SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
AUDIOLOGI DAN NEURO OTOLOGI
Dr. Rizka Fakhriani, MMR, Sp. THT-KL
Bagian IK THT-KL
FKIK UMY
AUDIOLOGI
 Ilmu tentang fungsi pendengara dan kaitannya dg habilitasi dan rehabilitasinya.
Habilitasi : upaya untuk memberikan fungsi yang seharusnya dimiliki
Rehabilitasi : upaya mengembalikan fungsi yang pernah dimiliki.
Audiologi Medik meliputi :
I. Audilogi Dasar
Pengetahuan tentang nada murni, gg pendengaran dan
cara pemeriksaannya yaitu Tes Penala , Tes Berbisik dan Audiometri
Nada Murni
II. Audiologi Khusus meliputi :
1. Membedakan Tuli Syaraf Koklea dan Retrokoklea
2. Audiometri Obyektif
3. Audiologi Anak
4. OAE, BERA
 Meliputi :
1. Tuli konduktif/hantaran
Terjadi akibat kelainan telinga luar dan atau telinga tengah.
2. Tuli saraf/Persepsi/Sensorineural
Tuli akibat kelainan pada koklea, N VIII, atau pusat pendengaran
3. Tuli Campur
GANGGUAN PENDENGARAN
TULI, “HEARING LOSS”
 Normal telinga dapat mendengar suara pada frekwensi 16 Hz - 20.000 Hz
 Nada Murni : suara dg satu frekwensi (garpu tala, piano)
 Bising (Noise) : suara dg banyak frekwensi
• Tes Klinis Sederhana:
• Tes bisik
• Tes suara
• Tes Garpu Tala
• Audiometri Subjektif:
• PTA, Play audiometry
• Speech Audiometry: SRT, SDS
• Suprathreshold audiometry: jarang dilakukan lagi  hasil meragukan
(ABLB, SISI, Tone Decay, Bekesy, dll)
• Audiometri Objektif:
• Pengukuran immitance
• Otoacoustic Emission
• ABR
Macam-macam Tes Audiologi
• Syarat :
• Ruangan tenang
• Panjang ruangan 6 meter
• Menggunakan kata-kata yg dikenal, terdiri dari 2 suku kata sebanyak 10 kata
• Bebisik pada akhir ekspirasi
• Mulai dari jarak 6 m s/d 1
• Telinga yg tidak diperiksa ditutup
• Orang yg diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa
• Hasil : Normal  5/6 atau 6/6
Tes Berbisik (kwalitatif)
• Dilakukan untuk skrining  sebelum
pemeriksaan audiometri
• Paling baik dengan garpu tala 512 Hz
• Rinne (-) dgn 512 Hz  CHL 25 -30 dB/lebih
• Garpu tala 256 Hz:
• Bukan terdengar tapi terasa
• Ambient noise >> pada frekuensi
rendah
• A-B gap lebih baik
Tes Garpu
Tala
Test Purpose Placement Normal CHL SNHL
Weber CHL/SNHL midline Tidak ada
lateralisasi
Lateralisasi
ke yang
sakit
Lateralisasi
ke yang
sehat
Rinne AC : BC Mastoid
CAE
AC > BC
(+)
AC < BC
(-)
AC > BC
(+)
Schwabach BCpemeriks
a :
BCdiperiksa
mastoid Sama
dengan
pemeriksa
Memanjang Memendek
Tes Garpu
Tala
Alat-alat:
Audiometer  nada murni, speech
Immittance analyzer  fungsi telinga tengah
Ruang kedap suara  threshold 0 dB
Routine Test Battery, menentukan:
Derajat & konfigurasi hearing loss
Letak lesi (CHL, SNHL, Mixed)
Kemungkinan intervensi non-bedah (ABM, terapi bicara, dll)
Perlu pemeriksaan lebih lanjut
Yg dipakai: audiometri nada murni, speech audiometry, immittance
PEMERIKSAAN AUDIOMETRI DASAR
Menentukan :
Jenis ketulian
Derajat ketulian
Masih semi obyektif
Audiometri Nada
Murni
Tes fungsi pendengaran dg alat audiometer.
Tes bersifat :
 Kwalitatif jenis kurang pendengaran
 Kwantitatif derajat kurang pendengaran
 Pada tes Audiometri dicari nilai ambang dengar (dB) pada frek. 250 Hz, 500 Hz,
1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz.
Hasil Nilai Ambang Dengar : 500 Hz + 1000 Hz + 2000 Hz
( Rata-rata ) 3
Kesimpulan (menurut ISO ) :
0 - 25 dB : Normal
26 - 40 dB : Tuli ringan
41 - 60 dB : Tuli sedang
61 - 90 dB : tuli berat
> 90 dB : Tuli sangat berat
TES AUDIOMETRI
Audiology - IQ - 2006
CHL
Normal
MHL
SNHL
Ototoxic gentamycin NIHL
Presbikusis
Audiology - IQ - 2006
• Mengukur ambang dengar (Speech Recognition Threshold)
• Kemampuan membedakan pembicaraan (Speech
Recognition/Discrimination Score)
• Sumber suara:
• Monitored live voice
• Kaset
• CD
Speech Audiometry
SPEECH RECOGNITION (RECEPTION) THRESHOLD
dB terendah  pasien dapat mengulang 50% spondees
Di Indonesia spondee  Gajah Mada PB list
Spondee: kata-kata bi-silabik
Hasil ≈ hasil audiometri
SPEECH AWARENESS/DETECTION THRESHOLD
