SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Regulasi Pemberian Nutrisi
Enteral pada Bayi dan Anak
Aspek Etika dan Legal
• Semua pengobatan medis harus berdasarkan
prinsip etis:
1. Manfaat  pengobatan secara aktif
berkontribusi terhadap kesejahteraan pasien
2. Tidak mencelakakan  pengobatan tidak
menimbulkan bahaya yang disengaja
Identifikasi Kebutuhan Nutrisi Enteral
• Pengukuran jangka pendek untuk
mempertahankan status gizi sementara pada
anak yang tidak mampu makan secara oral.
• Pengukuran jangka panjang pada anak dengan
penyakit kronis atau cedera untuk
menggantikan asupan oral.
• Pengukuran jangka pendek dan jangka
panjang pada anak yang mengalami kondisi
degeneratif.
Indikasi Contoh kondisi klinis
Tidak mampu mengisap/menelan Ventilated patient
Kemampuan menelan yang
membahayakan
Cerebral palsy
Kemampuan mengisap yang buruk Bayi prematur
Peningkatan kebutuhan gizi Cystic fibrosis, penyakit jantung
kongenital, luka bakar, trauma
Nafsu makan yang buruk Kanker, penyakit hati, gagal ginjal
Abnormalitas kongenital Tracheo-oesophageal fistula, oro-facial
malformation
Malabsorpsi Short bowel syndrome
Rasa tidak enak pada makanan tertentu Crohn’s disease
Penyediaan nutrisi secara kontinyu untuk
mencegah hipoglikemi
Glycogen storage disease type I
Informasi tentang Nutrisi Enteral
• Manfaat pengobatan
• Semua risiko dan komplikasi pengobatan yang
mungkin terjadi
• Dampak pemberian nutrisi secara enteral
pada anak
• Dampak pemberian nutrisi secara enteral
pada keluarga
Rute Administrasi Nutrisi Enteral
Nasogastric Tubes
• Finebore nasogastric tubes paling sering
digunakan dan paling cocok untuk pemberian
nutrisi jangka pendek
Gastrostomy tubes
• Dalam pemasangan selang gastrostomy perlu
dilakukan pembedahan sehingga tercipta
saluran antara lambung dan permukaan perut
• Kelebihannya adalah hanya melibatkan
anestesi yang ringan, komplikasi lebih sedikit,
dan mudah dilepas
• Direkomendasikan untuk pemberian nutrisi
jangka panjang
Nasojejunal tubes
• Mirip dengan NG tubes tetapi lebih panjang
sehingga dapat mencapai jejunum
• Selang lumen ganda ditempatkan secara
bersamaan untuk aspirasi lambung dan
melewatkan nutrisi menuju jejunum
Jejunostomy tubes
• Mirip dengan gastrostomy, melibatkan saluran
antara jejunum dan permukaan perut
• Pemberian nutrisi melalui jejunostomy dapat
dilakukan baik dengan cara pembedahan atau
endoskopi
• Gastrojejunostomies
• Digunakan apabila ada masalah
regurgitasi/muntah
• Terlihat seperti gastrostomy dengan konektor
tambahan, yang tidak dapat dilepas
Manajemen Komplikasi
Komplikasi Penyebab Pengobatan
Mual, muntah •Residu lambung besar
•Laju masukan yang cepat
•Formula hiperosmolar
•Dismotiliti
•Lokasi selang yang tidak
benar
•Obat(antibiotik)
•Memberikan obat yang
menghambat prokinetik
dan asam
•Menurunkan laju masukan
•Jika mungkin, ubah
formula dengan
osmolalitas lebih rendah
•Cek/atur posisi selang
Komplikasi Penyebab Pengobatan
Konstipasi •Dehidrasi
•Obstruksi
•Kurangnya asupan serat
•Menurunnya aktivitas
•Abnormalitas elektrolit
•Obat (narkotik, codein,
morfin)
•Dismotilitas usus
•Meningkatkan asupan
cairan jika memungkinkan
•Formula yang
mengandung serat
•Berkonsultasi kepada ahli
farmasi
•Meningkatkan
cairan/serat larut
Diare •Obat (sorbitol yang
mengandung elixir,
antibiotik)
•Lactose intolerance
•Malabsorpsi zat gizi
•Pertumbuhan bakteri yang
berlebihan (akibat terapi
antibiotik)
•Kurangnya asupan serat
•Laju masukan yang cepat
•Formula hiperosmolar
•Hipoalbuminemia
•Mengubah obat
•Formula bebas laktosa
•Formula semi- elemental
•Tes bakteriologi terhadap
feses
•Formula yang
mengandung serat
•Menurunkan laju masukan
•Menurunkan osmolalitas
•Meningkatkan protein
Monitoring of Enteral Feeding
• Keseimbangan cairan
• Frekuensi buang air besar dan konsistensi feses
• Berat badan
• Urea
• Kreatinin
• Elektrolit
• Glukosa
• Profil liver
Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral
Pemberian nutrisi enteral lebih dianjurkan
dibanding nutrisi parenteral
• Mempertahankan integritas mukosa usus
• Mencegah disfungsi pankreas dan aliran
empedu
• Mengurangi risiko infeksi dan komplikasi
• Biaya lebih murah
Pemberian nutrisi enteral diberikan 48-72 jam
setelah pasien mencapai hemodinamik stabil
• Bayi
• Pasien dengan gizi kurang sebelum menderita
penyakit atau cedera
• Pasien dengan sepsis atau luka yang
membutuhkan perawatan intensif
Pemberian nutrisi enteral diberikan sedini
mungkin apabila:
• Pasien tidak mampu mengonsumsi makanan
secara oral selama 3-5 hari
• Pasien dengan asupan energi ≤ 50-75% dari
total kebutuhan selama ≥ 2-3 hari pada bayi
dan ≥ 3-5 hari pada anak dan remaja
Kontraindikasi Pemberian
Nutrisi Enteral
Kontraindikasi absolut antara lain:
• Necrotizing enterocolitis
• Obstruksi usus atau ileus
• Ketidakstabilan hemodinamik
Kontraindikasi yang mungkin perlu dievaluasi
secara individual:
• Muntah atau diare persisten
• Distensi abdomen akut
• Fistula lambung atau usus halus dan usus
besar
• Perdarahan gastrointestinal bagian atas
Kebutuhan Zat Gizi
Energi (Kalori)
