Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan sistem pencernaan gastritis dengan memberikan jus lidah buaya. Secara garis besar dibahas karakteristik lanjut usia, pendekatan diagnosis dan intervensi keperawatan untuk gastritis, serta cara pembuatan jus lidah buaya sebagai pengobatan tradisional.
Similar to Isnawati asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem pencernaan gastritis dengan intervensi pemberian jus lidah buaya di era pandemi covid 19
Similar to Isnawati asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem pencernaan gastritis dengan intervensi pemberian jus lidah buaya di era pandemi covid 19 (20)
Isnawati asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem pencernaan gastritis dengan intervensi pemberian jus lidah buaya di era pandemi covid 19
1. ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “GASTRITIS”
DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA
DI ERA PANDEMI COVID 19
Isnawati
1935033
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lilik Pranata, S.Kep., M.Kes
PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
2. Latar Belakang
2
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia dan seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun keatas (S & Noorkasiani, 2009,).
Berdasarkan laporan WHO (2020) secara global
jumlah kejadian COVID-19 sebanyak 2.724.809
orang yang terkonfirmasi positif COVID-19
sedangkan yang meninggal 187.847 orang
(Susilo, dk, 2019)
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Persentase
dari angka kejadian gastritis di Indonesia
didapatkan mencapai angka 40,8% (Utami &
Kartika, 2018, p. 124).
Penyakit yang sering muncul pada lansia
dengan gangguan sistem fungsi pencernaan :
gastritis (Aspiani, 2014)
Prevalensi Lansia Persentase rumah tangga
lansia tahun 2019 sebesar 27,99%, dimana
61,75 dikepalai oleh lansia (BPS, 2019).
3. Korelasi lansia dengan COVID-19
3
Pertambahan usia dan
penurunan fungsi dan
imun tubuh
Rentan terhadap
penyakit covid
Lansia rentan terhadap
penyakit
Lansia mempunyai
penyakit bawaan
(kronis))
Tidak melakukan
pencegahan covid
4. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
1. Tujuan Umum : mengetahui asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan
sistem pencernaan dengan gastritis.
2. Tujuan Khusus : diketahui konsep medik
Asuhan Keperawatan lansia dengan gangguan
Sistem Pencernaan dengan Gastritis dengan
melakukan analisis diganosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawtan pada lansia
dengan gangguan sistem pencernaan gasstritis
Manfaat :
1. Bagi Lansia : Diharapkan dapat memberikan
informasi dan dapat menambah pengetahuan
baik secara keilmuan serta pemikiran positif
untuk membantu dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
status ksehatan lansia sendiri.
2. Bagi Institusi Pendidikan : Diharapkan dapat
dijadikan bahan referensi dalam kegiatan belajar
mengajar ataupun diluarnya.
3. Bagi Mahasiswa : Untuk meningkatkan
wawasan, pengetahuan keterampilan berfikir
kritis memberi pengalaman baru melalui asuhan
keperawatan lansia dengan gangguan sistem
pencernaan dengan gastritis.
4
5. 5
Karakteristik
lansia
Perubahan fisiologi
lanisa pada gangguan
sistem pencernaanTugas perkembangan lansia
Konsep Lansia
Mempersiapkan diri untuk kondisi
kesehatan yang menurun.
Mempersiapkan diri untuk masa
pensiun.
Membentuk dan membina hubungan
baik dengan oranng seusianya.
Mempersiapkan kehidupan
baru yaitu masa tua.
Melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan sosial/masyarakat secara santai
Mempersiapkan diri untuk kematiannya
dan juga kematian pasangannya.
Kehilangan gigi
Penurunan pada indra pengecapan
Terjadinya perubahan esofagus
Pada organ lambung biasanya
mengalami penurunan dan
penurunan rasa lapar
Perubahan pada intestinum :
gerakan peristaltik
Liver dan hati mengalami
penurunan fungsi
1. (tua): 60-74 tahun,
2. old (tua): 75-89 tahun,
3. very old (sangat tua): >90
tahun
6. Asuhan Keprawatan
Gastritis
Pengkajian Meliputi :
1. Identitas
2. Keluhan utama : nyeri ulu hati, disertai mual dan muntah.
3. Riwayat penyakit sekarang : Riwayat keluhan saat ini bagimana uraian penyakit yang diderita oleh
klien dari mulai rasa timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke Rumah Sakit,
riwayat pemeriksaan diri ke tempat lain selain dari Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang
pernah diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang didapatkan pada saat pengkajian.
4. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat kesehatan masa lalu klien seperti apakah ada riwayat penyakit
hematologi sebelumnya, riwayat pekerjaan pada pekerja yang berhubungan dengan konsumsi
makanan yang merangsang atau pedas, penggunaan obat-obatan, riwayat mengkonsumsi alkohol
dan merokok pada klien.
5. Riwayat penyakit keluarga : pengkajian pada klien dengan menanyakan apakah dalam keluarga
ada yang menderita penyakit yang sama karena faktor genetik atau keturunan.
6. Pola kebiasaan sehari-hari : pengkajian pada klien adalah aktivitas apa saja yang biasa dilakukan
sehubungan dengan adanya gejala seperti nyeri ulu hati, mual dan muntah yang terjadi.
7. Pemeriksaan fisik : kesadaran ttv
8. Pola persepsi kesehatan : Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat, Pola nutrisi, Pola persepsi dan
konsep diri, Pola mekanisme atau penanggulangan stress dan koping, Pola tata nilai dan
kepercayaan dan lainnya.
6
7. Diagnosis dan Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis
Tingkat nyeri menurun setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil :
a.Keluhan nyeri menurun
b.Gelisah menurun nyeri menurun
c.Meringis menurun nyeri menurun
d.Frekuensi nadi, perapasan dan tekanan
darah membaik
e.Nyeri menurun
f.Anoreksia menurun
g.Muntah menurun
h.Mual menurun
i. Nafsu makan membaik
Manajemen nyeri :
a.Identifikaksi nyeri dengan PQRST
b.Identifikasi respon non verbal
c.Identifikasi faktor pemberat nyeri
d.Berikan teknik farmakologis obat
untuk ulkus lambung dan
nonfarmakologis pemberian minuman
jahe, kompres hangat, relaksasi nafas
dalam.
e.Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
f.Kolaborasi pemberian analgesik
7
8. Diagnosis dan Intervensi
8
No Diagnosa SLKI SIKI
2. Defisit nutrisi b.d peningkatan laju
metabolisme
Status nutrisi membaik meningkat
setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan kriteria hasil :
a. Nyeri abdomen menurun
b. Nafsu makan membaik
c. Diare menurun
Fungsi gastrontestinal membaik
setelah dilakukan intervensi dengan
kriteria hasil :
a. Mual menurun
b. Muntah menurun
c. Nyeri abdomen menurun
Manajemen nutrisi :
a. Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
makanan sesuai dengan kondisi pasien
c. Monitor BB
d. Indetifikasi makanan yang disukai
e. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
f. Anjurkan pasien posisi duduk
g. Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah
kalori jenis nutrien yang dibutuhkan
9. Diagnosis, Intervensi,implementasi evaluasi
9
No Diagnosa SLKI SIKI
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi
Tingkat pengetahuan meningkat
setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan kriteria hasil :
a. Perilaku sesuai anjuran meningkat
b. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat
Edukasi kesehatan
a.Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
pasien menerima infornasi
b.Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan motivasi lansia
c.Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan lansia
d.Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
e.Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan dari penyakit
gastritis
f. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk mengurangi gejala nyeri dan mual
Impelementasi keperawatan : realisasi
dari intervensi
Evaluasi keperawatan dengan menilai dari
implementasi yang sudah dilakukan
10. Intervensi dan penkes yang
akan dilakukan
10
Cara membuat obat tradisional untuk gastritis
dengan lidah buaya :
Bahan :
40 gram lidah buaya yang telah dikupas
Dengan 600 cc 3 gelas
2-3 sendok madu
Cara membuat :
Rebus lidah buayayang telah dikupas dengan air
600 cc hingga menjadi 300 cc (1,5 gelas) tambahkan
2-3 sendok makan madu
Minum selagi hangat
Aturan minum :
1-2 kali sendiri