Laporan ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan konstipasi. Populasi lansia di Indonesia akan meningkat dua kali lipat hingga tahun 2050. Konstipasi merupakan masalah umum pada lansia yang dapat menyebabkan komplikasi seperti prolapse recti. Abdominal massage efektif untuk mengatasi konstipasi dengan merangsang kontraksi usus dan mempercepat pergerakan feses. Diagnosa dan intervensi keperaw
2. UUD Indonesia Lansia-
seseorang yang berumur
diatas 60 tahun
Lansia
2
WHO (2018) tahun 2015 - 2050
proporsi lansia bertambah hampir 2x
Kemenkes (2017) Lansia Indosenisia
tahun 2020 mencapai 27,08 juta jiwa
Sumatra Selatan – urutan 14 populasi
lansia terbanyak di indonesia dengan
7,47% jiwa
3. KONSTIPASI
3
kesulitan BAB, BAB
keras, Kering dan
rasa tidak nyaman
pada bagian abdomen
16 – 20% populasi umum
menderita konstipasi -
33.5% lansia
wanita 2-3x lebih
cenderung terkena
konstipasi (Roque and
Bouras, 2015).
di Indonesia diperkirakan
dialami 3,8% lansia
beruur 60 -69 tahun dan
6,3% lansia berumur >70
tahun (Kemenkes, 2013).
5. Manifestasi klinis
BAB <3x/minggu
Tinja yang dikeluarkan kering keras
dan sulit keluar
Nyeri pada perut dan nyeri saat
mengeluarkan feses
Perasaan tidak tuntas stelah bab
Penurunan nafsu makan dan
perasaan penuh pada perut
5
7. Abdominal Massase
7
Penelitian Baran & Ateş, (2019)
stetelah 4 minggu responden
diberikan abdominal massase
selama 15 menit masalah
konstipas teratasi
Peneitian Hasmi, et al, (2020)
Abdomina Massase memiliki
efek pada peningkatan kualitas
hidup pasien dengan
konstipasi
Efektif memicu kontraksi usus besar
dengan menggerakan feses
sepanjang usus
Mempercepat waktu yang
dibutuhkan tinja untuk bergerak
Melunakan tinja dan membuatnya
lebih mudah untuk keluar
Meredakan nyeri perut
8. Indikasi dan kontraindikasi
8
Indikasi
Konstipasi kronis
Kondisi neurologis seperti sclerosis
multiple dan Parkinson
Lansia/ seseorang yang mengidap
imobilitas
Kontraindikasi
× Luka pada bagian perut
× Penyakit radang usus, kolon spatik
den sindrom iritasi usus besar
× Cedera tulang belakang,
× Kehamilan
9. Asuhan Keperawatan
9
Pemeriksaan fisik
GCS, TTV, BB, TB Indeks masatubuh,
bagaimana postul tulang belakang lansia dan
head to toe
Pengkajian status fungsional
barthel indeks
Pengkajian status kognitif/afektif
Mini-mental state exam (MMSE)
Aspek spiritual
Konsep ketuhanan, sumber kekuatan dan
harapan, praktik agama dan rituan, serta
hubungan antara keyakinan spiritual dan
kondisi kesehatan
Pengkajian fungsional
APGAR
10. Diagnosa
No Diagnosa
keperawatan
Outcome Intervensi
1 Konstipasi b.d abses
rektal
Pasien biasana
mengeluhkan
1) defekasi lama,
sulit dan perlu
mengejan
2) Nyeri abdomen
3) Konsistensi feses
kerig dan keras
4) Frekuensi
defekasi
<3x/minggu
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 1 minggu maka Eliminasi fekal
membaik dengan kriteria
1) Mengejan saat defekasi dipertahankan
pada skala 2 ditingkatkan ke skala 4
2) Keluhan defekasi lama dan sulit
dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan
ke skala 4
3) Nyeri abdomen dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan ke skala 4
4) Konsistensi feses dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan ke skala 4
5) Frekuensi defekasi dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan ke skala 4
6) Peristaltic usus dipertahankan pada skala
2 ditingkatkan ke skala 4
Manajemen konstipasi
1) Monitor tanda dan gejala
kontipasi
2) Monitor (hasil peroduksi)
pergerakan usus (feses), meliputi
frekunsi, konsitensi, bentuk,
volume, dan warna dengan cara
yang tepat
3) Monitori bising usus
4) Anjurkan diet tinggi serat
5) Assase abdomen
6) Buat jadwal untuk BAB, dengan
cara yang tepat
7) Kolaborasi dengan tim medis
dalam peresepan obat pencahar
jika konstipasi berlanjut 10
11. Lanjutan
No Diagnosa
keperawatan
Outcome Intervensi
2 Nyeri akut b.d
agen cedera
fisiologis
Pasien biasana
mengeluhkan
1) Nyeri bagian
abdomen
2) Mules
3) Rasa tidak
nyaman
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1
minggu maka tingkat nyeri
menurun dengan kriteria
1) Keluhan nyeri
dipertahankan pada skala
2 ditingkatkan ke skala 4
2) Meringis dipertahankan
pada skala 2 ditingkatkan
ke skala 4
3) Gelisah dipertahankan
pada skala 2 ditingkatkan
ke skala 4
Manajemen Nyeri
1) Identifikasi nyeri meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus
2) Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidak nyamanan
terutama pada pasien yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif
3) Jelaskan penyebab nyeri
4) Berikan teknik non farmokologi
seperti latihan napas dalam, distraksi
dan massase untuk mengurangi nyeri
11
12. Evaluasi
Konstipasi b.d abses
rektal
• Pasien melaporkan
BAB Lancar
Nyeri akut b.d agen
cedera fisiologis
• Pasien melaporkan
Nyeri berkurang
sampai dengan hilang
12