Rekomendasi Asupan Zat Gizi Untuk Bayi
Prematur
Kebutuhan ↑ → kondisi Sepsis, luka bakar atau penyakit lainnya
Kebutuhan ↓ → Aktivitas fisik terbatas ( Ex : Cacat Fisik )
Estimated Energy Requirement (EER) Untuk
Bayi dan Anak
• Pengukuran energy expenditure dengan menggunakan
indirect calorimetry diperbolehkan untuk anak-anak yang
tidak dapat menerima asupan energi dengan tepat
berdasarkan predictive methods, karena predictive
equations mungkin tidak akurat pada penyakit tertentu
(misalnya, critical illness, sedation, perubahan lean mass).
Protein
→ untuk anabolisme, bukan sebagai sumber energi
→ diberikan dalam jumlah minimum bersama dengan proporsi
yang tepat dari kalori non protein (karbohidrat dan lemak).
→ Kelebihan protein tidak diinginkan untuk bayi dengan ginjal
immature dan anak – anak dengan gagal ginjal akut atau kronis.
Karbohidrat
Persentase kalori karbohidrat sekitar 40 % dalam ASI dan formula untuk
commercial infant 50 – 60 % dalam pemberian makanan enteral.
Pasien dengan Intoleransi laktosa → karbohidrat sedikit
Lemak
Pembatasan Lemak untuk anak merupakan kontraindikasi
kecuali bagi mereka dengan kondisi medis tertentu (ex:
chylothorax).
Formula feedings untuk bayi harus mengandung 50 % kalori
dari lemak, mirip dengan ASI.
Sejak usia 2 tahun hingga akhir pertumbuhan linier harus ada
transisi dari kandungan lemak tinggi pada ASI atau formula
bayi menjadi makanan enteral yang mengandung 30 % kalori
dari lemak.
Dietary Reference Intakes (DRIs) : Makronutrien Untuk
Bayi dan Anak
Rekomendasi Asupan Vitamin Untuk Bayi dan Anak
Rekomendasi Asupan Mineral Untuk Bayi dan Anak
Cairan
• Kebutuhan cairan untuk pasien anak
dipengaruhi oleh kesehatan dan faktor
lingkungan. Serta kondisi tertentu (misalnya,
demam, muntah, diare), meningkatkan
kebutuhan cairan (misalnya, ginjal,jantung,
pernapasan)
Kebutuhan cairan
Pertimbangan dalam
Memberikan Makanan Enteral
.
Metode Pemberian
Bolus Continous
• Diberikan dalam jangka waktu
yang singkat dg interval tertentu.
• Bervariasi berdasarkan umur,
ukuran, dan toleransi anak.
• Mirip dengan pola makan normal
anak dan bayi.
• Biasa diberikan dg menggunakan
pompa sehari penuh dan atau
semalam penuh.
• Overnight continous yang langsung
menuju lambung tdk dianjurkan bagi
anak dibawah 1th atau anak yang
memiliki risiko refluks dan aspirasi.
• Continous seharusnya diberikan
langsung menuju jejunum.
Yang paling sering adalah dengan cara bolus atau kontinyu.
Metode dengan Tube Feeding Infusion
Metode Indikasi Keuntungan Kerugian
Continuous (pompa atau
gravitasi)
1. Inisiasi tube feeding.
2. Pasien sakit kritis.
3. Jejunum feeding.
(NJ/GJ/J)
4. Intoleransi makanan
bolus.
5. Short Bowel
Syndrome.
1. Mengurangi risiko
residu labung dan
aspirasi paru-paru.
2. Mengurangi risiko
kelainan metabolik
(misal : post-feed
hiperglikemia)
3. “Cycled” pemberian
makanan pada bayi
atau pada anak
semalaman terus
menerus dapat
merangsang rasa
lapar dan rasa haus
saat waktu “henti”
4. Gangguan adaptasi
usus.
1. Pembatasan
ambulasi.
2. Peningkatan biaya
untuk peralatan dan
perlengkapan.
3. Umum digunakan di
rumah sakit.
4. Tidak mentolerir
tingkat infus cepat
yang diperlukan
pada pemberian
makan semalam
terutama jejunum.
5. Tidak cocok
pemberian makan
masuk ke perut
dalam waktu
semalam untuk bayi
atau anak yang
berisiko GER dan
aspirasi.
Metode Indikasi Keuntungan Kerugian
Bolus (gravitasi,
pompa atau jarum
suntik)
1. Pasien stabil.
2. Tube feeding
rumah
1. Waktunya
singkat dalam
pemberian
makan.
2. Adanya waktu
luang dan
mobilitas antara
pemberian
makan.
3. Mudah
dijalankan.
4. Harga murah
jika tidak ada
pompa.
1. Intoleransi GI
(aspirasi, mual,
muntah, sakit
perut, diare)
karena infus
cepat.
2. Perlu formula
hiperkalori.
Inisiasi dan Progres
Pemberian makanan enteral didasarkan pada umur dan berat
badan pasien. Pada pasien bayi pemberian makanan enteral
yaitu :
Makanan Enteral dengan Hang Time
Makanan enteral dengan hang time diperlukan waktu 4 jam.
1. Feeding bag dalam continuous dala memerah harus
dengan air steril setiap 8 jam dan pemberian bolus harus
dibersihkan dengan air panas dan dibilas dengan air steril.
Semua makanan enteral harus diganti setiap 24 jam.
2. Enterobacter sakazakii penyebab yang jarang terjadi tetapi
mengancam nyawa pada meningitis, sepsis dan
necrotizing enterocolitis.
Pencegahan Masalah Lanjutan
• Enggan makan secara oral karena minimnya rangsangan
dan terlewat dalam belajar makan secara oral.
• Untuk mencegah hal tersebut maka berikan bayi
kesempatan utk belajar makan secara oral, seperti :
 ‘empty’ breastfeeding
 jari/sarung tangan yang bersih
 dot
 teething ring
• Cara tersebut belum terbukti efisien, tp direkomendasikan.
Cont’d.....
• Untuk pasien anak-anak, pemberian tube
feeding harus disertai dg kebiasaan makan di
meja makan.
• Kesempatan untuk melihat makanan,
mencium aroma, dan merasakan makanan
bagus untuk aktivitas bersama keluarga.
Pemberian NPO sebelum pembiusan
• Untuk NICU yang dibius
 cair penuh : sampai 2 jam pra-obat bius
 ASI : sampai 4 jam pra-obat bius
