SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
KONSEP DASAR 
1. PENGERTIAN 
Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses 
yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. ( Tarwoto, 2004, 48) 
Eliminasi alvi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup membuang kotoran atau 
tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem pencernaan makhluk hidup. ( 
Wartonah, 2004) 
2. KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL 
a) Normal 
 Warna : -Bayi : Kecoklatan 
-Dewasa : Kekuningan 
 Konsistensi : Berbentuk lunak, agak cair / lembek, basah. 
 Bentuk : Silinder (bentuk rektum) 
 Jumlah : 100 – 400 gr / hari 
 Bau : Khar, dipengaruhi oleh makanan yang di makan 
b) Abnormal 
Warna :Pekat / putih, hitam, merah, pucat. 
Konsistensi : Keras, kering 
Bentuk : Mengecil, bentuk pensil 
Jumlah : - 
Bau : Tajam, pedas 
3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI ALVI 
a. Usia 
Pada usia bayi kontrol defiksasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula kontrol 
defeksasi menurun. 
b. Diet 
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk 
kedalam tubuh juga mempercepat proses defeksasi. 
c. Intake cairan 
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras,disebabkan karena 
absorpsi cairan meningkat. 
d. Aktivitas 
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasasi. 
Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon. 
e. Fisiologis 
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltik sehingga menyebabkan 
diare.
f. Posisi selama defeksasi 
Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defeksasi. Toilet modern 
di rancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan individu untuk duduk 
tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi 
otot – otot pahanya. 
4. MASALAH – MASALAH DALAM ELIMINASI ALVI 
a. Diare 
Keluarnya feses cair dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya anyme 
melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk 
menyerap air. 
b. Konstipasi 
Gangguan eliminasi alvi yang di akibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui 
usus besar. 
c. Kembung (akumulasi gas) 
Penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram. 
5. PATOFISIOLOGI 
Penjelasan Patofisiologi 
Konstipasi yaitu gangguan eliminasi alvi yang di sebabkan oleh penumpukan feses di 
dalam kolon atau usus besar. 
– Konstipasi mempunyai 2 reflek yang dapat mempengaruhi proses pengeluaran feses yaitu, 
reflekintrinsik dan reflek parasimpatis. 
 Reflek intrinsic yaitu gelombang yang menekan feses kearah anus. 
 Reflek parasimpatis yaitu, peningkatan gelombang peristaltik yang melemaskan spingter anus. 
– Pada saat dua reflek tersebut dilakukan, aka terjadilah proses pengeluaran 
feses, dan apabila kedua reflek tersebut di abaikan maka akan terjadi 
pengersan feses sehingga terjadi konstipasi. 
– Dan beberapa penyebab yang menyebabkan reflek tersebut di abaikan, – yaitu karena 
menurunya aktifitas fisik, menurunya mobilitas internal, dan penurunan atau pembatasan diet. 
6. TANDA DAN GEJALA 
1. Gelisah 
2. Rewel 
3. Nafsu makan menurun 
4. Tinja padat, keras, kering 
5. Volume darah akan berkurang sehingga nadi lebih cepat dan kecil 
6. TD menurun, dan kesadaran juga menurun.
7. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI 
Pengambilan cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi). Cairan yang dapat diberikan 
adalah : Ringer Laktat (RL), dan larutan NaCl 0,9 % : Natrium Bikarabonat = 2 : 1, dengan 
tambahan KCl 3 X 1 gram secara oral. 
Setelah diagnosis ditegakkan, maka rehidrasi dapat dilakukan menurut penilaian keadaan 
dehidrasi : 
Pada keadaan syokk atau pre syok cairan diberikan dengan memakai rumus : Skor / 15 X B X 10 
% X 1 liter 
Jumlah cairan ini diberikan dalam waktu 2 jam kemudian diikuti dengan pemberian sebanyak 
pengeluaran selama 2 jam sebelumnya. Bila setelah 3 jam syok di atasi, maka berikan cairan 
elektrolit peroral. Bila masih keadaan syok / presyok maka skema di atas di ulang. 
8. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 
A. Pengkajian 
– Identitas Pasien 
– Keluhan Utama 
– Riwayat Kesehatan Sekarang 
– Riwayat Kesehatan Dahulu 