dB terendah  berespon dengan adanya suara
Anak-anak, pasien dgn ggn mental/fisik, keterbatasan bahasa
Speech Audiometry
SPEECH RECOGNITION (DISCRIMINATION) SCORE
Mengukur berapa jelas pasien mengerti pembicaraan
PB word  persentase maksimal
25/50 kata-kata monosilabik
Stimulus 30-40 dB diatas threshold  skor maksimum
Interpretasi:
90 – 100% Normal
76 – 88% Slight difficulty
60 – 74% Moderate difficulty
40 – 58% Poor
40% Very poor
Speech Audiometry
Immitance :
Impedance : resistance, energy rejected
Admittance : energy accepted
Pemeriksaan rutin:
Timpanometri
Acoustic (stapedial) reflex
Immittance/Impedance Measurement
Audiology - IQ - 2006
• Dapat digambarkan berdasarkan:
• Derajat
• Tipe
• Gambaran audiogram
Hearing Impairment & Disorder of Hearing
• Konduktif
• Sensorineural
• Mixed
• Central:
• Lesi batang otak / lebih tinggi
• PTA: normal, Speech A: abnormal
Tipe Gangguan Dengar
• Pada kasus2 SNHL  kokhlear / retrokokhlear
• High level signal  N. VIII (perlu masking)
• 2 jenis pemeriksaan :
• Behavioral
• Physiologic
• Behavioral masih dipakai karena:
• Conductive overlay
• SNHL berat
• Lebih murah
• Alat-alat yg lebih canggih tidak tersedia
PEMERIKSAAN AUDITORI KHUSUS
• Variabel subjek:
• Umur
• Jenis kelamin
• Suhu
• Obat2an: fenitoin, lidokain, diazepam
• Arousal
• Hearing loss: CHL & MHL
• Variabel Stimulus:
• Click polarity
• Rate
• Intensity
• Stimulus frequency
Auditory Brainstem Response
Wave I: n. VIII
Wave II: nc cohlearis
Wave III: sup olive
Wave IV: lemniscus lateral
Wave V: inf colliculus
Auditory Brainstem Response
• Suara narrow-band dihasilkan oleh OHC
• Dideteksi pada CAE (< 30 dB SPL)
• Jalurnya: OHC  membran basilar  cairan kokhlea  oval
window  ossicles  MT
• Bila (+)  kokhlea normal atau SNHL < 40 dB
• OAE bukan proses pendengaran tetapi merupakan produk
sampingan
Otoacustic Emissions
• Behavioral Observation Audiometry
• Respon diobservasi  intensitas
• False negative >>
• Visual Reinforcement Audiometry
• Lokalisasi suara (+)  binaural hearing 30 dB
• Anak usia 6-30 bulan
• Conditioned Play Audiometry
• Anak usia 30 – 36 bulan
• Speech Audiometri
• Spondee: kartu bergambar
Evaluasi Pasien Pediatri & Tdk Kooperatif
• Immitance
• ABR
• OAE
• Anamnesis
• Sering terlewatkan
• Merupakan komponen yg penting
• Hal2 yg perlu ditanyakan??
Evaluasi Pasien Pediatri & Tdk Kooperatif
• Keluhan Utama
• Bagaimana keadaan pendengaran:
• Respon? Sama dgn anak seumurnya
• Sering bertanya ‘apa?’
• Menyalakan TV keras2?
• Kapan pertama kali diketahui
• Bicara? Komunikasi?
• Riwayat lahir? Riwayat keluarga?
• Riwayat perkembangan?
• Penyakit2 THT  OME
Anamnesis Ggn Dengar
Tuli dapat terjadi sebelum persalinan atau pada saat
persalinan disebabkan oleh kelainan secara genetik,
nongenetik
Indikasi pemeriksaan skrining pendengaran
• Bayi lahir dengan faktor risiko
• Bayi/anak dengan kecurigaan gangguan pendengaran
Skrining pendengaran bayi baru lahir
• Gangguan pendengaran pada bayi dan anak dibedakan berdasarkan saat terjadinya
yaitu:
• - MasaPrenatal: dibagi menjadi genetik dan nongenetik seperti gangguan/kelainan
masa kehamilan, kelainan struktur anatomik (atresia liang telinga, aplasia koklea),
dan kekurangan zat gizi (mis. defisiensi Jodium)
• Paling penting adalah trimester I kehamilan, misalnya akibat infeksi bakteri atau
virus (TORCHS). Di samping itu beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik
berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran.
• - Masa Perinatal: prematur, berat badan lahir rendah (< 2500 gram),
hiperbilirubinemia, asfiksia. Gangguanpendengaran pada kedua masa ini biasanya
adalah tuli sensorineural bilateral derajat berat/sangat berat.
• - Masa Postnatal: adanya infeksi bakteri atau virus (rubela, campak, parotitis,
infeksi otak), perdarahan telinga tengah, trauma tulang temporal mengakibatkan
tuli saraf ataukonduktif.
Etiologi dan Faktor Resiko Gangguan pendengaran bayi
Deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi ditetapkan melalui Program Newborn