 formula : sampai 6 jam pra-obat bius
• Untuk NICU yang diberikan obat penenang sebelum diagnostic
imaging :
 tanpa ASI atau formula pada 6 jam sebelum pemeriksaan
 cair penuh : 2 jam sebelum pemeriksaan
FEEDING SELECTION
(PEMILIHAN MAKANAN)
JENIS – JENIS MAKANAN
Dalam memilih makanan, yang perlu dipertimbangkan
adalah :
• Usia
• Kebutuhan gizi (energi, protein, lemak, cairan, vitamin,
mineral)
• Fungsi Gastro Intestinal
• Status klinis
• Riwayat Penyakit
• Biaya
ASI (AIR SUSU IBU)
WHO
Canada
Health
Canadian
Pediatric
Society
Merekomendasikan
ASI Eksklusif :
Usia 6 Bulan
ASI + MP ASI :
Usia 2 tahun
ASI (AIR SUSU IBU)
Manfaat ASI :
• Meningkatkan toleransi terhadap makanan
• Mendukung Pertumbuhan
• Status kekebalan tubuh yang optimal
• Mengurangi risiko infeksi penyakit dan necrotizing
enterocolitis
Manfaat jangka panjang :
• peningkatan pembangunan neurokognitif
• mengurangi risiko dermatitis atopik
• mengurangi risiko obesitas di kemudian hari
• Ibu harus sering memompa ASI
• Menjaga pasokan ASI
• Menggunakan pompa RS
• Menyewa / membeli pompa
untuk digunakan di rumah
Pedoman bagi RS untuk
penyimpanan ASI :
Kebijakan & Prosedur meliputi
• Penanganan
• Penyimpanan
• Pencairan & Administrasi
Penyajian ASI
BAYI NPO
FORMULA BAYI & MAKANAN ENTERAL
• Digunakan jika ASI tidak tersedia
• Formula bayi yang tersedia untuk kondisi
medis tertentu
• 68 kkal / 100 mL (2800 kJ / L)
• Dapat dimodifikasi untuk meningkatkan
kepadatan nutrisi dengan menambahkan
bubuk formula atau dengan menambahkan
lemak dan glukosa.
Berbagai produk enteral lengkap yang dirancang
untuk kondisi klinis tertentu yang tersedia
untuk anak-anak dan remaja
MONITORING ENPN
1. FEEDING TOLERANCE
Utk semua metode feeding (Pemberian makanan), tanda2
intoleransi feeding :
-batuk - muntah
-perut terasa kembung/ sakit - dan diare
- rasa tidak nyaman
- gelisah
 Hentikan pemberian makan jika ada tanda ini
dapat diamati dan dinilai dengan melihat kondisi pasien,
pipa , kecepatan dan metode pengiriman, kekuatan dan
pilihan dari feeding.
2. RESIDU
Jk pasien terjaga dan berjaga-jaga,
iritabilitas,
mual atau muntah,
atau perut kembung.
Untuk pasien yang berisiko GER dan, atau aspirasi (pasien
koma atau pasien intubasi). Cek sisa lambung sebelum
pemberian makan intermittent atau setiap 4 jam untuk
pemberian makan continue
* Note: u/ pasien pemberian makanan via pipa intestinal,
mengecek sisa makanan tidak diperlukan kecuali ilues,
dismotilitas usus kecil yang parah, atau obstruksi dicurigai.
Mungkin Indikasi pengosongan lambung
buruk atau penempatan tube salah
a) Bolus Feeding
• Jika residu lebih dari 50% dr makan sebelumnya
 kembali makan melalui tube dan cek lagi dlm 4
jam (100-150ml diterima pd anak dibawah 12th pd
pemberian makan penuh)
• Jk residu kurang dari 50% dr mkanan sebelumnya
(atau kurang dr 100-150ml u/ anak2 dibawah 12 th),
 lanjutkan dg pemberian makan selanjutnya pd
tingkat sebelumnya dan memeriksa residu lagi
dalam 4 jam.
b) Continuous feeding
• Jika volume residu lebih besar dari dua kali per jam
 Stop feeding dan Refeeding formula
• Satu jam kemudian, jk volume yang sama dokter atau
ahli gizi
harus diberitahu.
• volume residu kurang dari dua kali per jam
 melanjutkan makan pada tingkat sebelumnya dan
memeriksa residu lagi dalam waktu 1-2 jam
3. FESES
Perubahan karakteristik feses tidak selalu menunjukkan
intoleransi formula
(ex. hijau, seperti tinja berlendir mungkin secara alami
terjadi dengan formula hidrolisat protein).
4. NILAI LABORATORIUM
• Monitoring harian sampai 2x seminggu  pada pasien
malnutrisi/ kritis/ pasien komplikasi ginjal/ metabolik
• penyakit lainnya  monitoring sesuai kebutuhan.
• Nilai-nilai kimia berikut dapat membantu pada penilaian
toleransi makan:
-serum -elektrolit - kreatinin,
- glukosa, - osmolalitas - urea, - urin
5. ANTROPOMETRI
• Catat BB sebelum pemberian tube feeding untuk
semua pasien.
• Catat BB setiap hari untuk bayi dan anak-anak.
• Bayi, lingkar kepala dan panjang (sampai 2 tahun) dan
tinggi anak harus diukur, dimonitor setiap bulan
selama masuk rumah sakit.
• Referensi untuk tingkat BB yang tersedia untuk bayi
prematur, lihat Lampiran F.
• Referensi untuk tingkat berat badan, panjang dan
lingkar kepala untuk bayi cukup bulan; juga referensi
BB dan TB untuk anak-anak dan remaja, lihat
Lampiran G.
• pengukuran nilai lab , berat badan atau
perubahan berat badan (dalam kaitannya dengan
keseimbangan cairan) sudah cukup untuk menilai
kecukupan nutrisi enteral jangka pendek
• Untuk pasien yang membutuhkan feeding tube
lebih dari 3 minggu, pertumbuhan dan
kecukupan nutrisi yang disediakan harus dinilai
olehtambahan pengukuran antropometri:
- panjang dan lingkar kepala (2 tahun), - LILA
- TB , - LOLA
- Skinfold,
Referensi:
• Aquilina, A., et al. (2007). Guidelines for the
Administration of Enteral and Parenteral
Nutrition in Paediatrics. M. Bedford, J. Brennan,
D. Kalnins et al. Toronto, Ontario, Canada,
SickKids.
• Gravesham, D. a. (2007). "PAEDIATRIC ENTERAL
FEEDING GUIDELINES & OPERATIONAL POLICY
(Infants & Children)." NHS Trust 1: 1-13.

