SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industrialisasi akan selalu diiikuti oleh penerapan tehnologi tinggi,
penggunaan bahan serta peralatan yang lebih komplek, namun sering kali
berakibat buruk baik terhadap manusia maupun lingkungan. Ditempat kerja
terdapat beberapa bahaya yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti faktor
fisika, kimia, biologi, ergonomi serta psikologi. Kebisingan merupakan sumber
bahaya dari faktor fisika di tempat kerja, yang sumber bahaya tersebut perlu
dikendalikan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
produktif bagi tenaga kerja.
Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan
dan kesehatan terutama yang berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik.
Sedangkan operator atau karyawan yang mengoperasikan peralatan pabrik
merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh disebabkan adanya
peningkatan kebisingan. Resiko yang timbul akibat kebisingan dengan tingkat
tekanan bunyi diatas nilai ambang batas pendengaran adalah dapat merusak
pendengaran atau gangguan pendengaran. Selain itu Kebisingan juga dapat
menggangu percakapan sehingga akan mempengaruhi komunikasi yang sedang
berlangsung dan kebisingan tersebut juga menggangu konsentrasi karyawan
dalam bekerja sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Menurut teori
yang telah dipelajari, dalam upaya pengendalian kebisingan dapat melibatkan tiga
elemen yaitu pengendalian bising pada sumber kebisingan, lintasan atau jalur
rambat kebisingan dan penerima kebisingan. Jika ketiga elemen tersebut belum
bisa menggendalikan kebisingan maka ada cara lain yaitu pengendalian
kebisingan secara administrasi yaitu pengendalian kebisingan dengan cara
mengatur pola kerja. Dalam pengendalian yang dilakukan agar hasilnya efektif
maka perlu dilakukan survei atau identifikasi masalah kebisingan di pabrik untuk
mengetahui tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan pabrik. Berdasarkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang Nilai
Kebisingan 1
Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari
85 dBA. Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi
dan merupakan nilai rata – rata yang masih 2 dapat di terima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap, untuk waktu kerja secara terus
menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk membuat makalah
tentang kebisingan, jenis-jenis kebisingan, dampak dan pengendalian kebisingan
ditempat kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kebisingan?
2. Apa saja jenis-jenis kebisingan?
3. Bagaimana NAB untuk kebisingan?
4. Bagaimana mengukur kebisingan?
5. Apa pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja?
6. Bagaimana upaya pengendalian kebisingan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebisingan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kebisingan.
3. Untuk mengetahui NAB untuk kebisingan.
4. Untuk mengetahui bagaimana mengukur kebisingan serta alat dan metode
yang digunakan.
Kebisingan 2
5. Untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja.
6. Untuk mengetahui upaya pengendalian kebisingan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
tentang kebisingan, Jenis-jenis kebisingan, NAB kebisingan, pengukuran
kebisingan, dampak kebisingan dan upaya pengendalian kebisingan serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BAB II
Kebisingan 3
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Kebisingan
Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan telinga oleh gelombang
longitudinal yang ditimbulkan oleh getaran dari sumber bunyi atau suara dan
gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya, dan
manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu
atau timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan disebut kebisingan atau
dengan kata lain kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Dalam rangka
perlindungan kesehatan tenaga kerja, kebisingan diartikan sebagai semua suara
yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau
alat-alat kerja yang pada tingkat tertentudapat menimbulkan gangguan pendengan.
Terdapat dua karakteristik utama yang menetukan kualitas suatu bunyi atau suara
yaitu frekuensi dan intensitasnya. Suatu akibat dari kombinasi frekuensi dan
intensitas adalah kekerasan suara yang didengar oleh telinga (Suma’mur, 2009).
Bising dalam kesehatan kerja dapat menurunkan pendengaran baik secara
kualitatif maupun kuantitatif (Buchari, 2007).
Bising adalah suara /bunyi yang tidak diinginkan. Terdapat dua hal yang
menetukan kualitas suatu bunyi atau suara yaitu frekuensi dan intensitasnya
(A.M.Sugeng Budiono, 2009).
