Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan eksim xerotik pada kaki dengan intervensi perawatan kaki.
2. Beberapa diagnosis keperawatan yang dibahas adalah risiko gangguan integritas kulit, gangguan rasa nyaman, dan risiko infeksi.
3. Intervensi yang direncanakan adalah perawatan kaki, kompres dingin, dan pencegahan in
Similar to Asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem integumen eksim xerotik pada kaki dengan intervensi perawatan kaki di era pandemi covid 19 (20)
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
Asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem integumen eksim xerotik pada kaki dengan intervensi perawatan kaki di era pandemi covid 19
1. ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
“EKSIM XEROTIK PADA KAKI”
DENGAN INTERVENSI PERAWATAN KAKI
Tiara Adzkiya W.P
193047
Dosen Pembimbing :
Ns. Lilik Pranata, S.Kep., M. Kes.
2. Latar Belakang
Menjadi tua merupakan proses alamiah
Populasi lansia di Indonesia diprediksi akan
meningkat lebih tinggi daripada populasi lansia di
wilayah Asia dan global setelah tahun 2050
Pada usia lanjut dapat menimbulkan masalah
kesehatan karena terjadinya kemunduran fungsi
tubuh
hasil Supas 2015 : kesulitan yang dialami lansia yaitu
kesulitan fungsional yang memerlukan ketersediaan
perawat atau pendamping lansia untuk membantu
kegiatan sehari-hari, terlebih lagi lansia sudah tidak
mampu untuk mengurus diri sendiri dan membuat kulit
tidak sehat.
Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti( 2017)
menyatakan bahwa masalah klinis tersering pada
populasi usia lanjut adalah xerosis.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hidajat et al., (2017) bahwa xerotis kutis
termasuk dalam lima kategori penyakit kulit
terbanyak pada geriatri dengan persentas 27,8%.
Salah satu intervensi yang dapat
dilakukan untuk xerotis yaitu perawatan kaki,
yang meliputi perendaman, balutan
basah(dikompres).
3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Umum Manfaat
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
lansia dengan gangguan integumen eksim
xerotik.
Tujuan Khusus
-Untuk mengetahui konsep teori lansia
-Untuk mengetahui konsep teori eksim
xerotik
-Untuk mengetahui asuhan keperawatan
secara teori pada lansia dengan eksim
xerotik
Bagi Ilmu Keperawatan
Dapat dijadikan referensi dan
ilmu mengenai terapi mandiri atau
nonfarmakologis yang mampu
dilakukan untuk lansia dengan
gangguan eksim xerotik.
Bagi Lansia
Dapat membantu lansia
mengatasi permasalahan kesehatan
yang dialami sehingga diharapkan lansia
dapat sehat dan sejahtera dimasa tua.
4. Konsep Lansia
Lansia usia 60 tahun ke atas
tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif
Menua
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh
Lebih sensitif dan mudah sakit
5. Lansia
Usia >60 tahun
Penurunan fungsi
tubuh
Penurunan
imunitas
Terpapar
Covid
Penyakit
penyerta
Korelasi lansia dan Covid
Rentan thd penyakit
Beresiko positif Covid
Penurunan
fungsi organ
Komplikasi
Kematian
6. Pengkajian
Wawancara riwayat kesehatan
-Kesehatan masa lalu
-Pandangan lansia tentang
kesehatannya
-Kegiatan yang mampu dilakukan
lansia
-Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
-Kebiasaan makan, minum, istirahat
atau tidur, BAB atau BAK
-Kebiasaan menggerakkan
badan/olahraga
-Perubahan-perubahan fungsi tubuh
yang sangat bermakna dirasakan
-Kebiasaan lansia dalam memelihara
kesehatan dan kebiasaan minum obat
Pemeriksaan fisik
Pada sistem integumen, yang dilakukan
yaitu :
-Amati kulit lansia
-Adakah jaringan parut
-Keadaan rambut
-Kuku
-Kebersihan lansia secara umum
-Gangguan-gangguan lain yang umum
pada kulit
7. No Diagnosis Keperawatan
1 Risiko gangguan integritas kulit dengan faktor risiko suhu lingkungan yang ekstrim,
bahan kimia iritatif, kelembaban, proses penuaan
DS : Pasien mengatakan kakinya kering, gatal dan pecah-pecah
DO : -Kulit kaki pasien tampak kering
-Kulit kaki pasien tampak pecah-pecah dan seperti bersisik
-Pasien tampak sesekali menggaruk kakinya
-Jari kuku kaki tampak panjang
2 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan stimulus lingkungan
DS : Pasien mengatakan kakinya terasa gatal
DO : -Pasien tampak sesekali menggaruk kakinya
-Kulit kaki pasien tampak kering dan pecah-pecah
3 Risiko infeksi dengan Faktor resiko kerusakan integritas kulit
DS : Pasien mengatakan kakinya kering dan gatal
DO : -Kulit kaki pasien tampak kering
-Kulit kaki pasien tampak pecah-pecah dan seperti bersisik
-Pasien tampak sesekali menggaruk kakinya
-Jari kuku kaki tampak panjang
Diagnosa
8. Intervensi
Diagnosis Keperawatan SLKI SIKI
Risiko gangguan integritas kulit
dengan faktor risiko suhu
lingkungan yang ekstrim, bahan
kimia iritatif, kelembaban,
proses penuaan
DS : Pasien mengatakan kakinya
kering, gatal dan pecah-pecah
DO : -Kulit kaki pasien tampak
kering
-Kulit kaki pasien tampak pecah-