More Related Content

What's hot

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Mila Aria Purba
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamiltris nia
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Hardianti Darmatika
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolonelsegintzna
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSDwi Handayani
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiAgnescia Sera
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyDhila Faya
 
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahDiit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 

What's hot (20)

Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Brosur hipertensi
Brosur hipertensiBrosur hipertensi
Brosur hipertensi
 
Kasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmiKasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmi
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary history
 
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahDiit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (11)

Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
 
Nutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLRNutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLR
 
GASTRIC TUBES
GASTRIC TUBESGASTRIC TUBES
GASTRIC TUBES
 
GI Chapter 38 Powerpoint 3
GI Chapter 38 Powerpoint 3GI Chapter 38 Powerpoint 3
GI Chapter 38 Powerpoint 3
 
Percutaneous Endoscopic Gastrostomy
Percutaneous Endoscopic GastrostomyPercutaneous Endoscopic Gastrostomy
Percutaneous Endoscopic Gastrostomy
 
Gastrostomy
GastrostomyGastrostomy
Gastrostomy
 
Nasogastrik tube
Nasogastrik tubeNasogastrik tube
Nasogastrik tube
 
PGE tube
PGE tube PGE tube
PGE tube
 
Nasogastric feeding or gavage feeding
Nasogastric feeding or  gavage feedingNasogastric feeding or  gavage feeding
Nasogastric feeding or gavage feeding
 
Nasogastric Tube Feeding
Nasogastric Tube FeedingNasogastric Tube Feeding
Nasogastric Tube Feeding
 
Transabdominal tube feeding and care
Transabdominal tube feeding and careTransabdominal tube feeding and care
Transabdominal tube feeding and care
 

Similar to Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak

ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfGiziKembangan
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfPPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfAchmadMubaroq1
 
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptxRusliansyah2
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetiksis mkes
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-beratiqbal_r2hmi
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxssuserdfff78
 
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...MonicaOktariyanthy
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanandinartanti
 