2.2 Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
1.Kebisingan Kontiniu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relative
tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut.
Misalnya mesin, kipas angin, dll.
Kebisingan 4
2.Kebisingan kontiniu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini relative
tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi
500, 100 dan 4000 hz).
Misalnya gergaji sekuler dan katup gas.
3.Kebisingan intermitten. Bising ini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan
ada periode relative tenang.
Misalnya suara kebisingan di airport, dll.
4.Kebisingan impulsive. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara
melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan
pendengarnya.
Misalnya suara tembakan, dll.
5.Kebisimgam impulsive berulang. Contohnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas:
1. Bising yang mengganggu. Intensitas tidak terlalu keras.
Contoh: mendengkur
2. Bising yang menutupi. Merupakan bising yang menutupi pendengaran
secara jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3. Bising yang merusak. Bising yang intensitasnya melampaui NAB. Bunyi
ini jelas akan merusak fungsi pendengaran. (Buchari, 2007).
2.3 NAB Kebisingan
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-
51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja,
ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA. Nilai ambang batas kebisingan di tempat
Kebisingan 5
kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata – rata yang masih 2
dapat di terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang
tetap, untuk waktu kerja secara terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40
jam seminggu.
NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN
Waktu Pemajanan per Hari
Intensitas Kebisingan dalam
dBa
8 jam
4
2
1
30 menit
15
7,5
3,75
1,88
0,94
28,12
14,06
7,03
3,52
1,72
0,88
0,44
0,22
0,11
Tidak Boleh
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
127
130
133
136
139
140
Kebisingan 6
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-
51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di
tempat kerja
2.4 Pengukuran Kebisingan
Untuk mengukur masalah kebisingan, kita perlu mengukur tingkat kebisingan
dengan menggunakan sejumlah alat ukur tingkat kebisingan dengan berbagai
tingkat ketelitian.
Alat ukur kebisingan adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan dan memiliki 3 jenis dasar:
1. Alat ukur keperluan umum
Relative murah dan cukup teliti utnuk mengidentifikasi area yang
bermasalah dengan kebisingan.
2. Instrumen Kualitas 1:
-memberikan pembacaan yang teliti yang dapat digunakan dalam tingkat
pengendalian kebisingan
-bisa mengikutsertakan fasilitas untuk menganalisis pita gelombang dan
memadukan tingkat eksposur
-cukup mahal namun dibutuhkan jika pengukuran kebisingan secara
teratur perlu digunakan
3.Instrumen Presisi
-mengukur sejumalh fungsi-fungsi kebisingan
-memberikan pembacaan yang sangat teliti
Kebisingan 7
-kerap disambungkkan ke instrument pencatat yang mengukur itngkat
kebisingan dalam satu periode waktu
-sangat . mahal dan memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya.
(Jhon Ridley, 2004)
Adapun alat utuk mengukur kebisingan adalah :
1. Sound Level Meter
Alat utama yang digunakan dalam pengukuran kebisingan adalah Sound
Level Meter. Alat ini mengukur kebisingan diantara 30-130 dBA dan dari
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Suatu system kalibrasi terdapat dalam alat itu
sendiri kecuali untuk kalibrasi mikrofon diperlukan pengecekan dengan
kalibrasi tersendiri. Sebagai alat kalibrasi dapat dipakai pengeras suara yang
kekuatannya suaranya diatur oleh amplifier. Atau suatu piston phone dibuat
untuk maksud kalibrasi tersebut yang tergantung dan atas perbedaan tekanan
barometer. (Suma’mur. 2009)
2. Audiometer
Apabila hasil pengukuran di tempat kerja menunjukkan intensitas
kebisingan melebihi NAB maka lakukan audiometri test kepada karyawan
minimal 1 tahun sekali. Audiometri test juga harus dilakukan pada karyawan
baru / rotasi / mutasi sebelum di tugaskan ke area dengan intensitas kebisingan
yang tinggi. Target dari audiometri test adalah pemeriksaan gangguan
pendengaran persepsi,konduksi atau campuran
Audiometer juga digunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, dan
fungsi lainnya :
1. Mengukur ambang pendengaran
2. Mendindikasikann kehilangan pendengaran
Kebisingan 8
3. Pembacaan dilakukan secaara manual dan otomatis
4. Mencatat kemampuan pendengaran setiap telinga pada deret frekuensi
yang berbeda
5. Menghasilkan audiogram : grafik ambang pendengaran untuk masng-
