SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
GANGGUAN PENDENGARAN DAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN PADA USIA LANJUT
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-BKL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERANATE
2023
Abkari Rizal Wahid | 10119210066
Pembimbing : dr. Andre Iswara Sp.THT-BKL
Referat
Pendahuluan
Lansia merupakan salah satu kelompok
berisiko yang semakin meningkat jumlahnya.
Populasi berisiko (population at risk) adalah
kumpulan orang-orang yang masalah
kesehatannya memiliki kemungkinan akan
berkembang lebih buruk karena adanya factor-
faktor yang mempengaruhi.
Gangguan Pendengaran Pada Lansia
Gangguan
Pendengaran Pada
Lansia
Perubahan patologik pada organ auditori
akibat proses degenerasi pada usia lanjut
dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok
geriatri umumnya tuli sensorineural, namum
dapat juga berupa tuli konduktif
Anatomi Telinga
Telinga terdiri dari bagian yaitu :
telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam.
Fisiologi Pendengaran
Tuli Konduktif pada Lansia
Pada gangguan pendengaran tipe
konduktif, transmisi gelombang
suara tidak dapat mencapai telinga
dalam secara efektif.
Meatus akustikus eksterna | Kerusakan membran timpani
Dalam cavum timpani | Pada osikula
Tuli Sensorineural pada Lansia (Presbikusis)
Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 Tahun,
simetris pada telinga kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.
Umumnya diketahui bahwa presbikusis
merupakan akibat dari proses degenerasi.
Diduga kejadian presbikusis mempunyai
hubungan dengan multifaktor.
Etiologi
Patogenesis
1)Degenerasi Koklea; degenerasi stria vaskularis yang berefek pada nilai
potensial endolimfe yang menurun menjadi 20mV atau lebih.
Degenerasi Sentral; Perubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus
auditorius meningkatkan nilai ambang dengar atau compound action potensial
(CAP).
1)Mekanisme Molekuler ( Faktor genetic dan Stress Oksidatif )
Gangguan Transduksi Sinyal; Ujung sel rambut organ korti berperan terhadap
transduksi mekanik, Terjadinya mutasi pada gen penyusun sel rambut koklea
menimbulkan defek dalam interaksi molekul ini dan menyebabkan gangguan
pendengaran.
Klasifikasi
Berdasarkan perubahan
patologik yang terjadi,
Schuknecht dkk menggolongkan
presbikusis menjadi 4 jenis yaitu:
Gejala Klinis
Berkurangnya pendengaran
secara perlahan-lahan dan
progresif
Penurunan pendengaran Simetris
pada kedua telinga
Telinga berdenging(tinitus nada
tinggi).
Pasien dapat mendengar suara
percakapan, tetapi sulit untuk
memahaminya,
Bila intensitas suara ditinggikan
akan timbul rasa nyeri di telinga
adapun beberapa gambaran klinis dapat
dipergunakan untuk menetapkan presbikusis
yang mendekati murni, yaitu:
• usia 60 tahun keatas,
• tidak mempunyai penyakit serius,
• pemeriksaan otoskopi dan rinoskopi tidak ada
kelainan,
• gambaran audiogram nada murni: tuli
sensorineural dengan penurunan pada nada
tinggi secara gradual tidak lebih dari 10-15 dB
per oktaf,
• serangan penurunan ketajaman pendengaran
secara gradual progresif paling sedikit 10
tahun sebelum pemeriksaan,
• audiogram simetris kanan dan kiri, perbedaan
tidak lebih dari 15 dB,
• rerata penurunan ketajaman frekuensi 500,
1000, 2000 Hz antara 10 – 60 dB.8
Diagnosis
Diagnosis
No. Tipe Audiometri nada murni
Audiometri
tutur
1 Sensori Penurunan ambang dengar
yang curam pada frekuensi
tinggi (sharply slooping)
Bergantung
pada frekuensi
yang terkena
2 Neural Penurunan pendengaran
sedang pada semua
frekuensi (gently slooping)
Gangguan
diskriminasi
tutur berat
3 Metabolik
(strial)
Penurunan pendengaran
dengan gambaran flat dan
berjalan progresif pelan
Gangguan
diskriminasi
tutur ringan
4 Mekanik Penurunan pendengaran
dengan kurva menurun
pada frekuensi tinggi secara
lurus berjalan progresif
pelan
Bergantung
pada kecuraman
penurunan
Tatalaksana
Rehabilitasi sebagai upaya
mengembalikan fungsi
pendengaran dilakukan
dengan pemasangan alat
bantu dengar (hearing iad).
Adakalanya pemasangan alat
bantu dengar perlu
dikombinasikan dengan
latihan membaca ujaran
(speech reading) dan latihan
mendengar (auditory
training); prosedur pelatihan
tersebut dilakukan bersama
ahli terapi wicara (speech
therapist).
Gangguan Keseimbangan Pada Lansia
Gangguan
Keseimbangan Pada
Lansia
Gangguan keseimbangan merupakan
gangguan yang sering terjadi pada pasien
lansia dan berkontribusi terhadap risiko jatuh
dan cidera pada pasien lansia.
Kesimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan orientasi tubuh dan bagian-
bagian tubuh dalam hubungannya dengan
lingkungan sekitarnya.
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Vestibular
(Perifer)
Sistem vestibular perifer terdapat di telinga tengah dan
dalam, terdiri dari tulang dan membrane labirin, juga
termasuk di dalamnya sel rambut (hair cells) yang
berfungsi sebagai sensor gerakan dari sistem vestibular
Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibular
(Central)
Jalur vestibular sentral
mengkoordinasi dan
mengintegrasi informasi
informasi tentang gerakan
kepala dan tubuh serta
menggunakannya untuk
mengontrol keluaran dari
neuron motorik yang
meyesuaikan kepala, mata,
dan posisi tubuh.
Penyebab Gangguan Keseimbangan Pada
Lansia
Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya
Vertigo
Vestibular
Perifer
BPPV
Meniere
Disease
Central
Stroke
batang otak
Non
Vestibular
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
BPPV merupakan salah satu penyebab
vertigo tersering. Prevelansi vertigo
meningkat setiap tahunnya berkaian
dengan meningkatnya usia sebesar
tujuh kali pada seseorang yang
berusia 60 tahun, BPPV terjadi saat
otokonia terperangkap dalam
endolimfe labirin vestibular termasuk
kanalis vestibularis. Sebagian besar
penyebabnya adalah idiopatik. BPPV
dapat pula terjadi pasca trauma,
pasca labirintitis virus.
BPPV
hipotesis
kupulolitiasis
hipotesis
kanlitiasis
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV)
vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi
Serangan berlangsung singkat 10-30 detik.
Bisa disertai mual muntah.
Setelah rasa berputar menghilang, pasien merasa melayang
dan diikuti disekuilbrium selama beberapa hari sampai minggu.
Gejala Klinis
Diagnosis
Abnormal : timbul nistagmus posisional yaitu ada
masa laten, lamanya <30 detik, disertai vertigo
lamanya sama dengan nistagmus dan vertigo yang
makin berkurang setiap maneuver diulang.
• Anamnesis : vertigo terasa
berputar, timbul mendadak
pada perubahan posisi kepala
atau badan, lamanya <30
detik, dapat disertai mual dan
muntah
• Pemeriksaan fisik : pada
umumnya tidak ditemukan
kelainan
Tes Dix Hallpike
Tatalaksana
• Komunikasi dan informasi
• Medika mentosa : obat
antivertigo seringkali tidak
diperlukan, namun apabila
terjadi disekuilibrium pasca
BPPV, pemberian betahistin
berguna untuk mempercepat
kompensasi.
Manuver Lampert Roll Manuver Semont
Meniere Disease
Penyakit meniere adalah sesuatu
ganguan kronis telinga dalam yang
ditandai dengan episode vertigo
disertai tuli sensorinerual, tinnitus,
dan sensasi tekanan pada telinga
Etiologi
(Idiopatik)
peningkatan
cairan endolimfe
Kelainan
anatomis
Infeksi virus dan
faktor
imunologis
gangguan
vaskularisasi
Diagnosis
Kriteria
diagnosis
penyakit
Meniere
menurut
AAO-HNS
tahun
1995
1.Vertigo bersifat episodik, spontan
selama minimal 20 menit, dapat disertai
disekuilibrium yang berlangsung berhari-
hari, dan disertai nistagmus, dan
nausea.
1.Tanpa atau dengan tuli saraf yang
berfluktuasi atau menetap disertai
dengan disekuilibrium dengan episode
yang tidak menentu
1.Penyebab vertigo lain disingkirkan
1.Probable:
2.Satu episode vertigo definitif
3.Audiometri tuli sensoris minimal satu kali.
4.Tinnitus atau rasa penuh pada telinga yang
sakit.
5.Penyebab vertigo lain dapat disingkirkan.
1.Definite:
2.Minimal dua episode vertigo definitive dengan
durasi 20 menit.
3.Audiometri tuli sensoris minimal satu kali.
4.Tinnitus atau rasa penuh pada telinga yang sakit.
5.Penyebab vertigo lain dapat disingkirkan.
Certain :
Memenuhi criteria definite ditambah dengan
konfirmasi histopatologi postmortem
Tatalaksana
-Farmakologi
-Anti vertigo : Betahistin 48mg/hari
-Diuretik : Hydrochlorthiazide/asetasolamid 50mg/hari
-Steroid : Prednisone 80mg/hari selama 7 hari kemudian diturunkan bertahap.
-KCl
-Antihistamin
-Diet
-Rendah garam (1,5-2
gram sehari)
-Tinggi kalium, tinggi
protein
-Hidrasi
-Hindari faktor pencetus
(kopi, makanan asin,
alcohol,gula)
-Intevensi non destruktif
-Injeksi steroid
intratimpanik
-Endolymphatic sac-
mastoid
decompression/shunt
1.Intervensi destruktif :
injeksi gentamisin
intratimpanik
Rehabilitasi
Stroke Batang Otak
Sistem arteri vertebrobasilar member perfusi menuju
medulla, serebelum, pons, midbrain, thalamus, dan
korteks oksipitalis. Stroke vertebrobasiler memiliki
tingkat mortalitas yang lebih tinggi yaitu 85%.
Banyak kasus tidak terdiagnosis atau terlambat
terdiagnosis. Gejala yang sering muncul seperti
dizziness atau penurunan kesadaran.
Stroke Batang Otak
• Gejala yang sering terjadi pada iskemia vertebrobasilar
adalah vertigo dan disfungsi visual. Paresthesia
perioral episodic juga merupakan tanda spesifik untuk
iskemia vertebrobasilar. Gejala lain yang mungkin
terjadi antara lain: ataksia, disarthria, sinkop, nyeri
kepala, mual muntah, tinnitus, keluhan motorik atau
sensorik bilateral , dan disfungsi nervus kranialis.
Disfungsi nervus kranialis dapat menyebabkan facial
palsy, disfagia, disarthria, diplopia, nistagmus, facial
numbness, atau tortikolis
• Temuan pemeriksaan fisik yang sering muncul pada
stroke vestebrobasilar adalah penurunan kesadaram,
hemiparesis, kuadriparesis, abnormalitas pupil,
manifestasi bulbar, kelemahan fasial, disfonia,
disarthria, disfagia.
Stroke Batang Otak
Pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan CT scan
untuk mengidentifikasikan adanya
perdarahan.
Penanganan stroke vertebrobasilar sama
seperti penangan stroke lainnya disesuaikan
dengan patofisiologi penyebab stroke.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PPT Referat.pptx

Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxdias263796
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klronaldRonald35
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptPrazhCzar
 
Update management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpktUpdate management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpktSuharti Wairagya
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCoassTHT
 
Askep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranAskep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranKANDA IZUL
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran anggiih
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniereSam Goufu
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to PPT Referat.pptx (20)

S. neurologi
S. neurologiS. neurologi
S. neurologi
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
S. neurologi
S. neurologiS. neurologi
S. neurologi
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
 
Update management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpktUpdate management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpkt
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
Askep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranAskep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaran
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

PPT Referat.pptx

  • 1. GANGGUAN PENDENGARAN DAN GANGGUAN KESEIMBANGAN PADA USIA LANJUT KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-BKL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERANATE 2023 Abkari Rizal Wahid | 10119210066 Pembimbing : dr. Andre Iswara Sp.THT-BKL Referat
  • 2. Pendahuluan Lansia merupakan salah satu kelompok berisiko yang semakin meningkat jumlahnya. Populasi berisiko (population at risk) adalah kumpulan orang-orang yang masalah kesehatannya memiliki kemungkinan akan berkembang lebih buruk karena adanya factor- faktor yang mempengaruhi.
  • 4. Gangguan Pendengaran Pada Lansia Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namum dapat juga berupa tuli konduktif
  • 5. Anatomi Telinga Telinga terdiri dari bagian yaitu : telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
  • 7. Tuli Konduktif pada Lansia Pada gangguan pendengaran tipe konduktif, transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif. Meatus akustikus eksterna | Kerusakan membran timpani Dalam cavum timpani | Pada osikula
  • 8. Tuli Sensorineural pada Lansia (Presbikusis) Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 Tahun, simetris pada telinga kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih. Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan multifaktor. Etiologi
  • 9. Patogenesis 1)Degenerasi Koklea; degenerasi stria vaskularis yang berefek pada nilai potensial endolimfe yang menurun menjadi 20mV atau lebih. Degenerasi Sentral; Perubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus auditorius meningkatkan nilai ambang dengar atau compound action potensial (CAP). 1)Mekanisme Molekuler ( Faktor genetic dan Stress Oksidatif ) Gangguan Transduksi Sinyal; Ujung sel rambut organ korti berperan terhadap transduksi mekanik, Terjadinya mutasi pada gen penyusun sel rambut koklea menimbulkan defek dalam interaksi molekul ini dan menyebabkan gangguan pendengaran.
  • 10. Klasifikasi Berdasarkan perubahan patologik yang terjadi, Schuknecht dkk menggolongkan presbikusis menjadi 4 jenis yaitu:
  • 11. Gejala Klinis Berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif Penurunan pendengaran Simetris pada kedua telinga Telinga berdenging(tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga
  • 12. adapun beberapa gambaran klinis dapat dipergunakan untuk menetapkan presbikusis yang mendekati murni, yaitu: • usia 60 tahun keatas, • tidak mempunyai penyakit serius, • pemeriksaan otoskopi dan rinoskopi tidak ada kelainan, • gambaran audiogram nada murni: tuli sensorineural dengan penurunan pada nada tinggi secara gradual tidak lebih dari 10-15 dB per oktaf, • serangan penurunan ketajaman pendengaran secara gradual progresif paling sedikit 10 tahun sebelum pemeriksaan, • audiogram simetris kanan dan kiri, perbedaan tidak lebih dari 15 dB, • rerata penurunan ketajaman frekuensi 500, 1000, 2000 Hz antara 10 – 60 dB.8 Diagnosis
  • 13. Diagnosis No. Tipe Audiometri nada murni Audiometri tutur 1 Sensori Penurunan ambang dengar yang curam pada frekuensi tinggi (sharply slooping) Bergantung pada frekuensi yang terkena 2 Neural Penurunan pendengaran sedang pada semua frekuensi (gently slooping) Gangguan diskriminasi tutur berat 3 Metabolik (strial) Penurunan pendengaran dengan gambaran flat dan berjalan progresif pelan Gangguan diskriminasi tutur ringan 4 Mekanik Penurunan pendengaran dengan kurva menurun pada frekuensi tinggi secara lurus berjalan progresif pelan Bergantung pada kecuraman penurunan
  • 14. Tatalaksana Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing iad). Adakalanya pemasangan alat bantu dengar perlu dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (auditory training); prosedur pelatihan tersebut dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech therapist).
  • 16. Gangguan Keseimbangan Pada Lansia Gangguan keseimbangan merupakan gangguan yang sering terjadi pada pasien lansia dan berkontribusi terhadap risiko jatuh dan cidera pada pasien lansia. Kesimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan bagian- bagian tubuh dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya.
  • 17. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibular (Perifer) Sistem vestibular perifer terdapat di telinga tengah dan dalam, terdiri dari tulang dan membrane labirin, juga termasuk di dalamnya sel rambut (hair cells) yang berfungsi sebagai sensor gerakan dari sistem vestibular
  • 18. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibular (Central) Jalur vestibular sentral mengkoordinasi dan mengintegrasi informasi informasi tentang gerakan kepala dan tubuh serta menggunakannya untuk mengontrol keluaran dari neuron motorik yang meyesuaikan kepala, mata, dan posisi tubuh.
  • 19. Penyebab Gangguan Keseimbangan Pada Lansia Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya Vertigo Vestibular Perifer BPPV Meniere Disease Central Stroke batang otak Non Vestibular
  • 20. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) BPPV merupakan salah satu penyebab vertigo tersering. Prevelansi vertigo meningkat setiap tahunnya berkaian dengan meningkatnya usia sebesar tujuh kali pada seseorang yang berusia 60 tahun, BPPV terjadi saat otokonia terperangkap dalam endolimfe labirin vestibular termasuk kanalis vestibularis. Sebagian besar penyebabnya adalah idiopatik. BPPV dapat pula terjadi pasca trauma, pasca labirintitis virus. BPPV hipotesis kupulolitiasis hipotesis kanlitiasis
  • 21. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi Serangan berlangsung singkat 10-30 detik. Bisa disertai mual muntah. Setelah rasa berputar menghilang, pasien merasa melayang dan diikuti disekuilbrium selama beberapa hari sampai minggu. Gejala Klinis
  • 22. Diagnosis Abnormal : timbul nistagmus posisional yaitu ada masa laten, lamanya <30 detik, disertai vertigo lamanya sama dengan nistagmus dan vertigo yang makin berkurang setiap maneuver diulang. • Anamnesis : vertigo terasa berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi kepala atau badan, lamanya <30 detik, dapat disertai mual dan muntah • Pemeriksaan fisik : pada umumnya tidak ditemukan kelainan Tes Dix Hallpike
  • 23. Tatalaksana • Komunikasi dan informasi • Medika mentosa : obat antivertigo seringkali tidak diperlukan, namun apabila terjadi disekuilibrium pasca BPPV, pemberian betahistin berguna untuk mempercepat kompensasi. Manuver Lampert Roll Manuver Semont
  • 24. Meniere Disease Penyakit meniere adalah sesuatu ganguan kronis telinga dalam yang ditandai dengan episode vertigo disertai tuli sensorinerual, tinnitus, dan sensasi tekanan pada telinga Etiologi (Idiopatik) peningkatan cairan endolimfe Kelainan anatomis Infeksi virus dan faktor imunologis gangguan vaskularisasi
  • 25. Diagnosis Kriteria diagnosis penyakit Meniere menurut AAO-HNS tahun 1995 1.Vertigo bersifat episodik, spontan selama minimal 20 menit, dapat disertai disekuilibrium yang berlangsung berhari- hari, dan disertai nistagmus, dan nausea. 1.Tanpa atau dengan tuli saraf yang berfluktuasi atau menetap disertai dengan disekuilibrium dengan episode yang tidak menentu 1.Penyebab vertigo lain disingkirkan 1.Probable: 2.Satu episode vertigo definitif 3.Audiometri tuli sensoris minimal satu kali. 4.Tinnitus atau rasa penuh pada telinga yang sakit. 5.Penyebab vertigo lain dapat disingkirkan. 1.Definite: 2.Minimal dua episode vertigo definitive dengan durasi 20 menit. 3.Audiometri tuli sensoris minimal satu kali. 4.Tinnitus atau rasa penuh pada telinga yang sakit. 5.Penyebab vertigo lain dapat disingkirkan. Certain : Memenuhi criteria definite ditambah dengan konfirmasi histopatologi postmortem
  • 26. Tatalaksana -Farmakologi -Anti vertigo : Betahistin 48mg/hari -Diuretik : Hydrochlorthiazide/asetasolamid 50mg/hari -Steroid : Prednisone 80mg/hari selama 7 hari kemudian diturunkan bertahap. -KCl -Antihistamin -Diet -Rendah garam (1,5-2 gram sehari) -Tinggi kalium, tinggi protein -Hidrasi -Hindari faktor pencetus (kopi, makanan asin, alcohol,gula) -Intevensi non destruktif -Injeksi steroid intratimpanik -Endolymphatic sac- mastoid decompression/shunt 1.Intervensi destruktif : injeksi gentamisin intratimpanik Rehabilitasi
  • 27. Stroke Batang Otak Sistem arteri vertebrobasilar member perfusi menuju medulla, serebelum, pons, midbrain, thalamus, dan korteks oksipitalis. Stroke vertebrobasiler memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi yaitu 85%. Banyak kasus tidak terdiagnosis atau terlambat terdiagnosis. Gejala yang sering muncul seperti dizziness atau penurunan kesadaran.
  • 28. Stroke Batang Otak • Gejala yang sering terjadi pada iskemia vertebrobasilar adalah vertigo dan disfungsi visual. Paresthesia perioral episodic juga merupakan tanda spesifik untuk iskemia vertebrobasilar. Gejala lain yang mungkin terjadi antara lain: ataksia, disarthria, sinkop, nyeri kepala, mual muntah, tinnitus, keluhan motorik atau sensorik bilateral , dan disfungsi nervus kranialis. Disfungsi nervus kranialis dapat menyebabkan facial palsy, disfagia, disarthria, diplopia, nistagmus, facial numbness, atau tortikolis • Temuan pemeriksaan fisik yang sering muncul pada stroke vestebrobasilar adalah penurunan kesadaram, hemiparesis, kuadriparesis, abnormalitas pupil, manifestasi bulbar, kelemahan fasial, disfonia, disarthria, disfagia.
  • 29. Stroke Batang Otak Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan CT scan untuk mengidentifikasikan adanya perdarahan. Penanganan stroke vertebrobasilar sama seperti penangan stroke lainnya disesuaikan dengan patofisiologi penyebab stroke.

Editor's Notes

  1. Pada meatus akustikus eksterna : cairan (secret,air), benda asing, polip telinga, serumen. Kerusakan membran timpani : perforasi, ruptur, sikatriks. Dalam cavum timpani : kekurangan udara pada oklusi tuba, cairan(darah atau hematotimpanum karena pada trauma kepala, secret pada otitis media baik akut maupun kronis), tumor. Pada osikula: gerakannya terganggu oleh sikatriks, mengalami destruksi karena otitis media, oleh ankilosis stapes pada otosklerosis, adanya perlekatan-perlekatan dan luksasi karena trauma maupun infeksi.6