– Riwayat Penyakit Keluarga 
– Pola Kebiasaan 
1. Pola Nutrisi 
2. Pola Eliminasi 
3. Pola Personal Hygiene 
4. Pola Istirahat 
5. Pola Aktivitas 
– Data Obyektif 
- Pemeriksaan Fisik 
a. Kepala 
Inspeksi: Simetris, tidak terdapat ketombe, penyebaran rambut merata, 
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan bekas luka. 
b. Mata 
Inspeksi: Simetris,konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih. 
c. Hidung 
Inspeksi: simetris, tidak terdapat labio palatoskisis, tidak terdapat tanda infeksi, 
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan. 
d. Telinga 
Inspeksi: Daun telinga simetris, tidak terdapat serumen (bersih), tidak terdapat pembesaran 
kelenjar mastoid. 
e. Mulut 
Inspeksi: Tidak sariawan, tidak terdapat labioskisis, warna bibir merah muda. 
f. Leher 
Inspeksi: Tidak ada benjolan. 
Palpasi: Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.
Vena jugularis : tidak ada pembendungan. 
g. Pemeriksaan Dada 
Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur. 
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,getaran suara antara kiri dan kanan sama. 
Auskultasi : tidak ada suara tambahan ronchi / wheezing. 
h. Abdomen 
Inspeksi : bentuk abdomen simetris,tidak ada lika bekas operasi. 
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada semua abdomen. 
Perkusi : tympani 
Auskultasi : - 
i. Ektrimitas atas 
Inspeksi : simetris, tidak terdapat odem, jeri- jari lengkap dapat di gerkkan. 
Palpasi ; tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat krepitasi. 
j. Ekstrimitas bawah 
Inspeksi : simetris,tidak ada odem, kedua kaki dapat di gerakkan, jari – jari lengkap. 
Palpasi : tidak ada nyeri tekan. 
- Data Penunjang 
a. Data Laboratorium 
b. Terapi Medis 
B. Diagnosa Keperawatan 
1. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan konstipasi pada 
kolon 
2. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan dehidrasi 
3. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan mobilitas intestinal. 
C. Analisa Data 
- Data 
– Masalah 
– Antisipasi Maslah Potensial 
– Identifikasi Kebutuhan Segera 
D. Intervensi 
1. Tujuan 
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan pasien bisa buang air 
besar dengan lancar. 
2. Kriteria Hasil 
- Keadaan umum membaik 
– Pasien bisa buang air besar dengan lancar
– Pasien bisa makan dengan teratur 
– Pasien merasa nyaman. 
7. Dx: Gangguan Rasa Cemas. 
INTERVENSI DAN RASIONAL 
1.) Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga pasien . 
2.) Memberikan cairan adekuat 
3.) Obsevasi TTV 
4.) Kolaborasi dengan tim medis 
5.) Memberikan makanan tinggi serat. – Menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan 
perawat. 
– Dengan pemberian cairan adekuat, dapat melunakkan feses sehingga proses BAB lebih mudah 
dan lancar. 
- Untuk mengetahui kondisi pasien dan mengetahui perkembangan pasien serta menentukan 
tindakan selanjutnya. 
- Memberi terapi secara tepat, yang dihrapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. 
- Dengan makan makanan yang berserat tinggi bisa membantu menurunkan konstipasi, sehingga 
pasien bisa melakukan BAB dengan lamcar. 
8. IMPLEMENTASI 
Pemberian asuhan keperawatan tanpa pelaksanaan dari serangkaian kegiatan sistematis 
berdasrakan perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. 
9. EVALUASI 
Menilai tercapai atau tidaknya tujuan, dilihat dari perilaku pasien dan keluarga serta 
keadaan fisik, sebagai berikut : 
a. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standrat 
yang telah ditetapkan. 
b. Tujuan tercapai sebagian jika klien menunjukkan perubahan dari kriteria dan standar 
yang di tetapkan. 
c. Tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama dan 
bahkan timbul masalah baru, kolaborasi dengan dokter yang merawat.
DAFTAR PUSTAKA 
 Hidayat, A. Aziz Alimul . 2005 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC. 
 Dongoes, Marydin E. 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 
 Carpenito , Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta: EGC. 
 Wartonah dan Tarwotoh . 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan . Salemba 
Medika : Jakarta. 
 Perry, Potter . 2005 . Fundamental Keperawatan . EGC : Jakarta.