Hearing
Screening (NHS) yang dikenal ada 2 macam yaitu :
1. Universal Newborn Hearing Screening: dilakukan pada semua bayiyang baru lahir.
Upaya ini dapat dilakukan pada bayi usia 2 hari atau sebelum meninggalkan Rumah
Sakit. Bila lahir pada fasilitas kesehatan yang tidak memiliki program ini maka paling
lambat dilakukan skrining pada usia 1 bulan.
2. Targeted Newborn Hearing Screening : skrining pendengaran hanya dilakukan pada
bayi yang mempunyai faktor risiko.
Saat ini baku emas untuk skrining pendengaran digunakan OAE
(Otoacoustic Emission) dan AABR (Automated Auditory Brainstem
Respons ) sebagai pemeriksaan obyektif
Pemeriksaan
Behavioral Observation Audiometry
Timpanometri
Audiometri Nada Murni
Otoacoustic Emission (OAE)
Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Behavioral reflex audiometry:
• Respons behavioral yang dapat diamati antara lain : dapat mengejapkan
mata, melebarkan mata, mengerutkan wajah, denyut jantung meningkat,
reflex Maro (paling konsisten).
• Behavioral Response Audiometry:
• Teknik Behavioral Response Audiometry yang sering digunakan adalah
tes Distraksi dan Visual Reinforcement Audiometry (VRA).
Behavioral Observation Audiometry
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai kondisi telinga tengah.
Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau
tekanan negatif di telinga tengah) merupakan petunjuk adanya
gangguan pendengaran konduktif
Timpanometri
Dilakukan pada anak berusia lebih dari 4 tahun yang koperatif.
Sebagai sumber suara digunakan nada murni (pure tone) yaitu bunyi yang
hanya terdiri 1 frekuensi.
Pemeriksaan dilakukan pada ruang kedap suara, dengan menilai hantaran
suara melalui udara melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 5000, 1000,
2000, 4000 dan 8000 Hz
Suara dengan intensitas terendah yang dapat didengar dicatat pada
audiogram untuk memperoleh informasi tentang jenis dan derajat ketulian.
Audiometri Nada Murni
merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea
objektif, otomatis (menggunakan kriteria pass/lulus dan refer/tidak
lulus), tidak invasif, mudah, tidak membutuhkan waktu lama dan
praktis sehingga sangat efisien untuk program skrining pendengaran
bayi baru lahir.
Otoacoustic Emission (OAE)
BERA merupakan cara mengukur evoked potential (aktifitas listrik yang
dihasilkan nervus VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak)
sebagai respons terhadap stimulus auditorik.
Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi click atau toneburst yang diberikan
melalui headphone, insert probe, bone vibrator.
Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA)
American Joint Committee on Infant
Hearing merekomendasikan upaya
habilitasi sudah harus dimulai sebelum
usia 6 bulan. Habilitasi yang optimal
sudah dimulai sebelum usia 6 bulan maka
pada usia 3 tahun perkembangan wicara
anak yang mengalami ketulian dapat
mendekati kemampuan wicara anak
normal.
PENATALAKSANAAN
Alat Bantu Dengar (ADB)
Alat bantu dengar (ADB) adalah suatu perangkat elektronik yang berguna untuk
memperkeras (amplifikasi) suara yang masuk ke telinga dalam; sehingga si pemakai
dapat mendengar lebih jelas suara yang ada disekitarnya.
Assistive Listening Device (ALD)
ALD adalah perangkat elektronik untuk meningkatkan kenyamanan pendengar pada
kondisi lingkungan pendengaran tertentu seperti menonton televisi, mendengarkan
telepon, mendengar suara bel rumah atau pada saat berada di ruang aula /
auditorium. ALD dapat dipergunakan tersendiri atau dipasang pada ABD dengan
maksud mengoptimalkan kerja ABD.
Implan Koklea
Implan koklea merupakan elektronik yang mempunyai kemampuan mengganti fungsi
koklea untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada pasien
tuli saraf berat dan total bilateral. Dengan cara insisi retroaurekular, dilakukan
mastoidektomi.
STRATEGI HABILITASI PENDENGARAN
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj

More Related Content

Similar to FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj

Assessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function novaAssessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function nova
Ahmad Alqorny
 
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani NasutionPengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Indah Maharani
 
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).pptFISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
FatihAbdullah3
 

Similar to FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj (20)

Assessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function novaAssessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function nova
 
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaranGangguan pendengaran
Gangguan pendengaran
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani NasutionPengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
 
DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN.pptDETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
 
Makalah audiometer
Makalah audiometerMakalah audiometer
Makalah audiometer
 
Ujian Garpu Tala & Rinoskopi Anteror
Ujian Garpu Tala & Rinoskopi AnterorUjian Garpu Tala & Rinoskopi Anteror
Ujian Garpu Tala & Rinoskopi Anteror
 
pemeriksaan tht.ppt
pemeriksaan tht.pptpemeriksaan tht.ppt
pemeriksaan tht.ppt
 
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi PendengaranPemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
 
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi PendengaranPemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).pptFISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
FISIOLOGI_PENDENGARAN_KULIAH_AUDIOLOGI (1).ppt
 
Anak-anak & Gangguan Pendengaran, Semarang September 2015
Anak-anak & Gangguan Pendengaran, Semarang September 2015Anak-anak & Gangguan Pendengaran, Semarang September 2015
Anak-anak & Gangguan Pendengaran, Semarang September 2015
 
deteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptxdeteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptx
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Tuli mendadak
Tuli mendadakTuli mendadak
Tuli mendadak
 

Recently uploaded

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
serlinhae5
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (11)

62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
 
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAPOLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj

  • 1. AUDIOLOGI DAN NEURO OTOLOGI Dr. Rizka Fakhriani, MMR, Sp. THT-KL Bagian IK THT-KL FKIK UMY
  • 2. AUDIOLOGI  Ilmu tentang fungsi pendengara dan kaitannya dg habilitasi dan rehabilitasinya. Habilitasi : upaya untuk memberikan fungsi yang seharusnya dimiliki Rehabilitasi : upaya mengembalikan fungsi yang pernah dimiliki.
  • 3. Audiologi Medik meliputi : I. Audilogi Dasar Pengetahuan tentang nada murni, gg pendengaran dan cara pemeriksaannya yaitu Tes Penala , Tes Berbisik dan Audiometri Nada Murni II. Audiologi Khusus meliputi : 1. Membedakan Tuli Syaraf Koklea dan Retrokoklea 2. Audiometri Obyektif 3. Audiologi Anak 4. OAE, BERA
  • 4.  Meliputi : 1. Tuli konduktif/hantaran Terjadi akibat kelainan telinga luar dan atau telinga tengah. 2. Tuli saraf/Persepsi/Sensorineural Tuli akibat kelainan pada koklea, N VIII, atau pusat pendengaran 3. Tuli Campur GANGGUAN PENDENGARAN TULI, “HEARING LOSS”
  • 5.  Normal telinga dapat mendengar suara pada frekwensi 16 Hz - 20.000 Hz  Nada Murni : suara dg satu frekwensi (garpu tala, piano)  Bising (Noise) : suara dg banyak frekwensi
  • 6. • Tes Klinis Sederhana: • Tes bisik • Tes suara • Tes Garpu Tala • Audiometri Subjektif: • PTA, Play audiometry • Speech Audiometry: SRT, SDS • Suprathreshold audiometry: jarang dilakukan lagi  hasil meragukan (ABLB, SISI, Tone Decay, Bekesy, dll) • Audiometri Objektif: • Pengukuran immitance • Otoacoustic Emission • ABR Macam-macam Tes Audiologi
  • 7. • Syarat : • Ruangan tenang • Panjang ruangan 6 meter • Menggunakan kata-kata yg dikenal, terdiri dari 2 suku kata sebanyak 10 kata • Bebisik pada akhir ekspirasi • Mulai dari jarak 6 m s/d 1 • Telinga yg tidak diperiksa ditutup • Orang yg diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa • Hasil : Normal  5/6 atau 6/6 Tes Berbisik (kwalitatif)
  • 8. • Dilakukan untuk skrining  sebelum pemeriksaan audiometri • Paling baik dengan garpu tala 512 Hz • Rinne (-) dgn 512 Hz  CHL 25 -30 dB/lebih • Garpu tala 256 Hz: • Bukan terdengar tapi terasa • Ambient noise >> pada frekuensi rendah • A-B gap lebih baik Tes Garpu Tala
  • 9. Test Purpose Placement Normal CHL SNHL Weber CHL/SNHL midline Tidak ada lateralisasi Lateralisasi ke yang sakit Lateralisasi ke yang sehat Rinne AC : BC Mastoid CAE AC > BC (+) AC < BC (-) AC > BC (+) Schwabach BCpemeriks a : BCdiperiksa mastoid Sama dengan pemeriksa Memanjang Memendek Tes Garpu Tala
  • 10. Alat-alat: Audiometer  nada murni, speech Immittance analyzer  fungsi telinga tengah Ruang kedap suara  threshold 0 dB Routine Test Battery, menentukan: Derajat & konfigurasi hearing loss Letak lesi (CHL, SNHL, Mixed) Kemungkinan intervensi non-bedah (ABM, terapi bicara, dll) Perlu pemeriksaan lebih lanjut Yg dipakai: audiometri nada murni, speech audiometry, immittance PEMERIKSAAN AUDIOMETRI DASAR
  • 11. Menentukan : Jenis ketulian Derajat ketulian Masih semi obyektif Audiometri Nada Murni
  • 12. Tes fungsi pendengaran dg alat audiometer. Tes bersifat :  Kwalitatif jenis kurang pendengaran  Kwantitatif derajat kurang pendengaran  Pada tes Audiometri dicari nilai ambang dengar (dB) pada frek. 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz. Hasil Nilai Ambang Dengar : 500 Hz + 1000 Hz + 2000 Hz ( Rata-rata ) 3 Kesimpulan (menurut ISO ) : 0 - 25 dB : Normal 26 - 40 dB : Tuli ringan 41 - 60 dB : Tuli sedang 61 - 90 dB : tuli berat > 90 dB : Tuli sangat berat TES AUDIOMETRI
  • 13. Audiology - IQ - 2006 CHL Normal MHL
  • 14. SNHL
  • 16. • Mengukur ambang dengar (Speech Recognition Threshold) • Kemampuan membedakan pembicaraan (Speech Recognition/Discrimination Score) • Sumber suara: • Monitored live voice • Kaset • CD Speech Audiometry
  • 17. SPEECH RECOGNITION (RECEPTION) THRESHOLD dB terendah  pasien dapat mengulang 50% spondees Di Indonesia spondee  Gajah Mada PB list Spondee: kata-kata bi-silabik Hasil ≈ hasil audiometri SPEECH AWARENESS/DETECTION THRESHOLD dB terendah  berespon dengan adanya suara Anak-anak, pasien dgn ggn mental/fisik, keterbatasan bahasa Speech Audiometry