Studi Kasus Dietetik SCB.pptx
Studi Kasus Dietetik SCB.pptxStudi Kasus Dietetik SCB.pptx
Studi Kasus Dietetik SCB.pptxglorianathania01
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxNurhayati66183
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxAvianiHarfika2
 

Similar to Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak (20)

ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdfASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
ASUHAN GIZI DEWASA DENGAN COVID 19.pdf
 
Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteralNutrisi parenteral
Nutrisi parenteral
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfPPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
2-Askep nutrisikeperawatankesehatan.pptx
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
4. askep marasmus
4. askep marasmus4. askep marasmus
4. askep marasmus
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptx
 
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisiKebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi
 
Studi Kasus Dietetik SCB.pptx
Studi Kasus Dietetik SCB.pptxStudi Kasus Dietetik SCB.pptx
Studi Kasus Dietetik SCB.pptx
 
DIARE.pptx
DIARE.pptxDIARE.pptx
DIARE.pptx
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
 

Recently uploaded

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak

  • 2. Aspek Etika dan Legal • Semua pengobatan medis harus berdasarkan prinsip etis: 1. Manfaat  pengobatan secara aktif berkontribusi terhadap kesejahteraan pasien 2. Tidak mencelakakan  pengobatan tidak menimbulkan bahaya yang disengaja
  • 3. Identifikasi Kebutuhan Nutrisi Enteral • Pengukuran jangka pendek untuk mempertahankan status gizi sementara pada anak yang tidak mampu makan secara oral. • Pengukuran jangka panjang pada anak dengan penyakit kronis atau cedera untuk menggantikan asupan oral. • Pengukuran jangka pendek dan jangka panjang pada anak yang mengalami kondisi degeneratif.
  • 4. Indikasi Contoh kondisi klinis Tidak mampu mengisap/menelan Ventilated patient Kemampuan menelan yang membahayakan Cerebral palsy Kemampuan mengisap yang buruk Bayi prematur Peningkatan kebutuhan gizi Cystic fibrosis, penyakit jantung kongenital, luka bakar, trauma Nafsu makan yang buruk Kanker, penyakit hati, gagal ginjal Abnormalitas kongenital Tracheo-oesophageal fistula, oro-facial malformation Malabsorpsi Short bowel syndrome Rasa tidak enak pada makanan tertentu Crohn’s disease Penyediaan nutrisi secara kontinyu untuk mencegah hipoglikemi Glycogen storage disease type I
  • 5. Informasi tentang Nutrisi Enteral • Manfaat pengobatan • Semua risiko dan komplikasi pengobatan yang mungkin terjadi • Dampak pemberian nutrisi secara enteral pada anak • Dampak pemberian nutrisi secara enteral pada keluarga
  • 6. Rute Administrasi Nutrisi Enteral Nasogastric Tubes • Finebore nasogastric tubes paling sering digunakan dan paling cocok untuk pemberian nutrisi jangka pendek
  • 7. Gastrostomy tubes • Dalam pemasangan selang gastrostomy perlu dilakukan pembedahan sehingga tercipta saluran antara lambung dan permukaan perut • Kelebihannya adalah hanya melibatkan anestesi yang ringan, komplikasi lebih sedikit, dan mudah dilepas • Direkomendasikan untuk pemberian nutrisi jangka panjang
  • 8. Nasojejunal tubes • Mirip dengan NG tubes tetapi lebih panjang sehingga dapat mencapai jejunum • Selang lumen ganda ditempatkan secara bersamaan untuk aspirasi lambung dan melewatkan nutrisi menuju jejunum
  • 9. Jejunostomy tubes • Mirip dengan gastrostomy, melibatkan saluran antara jejunum dan permukaan perut • Pemberian nutrisi melalui jejunostomy dapat dilakukan baik dengan cara pembedahan atau endoskopi
  • 10. • Gastrojejunostomies • Digunakan apabila ada masalah regurgitasi/muntah • Terlihat seperti gastrostomy dengan konektor tambahan, yang tidak dapat dilepas
  • 11. Manajemen Komplikasi Komplikasi Penyebab Pengobatan Mual, muntah •Residu lambung besar •Laju masukan yang cepat •Formula hiperosmolar •Dismotiliti •Lokasi selang yang tidak benar •Obat(antibiotik) •Memberikan obat yang menghambat prokinetik dan asam •Menurunkan laju masukan •Jika mungkin, ubah formula dengan osmolalitas lebih rendah •Cek/atur posisi selang
  • 12. Komplikasi Penyebab Pengobatan Konstipasi •Dehidrasi •Obstruksi •Kurangnya asupan serat •Menurunnya aktivitas •Abnormalitas elektrolit •Obat (narkotik, codein, morfin) •Dismotilitas usus •Meningkatkan asupan cairan jika memungkinkan •Formula yang mengandung serat •Berkonsultasi kepada ahli farmasi •Meningkatkan cairan/serat larut Diare •Obat (sorbitol yang mengandung elixir, antibiotik) •Lactose intolerance •Malabsorpsi zat gizi •Pertumbuhan bakteri yang berlebihan (akibat terapi antibiotik) •Kurangnya asupan serat •Laju masukan yang cepat •Formula hiperosmolar •Hipoalbuminemia •Mengubah obat •Formula bebas laktosa •Formula semi- elemental •Tes bakteriologi terhadap feses •Formula yang mengandung serat •Menurunkan laju masukan •Menurunkan osmolalitas •Meningkatkan protein
  • 13. Monitoring of Enteral Feeding • Keseimbangan cairan • Frekuensi buang air besar dan konsistensi feses • Berat badan • Urea • Kreatinin • Elektrolit • Glukosa • Profil liver
  • 14. Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral Pemberian nutrisi enteral lebih dianjurkan dibanding nutrisi parenteral • Mempertahankan integritas mukosa usus • Mencegah disfungsi pankreas dan aliran empedu • Mengurangi risiko infeksi dan komplikasi • Biaya lebih murah