More Related Content

What's hot (20)

Tugas kdpk eliminasi(ibu dina)
Tugas kdpk eliminasi(ibu dina)Tugas kdpk eliminasi(ibu dina)
Tugas kdpk eliminasi(ibu dina)
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
Kb4
Kb4Kb4
Kb4
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Keperluan eliminasi
Keperluan eliminasiKeperluan eliminasi
Keperluan eliminasi
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Eliminasi urine
Eliminasi urineEliminasi urine
Eliminasi urine
 
Diare pada bayi
Diare pada bayiDiare pada bayi
Diare pada bayi
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasi
 
konstipasi anak
konstipasi anakkonstipasi anak
konstipasi anak
 
KONSTIPASI
KONSTIPASIKONSTIPASI
KONSTIPASI
 
Word eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifasWord eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifas
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi UrinPemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
 
Gadar maternal neo
Gadar maternal neoGadar maternal neo
Gadar maternal neo
 

Similar to ELIMINASI ALVI

PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampungyeti2023207209068
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxHalmaFaujiah
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganYabniel Lit Jingga
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasinissaicha2
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxEndahSuprihatin2
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatanandrikhakim2
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaIs Muhar
 

Similar to ELIMINASI ALVI (20)

PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
ELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptxELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptx
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
 
Ante Natal Care
Ante Natal CareAnte Natal Care
Ante Natal Care
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsia
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNAMakalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
 
Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 

ELIMINASI ALVI

  • 1. KONSEP DASAR 1. PENGERTIAN Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. ( Tarwoto, 2004, 48) Eliminasi alvi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem pencernaan makhluk hidup. ( Wartonah, 2004) 2. KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL a) Normal  Warna : -Bayi : Kecoklatan -Dewasa : Kekuningan  Konsistensi : Berbentuk lunak, agak cair / lembek, basah.  Bentuk : Silinder (bentuk rektum)  Jumlah : 100 – 400 gr / hari  Bau : Khar, dipengaruhi oleh makanan yang di makan b) Abnormal Warna :Pekat / putih, hitam, merah, pucat. Konsistensi : Keras, kering Bentuk : Mengecil, bentuk pensil Jumlah : - Bau : Tajam, pedas 3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI ALVI a. Usia Pada usia bayi kontrol defiksasi belum berkembang, sedangkan pada usia manula kontrol defeksasi menurun. b. Diet Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk kedalam tubuh juga mempercepat proses defeksasi. c. Intake cairan Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras,disebabkan karena absorpsi cairan meningkat. d. Aktivitas Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon. e. Fisiologis Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltik sehingga menyebabkan diare.
  • 2. f. Posisi selama defeksasi Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defeksasi. Toilet modern di rancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan individu untuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi otot – otot pahanya. 4. MASALAH – MASALAH DALAM ELIMINASI ALVI a. Diare Keluarnya feses cair dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya anyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. b. Konstipasi Gangguan eliminasi alvi yang di akibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar. c. Kembung (akumulasi gas) Penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram. 5. PATOFISIOLOGI Penjelasan Patofisiologi Konstipasi yaitu gangguan eliminasi alvi yang di sebabkan oleh penumpukan feses di dalam kolon atau usus besar. – Konstipasi mempunyai 2 reflek yang dapat mempengaruhi proses pengeluaran feses yaitu, reflekintrinsik dan reflek parasimpatis.  Reflek intrinsic yaitu gelombang yang menekan feses kearah anus.  Reflek parasimpatis yaitu, peningkatan gelombang peristaltik yang melemaskan spingter anus. – Pada saat dua reflek tersebut dilakukan, aka terjadilah proses pengeluaran feses, dan apabila kedua reflek tersebut di abaikan maka akan terjadi pengersan feses sehingga terjadi konstipasi. – Dan beberapa penyebab yang menyebabkan reflek tersebut di abaikan, – yaitu karena menurunya aktifitas fisik, menurunya mobilitas internal, dan penurunan atau pembatasan diet. 6. TANDA DAN GEJALA 1. Gelisah 2. Rewel 3. Nafsu makan menurun 4. Tinja padat, keras, kering 5. Volume darah akan berkurang sehingga nadi lebih cepat dan kecil 6. TD menurun, dan kesadaran juga menurun.
  • 3. 7. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI Pengambilan cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi). Cairan yang dapat diberikan adalah : Ringer Laktat (RL), dan larutan NaCl 0,9 % : Natrium Bikarabonat = 2 : 1, dengan tambahan KCl 3 X 1 gram secara oral. Setelah diagnosis ditegakkan, maka rehidrasi dapat dilakukan menurut penilaian keadaan dehidrasi : Pada keadaan syokk atau pre syok cairan diberikan dengan memakai rumus : Skor / 15 X B X 10 % X 1 liter Jumlah cairan ini diberikan dalam waktu 2 jam kemudian diikuti dengan pemberian sebanyak pengeluaran selama 2 jam sebelumnya. Bila setelah 3 jam syok di atasi, maka berikan cairan elektrolit peroral. Bila masih keadaan syok / presyok maka skema di atas di ulang. 8. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian – Identitas Pasien – Keluhan Utama – Riwayat Kesehatan Sekarang – Riwayat Kesehatan Dahulu – Riwayat Penyakit Keluarga – Pola Kebiasaan 1. Pola Nutrisi 2. Pola Eliminasi 3. Pola Personal Hygiene 4. Pola Istirahat 5. Pola Aktivitas – Data Obyektif - Pemeriksaan Fisik a. Kepala Inspeksi: Simetris, tidak terdapat ketombe, penyebaran rambut merata, Palpasi: tidak terdapat benjolan dan bekas luka. b. Mata Inspeksi: Simetris,konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih. c. Hidung Inspeksi: simetris, tidak terdapat labio palatoskisis, tidak terdapat tanda infeksi, Palpasi: Tidak ada nyeri tekan. d. Telinga Inspeksi: Daun telinga simetris, tidak terdapat serumen (bersih), tidak terdapat pembesaran kelenjar mastoid. e. Mulut Inspeksi: Tidak sariawan, tidak terdapat labioskisis, warna bibir merah muda. f. Leher Inspeksi: Tidak ada benjolan. Palpasi: Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.
  • 4. Vena jugularis : tidak ada pembendungan. g. Pemeriksaan Dada Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur. Palpasi : tidak ada nyeri tekan,getaran suara antara kiri dan kanan sama. Auskultasi : tidak ada suara tambahan ronchi / wheezing. h. Abdomen Inspeksi : bentuk abdomen simetris,tidak ada lika bekas operasi. Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada semua abdomen. Perkusi : tympani Auskultasi : - i. Ektrimitas atas Inspeksi : simetris, tidak terdapat odem, jeri- jari lengkap dapat di gerkkan. Palpasi ; tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat krepitasi. j. Ekstrimitas bawah Inspeksi : simetris,tidak ada odem, kedua kaki dapat di gerakkan, jari – jari lengkap. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. - Data Penunjang a. Data Laboratorium b. Terapi Medis B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan konstipasi pada kolon 2. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan dehidrasi 3. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan mobilitas intestinal. C. Analisa Data - Data – Masalah – Antisipasi Maslah Potensial – Identifikasi Kebutuhan Segera D. Intervensi 1. Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan pasien bisa buang air besar dengan lancar. 2. Kriteria Hasil - Keadaan umum membaik – Pasien bisa buang air besar dengan lancar
  • 5. – Pasien bisa makan dengan teratur – Pasien merasa nyaman. 7. Dx: Gangguan Rasa Cemas. INTERVENSI DAN RASIONAL 1.) Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga pasien . 2.) Memberikan cairan adekuat 3.) Obsevasi TTV 4.) Kolaborasi dengan tim medis 5.) Memberikan makanan tinggi serat. – Menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan perawat. – Dengan pemberian cairan adekuat, dapat melunakkan feses sehingga proses BAB lebih mudah dan lancar. - Untuk mengetahui kondisi pasien dan mengetahui perkembangan pasien serta menentukan tindakan selanjutnya. - Memberi terapi secara tepat, yang dihrapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. - Dengan makan makanan yang berserat tinggi bisa membantu menurunkan konstipasi, sehingga pasien bisa melakukan BAB dengan lamcar. 8. IMPLEMENTASI Pemberian asuhan keperawatan tanpa pelaksanaan dari serangkaian kegiatan sistematis berdasrakan perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. 9. EVALUASI Menilai tercapai atau tidaknya tujuan, dilihat dari perilaku pasien dan keluarga serta keadaan fisik, sebagai berikut : a. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standrat yang telah ditetapkan. b. Tujuan tercapai sebagian jika klien menunjukkan perubahan dari kriteria dan standar yang di tetapkan. c. Tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama dan bahkan timbul masalah baru, kolaborasi dengan dokter yang merawat.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA  Hidayat, A. Aziz Alimul . 2005 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.  Dongoes, Marydin E. 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.  Carpenito , Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta: EGC.  Wartonah dan Tarwotoh . 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta.  Perry, Potter . 2005 . Fundamental Keperawatan . EGC : Jakarta.