  • 18. SPEECH RECOGNITION (DISCRIMINATION) SCORE Mengukur berapa jelas pasien mengerti pembicaraan PB word  persentase maksimal 25/50 kata-kata monosilabik Stimulus 30-40 dB diatas threshold  skor maksimum Interpretasi: 90 – 100% Normal 76 – 88% Slight difficulty 60 – 74% Moderate difficulty 40 – 58% Poor 40% Very poor Speech Audiometry
  • 19. Immitance : Impedance : resistance, energy rejected Admittance : energy accepted Pemeriksaan rutin: Timpanometri Acoustic (stapedial) reflex Immittance/Impedance Measurement
  • 20. Audiology - IQ - 2006
  • 21. • Dapat digambarkan berdasarkan: • Derajat • Tipe • Gambaran audiogram Hearing Impairment & Disorder of Hearing
  • 22. • Konduktif • Sensorineural • Mixed • Central: • Lesi batang otak / lebih tinggi • PTA: normal, Speech A: abnormal Tipe Gangguan Dengar
  • 23. • Pada kasus2 SNHL  kokhlear / retrokokhlear • High level signal  N. VIII (perlu masking) • 2 jenis pemeriksaan : • Behavioral • Physiologic • Behavioral masih dipakai karena: • Conductive overlay • SNHL berat • Lebih murah • Alat-alat yg lebih canggih tidak tersedia PEMERIKSAAN AUDITORI KHUSUS
  • 24. • Variabel subjek: • Umur • Jenis kelamin • Suhu • Obat2an: fenitoin, lidokain, diazepam • Arousal • Hearing loss: CHL & MHL • Variabel Stimulus: • Click polarity • Rate • Intensity • Stimulus frequency Auditory Brainstem Response
  • 25. Wave I: n. VIII Wave II: nc cohlearis Wave III: sup olive Wave IV: lemniscus lateral Wave V: inf colliculus Auditory Brainstem Response
  • 26. • Suara narrow-band dihasilkan oleh OHC • Dideteksi pada CAE (< 30 dB SPL) • Jalurnya: OHC  membran basilar  cairan kokhlea  oval window  ossicles  MT • Bila (+)  kokhlea normal atau SNHL < 40 dB • OAE bukan proses pendengaran tetapi merupakan produk sampingan Otoacustic Emissions
  • 27. • Behavioral Observation Audiometry • Respon diobservasi  intensitas • False negative >> • Visual Reinforcement Audiometry • Lokalisasi suara (+)  binaural hearing 30 dB • Anak usia 6-30 bulan • Conditioned Play Audiometry • Anak usia 30 – 36 bulan • Speech Audiometri • Spondee: kartu bergambar Evaluasi Pasien Pediatri & Tdk Kooperatif
  • 28. • Immitance • ABR • OAE • Anamnesis • Sering terlewatkan • Merupakan komponen yg penting • Hal2 yg perlu ditanyakan?? Evaluasi Pasien Pediatri & Tdk Kooperatif
  • 29. • Keluhan Utama • Bagaimana keadaan pendengaran: • Respon? Sama dgn anak seumurnya • Sering bertanya ‘apa?’ • Menyalakan TV keras2? • Kapan pertama kali diketahui • Bicara? Komunikasi? • Riwayat lahir? Riwayat keluarga? • Riwayat perkembangan? • Penyakit2 THT  OME Anamnesis Ggn Dengar
  • 30. Tuli dapat terjadi sebelum persalinan atau pada saat persalinan disebabkan oleh kelainan secara genetik, nongenetik Indikasi pemeriksaan skrining pendengaran • Bayi lahir dengan faktor risiko • Bayi/anak dengan kecurigaan gangguan pendengaran Skrining pendengaran bayi baru lahir
  • 31. • Gangguan pendengaran pada bayi dan anak dibedakan berdasarkan saat terjadinya yaitu: • - MasaPrenatal: dibagi menjadi genetik dan nongenetik seperti gangguan/kelainan masa kehamilan, kelainan struktur anatomik (atresia liang telinga, aplasia koklea), dan kekurangan zat gizi (mis. defisiensi Jodium) • Paling penting adalah trimester I kehamilan, misalnya akibat infeksi bakteri atau virus (TORCHS). Di samping itu beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran. • - Masa Perinatal: prematur, berat badan lahir rendah (< 2500 gram), hiperbilirubinemia, asfiksia. Gangguanpendengaran pada kedua masa ini biasanya adalah tuli sensorineural bilateral derajat berat/sangat berat. • - Masa Postnatal: adanya infeksi bakteri atau virus (rubela, campak, parotitis, infeksi otak), perdarahan telinga tengah, trauma tulang temporal mengakibatkan tuli saraf ataukonduktif. Etiologi dan Faktor Resiko Gangguan pendengaran bayi