  • 15. Pemberian nutrisi enteral diberikan 48-72 jam setelah pasien mencapai hemodinamik stabil • Bayi • Pasien dengan gizi kurang sebelum menderita penyakit atau cedera • Pasien dengan sepsis atau luka yang membutuhkan perawatan intensif
  • 16. Pemberian nutrisi enteral diberikan sedini mungkin apabila: • Pasien tidak mampu mengonsumsi makanan secara oral selama 3-5 hari • Pasien dengan asupan energi ≤ 50-75% dari total kebutuhan selama ≥ 2-3 hari pada bayi dan ≥ 3-5 hari pada anak dan remaja
  • 17. Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Enteral Kontraindikasi absolut antara lain: • Necrotizing enterocolitis • Obstruksi usus atau ileus • Ketidakstabilan hemodinamik
  • 18. Kontraindikasi yang mungkin perlu dievaluasi secara individual: • Muntah atau diare persisten • Distensi abdomen akut • Fistula lambung atau usus halus dan usus besar • Perdarahan gastrointestinal bagian atas
  • 19. Kebutuhan Zat Gizi Energi (Kalori) Rekomendasi Asupan Zat Gizi Untuk Bayi Prematur Kebutuhan ↑ → kondisi Sepsis, luka bakar atau penyakit lainnya Kebutuhan ↓ → Aktivitas fisik terbatas ( Ex : Cacat Fisik )
  • 20. Estimated Energy Requirement (EER) Untuk Bayi dan Anak
  • 21. • Pengukuran energy expenditure dengan menggunakan indirect calorimetry diperbolehkan untuk anak-anak yang tidak dapat menerima asupan energi dengan tepat berdasarkan predictive methods, karena predictive equations mungkin tidak akurat pada penyakit tertentu (misalnya, critical illness, sedation, perubahan lean mass).
  • 22. Protein → untuk anabolisme, bukan sebagai sumber energi → diberikan dalam jumlah minimum bersama dengan proporsi yang tepat dari kalori non protein (karbohidrat dan lemak). → Kelebihan protein tidak diinginkan untuk bayi dengan ginjal immature dan anak – anak dengan gagal ginjal akut atau kronis. Karbohidrat Persentase kalori karbohidrat sekitar 40 % dalam ASI dan formula untuk commercial infant 50 – 60 % dalam pemberian makanan enteral. Pasien dengan Intoleransi laktosa → karbohidrat sedikit
  • 23. Lemak Pembatasan Lemak untuk anak merupakan kontraindikasi kecuali bagi mereka dengan kondisi medis tertentu (ex: chylothorax). Formula feedings untuk bayi harus mengandung 50 % kalori dari lemak, mirip dengan ASI. Sejak usia 2 tahun hingga akhir pertumbuhan linier harus ada transisi dari kandungan lemak tinggi pada ASI atau formula bayi menjadi makanan enteral yang mengandung 30 % kalori dari lemak.
  • 24. Dietary Reference Intakes (DRIs) : Makronutrien Untuk Bayi dan Anak
  • 25. Rekomendasi Asupan Vitamin Untuk Bayi dan Anak Rekomendasi Asupan Mineral Untuk Bayi dan Anak
  • 26. Cairan • Kebutuhan cairan untuk pasien anak dipengaruhi oleh kesehatan dan faktor lingkungan. Serta kondisi tertentu (misalnya, demam, muntah, diare), meningkatkan kebutuhan cairan (misalnya, ginjal,jantung, pernapasan)
  • 29. Metode Pemberian Bolus Continous • Diberikan dalam jangka waktu yang singkat dg interval tertentu. • Bervariasi berdasarkan umur, ukuran, dan toleransi anak. • Mirip dengan pola makan normal anak dan bayi. • Biasa diberikan dg menggunakan pompa sehari penuh dan atau semalam penuh. • Overnight continous yang langsung menuju lambung tdk dianjurkan bagi anak dibawah 1th atau anak yang memiliki risiko refluks dan aspirasi. • Continous seharusnya diberikan langsung menuju jejunum. Yang paling sering adalah dengan cara bolus atau kontinyu.
  • 30. Metode dengan Tube Feeding Infusion Metode Indikasi Keuntungan Kerugian Continuous (pompa atau gravitasi) 1. Inisiasi tube feeding. 2. Pasien sakit kritis. 3. Jejunum feeding. (NJ/GJ/J) 4. Intoleransi makanan bolus. 5. Short Bowel Syndrome. 1. Mengurangi risiko residu labung dan aspirasi paru-paru. 2. Mengurangi risiko kelainan metabolik (misal : post-feed hiperglikemia) 3. “Cycled” pemberian makanan pada bayi atau pada anak semalaman terus menerus dapat merangsang rasa lapar dan rasa haus saat waktu “henti” 4. Gangguan adaptasi usus. 1. Pembatasan ambulasi. 2. Peningkatan biaya untuk peralatan dan perlengkapan. 3. Umum digunakan di rumah sakit. 4. Tidak mentolerir tingkat infus cepat yang diperlukan pada pemberian makan semalam terutama jejunum. 5. Tidak cocok pemberian makan masuk ke perut dalam waktu semalam untuk bayi atau anak yang berisiko GER dan aspirasi.
  • 31. Metode Indikasi Keuntungan Kerugian Bolus (gravitasi, pompa atau jarum suntik) 1. Pasien stabil. 2. Tube feeding rumah 1. Waktunya singkat dalam pemberian makan. 2. Adanya waktu luang dan mobilitas antara pemberian makan. 3. Mudah dijalankan. 4. Harga murah jika tidak ada pompa. 1. Intoleransi GI (aspirasi, mual, muntah, sakit perut, diare) karena infus cepat. 2. Perlu formula hiperkalori.
  • 32. Inisiasi dan Progres Pemberian makanan enteral didasarkan pada umur dan berat badan pasien. Pada pasien bayi pemberian makanan enteral yaitu :
  • 33. Makanan Enteral dengan Hang Time Makanan enteral dengan hang time diperlukan waktu 4 jam. 1. Feeding bag dalam continuous dala memerah harus dengan air steril setiap 8 jam dan pemberian bolus harus dibersihkan dengan air panas dan dibilas dengan air steril. Semua makanan enteral harus diganti setiap 24 jam. 2. Enterobacter sakazakii penyebab yang jarang terjadi tetapi mengancam nyawa pada meningitis, sepsis dan necrotizing enterocolitis.
  • 34. Pencegahan Masalah Lanjutan • Enggan makan secara oral karena minimnya rangsangan dan terlewat dalam belajar makan secara oral. • Untuk mencegah hal tersebut maka berikan bayi kesempatan utk belajar makan secara oral, seperti :  ‘empty’ breastfeeding  jari/sarung tangan yang bersih  dot  teething ring • Cara tersebut belum terbukti efisien, tp direkomendasikan.
