di

sekolah mempunyai beberapa unsur positif. Para ahli IPS sepakat bahwa bahwa IPS mesti membantu siswa mengembangkan

pengetahuan, pengertian, keterampilan, dan nilai yang esensial bagi warga negara dalam suatu bangsa yang demokratis.

Mereka sepakat bahwa nilai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari IPS.
Dalam kurikulum standar untuk social studies (NCSS, 1994), pentingnya nilai ini dinyatakan secara jelas. Standar

tersebut menyatakan bahwa proses belajar mengajar IPS memiliki kekuatan (powerful) jika bermakna, terpadu, berbasis nilai,

menantang, dan aktif.

      Benninga mengkalisifikasikan pendekatan dalam pendidikan nilai atau moral ke dalam pendekatan langsung (direct

approach) dan tidak langsung (indirect approach). Mengajarkan pendidikan nilai secara langsung berarti menekankan nilai atau

sifat-sifat karakter tertentu selama rentang waktu khusus atau mengintegrasikan nilai dan sifat-sifat karakter tersebut ke

keseluruhan kurikulum. Sementara itu, pendidikan nilai secara tidak langsung mendorong siswa untuk mendefinisikan atau

menentukan nilai mereka sendiri dan nilai orang lain dan membantu mereka mendefinisikan perspektif moral yang

mendukung nilai-nilai tersebut.

      Jensen and Knight menyatakan bahwa pengajaran moral secara langsung melibatkan penyajian konsep melalui contoh

dan definisi, diskusi kelas dan bermain peran, atau dengan memberi hadiah kepada siswa terhadap perilaku yang sesuai.

Metode indoktrinasi dan inkulkasi (penanaman nilai) dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan langsung pada pendidikan

moral. Sementara itu, klarifikasi nilai (value clarification), pendidikan moral cognitive (cognitive moral education), dan inkuiri

nilai dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan tidak langsung pada pendidikan moral. Dalam praktek pendidikan nilai di

sekolah, kedua pendekatan pendidikan nilai di atas sebenarnya bisa dipadukan, dengan memaksimalkan kebaikan dan

meminimalkan kelemahannya masing-masing.
Keterampilan (skill) merupakan salah satu yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran IPS. Keterampilan dalam

IPS antara lain meliputi: 1) keterampilan berfikir, 2) keterampilan peta dan globe, 3) keterampilan waktu dan kronologi, dan

4) keterampilan sosial.

      James Bank mengemukakan beberapa macam keterampilan berfikir yang harus dikuasai siswa melalui pelajaran IPS

meliputi keterampilan: mendeskripsikan (describing), membuat kesimpulan (making inferences), menganalisis informasi,

konseptualisasi, generalisasi, dan mengambil keputusan.

      Untuk membuat peta atau denah lingkungan sekolah guru sebaiknya mengajak siswa untuk memahami terlebih

dahulu konsep mata angin. Guru juga dapat mengajak siswa berjalan-jalan dan melakukan pengamatan di lingkungan

sekolahnya.

      Di sekolah dasar kelas yang lebih tinggi siswa perlu dikenalkan dengan bola dunia atau globe. Beberapa konsep yang

perlu dikenalkan yang berkaitan dengan bola dunia atau globe antara lain arah mata angin, belahan bumi, garis lintang, garis

bujur, mengenalkan daratan dan lautan.

        Salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan sumber belajar. Dalam IPS,

mencari dan menentukan sumber belajar sangat         penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis sesuai dinamika dan

perkembangan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks, dan bahkan hukum yang terjadi saat ini.

        Masyarakat dan aktivitasnya merupakan sumber dan media utama dalam pembelajaran IPS, karena pembelajaran ini

bertitik tolak dari masyarakat dan berorientasi kepada masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan perilaku
pemerintah sebagai media belajar, guru memerlukan informasi yang akurat dan memadai mengenai orang-orang, lembaga,

peristiwa, keadaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam pemanfaatan ini terdapat tiga sarana: (a) tempat, orang, organisasi

yang dapat dijadikan sumber belajar atau untuk meningkatkan belajar termasuk sumber masyarakat, (b) kunjungan studi,

dan (c) nara sumber.

      Sebagaimana program pembelajaran pada umumnya, pembelajaran IPS hendaklah memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menemukan, memilih, dan menggunakan beragam jenis sumber belajar untuk pembelajaran IPS.

        Media Pembelajaran IPS

        Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Ia bukan tujuan sehingga kaidah proses

pembelajaran di kelas tetap berlaku. Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan media.

Anak-anak yang peka dan auditif mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak

meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan.

        Jenis media yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran materi IPS diantaranya : (1) Hal-hal yang bersifat visual,

seperti bagan, matrik, gambar, flip chart, flannel, data dan lain-lain; (2) Suara (audio) baik suara guru ataupun suara kaset; (3)

Suara yang disertai visualisasi (audio-visual) seperti tayangan televisi, film, video, dan sebagainya; (4) Hal-hal yang bersifat

materil, seperti model-model, benda contoh dan lain-lain; (5) Gerak, sikap dan perilaku seperti simulasi, bermain peran, dan

lain-lain; (6) Barang cetakan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan brosur; (7) Peristiwa atau ceritera kasus yang

mengandung dilema moral.
Pendidikan Multikultural dalam IPS

       Pendidikan multikultural dapat diintegrasikan ke dalam IPS antara lain dengan cara: a) mengintegrasikannya ke dalam

kurikulum IPS, b) melalui pengembangan buku IPS, c) melalui penerapan proses belajar mengajar berbasis nilai, cooperative

learning, dan demokratis, d) diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, e) melalui penataan lingkungan kelas dan

sekolah, dan f) melalui kebijakan sekolah yang mendukung.