masing telinga pada suatu rentang frekuensi
6. Pengujian dilakukan didalam ruang kedap suara namun diruang yang
hening pun hasil memuaskan
7. Biaya sedang namun sangat dibutuhkan. jika kebisingan terjadi terus
menerus dapat menggunakan fasilitas rumah sakit. (Jhon Ridley, 2004)
3. Dosimeter
Dosimeter diperlukan untuk mengukur eksposur terhadap kebisingan harian:
1.Berupa instrument kecil yang dikenakan oleh pekerja
2.Terdiri atas alat pencatat kecil dan mikrofon yang disematkan pada kerah
baju didekat telinga
3.Mengukur dan mencatat tingkat kebisingan setiap menit dalam suatu giliran
kerja
4.Instrumen sederhana yang memadukan pembacaan untuk memberikan
pemajanan bising harian
5. Instrumen yang lebih rumit yang memungkikan analisis rekaman data yang
lebih rinci
6.Proses analisis yang membutuhkan perangkat lunak computer dan pemtea
(Plotter) data yang cocok.
7.Satu-satunya metode yang benar-benar teliti untuk mengukur pemajanan
bising personal harian
Kebisingan 9
2.5 Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja
Bising dapat menyebabkan tuli. (Darmanto Djojodibroto, 1999).
Kebisingan juga mempengaruhi daya kerja seseorang dan efek tersebut
merugikan baik ditinjau dari pelaksanaan kerja maupun hasil kerja boleh
dikatakan telah merupakan pendapat masyarakat pada umumnya.
Pengaruh negative lainnya adalah :
1. Gangguan Seacara Umum
Terhadap kegiatan hidup sehari-hari kebisingan dapt menggangu konsentrasi
dan menyebabkan pengalihan perhatian sehingga tidak focus kepada masalah
yang sedang dihadapi. Oleh kebisingan, motivasi untuk berfikir dan bekerja
mungkin dibuat lemah atau bahkan hilang sama sekali. Kebisingan dapt
mengganggu ketelitian seseorang bahkan hilang sama sekali. Kebisingan juga
dapat menyebabkan rasa terganggu yang merupakan reaksi psikologis seseorang,
perasaan terganggu demikian bervariasi dalam besar dan coraknya atas dasar sifat-
sifat kebisingan itu sendiri, frekuensi dan intensitasnya. Kebisingan menyebabkan
orang terganggu tidur sehingga tidak dapat memulihkan kondisi psikisnya.
Pada umumnya kebisingan yang sangat tinggi sangat mengganggu. Fakt
menunjukkan bahwa kebisingan dapat pula memberikan efek buruk terhadap
penderita penyakit kardiovaskuler dan juga orang yang sakit saraf. (Suma’mur,
2009)
2.Gangguan Komunikasi dengan pembicaraan
Sebagai pegangan, gangguan komunikasi oleh kebisingan terjadi apabila
komunikai pembicaraan dalam pekerjaan harus dijalankan dengan cara berteriak.
Gangguan komunikasi seperti itu menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin mengakitbatkan kesalahan atau kecelakaan, terutama pada penggunaan
Kebisingan 10
tenaga baru oleh karena timbulnya salah paham dan salah pengertian. Besarnya
pengaruh kebisingan pada komunikasi dengan pembicaraan dapat dilakukan
dengan mengukur rata-rata intensitas oktaf diantara 600-1200, 1200-2400, dan
2400-4800 Hz. Nilai ini disebut tingkat gangguan pembicaraan TGP. Dengan
pemeriksaan odiometris dapat diperlihatkan adanya penurunan kemampuan untuk
mendengar pada frekuensi-frekuensi tersebut atau dengan perkataan lain perlu
kekuatan suara yang jauh lebih besar agar dapat mendengar pembicaraan orang
lain. (Suma’mur , 2009)
3.Kriteria kantor
Kebutuhan pembicaraan, baik langsung maupun tidak langsung ataupun lewat
telepon harus dipenuhi dan sangat penting artinya bagi berlangsungnya aktivitas
di kantor dan ruang siding. Kebisingan dapat berpengaruh buruk dikantor, naik itu
diruang istirahat, rapat, dll..(Suma’mur, 2009)
4.Efek Pada Pekerjaan
Kebisingan menggangu perhatian yang perlu terus-menerus dicurahkan
kepada pelaksanaan pekerjaan dan juga pencapaian hasil kerja yang sebaik-
baiknya. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan
pengawasan terhadap suatu proses produksi atau hasilnya dapat membuat
kesalahan-kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi dan kurang focus
perhatian. Demikian pula, terganggunya pelaksaan dan pencapaian hasil kerja oleh
kebisingan dapat dikarenakan adanya terganggunya perasaan terganggu atau
melemahnya semangat kerja atau masalah alinnya, seperti kurang sempurnanya
istirahat, trganggunya pencernaan, system kardiovaskuler, dan system saraf
lainnya. Ada tenaga kerja yang sangat peka terhadap kebisingan. Pada pekerjaan
yang lebih banyak memikir, kebisingan sebaliknya ditekan serendah-rendahnya.
(Suma’mur, 2009).
5.Reaksi Masyarakat
Kebisingan 11
Pengaruhnya akan sangat besar, apabila kebisingan akibat suatu proses
produksi demikian luar biasanya, sehingga masyarakat sekitar perusahaan yang
bersangkutan protes agar kegiatan tersebut diberhentikan. Intensitas kebisingan