  • 35. Cont’d..... • Untuk pasien anak-anak, pemberian tube feeding harus disertai dg kebiasaan makan di meja makan. • Kesempatan untuk melihat makanan, mencium aroma, dan merasakan makanan bagus untuk aktivitas bersama keluarga.
  • 36. Pemberian NPO sebelum pembiusan • Untuk NICU yang dibius  cair penuh : sampai 2 jam pra-obat bius  ASI : sampai 4 jam pra-obat bius  formula : sampai 6 jam pra-obat bius • Untuk NICU yang diberikan obat penenang sebelum diagnostic imaging :  tanpa ASI atau formula pada 6 jam sebelum pemeriksaan  cair penuh : 2 jam sebelum pemeriksaan
  • 38. JENIS – JENIS MAKANAN Dalam memilih makanan, yang perlu dipertimbangkan adalah : • Usia • Kebutuhan gizi (energi, protein, lemak, cairan, vitamin, mineral) • Fungsi Gastro Intestinal • Status klinis • Riwayat Penyakit • Biaya
  • 39. ASI (AIR SUSU IBU) WHO Canada Health Canadian Pediatric Society Merekomendasikan ASI Eksklusif : Usia 6 Bulan ASI + MP ASI : Usia 2 tahun
  • 40. ASI (AIR SUSU IBU) Manfaat ASI : • Meningkatkan toleransi terhadap makanan • Mendukung Pertumbuhan • Status kekebalan tubuh yang optimal • Mengurangi risiko infeksi penyakit dan necrotizing enterocolitis Manfaat jangka panjang : • peningkatan pembangunan neurokognitif • mengurangi risiko dermatitis atopik • mengurangi risiko obesitas di kemudian hari
  • 41.
  • 42.
  • 43. • Ibu harus sering memompa ASI • Menjaga pasokan ASI • Menggunakan pompa RS • Menyewa / membeli pompa untuk digunakan di rumah Pedoman bagi RS untuk penyimpanan ASI : Kebijakan & Prosedur meliputi • Penanganan • Penyimpanan • Pencairan & Administrasi Penyajian ASI BAYI NPO
  • 44. FORMULA BAYI & MAKANAN ENTERAL • Digunakan jika ASI tidak tersedia • Formula bayi yang tersedia untuk kondisi medis tertentu • 68 kkal / 100 mL (2800 kJ / L) • Dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kepadatan nutrisi dengan menambahkan bubuk formula atau dengan menambahkan lemak dan glukosa.
  • 45. Berbagai produk enteral lengkap yang dirancang untuk kondisi klinis tertentu yang tersedia untuk anak-anak dan remaja
  • 47. 1. FEEDING TOLERANCE Utk semua metode feeding (Pemberian makanan), tanda2 intoleransi feeding : -batuk - muntah -perut terasa kembung/ sakit - dan diare - rasa tidak nyaman - gelisah  Hentikan pemberian makan jika ada tanda ini dapat diamati dan dinilai dengan melihat kondisi pasien, pipa , kecepatan dan metode pengiriman, kekuatan dan pilihan dari feeding.
  • 48. 2. RESIDU Jk pasien terjaga dan berjaga-jaga, iritabilitas, mual atau muntah, atau perut kembung. Untuk pasien yang berisiko GER dan, atau aspirasi (pasien koma atau pasien intubasi). Cek sisa lambung sebelum pemberian makan intermittent atau setiap 4 jam untuk pemberian makan continue * Note: u/ pasien pemberian makanan via pipa intestinal, mengecek sisa makanan tidak diperlukan kecuali ilues, dismotilitas usus kecil yang parah, atau obstruksi dicurigai. Mungkin Indikasi pengosongan lambung buruk atau penempatan tube salah
  • 49. a) Bolus Feeding • Jika residu lebih dari 50% dr makan sebelumnya  kembali makan melalui tube dan cek lagi dlm 4 jam (100-150ml diterima pd anak dibawah 12th pd pemberian makan penuh) • Jk residu kurang dari 50% dr mkanan sebelumnya (atau kurang dr 100-150ml u/ anak2 dibawah 12 th),  lanjutkan dg pemberian makan selanjutnya pd tingkat sebelumnya dan memeriksa residu lagi dalam 4 jam.
  • 50. b) Continuous feeding • Jika volume residu lebih besar dari dua kali per jam  Stop feeding dan Refeeding formula • Satu jam kemudian, jk volume yang sama dokter atau ahli gizi harus diberitahu. • volume residu kurang dari dua kali per jam  melanjutkan makan pada tingkat sebelumnya dan memeriksa residu lagi dalam waktu 1-2 jam
  • 51. 3. FESES Perubahan karakteristik feses tidak selalu menunjukkan intoleransi formula (ex. hijau, seperti tinja berlendir mungkin secara alami terjadi dengan formula hidrolisat protein). 4. NILAI LABORATORIUM • Monitoring harian sampai 2x seminggu  pada pasien malnutrisi/ kritis/ pasien komplikasi ginjal/ metabolik • penyakit lainnya  monitoring sesuai kebutuhan. • Nilai-nilai kimia berikut dapat membantu pada penilaian toleransi makan: -serum -elektrolit - kreatinin, - glukosa, - osmolalitas - urea, - urin
  • 52. 5. ANTROPOMETRI • Catat BB sebelum pemberian tube feeding untuk semua pasien. • Catat BB setiap hari untuk bayi dan anak-anak. • Bayi, lingkar kepala dan panjang (sampai 2 tahun) dan tinggi anak harus diukur, dimonitor setiap bulan selama masuk rumah sakit. • Referensi untuk tingkat BB yang tersedia untuk bayi prematur, lihat Lampiran F. • Referensi untuk tingkat berat badan, panjang dan lingkar kepala untuk bayi cukup bulan; juga referensi BB dan TB untuk anak-anak dan remaja, lihat Lampiran G.
  • 53. • pengukuran nilai lab , berat badan atau perubahan berat badan (dalam kaitannya dengan keseimbangan cairan) sudah cukup untuk menilai kecukupan nutrisi enteral jangka pendek • Untuk pasien yang membutuhkan feeding tube lebih dari 3 minggu, pertumbuhan dan kecukupan nutrisi yang disediakan harus dinilai olehtambahan pengukuran antropometri: - panjang dan lingkar kepala (2 tahun), - LILA - TB , - LOLA - Skinfold,
  • 54.
  • 55.
  • 56. Referensi: • Aquilina, A., et al. (2007). Guidelines for the Administration of Enteral and Parenteral Nutrition in Paediatrics. M. Bedford, J. Brennan, D. Kalnins et al. Toronto, Ontario, Canada, SickKids. • Gravesham, D. a. (2007). "PAEDIATRIC ENTERAL FEEDING GUIDELINES & OPERATIONAL POLICY (Infants & Children)." NHS Trust 1: 1-13.