       Beberapa hal yang berkaitan dengan Pendidikan Global dalam IPS adalah sebagai berikut:

1.   Gejala globalisasi menurut Lee F Anderson terlihat jelas dalam berbagai hal, meliputi: 1) evolusi sistem komunikasi dan

     transportasi global, 2) menyatunya ekonomi lokal, regional dan nasional ke dalam ekonomi global yang luas, 3) interaksi

     yang meningkat antara masyarakat menghasilkan budaya global,4) kemunculan sistem internasional yang luas yang

     mengikis batas-batas tradisional antara politik dalam negeri dan internasional, 5) dampak yang meningkat dari kegiatan

     manusia terhadap ekosistem bumi dan hambatan yang meningkat terhadap kegiatan manusia yang ditentukan oleh

     keterbatasan sistem, 6) kesadaran global yang meluas yang meningkatkan kesadaran identitas kita sebagai anggota

     spesies manusia.

2.   National Council for the Social Studies (NCSS) mengemukakan bahwa pendidikan global merujuk pada upaya

     menanamkan pada generasi muda suatu pandangan (perspektif) dunia yang menekankan saling keterkaitan antara

     budaya, spesies manusia, dan bumi.
3.   Menurut Tye pendidikan global mempelajari tentang masalah-masalah global yang melintasi batas-batas suatu negara,

     dan tentang saling keterkaitan sistem ekologi, budaya, ekonomi politik, dan teknologi.

4.   Kehidupan global akan menuntut suatu perubahan dalam pendidikan bagi generasi muda. Pendidikan tersebut harus

     memberikan bukan hanya pemahaman dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global saat ini,

     tetapi juga kemampuan untuk menghadapi realitas masa depan dan menghargai realitas masa lalu.

5.   Pendidikan global memiliki tujuan bagi bagi siswa maupun bagi para guru. Steven Lamy mengidentifikasi empat tujuan

     intelektual bagi guru pendidikan global, yaitu: 1) perolehan pengetahuan dari perspektif yang beranekaragam, 2)

     eksplorasi pandangan dunia, 3) pengembangan keterampilan analitis dan evaluatif, dan 4) strategi untuk partisipasi dan

     keterlibatan.

6.   Skeel mengemukakan tujuan atau hasil utama dari pendidikan global adalah siswa dapat mengembangkan kemampuan

     mempersepsikan dunia sebagai suatu masyarakat manusia yang saling bergantung yang dibentuk oleh budaya-budaya

     yang lebih banyak mempunyai kesamaan daripada perbedaannya.

7.   Ha-hal atau materi yang dapat diberikan melalui pendidikan global menurut Merryfield antara lain meliputi: 1)

     keyakinan dan nilai manusia, 2) sistem global, 3) isu dan masalah global, 4) sejarah global, 5) saling pengertian/interaksi

     lintas budaya, 6) kesadaran akan pilihan manusia, 6) perkembangan keterampilan analisis dan evaluatif, dan strategi

     untuk partisipasi dan keterlibatan.
8.   Engene H Wilson mengemukakan beberapa metode dalam mengajarkan pendidikan global melalui IPS, yakni meliputi:

     pengajuan masalah dan pemecahan masalah, belajar dengan interaksi dan kerjasama (cooperative learning), kesadaran

     perpsektif dan perspektif beragam, negosiasi dan mediasi.

     Evaluasi

       Penilaian mata pelajaran IPS adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik

dalam mata pelajaran IPS. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik

dan efektivitas proses pembelajaran IPS.

       Fokus penilaian IPS adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi IPS yang ditentukan

dalam Permendiknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai

berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat

satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana

tertera dalam Permendiknas Nomor 23/2006.

       Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur aspek kognitif berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil

test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar mata pelajaran IPS berdasarkan pada kisi-kisi

tes yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditetapkan

dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Istilah “skala sikap” yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “attitude scale” merupakan salah satu alat

penilaian non tes dalam pembelajaran.        Penilaian sikap sebagai salah satu jenis daftar       pencatatan laporan diri hasil

pembelajaran di kelas sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap peserta didik.

       Banyak sikap peserta didik yang dapat dinilai, seperti sikap terhadap aktivitas belajar, buku pelajaran, ekstrakurikuler,

belajar di laboratorium, metode pelajaran tertentu atau terhadap pelajaran IPS itu sendiri. Informasi yang berkaitan dengan

sikap tentu diperoleh melalui pengamatan namun penilaian yang lebih lengkap dapat dilengkapi dengan laporan tentang

perasaan dan pendapat para peserta didik.

       Model skala sikap yang banyak dikenal baik untuk kebutuhan penilaian pembelajaran maupun penelitian adalah skala

Likert (Likert Scale). Salah satu keunggulan jenis skala sikap ini sehingga banyak digunakan secara luas karena metode ini

dapat menilai sikap baik atau tidak baik melalui pernyataan yang diajukan kepada peserta didik untuk dijawab. Jawaban

yang disediakan meliputi pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

       Observasi adalah pengamatan, yakni proses penilaian melalui pengamatan obyek tertentu dalam hal ini adalah peserta

didik selama proses pembelajaran IPS berdasarkan instrumen tertentu. Pengamatan dalam pembahasan ini merupakan salah

satu cara penilaian non tes untuk menilai aspek kemampuan peserta didik yang paling tepat karena tidak dapat dilakukan

dengan penilaian tes.
Untuk menghasilkan pedoman observasi yang memadai, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah

mengembangkan kisi-kisi observasi.      Kisi-kisi observasi yang dimaksud adalah berupa panduan yang bertujuan untuk

membuat butir observasi.

