2. Skenario 8
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke
UKK (Upaya Kesehatan Kerja) dengan
keluhan pendengaran menurun pada telinga
kiri, sejak 1 bulan yang lalu.
5. 1. DIAGNOSA KLINIS
Anamnesis
identitas pasien : laki-laki 45 tahun
Keluhan utama : penurunan pendengaran
Berapa lama : sejak 3 tahun bekerja, dan memberat 1
bulan terakhir
Mengenai pekerjaannnya : laki-laki berusia 45 tahun ini
bekerja di pabrik mobil, di bagian perakit mobil selama
5 tahun dengan waktu kerja 8 jam sehari dan waktu
masuk kerja 5 hari dalam satu minggu.
6. Kondisi lingkungan pekerjaan : tingkat kebisingan
100 dB
Penggunaan Alat Pelindung Diri : Diketahui bahwa
APD berupa ear muff yang digunakan pasien sudah
usang
Apakah ada anggota keluarga yang pernah
mengalami hal serupa?
Apakah dahulu pernah mengalami hal yang serupa?
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan otoskopik tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil
Rinne positif,
Weber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya
lebih baik
Schwabach memendek.
Kesannya jenis
ketulian
sensorineural
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Audiometri nada murni (PTA)
untuk mencatat kondisi pendengaran para
pegawai, menemukan individu yang rentan
terhadap bising, memonitor pendengaran
berkurang selama bekerja sebagai pegawai, dan
mengatur program perlindungan pendengaran.
didapatkan tuli sensorineural pada frekwensi
tinggi (umumnya 3000 – 6000 Hz)
9. 2. Sound Level Meter ( SLM )
SLM adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan
mengukur kebisingan antara 30 – 130 dB
dan dari frekuensi 20 – 20.000 Hz
10. DIASNOSA KLINIS PERLU DIPERHATIKAN
1. Riwayat timbulnya ketulian dan
progresifitasnya.
2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan
lamanya bekerja.
3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran.
4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk
menentukan intensitas dan durasi bising yang
menyebabkan ketulian.
5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja
dan berkala selama kerja.
11. 2. PAJANAN YANG DIALAMI
Bising 100 dB / 8 jam kerja, slama 5 hari
Intentitas bising
(dB)
Waktu paparan perhari
dalam jam
85
87,5
90
92,5
95
100
105
110
8
6
4
3
2
1
½
1/4
Intensitas dan paparan bising
yang di perkenankan
12. 3. HUBUNGAN PAJANAN DENGAN PENYAKIT
Pengaruh kebisingan terhadap pendengaran
-Adaptasi bila terpapar, mula-mula terganggu lama-
lama terbiasa
- peningkatan ambang dengar sementara dapat
berlangsung beberapa menit sampai minggu, tergantung
respon dan sensistivitas masing-masing orang.
- Peningkatan ambang dengar menetap terjadi setelah
cukup lama terpapar, dapat terjadi sekitar 3,5 – 20 tahun
bekerja. Tidak dapat disembuhkan. biasanya baru
diketahui setelah pemeriksaan audiogram.
13. 4. JUMLAH PAJANAN
Mekanisme yang mendasari NIHL diduga
berupa adanya proses mekanis dan
metabolik pada organ sensorik auditorik
bersamaan dengan kerusakan sel sensorik
atau bahkan kerusakan total organ Corti di
dalam koklea
14. Kualitatif
Cara atau Proses kerja : Pasien bekerja di
bagian mesin perakit mobil yang
kebisingannya sekitar 100 dB.
Lama kerja : Pasien bekerja selama 8 jam
per hari selama 5 hari dalam 1 minggu
15. Pemakaian APD
Sumbat telinga (ear plugs /insert device/ aural insert protector)
ini bisa mengurangi bising hingga 30 dBA lebih
Tutup telinga (ear muff/ protective caps/ circumaural protectors)
mengurangi bising hingga 40- 50 dBA atau frekuensi 100 - 8000
Hz.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat pelindung telinga
adalah :
Ear plug digunakan bila bising di atas 85 dBA
Ear muff dgunakan bila di atas 100 dBA
16. 5. PERAN FAKTOR INDIVIDU
kesehatan sebelumnya
riwayat penyakit dahulu atau kronik
riwayat penyakit dalam keluarganya,
status kesehatan mental dari pasien
kebersihan perseorangan
17. 6. FAKTOR DILUAR PEKERJAAN
Hobi : apakah pasien mempunyai hobi
mendengarkan musik dengan earphone.
Kebiasaan : tidak diketahui.
Pajanan yang ada di rumah : Tidak
diketahui. Pajanan di rumah bisa berupa ke
psikisnya yakni stres bila ada permasalahan
di rumah.
Pekerjaan sambilan : Tidak diketahui.
18. 7. DIAGNOSA OKUPASI
NIHL (Noise Induced Hearing Loss)
termasuk dalam PAK (Penyakit Akibat Kerja)
19. NIHL tuli sensorineural akibat bising.
Berangsur-angsur dalam janga panjang dan
bersifat menetap
Paparan kebisingan secara terus-menerus
(continues noise) >85 dB/ 8 jam/ hari atau 40
jam per minggu
20. GEJALA KLINIS
Bersifat sensorineural
Hampir selalu bilateral
Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ). Derajat
ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.
Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran
yang signifikan.
Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000
Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.
Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan
6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – 15
21. PENATALAKSANAAN
Penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising.
Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung
telinga terhadap bising (ear plug), tutup telinga (ear muff) dan pelindung
kepala (helmet).
Alat bantu dengar karena NIHL ini menetap, dan mencegah
terjadinya gangguan berkomunikasi.
22. Latihan pendengaran agar dapat menggunakan sisa
pendengaran denga alat bantu dengar secara efisien dibantu
dengan cara membaca bibir, mimik dan gerakan anggota badan
serta bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Rehabilitasi suara juga diperlukan agar dapat mengendalikan
volume, tinggi rendah dan irama percakapan.
Pada pasien yang telah mengalami tuli bilateral dapat
dipertimbangkan untuk memasang implan koklea.
23. PENCEGAHAN
Program perlindungan pendengaran
1. Pengukuran pendengaran
Test pendengaran yang harus dilakukan ada 2
macam, yaitu :
a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima
bekerja.
b. Pengukuran pendengaran secara periodik.
24. 2. Pengendalian suara bising
a. Penggunaan APD memakai ear muff ( tutup
telinga ), ear plugs ( sumbat telinga ) dan
helmet ( pelindung kepala ).
b. Mengendalikan suara bising dari sumbernya,
dapat dilakukan dengan cara :
- memasang peredam suara
- menempatkan suara bising ( mesin )
didalam suatu ruangan yang terpisah dari
pekerja
25. Pengendalian administratif
menukar pegawai di daerah bising tinggi dengan
mereka yang di daerah bising rendah selang waktu
tertentu
penjadwalan waktu perngoperasian sedemikian
rupa agar dapat mengurangi jumlah pegawai yang
terpajan tingkat kebisingan yang tinggi.
26. Program tes audiometri
Audiometri bukan pengganti pengendali
bising. Namun, program tes audiometri
termasuk data dasar, audiometri berkala, dan
pada akhir pekerjaan
27. Pelatihan dan Pendidikan
Semua pekerja yang berhak mengikuti
program konservasi, harus mendapatkan
pendidikan dan training setiap tahun, baik
yang terlibat langsung maupun tidak pada
program pemeliharaan pendengaran.
28. KESIMPULAN
Kebisingan di tempat kerja dapat menimbulkan
gangguan pendengaran dan gangguan sistemik
yang dalam jangka waktu panjang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan penurunan
produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemantauan dan deteksi dini untuk
pencegahan karena kerugian yang harus
dibayarkan akibat kebisingan ini cukup besar.
Pemeriksaan gangguan pendengaran harus
dilakukan secara teliti, cermat, dan hati-hati untuk
menghindari kesalahan prosedur dalam
memberikan kompensasi kepada tenaga kerja.