dari suatu perusahaan ke masyarakat harus ditinjau dari berbagai factor.
(Suma’mur, 2009)
6.Gangguan Kesehatan
Pengaruh utama kebisingan pada kesehatan adalah kerusakan kepada indera
pendengar yang menyebabkan ketulian progresif , dan akibat demikian telah
diketahui dan ditrima umum berabad-abad lamanya. Bekerja secara terus menerus
ditempat bising berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak dapat
dipulihka kembali. (Suma’mur, 2009)
2.6 Upaya Pengendalian Kebisingan.
Menurut Jhon Ridley (2009), dari semua upaya, pertimbangan pertama yang
perlu diperhatikan adalah menghilangkan sumber kebisingan. Akan tetapi
tindakan ini tidak selalu bias dilakukan. Ada dua pendekatan strategi perlindungan
pendengaran, yaitu :
1. Pendekatan arahan Prinsip
• Penghilangan
Mencari metode alternative
• Isolasi
Memindahkan pekerja kearea dengan kebisingan yang lebih rendah
• Penyekatan
-mengurung kebisingan didalam ruang kedap bunyi.
Kebisingan 12
-menempatkan pekerja dikabin kedap bunyi
• Penyerapan
-melapisi dinding dan permukaan-permukaan pantul dengan bahan
penyerap bunyi
-menggunakan panel-panel penyerap bunyi yang berdiri sendiri-sendiri
-menggantung panel-panel penyerap bunyi dilangit-langit /atap
• Peredaman Getaran
-memberikan batang-kukuh atau melapisi lembar panel logam untuk
mencegah efek gendering
-menggunakan dudukan penahan getaran untuk permesinan
-menggunakan sambungan yang fleksibel dalam pipa dan saluran-saluran
-menggunakan komponen plastic dalam pemesinan
• Pembungkaman
-menggunakan pembungkam bunyi pada keluaran dari silinder utama dan
pompa vakum
-menggunahkan pengarah angin pada keluaran system ventilasi dan
penyedotan
-mengarahkan lubang-keluar ventilasi menjauh dari area kerja dan
perumahan yang bersebelahan
2.Pendekatan Pragmatis
• Merekayasa
• Mengurangi kebisingan pada sumber
Kebisingan 13
• Mengurung sumber bising
• Memisahkan para pekerja
• Menyerap bising
Usaha terakhir setelah seluruh teknik diatas tidak efektif adalah dengan
menyediakan alat pelindung dengan penyesuaian alat pelindung pribadi dengan :
1.harus diberikan satu untuk pekerja
2.harus menyediakan atenuasi yang cukup untuk menjamin pendengaran
terlindung dengan baik
3.Para pengguna harus terbiasa dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda yang
dapat didengar melalui alat-alat perlindungan pendengaran (Jhon Ridley, 2004)
Menurut A.M Sugeng Budiono (2009), Pengendalian kebisingan
dilakukan dengan
1.Pengendalian secara teknis
-mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan kebisingan menjadi berkurang
suara yang menimbulkan bsiingnya.
-menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara
-isolasi mesin
-Subtitusi mesin
-menggunakan fondasi mesin yang baik untuk mengurangi terjadinya getaan yang
dapat menimbulkan kebisingan
-modifikasi mesin
-merawat mesin
Kebisingan 14
2.Pengendalian Secara Adminstatif
-pengadaan ruang control pada bagian tertentu
-pengaturan jam kerja
3.Pengendalian secara medis
Dilakukan dengan pemerikasaan audiometric
4.Penggunaan Alat Pelindung Diri
Ini merupakan alternative terkahir, dengan menggunakan ear plug, ear muff dll.
BAB III
PENUTUP
Kebisingan 15
3.1 Kesimpulan
1.Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki apabila terpapar terus menerus
dapat menyebabkan ketulian.
2.NAB untuk kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA
3.Kebisingan dapat dikur dengan audiometric, sound level meter dan dosimeter.
4.Efek yang dtimbukan kebisingan trhadap pekerja berdampak pada kesehatanm
produktivitas dan motivasinya untuk bekerja.
5.Upaya pengendalian menurut Jhon Ridley yaitu pendekatan arahan-prinsip dan
pragmatis.
6.Upaya pengendalian menurut A.M Sugeng Budiono, secara teknis, adminstratif,
secara medis dan APD.
3.2 Saran
1. Upaya pengendalian kebisingan ditempat kerja sangat perlu dilakukan dan
apabila cara-cara pengendalian tidak efektif maka digunakan penggunaan Alat
Pelindung diri.
2.Sebaiknya pemeriksaan telinga yang berpotensi tuli yang disebabkan oleh
kebisingan dilakukan sedini mungkin mengingat sering terpapar menyebabkan
ketulian
Kebisingan 16
DAFTAR PUSTAKA
Buchari.2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program.
Budiono, Sugeng dkk.2009.Hiperkes & KK.Semarang : Universitas Diponegoro
Semarang
Djojodibroto, Darmanto.1999.Kesehatan Kerja di perusahaan. Jakarta : Gramedia
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang Nilai
Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja
Ridley, Jhon.2004. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan KErja. Jakarta : Erlangga
Suma’mur.2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja ( Hiperkes). Jakarta :
Sagung Seto
Kebisingan 17