      Model kisi-kisi non tes untuk observasi dalam bentuk format yang meliputi aspek dimensi, indikator, dan nomor butir

perilaku untuk tiap aspek kompetensi.
ips SD.pdf

More Related Content

What's hot

Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan
Kurikulum Standard Prasekolah KebangsaanKurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan
Kurikulum Standard Prasekolah KebangsaanRaja Muein
 
Rencana kurikulum 2013 terbaru
Rencana kurikulum 2013   terbaruRencana kurikulum 2013   terbaru
Rencana kurikulum 2013 terbaruSururi Aziz
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajarananisaaprilia732
 
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuirihairulnizam achil
 
Siti asmawati (kurikulum dan pembelajaran dalam paradigma baru)
Siti asmawati (kurikulum  dan pembelajaran dalam paradigma baru)Siti asmawati (kurikulum  dan pembelajaran dalam paradigma baru)
Siti asmawati (kurikulum dan pembelajaran dalam paradigma baru)siti asmawati
 
Nota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi PembelajaranNota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi Pembelajaranadeendra
 
Perubahan Mindset Kurikulum 2013
Perubahan Mindset Kurikulum 2013Perubahan Mindset Kurikulum 2013
Perubahan Mindset Kurikulum 2013Suedi Ahmad
 
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baru
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baruKurikulum dan pembelajarandalam paradigma baru
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baruIin Nuryanti
 
Kbat dalam hsp
Kbat dalam hspKbat dalam hsp
Kbat dalam hspSmi Zakini
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Laila Hikmatul Khotimah
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggimuhammad
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Kreshna Aditya
 
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Nini Ibrahim01
 
Kemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahKemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahhallen77
 
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...Siti Romlah
 

What's hot (20)

Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan
Kurikulum Standard Prasekolah KebangsaanKurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan
Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan
 
97 193-1-sm
97 193-1-sm97 193-1-sm
97 193-1-sm
 
Rencana kurikulum 2013 terbaru
Rencana kurikulum 2013   terbaruRencana kurikulum 2013   terbaru
Rencana kurikulum 2013 terbaru
 
kurikulum
kurikulumkurikulum
kurikulum
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri
002 panduan pelaksanaan p&p berasaskan inkuiri
 
Siti asmawati (kurikulum dan pembelajaran dalam paradigma baru)
Siti asmawati (kurikulum  dan pembelajaran dalam paradigma baru)Siti asmawati (kurikulum  dan pembelajaran dalam paradigma baru)
Siti asmawati (kurikulum dan pembelajaran dalam paradigma baru)
 
Psv3105
Psv3105Psv3105
Psv3105
 
Nota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi PembelajaranNota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi Pembelajaran
 
Perubahan Mindset Kurikulum 2013
Perubahan Mindset Kurikulum 2013Perubahan Mindset Kurikulum 2013
Perubahan Mindset Kurikulum 2013
 
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baru
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baruKurikulum dan pembelajarandalam paradigma baru
Kurikulum dan pembelajarandalam paradigma baru
 
Kbat dalam hsp
Kbat dalam hspKbat dalam hsp
Kbat dalam hsp
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
 
Kemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahKemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambah
 
Kbat2
Kbat2Kbat2
Kbat2
 
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
 
MODEL-MODEL PENGAJARAN
MODEL-MODEL PENGAJARANMODEL-MODEL PENGAJARAN
MODEL-MODEL PENGAJARAN
 

Viewers also liked

Viewers also liked (18)

Integrated Digital Marketing Program
Integrated Digital Marketing ProgramIntegrated Digital Marketing Program
Integrated Digital Marketing Program
 
Space Chimp Media - 2013 Deck
Space Chimp Media - 2013 DeckSpace Chimp Media - 2013 Deck
Space Chimp Media - 2013 Deck
 
Social media plan
Social media planSocial media plan
Social media plan
 
Trivial
TrivialTrivial
Trivial
 
Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam PacaranKekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam Pacaran
 
Guided writting
Guided writtingGuided writting
Guided writting
 
Holocaust memorial week
Holocaust memorial weekHolocaust memorial week
Holocaust memorial week
 
Apollo 13
Apollo 13Apollo 13
Apollo 13
 
Chapter one pp
Chapter one ppChapter one pp
Chapter one pp
 
Social media analysis and strategy
Social media analysis and strategySocial media analysis and strategy
Social media analysis and strategy
 
How to increase your Klout Score
How to increase your Klout ScoreHow to increase your Klout Score
How to increase your Klout Score
 
Top 10 Social Media Infographics
Top 10 Social Media InfographicsTop 10 Social Media Infographics
Top 10 Social Media Infographics
 
Top 5 Museums In Singapore
Top 5 Museums In SingaporeTop 5 Museums In Singapore
Top 5 Museums In Singapore
 
Sejarah Komputer.pdf
Sejarah Komputer.pdfSejarah Komputer.pdf
Sejarah Komputer.pdf
 
ACT 1
ACT 1ACT 1
ACT 1
 
Robert frank
Robert frankRobert frank
Robert frank
 
Jeffrey Fallang Resume Current
Jeffrey Fallang Resume Current Jeffrey Fallang Resume Current
Jeffrey Fallang Resume Current
 
Sport in Action article
Sport in Action articleSport in Action article
Sport in Action article
 

Similar to ips SD.pdf

SUMBER BELAJAR PEDAGOGI
SUMBER BELAJAR PEDAGOGI SUMBER BELAJAR PEDAGOGI
SUMBER BELAJAR PEDAGOGI RusPit4y4
 
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.ppt
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.pptPDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.ppt
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.pptFifinFebriani1
 
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptxB1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptxAminSuripto
 
Ukg.2012.ringkasan.pedagogik
Ukg.2012.ringkasan.pedagogikUkg.2012.ringkasan.pedagogik
Ukg.2012.ringkasan.pedagogikmasalik
 
Tugas Teknologi pendidikan
Tugas Teknologi pendidikanTugas Teknologi pendidikan
Tugas Teknologi pendidikanmili_jumetan
 
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 20131. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013PPKHBFISIKAPATI
 
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINAEmpat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINADr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Implementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduImplementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduIfik Firdaus
 
0. implementasi tematik terpadu
0. implementasi tematik terpadu0. implementasi tematik terpadu
0. implementasi tematik terpaduahmadmakmun
 
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugasTugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugassantiratnasari
 
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skill
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skillModel pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skill
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skillSyaifuddin Sabda
 
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranheruhaeruddin1
 
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranPermendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranrohadimpd
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiranYadi Pura
 
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranBebyMatematika
 
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranPermendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranSMPK Stella Maris
 