pecah dan seperti bersisik
-Pasien tampak sesekali
menggaruk kakinya
-Jari kuku kaki tampak panjang
Integritas Kulit dan Jaringan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan
gangguan integritas kuit
membaik dengan kriteria hasil :
1.Hidrasi dari 3 (sedang)
menjadi 5 (meningkat)
2.Tekstur dari 2(sedang)
menjadi 5 (membaik)
Perawatan Kaki
1.Identifikasi perawatan kaki yang
biasa dilakukan
2. Periksa adanya iriasi, retak, lesi,
kapalan, kelainan bentuk atau
edema
3.Monitor tingkat kelembaban kaki
4. Keringkan sela-sela jari kaki
5. Berikan pelembab kaki sesuai
kebutuhan
6. Bersihkan dan atau potong kuku
jika perlu
9. Intervensi
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan
gangguan stimulus lingkungan
DS : Pasien mengatakan
kakinya terasa gatal
DO : -Pasien tampak sesekali
menggaruk kakinya
-Kulit kaki pasien tampak
kering dan pecah-pecah
Status Kenyamanan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan
gangguan rasa nyaman
membaik dengan kriteria
hasil :
1.Keluhan tidak nyaman
ditingkatkan ke skala
5(menurun)
2.Gatal dari 3(sedang)
ditingkatan ke 5(menurun)
Kompres dingin
1.Identifikasi kondisi kulit yang
akan dilakukan kompres dingin
2. Pilih metode kompres yang
nyaman dan mudah didapat
3. Pilih lokasi kompres
4. Balut alat kompres dengan
kain pelindung
5. Lakukan kompres dingin pada
daerah yang cedera
10. Intervensi
Risiko infeksi dengan Faktor resiko
kerusakan integritas kulit
DS : Pasien mengatakan kakinya kering
dan gatal
DO : -Kulit kaki pasien tampak kering
-Kulit kaki pasien tampak pecah-pecah
dan seperti bersisik
-Pasien tampak sesekali menggaruk
kakinya
-Jari kuku kaki tampak panjang
Integritas Kulit dan
Jaringan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan gangguan
integritas kuit membaik
dengan kriteria hasil :
1.Hidrasi dari 3 (sedang)
menjadi 5 (meningkat)
2.Tekstur dari 2(sedang)
menjadi 5 (membaik):
Pencegahan Infeksi
1.Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
5. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
11. Implementasi merupakan suatu bentuk dari tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada
asuhan keperawatan ini yaitu perawatan kaki akan dilakukan dengan cara
direkam menggunakan handphone.
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap perbandingan yang sistematis
dan terencana mengenai kesehatan klien yang bertujuan untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
12. Simulasi yang akan dilakukan
Eksim Xerotik pada kaki
Harus menjaga kelembaban kulit
Perendaman area yang
terkena selama 15-20
menit dengan air hangat
Mengeringkan kulit
dengan menepuk-nepuk
dengan handuk lembut
Vaseline (untuk memerangkap air)
Ini tidak lebih dari 3-5 menit
setelah dikeringkan
Kaki dapat ditutupi dengan
kaos kaki basah atau sarung
tangan katun basah diikuti
kaos kaki kering atau juga
dengan balutan kasa basah
(segera setelah berendam)
Satu
kaki
Satu
kaki
Perawatan kaki
Bersihkan dan atau potong kuku
Jika perlu
13. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Elsevier.
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi Medika.
Cicih, L. H. M. (2019). Info Demografi. Universitas Indonesia.
Damayanti. (2017). Penuaan Kulit dan Perawatan Kulit Dasar pada Usia Lanjut. FK Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, 29(1).
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Deepublish.
Hidajat, D., Hapsari, Y., & Hendrawan, I. W. (2017). Karakteristik Penyakit Kulit pada Geriatri di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode 2012-2014. Jurnal Kedokteran Unram 2017, 6(2301–5977).
Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Keperawatan Gerontik. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Santoso, B. A. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Salemba Medika.
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. CV Andi Offset.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI). (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI). (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI). (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Rodriguez, R. V., Mollanazar, N. K., Muro, J. G., Nattkemper, L., Alvarez, B. T., Esqueda, F. J. L., Chan, Y.-H., & Yosipovitch, G.
(2015). Itch Prevalence and Characteristik in Hispanic Geriatric Population : A Comprehensive Study Using a Standardized Itch
Questionnaire. Journal Compilation, 95.
Sutrisno, E. (2020, May). Cara Melindungi Lansia dari Virus Corona. Portal Informasi Indonesia.
WHO. (2020). No Title. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
Yusharyahya, S. N., Legiawati, L., Sularsito, S. A., & Setyorini, N. D. (2017). Profil Pasien Pruritus di Poliklinik Kulit dan Kelamin
Divisi Dermatologi Geriatri RSCM Jakarta Tahun 2008-2013. Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 44(ISSN 0216-0773).
Daftar Pustaka