  • 32. Deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi ditetapkan melalui Program Newborn Hearing Screening (NHS) yang dikenal ada 2 macam yaitu : 1. Universal Newborn Hearing Screening: dilakukan pada semua bayiyang baru lahir. Upaya ini dapat dilakukan pada bayi usia 2 hari atau sebelum meninggalkan Rumah Sakit. Bila lahir pada fasilitas kesehatan yang tidak memiliki program ini maka paling lambat dilakukan skrining pada usia 1 bulan. 2. Targeted Newborn Hearing Screening : skrining pendengaran hanya dilakukan pada bayi yang mempunyai faktor risiko.
  • 33. Saat ini baku emas untuk skrining pendengaran digunakan OAE (Otoacoustic Emission) dan AABR (Automated Auditory Brainstem Respons ) sebagai pemeriksaan obyektif Pemeriksaan
  • 34. Behavioral Observation Audiometry Timpanometri Audiometri Nada Murni Otoacoustic Emission (OAE) Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA) PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 35. • Behavioral reflex audiometry: • Respons behavioral yang dapat diamati antara lain : dapat mengejapkan mata, melebarkan mata, mengerutkan wajah, denyut jantung meningkat, reflex Maro (paling konsisten). • Behavioral Response Audiometry: • Teknik Behavioral Response Audiometry yang sering digunakan adalah tes Distraksi dan Visual Reinforcement Audiometry (VRA). Behavioral Observation Audiometry
  • 36. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai kondisi telinga tengah. Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negatif di telinga tengah) merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktif Timpanometri
  • 37. Dilakukan pada anak berusia lebih dari 4 tahun yang koperatif. Sebagai sumber suara digunakan nada murni (pure tone) yaitu bunyi yang hanya terdiri 1 frekuensi. Pemeriksaan dilakukan pada ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara melalui udara melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 5000, 1000, 2000, 4000 dan 8000 Hz Suara dengan intensitas terendah yang dapat didengar dicatat pada audiogram untuk memperoleh informasi tentang jenis dan derajat ketulian. Audiometri Nada Murni
  • 38. merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea objektif, otomatis (menggunakan kriteria pass/lulus dan refer/tidak lulus), tidak invasif, mudah, tidak membutuhkan waktu lama dan praktis sehingga sangat efisien untuk program skrining pendengaran bayi baru lahir. Otoacoustic Emission (OAE)
  • 39. BERA merupakan cara mengukur evoked potential (aktifitas listrik yang dihasilkan nervus VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respons terhadap stimulus auditorik. Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi click atau toneburst yang diberikan melalui headphone, insert probe, bone vibrator. Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA)
  • 40. American Joint Committee on Infant Hearing merekomendasikan upaya habilitasi sudah harus dimulai sebelum usia 6 bulan. Habilitasi yang optimal sudah dimulai sebelum usia 6 bulan maka pada usia 3 tahun perkembangan wicara anak yang mengalami ketulian dapat mendekati kemampuan wicara anak normal. PENATALAKSANAAN
  • 41. Alat Bantu Dengar (ADB) Alat bantu dengar (ADB) adalah suatu perangkat elektronik yang berguna untuk memperkeras (amplifikasi) suara yang masuk ke telinga dalam; sehingga si pemakai dapat mendengar lebih jelas suara yang ada disekitarnya. Assistive Listening Device (ALD) ALD adalah perangkat elektronik untuk meningkatkan kenyamanan pendengar pada kondisi lingkungan pendengaran tertentu seperti menonton televisi, mendengarkan telepon, mendengar suara bel rumah atau pada saat berada di ruang aula / auditorium. ALD dapat dipergunakan tersendiri atau dipasang pada ABD dengan maksud mengoptimalkan kerja ABD. Implan Koklea Implan koklea merupakan elektronik yang mempunyai kemampuan mengganti fungsi koklea untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada pasien tuli saraf berat dan total bilateral. Dengan cara insisi retroaurekular, dilakukan mastoidektomi. STRATEGI HABILITASI PENDENGARAN