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiranPermendikbud th. 2016 no. 22 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiranAlvin Cg
 

Similar to ips SD.pdf (20)

SUMBER BELAJAR PEDAGOGI
SUMBER BELAJAR PEDAGOGI SUMBER BELAJAR PEDAGOGI
SUMBER BELAJAR PEDAGOGI
 
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.ppt
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.pptPDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.ppt
PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS_1.ppt
 
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptxB1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
B1_KS_ Pengembangan Karakter-KS-Jateng.pptx
 
Ukg.2012.ringkasan.pedagogik
Ukg.2012.ringkasan.pedagogikUkg.2012.ringkasan.pedagogik
Ukg.2012.ringkasan.pedagogik
 
Tugas Teknologi pendidikan
Tugas Teknologi pendidikanTugas Teknologi pendidikan
Tugas Teknologi pendidikan
 
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 20131. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013
 
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINAEmpat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Empat kompetensi Guru. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
 
RPS Psikologi Pendidikan.docx
RPS Psikologi Pendidikan.docxRPS Psikologi Pendidikan.docx
RPS Psikologi Pendidikan.docx
 
2.1 2 implementasi tematik terpadu
2.1 2 implementasi tematik terpadu2.1 2 implementasi tematik terpadu
2.1 2 implementasi tematik terpadu
 
Implementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduImplementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik Terpadu
 
0. implementasi tematik terpadu
0. implementasi tematik terpadu0. implementasi tematik terpadu
0. implementasi tematik terpadu
 
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugasTugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
 
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skill
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skillModel pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skill
Model pengembangan pembelajaran ktsp berbasis live skill
 
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
 
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranPermendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
 
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
#Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
 
Lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan d...
Lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan d...Lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan d...
Lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan d...
 
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiranPermendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
Permendikbud tahun2016 nomor022_lampiran
 
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiranPermendikbud th. 2016 no. 22 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 22 lampiran
 

Recently uploaded

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 

Recently uploaded (20)