Editor's Notes

  1. 1. Misalnya karena penyakit akut reversibel dan efek samping pengobatan.
  2. menambah BB, meningkatkan rasa nyaman infeksi, granulasi, refluks gastro-esofagus, kebocoran selang, muntah, diare, konstipasi citra tubuh, kebebasan terbatas mengurangi stres karena asupan makanan anak terjamin melalui nutrisi enteral
  3. 1. Inflamasi usus akut pada bayi prematur
  4. 2. Distensi abdominal merupakan proses peningkatan tekanan abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam perut dan menekan dinding perut. Distensi dapat terjadi ringan ataupun berat tergantung dari tekanan yang dihasilakan. Distensi abdominal dapat terjadi local atau menyeluruh dan dapat secara bertahap atau secara tiba-tiba. Distensi abdominal akut mungkin merupakan tanda dari peritonitis atau tanda akut obtruksi pada perut. Distensi abdominal mungkin dihasilkan dari lemak, flatus, fetus (hamil atau masa intra abdominal, kehamilan ektopik) atau cairan. Cairan dan gas normal berada dalam GIT tetapi tidak dalam ruangan peritoneal. Jika cairan atau gas tidak dapat keluar secara bebas distensi abdominal dapat terjadi. Dalam ruangan peritoneal, distensi dapat menyebabkan pendarahan akut, akumulasi dari cariran asites atau udara dari perforasi dari organ dalam perut. 3. Anal fistula adalah saluran abnormal yang dibatasi oleh jaringan granulasi, yang menghubungkan satu ruang (dari lapisan epitel anus atau rektum) ke ruang lain, biasanya menuju ke epidermis kulit di dekat anus, tapi bisa juga ke organ lainnya seperti kemaluan. Manifestasi klinik tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feces dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneus.