2. Pembahasan
• Pengertian Kebisingan
• Jenis Kebisingan
• Sumber Kebisingan
• Dampak Kebisingan
• Nab ( Nilai Ambang Batas
Kebisingan)
• Pengendalian Kebisingan
3. Pengertian Kebisingan
• Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.( permenaker no 5
tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja)
• Menurut WHO, tidak ada perbedaan antara
“suara” dan “kebisingan”. “Suara” adalah
sebuah persepsi sensorik dan “kebisingan”
merupakan suara yang tidak dikehendaki.
Lebih jauh lagi, kebisingan merupakan
gangguan yang tidak ada alasannya dalam
sebuah pita frekuensi yang dipakai
(NIOSH,1991).
4. Jenis Kebisingan
1. Kebisingan Tetap
• Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise),
yaitu kebisingan berupa nada-nada murni pada frekuensi yang
beragam, contohnya suara rnesin, suara kipas dan sebagainya.
• Board band noise, yaitu kebisingan dengan frekuensi terputus
dan digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise).
Perbedaannya adalah board band noise terjadi pada frekuensi
yang lebih bervariasi (bukan “nada” murni).
2. Kebisingan Tidak tetap
• Fluctuating noise (kebisingan fluktuatif), yaitu
kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang
waktu tertentu.
• Intermitten noise (Kebisingan yang terputus-putus dan
berubah-ubah), yaitu kebisingan yang besaran dan
bentuknya berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu
lintas.
• Impulsive noise (Kebisingan impulsive), yaitu
kebisingan yang dihasilkan oleh suara-suara
berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam
waku relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata
api dan alat-alat sejenisnya
5. Sumber Kebisingan
• Di tempat kerja disadari maupun tidak, cukup banyak fakta yang menunjukkan
bahwa perusahaan beserta aktivitas-aktivitasnya ikut menciptakan dan menambah
keparahan tingkat bising di tempat kerja, misalnya :
1. mengoperasikan mesin-mesin produksi “ribut” yang sudah cukup tua;
2. terlalu sering mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas kerja cukup tinggi dalam
periode operasi cukup panjang;
3. sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi ala kadarnya misalnya mesin
diperbaiki hanya pada saat mesin mengalami kerusakan parah;
4. melakukan modifikasi/ perubahan/penggantian secara parsial pada komponen-komponen
mesin produksi tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang benar,
7. Dampak Auditorial
• Dampak auditorial cukup banyak jenisnya dengan tingkat keparahan yang
beragam, mulai bersifat sementara dan dapat disembuhkan/sembuh dengan
sendirinya, hingga Permanen, berikut untuk jenis jenis dari dampak auditorial :
1. Conductive hearing loss
Jenis gangguan ini diklasifikasikan sebagai masalah mekanis (mechanical hearing loss) karena menyerang bagian luar
dan tengah telinga pekerja, tepatnya selaput gending telinga dan ketiga tulang utama menjadi sulit atau tidak
bisa bergetar. Akibatnya, pekerja menjadi agak sulit mendengar
2. Sensorineural hearing loss
Sesuai dengan namanya, sensorineural hearing Ioss diklasifikasikan sebagai masalah padi sistem sensor, dan bukan
masalah mekinis, sensorineural hearing loss disebabkan ketidakberesan pada bagian dalam telinga, khususnya cochiea.
Tingkat keparahan sensorineural hearing loss cukup beragam, mulai ringan hingga serius, namun umumnya bersifat
permanen.
8. Dampak non-auditorial
• Selain menimbulkan dampak negatif (permanen atau sementara) terhadap sistem
pendengaran, kebisingan juga dapat mengganggu :
1. Sistem keseimbangan Cardiovasculer
Tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat
2. Kualitas tidur
Tingkat gangguan tidur sangat bervariasi pada setiap orang, mulai dari ringan
hingga berat, misalnya sering terbangun tanpa sebab yang jelas, tidak
tenang/sering berpindah posisi tidur/frekuensi gerakan tubuh cukup tinggi,
perubahan pada gerakan mata, Kondisi kejiwaan pekerja
9. Nab Kebisingan
• Nilai ambang batas adalah standar factor bahaya di tempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, daam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. ( permenaker no 5 tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja)
10. Pengendalian Kebisingan
• Mengurangi sumber bising adalah cara yang paling efektif untuk mencegah risiko ke pekerja, dan harus selalu
nrerrjadi pertimbangan ketika alat-alat perlengkapan pekeriaan yang baru atau merencanakan ternpat kerja
yang baru.
• Pengendalian kebisingan dapat menggunakan prinsip hierarki pengendalian risiko :
1. Eliminasi : Menghilangkan sumber suara sama sekali
2. Substitusi : Mengganti alat yang bising dengan alat yang lebih tidak bising
3. Engineering control : melakukan cleaning, lubrication, inspection and tightening untuk memastikan gesekan antar bagian alat bisa lebih
berkurang; penempatan pekerja di kabin kedap bunyi, melapisi tembok dengan lapisan penyerap bising.
4. Administrative control : memasang rambu-rambu peringatan, membuat prosedur untuk pengendalian bising, mengurangi waktu kerja di
area bising, memberlakukan work rotation untuk menghindari pekerja terpapar terus menerus, melakukan pemeriksaan rutin terkait
dengan kebisingan
5. Alat pelindung diri : Menggunakan ear plug atau ear muff.