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

ips SD.pdf

  • 1. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN IPS SD PJJ S1-PGSD Identitas Mata Kuliah 1. Mata Kuliah : Pengembangan Pendidikan IPS SD 2. Bobot / SKS : 3 sks 3. Kode : PJJ 3207 4. Semester : 3 (Tiga) 5. Dosen/ Penulis : Drs. Ridwan Effendi, M.Ed. Dr.Sapriya, M.Ed. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.MA Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap pendidikan IPS sehingga para mahasiswa dapat menjadi guru IPS yang profesional dan berkepribadian yang baik. Selain itu, para mahasiswa diharapkan dapat menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif tersebut dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar sesuai kondisi lingkungan sekolah dan karaktersitik siswa usia sekolah dasar. Dalam perkuliahan inipun diperkenalkan berbagai pengembangan konsep pendidikan IPS, seperti : perspektik dan tujuan pendidikan IPS, pengembangan kurikulum, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran , pemamfaatan sumber dan media, serta evaluasi pembelajaran IPS. Pendekatan yang bersifat interdisipliner, multidimensional, dan tematik digunakan agar para mahasiswa dapat memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi guru profesional. Untuk lebih menguasai wawasan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah-masalah aktual dalam perkuliahan ini disajikan pula berbagai isu-isu sosial dan pendidkan global yang aktual .
  • 2. Standar Kompetensi Memahami konsep, keterampilan, nilai dan sikap dalam pembelajaran IPS dan mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. NO KOMPETENSI DASAR POKOK-POKOK MATERI 1 Memahami Perspektif  IPS sebagai pendidikan pewarisan nilai kemasyarakatan. I dan tujuan Pendidikan  IPS sebagai ilmu-ilmu social IPS  IPS sebagai Reflective Inquiry.  IPS sebagai pengembangan pribadi siswa  IPS sebagai proses pembuatan keputusan dan tindakan yang rasional  Tujuan kognitif, Afektif, dan psikomotor IPS 2 Memahami Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS Pengembangan  Pengertian Kurikulum Kurikulum Pendidikan  Dimensi Kurikulum Dalam Pendidikan IPS IPS  Teori Pengembangan Kurikulum  Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS  Analisa Situasi Internal dan Eksternal  Analisa Disiplin Ilmu Dalam Pendidikan IPS  Pendekatan Kurikulum  Perkembangan Kurikulum IPS di Indonesia.  3 Mampu mengembangkan Pengembangan Materi Pembelajaran IPS
  • 3. Materi Pembelajaaan IPS  Teori Pengembangan Materi Pembelajaran  Dimensi Pendidikan IPS  Fakta, Konsep, Generalisasi, Teori  Pengoganisasian Materi Pembelajaran 4 Memahami perencanaan pembelajaran Pendidikan Perencanaan pembelajaran Pendidikan IPS IPS • Perencanaan Pengajaran IPS • Ranah dan Tingkatannya • Unit Pelajaran • Rencana Program Pengajaran (RPP) • Unit Tematik 5 Mampu mengaplikasikan Strategi Pembelajaran Kognitif Strategi pembelajaran  Ceramah (Direct Teaching) Kognitif Dalam IPS  Inquiry dan Reflective Thinking  Cooperative Learning  Student Teams achievement Division (STAD)  Teams, Games, tournament (TGT)  Jigsaw  Group Investigation  Learning Together  Permainan (Games)  Sejarah Lisan (Oral History) 6 Mengaplikasikan Strategi Strategi Pembelajaran Nilai Pembelajaran Nilai dan  Teori Perolehan Nilai
  • 4. Ketrampilan Sosial  Pentingnya Pendidikan Nilai dalam IPS  Pendekatan langsung dan Tidak Langsung dalam Pendidikan Nilai  Pendidikan Karakter  Klarifikasi Nilai  Analisis Nilai  Perkembangan Moral Kognitif Strategi Pembelajaran Keterampilan Sosial  Keterampilan Sosial yang dikembangkan  Pembelajaran Keterampilan Berfikir  Pembelajaran Keterampilan Peta dan Globe  Pembelajaran Waktu dan Kronologi  Pengembangan Keterampilan Kelompok  7 Memahami Sumber Pembelajaran IPS Pengembangan Sumber  Memilih Buku Teks dan Media Dalam  Memilih Buku Referensi Pembelajaran IPS  Memilih Bahan Audiovisual  Lingkungan sebagai Sumber Belajar Media Pembelajaran IPS 8 Mampu mengintegrasikan Pendidikan Multikultural Pendidikan Multikultural • Pentingnya Pendidikan Multikultural dan Pendidikan Global • Karakteristik Pendidikan Multikultural
  • 5. Dalam IPS • Model-model Pendidikan Multikultural • Integrasi Pendidikan Multikultural dalam IPS Pendidikan Global • Pentingnya Pendidikan Global • Karakteristik Pendidikan Global • Model-model Pendidikan Global • Integrasi Pendidikan Global dalam IPS 9 Memiliki kemampuan  Pengertian Penilaian dan Evaluasi menilai kemajuan hasil  Penilaian Hasil Relajar belajar siswa dalam  Prinsip Penilaian pengajaran IPS  Teknik Penilaian  Rambu-Rambu Penilain Kelompok Mata Pelajaran IPTEK  Standar Penilaian  Dasar Pemilihan Teknik  Prosedur Penilaian  Pengolahan dan penafsiran Hasil Penilaian  Pengolahan Hasil Penilaian Mata Pelajaran IPS  Penentuan Kelulusan untuk Kelompok Mata Pelajaran IPS 
  • 6. RINCIAN MATERI Perspektif dan Tujuan Pendidikan IPS • Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital. Menurut A.K. Ellis (1991), bahwa alasan dibalik diajarkannya IPS sebagai mata pelajaran di sekolah karena hal-hal sebagai berikut: 1. IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekan demokrasi. 2. IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan "dunianya". 3. IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif. 4. IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental understanding) tentang sejarah, geographi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. 5. IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial. • Barr dan teman-temannya (Nelson, 1987; Chapin dan Messick,1996) merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS. Ketiga tradisi utama tersebut ialah: 1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission). 2. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial. 3. IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry).
  • 7. Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987) merumuskan ada lima perspektif dalam mengajarkan IPS . Kelima perspektif tersebut tidak berdiri masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain. Kelima perspektif tersebut ialah: 1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission). 2. IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu-ilmu sosial. 3. IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry). 4. IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa. 5. IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional. • Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan keidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. • Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku
  • 8. yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen. • Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya. • Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data 2. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita 3. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru 4. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok. • Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan IPS, seorang guru harus mendorong anak untuk aktif bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Guru perlu memotivasi anak untuk memiliki sikap yang baik. Sangatah penting bagi seorang guru mendorong anak untuk memiliki sikap yang baik, karena dengan menciptakan pengalaman- pengalaman di dalam kelas siswa diharapkan akan melakukan perbuatan yang baik dalam kegidupan sehari-harinya.
  • 9. Pengembangan Kurikulum IPS Ada sejumlah pengertian kurikulum menurut para ahli. Namun, pada umumnya kurikulum terkait dengan pengalaman yang harus dikuasai dan rencana serta target yang perlu dicapai. Pengertian kurikulum lebih mudah dipahami, lebih lengkap dan lebih jelas ketika dirumuskan dalam konteks tertentu. Menurut UU No.20/2003 tentang Sisdiknas kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedikitnya ada tiga model kurikulum yang sudah banyak dikenal cara teoritis dan praktis. Tiga model pengembangan kurikulum tersebut meliputi model tujuan (objectives model) dari Tyler (1949); model interaksi (interaction model) yang dikembangkan oleh Hilda Taba (1962) dan Cohen (1974); dan model proses (process model) yang dikembangkan oleh Laurie Brady (1990). Secara embrionik kurikuler PIPS di lembaga pendidikan formal atau sekolah di Indonesia pernah dimuat dalam Kurikulum tahun 1947, Kurikulum berpusat mata pelajaran terurai tahun 1952, Kurikulum tahun 1964, dan Kurikulum 1968. Baru dalam Kurikulum tahun 1975, Kurikulum 1984, dan Kurikulum tahun 1994, PIPS telah menjadi salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang disesuaikan dengan karakteristik/kebutuhan peserta didik. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka tidak ada lagi kurikulum yang bersifat terpusat (kurikulum nasional). Menurut PP tersebut, penyusunan kurikulum menjadi
  • 10. kewenangan satuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemerintah Pusat yang menugaskan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) hanya memiliki kewenangan menyusun standar nasional termasuk dalam membuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mulai tahun 2006 diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tentang Standar Isi (SI) dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Disahkannya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Salah satu implikasi dari ketentuan undang-undang tersebut adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup standar nasional meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaaan; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi dikemukakan pula bahwa mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Dalam standar kompetensi lulusan dikemukakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
  • 11. menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) Beragam dan terpadu; (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) Menyeluruh dan berkesinambungan; (6) Belajar sepanjang hayat; (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan; (2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; (3) Sistem Sosial dan Budaya; dan (4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi sebagai berikut: (1) Dimensi pengetahuan (Knowledge); (2) Dimensi keterampilan (Skills); (3) Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); dan (4) Dimensi tindakan (Action). Dimensi pengetahuan (Knowledge) mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) Generalisasi. Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan hal-hal yang terjadi (peristiwa). Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label.
  • 12. Dimensi keterampilan (Skills) mencakup keterampilan meneliti, berpikir, partisipasi sosial, dan berkomunikasi. Dimensi Nilai dan Sikap (Values and Attitudes) terdiri atas nilai substansif dan nilai prosedural. Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain. Dimensi Tindakan (Action) merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Pengembangan Materi Pembelajaaan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial-budaya untuk kepentingan pendidikan. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disiplinary. Ada tiga sumber yang dapat diidentifikasi dalam mengorganisasikan sumber IPS, yakni: (1) “informal content” yang dapat ditemukan dalam kegiatan masyarakat tempat para siswa berada; (2) the formal disciplines meliputi geografi penduduk, sejarah, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, jurisprudensi, filsafat dan etika serta bahasa; (3) the
  • 13. responses of pupils ialah tanggapan-tanggapan siswa baik yang berasal dari “informal content” (events) maupun dari “formal disciplines” (studies). Ada dua unsur yang menjadi fokus materi pembelajaran IPS yang penting untuk jenjang SD/MI, yakni fakta (peristiwa, kasus aktual) dan konsep baik yang konkrit maupun abstrak. Fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Sedangkan konsep merupakan abstraksi, suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan dan pengalaman-pengalaman kompleks. Fakta menekankan pada kekhususan, maka konsep memiliki ciri-ciri umum (common characteristics) yang sudah tentu pengertian konsep lebih luas daripada fakta. Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan persiapan yang berbeda-beda, tidak ada satu persiapan yang bisa digunakan untuk segala situasi, setiap topik dan setiap kompetensi yang akan dicapai memerlukan persiapan yang berbeda- beda. Menurut Kindsvatter et.al (1996) menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : “straight-forward, systematic, and logical”. Perencanaan pengajaran IPS diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian pengajaran IPS dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksana- kan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
  • 14. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Seorang guru harus menentukan ranah (domain) dan tingkatanya (level) mana yang harus dicapai siswa. Setiap ranah merefleksikan seperangkat kepercayaan dan asumsi mengenai bagaimana siswa belajar dan berperilaku. Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Antara goals dan objectives ditulis dalam tiga tingkatan yang berbeda, yaitu : a. tujuan mata pelajaran ( subject goals) b. tujuan unit pelajaran (unit objectives), dan c. tujuan instruksional (instructional ojbjectives) Tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut, diajabarkan dalam Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi: 1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
  • 15. 2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya. 3. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 4. Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 5. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. 6. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 7. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua. 8. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam. 9. Memahami peranan Indonesia di era global. Perencanaan Pembelajaran IPS Perencanaan pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk Unit pelajaran atau satuan pelajaran. Model Satuan Pelajaran adalah bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil. Rencana pembelajaran mengandung tiga komponen yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan (3) evaluasi keberhasilan.
  • 16. Sedangkan unsur-unsur dalam rencana pengajaran meliputi: (1) apa yang akan diajarkan; (2) bagaimana mengajarkannya; sert a (3 ) bagaiman a me ngev aluas i h as il be lajar nya . Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006 sebuah perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Tidak ada format baku dalam penyusunan persiapan m e n g a j a r . O l e h k a r e n a i t u g u r u d i h a r a p k a n dapat m e n g e m b an g k a n f o r ma t - f o r m at b ar u . T i d a k pe r l u a d a keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan rencana pengajaran adalah 'program' guru mengajar. Namun secara umum terdapat dua model persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru dalam membuat rencana program pengajaran, yaitu model ROPES dan model Satuan Pelajaran. Perencanaan pengajaran merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh karena itulah proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan yang sangat bermanfaat bagi guru. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
  • 17. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Strategi Pembelajaran Kognitif IPS Pengetahuan (mengingat) adalah perilaku kognitif yang paling sederhana. Penggunaan istilah-istilah dalam pelajaran IPS memang tidak dapat dihindari, bahkan dapat dikatakan pelajaran IPS kaya dengan istilah, oleh karena itu istilah-istilah dalam IPS harus siap dipanggil kembali dari memori siswa. Untuk mempermudah memori tersebut mudah dipanggil kembali maka pembelajarannya harus ada keterkaitan dengan dunia anak. Cara yang bisa dilakukan ialah dengan mnemonic, membuat web, graphic organizer, dan jalinan sebab akibat. Untuk melatih tingkat kognitif yang levelnya lebih tinggi dapat digunakan pembelajaran dengan inquiry. Pembelajaran dengan inquiry adalah pengajaran yang membantu siswa untuk menguji pertanyaan-pertanyaan, issu-issu, atau masalah yang dihadapi siswa dan sekaligus menjadi perhatian guru. Inquiry dapat dilakukan dengan cara: percobaan (experiment), studi kepustakaan (library research), wawancara (interview), dan penelitian produk (product investigation). Pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana secara teknik menggunakan asas kerjasama dalam sebuah kelompok belajar . Teknik pembelajaran ini diterapkan dalam kelas dimana siswa dalam satu kelas dibagi
  • 18. kedalam kelompok kecil terdiri 4-6 orang atau lebih saling berpasangan untuk bertukar pendapat serta saling membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik di antaranya adalah : a) Siswa bekerja di dalam suatu kelompok untuk belajar materi akademis. b) Setiap anggota diatur terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda ( seperti rendah,sedang dan tinggi ) serta memiliki rasa saling ketergantungan satu sama lain. c) Siswa aktif berinteraksi satu sama lain,berkomunikasi,berdiskusi,berdebat atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain secara kerjasama. d) Siswa dilatih untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. e) Siswa dituntut dapat memilki keterampilan berkomunikasi, seperti menyampaikan pendapat / berargumen. Model pembelajaran yang dibahas di atas menyangkut model Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), dan Student Teams Assignment Division (STAD). Salah satu prinsip kegiatan pembelajaran harus joyful learning. Prinsip joyful ini tidak hanya ada dalam pembelajaran lewat games saja, tetapi semua kegiatan pembelajaran anak SD harus memiliki muatan menyenangkan buat anak. Pembelajaran dengan permainan berbeda dengan simulasi, walaupun kedua-duanya sama-sama menyenangkan buat anak. Nilai merupakan sesuatu yang dipandang berharga atau berguna, bersifat abstrak, dan dijadikan sebagai standar berperilaku.
  • 19. Strategi Pembelajaran Nilai dan Ketrampilan Sosial Teori sosiobiologi menyatakan bahwa banyak perilaku prososial didasarkan pada nilai-nilai moral pada dasarnya berakar pada warisan genetik manusia. Teori psikoanalisa meyakini bahwa anak-anak memperoleh nilai atau moralitas secara langsung dari orang tua mereka dan bertindak sesuai dengan petunjuk moral untuk menghindari perasaan bersalah yang menghukum. Teori belajar social menyatakan bahwa anak-anak memperoleh perilaku bernilai atau bermoral melalui contoh (modeling) dan penguatan (reinforcement). Teori belajar sosial dan juga teori psikoanalisa merujuk terutama pada transmisi (pewarisan) moral, norma, dan nilai dari masyarakat kepada seorang anak. Teori perkembangan meyakini bahwa individu berkembang untuk bermoral melalui konstruksi atau pembentukan makna moral, bukan sekedar secara sederhana menginternalisasi aturan dan harapan yang telah ada.Teori ini memandang perolehan nilai dari sudut pandang konstruktivisme yang lebih menekankan pada peran individu dalam memperoleh nilai atau moral Menurut Lickona tujuan pendidikan di sekolah bukan hanya mendorong peserta didik untuk menjadi cerdas, tetapi juga mendorong mereka menjadi pribadi-pribadi yang baik. Sementara itu, Beck juga menyataan bahwa pendidikan nilai di sekolah mempunyai beberapa unsur positif. Para ahli IPS sepakat bahwa bahwa IPS mesti membantu siswa mengembangkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, dan nilai yang esensial bagi warga negara dalam suatu bangsa yang demokratis. Mereka sepakat bahwa nilai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari IPS.
  • 20. Dalam kurikulum standar untuk social studies (NCSS, 1994), pentingnya nilai ini dinyatakan secara jelas. Standar tersebut menyatakan bahwa proses belajar mengajar IPS memiliki kekuatan (powerful) jika bermakna, terpadu, berbasis nilai, menantang, dan aktif. Benninga mengkalisifikasikan pendekatan dalam pendidikan nilai atau moral ke dalam pendekatan langsung (direct approach) dan tidak langsung (indirect approach). Mengajarkan pendidikan nilai secara langsung berarti menekankan nilai atau sifat-sifat karakter tertentu selama rentang waktu khusus atau mengintegrasikan nilai dan sifat-sifat karakter tersebut ke keseluruhan kurikulum. Sementara itu, pendidikan nilai secara tidak langsung mendorong siswa untuk mendefinisikan atau menentukan nilai mereka sendiri dan nilai orang lain dan membantu mereka mendefinisikan perspektif moral yang mendukung nilai-nilai tersebut. Jensen and Knight menyatakan bahwa pengajaran moral secara langsung melibatkan penyajian konsep melalui contoh dan definisi, diskusi kelas dan bermain peran, atau dengan memberi hadiah kepada siswa terhadap perilaku yang sesuai. Metode indoktrinasi dan inkulkasi (penanaman nilai) dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan langsung pada pendidikan moral. Sementara itu, klarifikasi nilai (value clarification), pendidikan moral cognitive (cognitive moral education), dan inkuiri nilai dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan tidak langsung pada pendidikan moral. Dalam praktek pendidikan nilai di sekolah, kedua pendekatan pendidikan nilai di atas sebenarnya bisa dipadukan, dengan memaksimalkan kebaikan dan meminimalkan kelemahannya masing-masing.
  • 21. Keterampilan (skill) merupakan salah satu yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran IPS. Keterampilan dalam IPS antara lain meliputi: 1) keterampilan berfikir, 2) keterampilan peta dan globe, 3) keterampilan waktu dan kronologi, dan 4) keterampilan sosial. James Bank mengemukakan beberapa macam keterampilan berfikir yang harus dikuasai siswa melalui pelajaran IPS meliputi keterampilan: mendeskripsikan (describing), membuat kesimpulan (making inferences), menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi, dan mengambil keputusan. Untuk membuat peta atau denah lingkungan sekolah guru sebaiknya mengajak siswa untuk memahami terlebih dahulu konsep mata angin. Guru juga dapat mengajak siswa berjalan-jalan dan melakukan pengamatan di lingkungan sekolahnya. Di sekolah dasar kelas yang lebih tinggi siswa perlu dikenalkan dengan bola dunia atau globe. Beberapa konsep yang perlu dikenalkan yang berkaitan dengan bola dunia atau globe antara lain arah mata angin, belahan bumi, garis lintang, garis bujur, mengenalkan daratan dan lautan. Salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan sumber belajar. Dalam IPS, mencari dan menentukan sumber belajar sangat penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis sesuai dinamika dan perkembangan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks, dan bahkan hukum yang terjadi saat ini. Masyarakat dan aktivitasnya merupakan sumber dan media utama dalam pembelajaran IPS, karena pembelajaran ini bertitik tolak dari masyarakat dan berorientasi kepada masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan perilaku
  • 22. pemerintah sebagai media belajar, guru memerlukan informasi yang akurat dan memadai mengenai orang-orang, lembaga, peristiwa, keadaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam pemanfaatan ini terdapat tiga sarana: (a) tempat, orang, organisasi yang dapat dijadikan sumber belajar atau untuk meningkatkan belajar termasuk sumber masyarakat, (b) kunjungan studi, dan (c) nara sumber. Sebagaimana program pembelajaran pada umumnya, pembelajaran IPS hendaklah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, memilih, dan menggunakan beragam jenis sumber belajar untuk pembelajaran IPS. Media Pembelajaran IPS Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Ia bukan tujuan sehingga kaidah proses pembelajaran di kelas tetap berlaku. Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan media. Anak-anak yang peka dan auditif mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Jenis media yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran materi IPS diantaranya : (1) Hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matrik, gambar, flip chart, flannel, data dan lain-lain; (2) Suara (audio) baik suara guru ataupun suara kaset; (3) Suara yang disertai visualisasi (audio-visual) seperti tayangan televisi, film, video, dan sebagainya; (4) Hal-hal yang bersifat materil, seperti model-model, benda contoh dan lain-lain; (5) Gerak, sikap dan perilaku seperti simulasi, bermain peran, dan lain-lain; (6) Barang cetakan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan brosur; (7) Peristiwa atau ceritera kasus yang mengandung dilema moral.
  • 23. Pendidikan Multikultural dalam IPS Pendidikan multikultural dapat diintegrasikan ke dalam IPS antara lain dengan cara: a) mengintegrasikannya ke dalam kurikulum IPS, b) melalui pengembangan buku IPS, c) melalui penerapan proses belajar mengajar berbasis nilai, cooperative learning, dan demokratis, d) diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, e) melalui penataan lingkungan kelas dan sekolah, dan f) melalui kebijakan sekolah yang mendukung. Beberapa hal yang berkaitan dengan Pendidikan Global dalam IPS adalah sebagai berikut: 1. Gejala globalisasi menurut Lee F Anderson terlihat jelas dalam berbagai hal, meliputi: 1) evolusi sistem komunikasi dan transportasi global, 2) menyatunya ekonomi lokal, regional dan nasional ke dalam ekonomi global yang luas, 3) interaksi yang meningkat antara masyarakat menghasilkan budaya global,4) kemunculan sistem internasional yang luas yang mengikis batas-batas tradisional antara politik dalam negeri dan internasional, 5) dampak yang meningkat dari kegiatan manusia terhadap ekosistem bumi dan hambatan yang meningkat terhadap kegiatan manusia yang ditentukan oleh keterbatasan sistem, 6) kesadaran global yang meluas yang meningkatkan kesadaran identitas kita sebagai anggota spesies manusia. 2. National Council for the Social Studies (NCSS) mengemukakan bahwa pendidikan global merujuk pada upaya menanamkan pada generasi muda suatu pandangan (perspektif) dunia yang menekankan saling keterkaitan antara budaya, spesies manusia, dan bumi.
  • 24. 3. Menurut Tye pendidikan global mempelajari tentang masalah-masalah global yang melintasi batas-batas suatu negara, dan tentang saling keterkaitan sistem ekologi, budaya, ekonomi politik, dan teknologi. 4. Kehidupan global akan menuntut suatu perubahan dalam pendidikan bagi generasi muda. Pendidikan tersebut harus memberikan bukan hanya pemahaman dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global saat ini, tetapi juga kemampuan untuk menghadapi realitas masa depan dan menghargai realitas masa lalu. 5. Pendidikan global memiliki tujuan bagi bagi siswa maupun bagi para guru. Steven Lamy mengidentifikasi empat tujuan intelektual bagi guru pendidikan global, yaitu: 1) perolehan pengetahuan dari perspektif yang beranekaragam, 2) eksplorasi pandangan dunia, 3) pengembangan keterampilan analitis dan evaluatif, dan 4) strategi untuk partisipasi dan keterlibatan. 6. Skeel mengemukakan tujuan atau hasil utama dari pendidikan global adalah siswa dapat mengembangkan kemampuan mempersepsikan dunia sebagai suatu masyarakat manusia yang saling bergantung yang dibentuk oleh budaya-budaya yang lebih banyak mempunyai kesamaan daripada perbedaannya. 7. Ha-hal atau materi yang dapat diberikan melalui pendidikan global menurut Merryfield antara lain meliputi: 1) keyakinan dan nilai manusia, 2) sistem global, 3) isu dan masalah global, 4) sejarah global, 5) saling pengertian/interaksi lintas budaya, 6) kesadaran akan pilihan manusia, 6) perkembangan keterampilan analisis dan evaluatif, dan strategi untuk partisipasi dan keterlibatan.
  • 25. 8. Engene H Wilson mengemukakan beberapa metode dalam mengajarkan pendidikan global melalui IPS, yakni meliputi: pengajuan masalah dan pemecahan masalah, belajar dengan interaksi dan kerjasama (cooperative learning), kesadaran perpsektif dan perspektif beragam, negosiasi dan mediasi. Evaluasi Penilaian mata pelajaran IPS adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran IPS. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran IPS. Fokus penilaian IPS adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi IPS yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana tertera dalam Permendiknas Nomor 23/2006. Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur aspek kognitif berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar mata pelajaran IPS berdasarkan pada kisi-kisi tes yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
  • 26. Istilah “skala sikap” yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “attitude scale” merupakan salah satu alat penilaian non tes dalam pembelajaran. Penilaian sikap sebagai salah satu jenis daftar pencatatan laporan diri hasil pembelajaran di kelas sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap peserta didik. Banyak sikap peserta didik yang dapat dinilai, seperti sikap terhadap aktivitas belajar, buku pelajaran, ekstrakurikuler, belajar di laboratorium, metode pelajaran tertentu atau terhadap pelajaran IPS itu sendiri. Informasi yang berkaitan dengan sikap tentu diperoleh melalui pengamatan namun penilaian yang lebih lengkap dapat dilengkapi dengan laporan tentang perasaan dan pendapat para peserta didik. Model skala sikap yang banyak dikenal baik untuk kebutuhan penilaian pembelajaran maupun penelitian adalah skala Likert (Likert Scale). Salah satu keunggulan jenis skala sikap ini sehingga banyak digunakan secara luas karena metode ini dapat menilai sikap baik atau tidak baik melalui pernyataan yang diajukan kepada peserta didik untuk dijawab. Jawaban yang disediakan meliputi pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Observasi adalah pengamatan, yakni proses penilaian melalui pengamatan obyek tertentu dalam hal ini adalah peserta didik selama proses pembelajaran IPS berdasarkan instrumen tertentu. Pengamatan dalam pembahasan ini merupakan salah satu cara penilaian non tes untuk menilai aspek kemampuan peserta didik yang paling tepat karena tidak dapat dilakukan dengan penilaian tes.
  • 27. Untuk menghasilkan pedoman observasi yang memadai, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kisi-kisi observasi. Kisi-kisi observasi yang dimaksud adalah berupa panduan yang bertujuan untuk membuat butir observasi. Model kisi-kisi non tes untuk observasi dalam bentuk format yang meliputi aspek dimensi, indikator, dan nomor butir perilaku untuk tiap aspek kompetensi.