More Related Content

What's hot

Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Ainur
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Latif Wrstiawan
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...Muhamad Imam Khairy
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaDeby Andriany
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISJUHERAH
 
Sikelim - Kab_Kota (1).pptx
Sikelim - Kab_Kota (1).pptxSikelim - Kab_Kota (1).pptx
Sikelim - Kab_Kota (1).pptxYonrykedoh
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraGusti Rusmayadi
 
Biomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkunganBiomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkunganArief Muhammad
 
Propagasi gelombang
Propagasi gelombangPropagasi gelombang
Propagasi gelombangDedi Supardi
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika airLalu Firman
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasFatmawati Fatmawati
 
Instrumentasi Biologi - Spektrofotometer
Instrumentasi Biologi - SpektrofotometerInstrumentasi Biologi - Spektrofotometer
Instrumentasi Biologi - SpektrofotometerDewi Ayu Maryati
 
Amdal analisis mengenai dampak lingkungan
Amdal analisis mengenai dampak lingkunganAmdal analisis mengenai dampak lingkungan
Amdal analisis mengenai dampak lingkunganbernardusadityo92
 

What's hot (20)

Pencahayaan
PencahayaanPencahayaan
Pencahayaan
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerja
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
Sikelim - Kab_Kota (1).pptx
Sikelim - Kab_Kota (1).pptxSikelim - Kab_Kota (1).pptx
Sikelim - Kab_Kota (1).pptx
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 
SOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METERSOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METER
 
Kebisingan
KebisinganKebisingan
Kebisingan
 
Biomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkunganBiomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkungan
 
Propagasi gelombang
Propagasi gelombangPropagasi gelombang
Propagasi gelombang
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Parameter fisika air
Parameter fisika airParameter fisika air
Parameter fisika air
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
Instrumentasi Biologi - Spektrofotometer
Instrumentasi Biologi - SpektrofotometerInstrumentasi Biologi - Spektrofotometer
Instrumentasi Biologi - Spektrofotometer
 
konsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarakonsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udara
 
Training Radiasi
Training RadiasiTraining Radiasi
Training Radiasi
 
Amdal analisis mengenai dampak lingkungan
Amdal analisis mengenai dampak lingkunganAmdal analisis mengenai dampak lingkungan
Amdal analisis mengenai dampak lingkungan
 

Viewers also liked

Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHerry Prakoso
 
Bangunan dan Lingkungan Bengkel
Bangunan dan Lingkungan Bengkel Bangunan dan Lingkungan Bengkel
Bangunan dan Lingkungan Bengkel Kiki Reski
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013Deni Darma
 
Kepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialKepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialYeni Rahayu
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja di bandar uda...
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan  pekerja di bandar uda...Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan  pekerja di bandar uda...
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja di bandar uda...Lidya68
 
Interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerInteraksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerMiftahul Khair N
 

Viewers also liked (11)

Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
 
Bangunan dan Lingkungan Bengkel
Bangunan dan Lingkungan Bengkel Bangunan dan Lingkungan Bengkel
Bangunan dan Lingkungan Bengkel
 
Tugas kebisingan
Tugas kebisinganTugas kebisingan
Tugas kebisingan
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013
 
Kebisingan,,
Kebisingan,,Kebisingan,,
Kebisingan,,
 
Kepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialKepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan Sosial
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja di bandar uda...
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan  pekerja di bandar uda...Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan  pekerja di bandar uda...
Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja di bandar uda...
 
Interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputerInteraksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputer
 
Chapter 14
Chapter 14Chapter 14
Chapter 14
 

Similar to kebisingan

395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptxnanangprasetyo12
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptxarief337821
 
05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptxadimastiawan
 
Presentasi fis ling kebisingan
Presentasi fis ling   kebisinganPresentasi fis ling   kebisingan
Presentasi fis ling kebisinganMuh Akbar Triana
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementartyudy
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaIbnuNurhayati
 
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] Dionisius Kristanto
 
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf2440018015FIRMANSYAH
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing lossLetitia Kale
 

Similar to kebisingan (20)

395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
 
05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx05. QHSE Meeting Mei.pptx
05. QHSE Meeting Mei.pptx
 
Presentasi fis ling kebisingan
Presentasi fis ling   kebisinganPresentasi fis ling   kebisingan
Presentasi fis ling kebisingan
 
Bising noising
Bising noisingBising noising
Bising noising
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurement
 
Pencemaran bunyi
Pencemaran bunyiPencemaran bunyi
Pencemaran bunyi
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
 
Polusi suara
Polusi  suaraPolusi  suara
Polusi suara
 
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
 
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
 
Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
 
Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing loss
 
Tugas cuzz
Tugas cuzzTugas cuzz
Tugas cuzz
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Anechoic chamber
Anechoic chamberAnechoic chamber
Anechoic chamber
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (12)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

kebisingan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiikuti oleh penerapan tehnologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang lebih komplek, namun sering kali berakibat buruk baik terhadap manusia maupun lingkungan. Ditempat kerja terdapat beberapa bahaya yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi serta psikologi. Kebisingan merupakan sumber bahaya dari faktor fisika di tempat kerja, yang sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja. Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama yang berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik. Sedangkan operator atau karyawan yang mengoperasikan peralatan pabrik merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh disebabkan adanya peningkatan kebisingan. Resiko yang timbul akibat kebisingan dengan tingkat tekanan bunyi diatas nilai ambang batas pendengaran adalah dapat merusak pendengaran atau gangguan pendengaran. Selain itu Kebisingan juga dapat menggangu percakapan sehingga akan mempengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung dan kebisingan tersebut juga menggangu konsentrasi karyawan dalam bekerja sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Menurut teori yang telah dipelajari, dalam upaya pengendalian kebisingan dapat melibatkan tiga elemen yaitu pengendalian bising pada sumber kebisingan, lintasan atau jalur rambat kebisingan dan penerima kebisingan. Jika ketiga elemen tersebut belum bisa menggendalikan kebisingan maka ada cara lain yaitu pengendalian kebisingan secara administrasi yaitu pengendalian kebisingan dengan cara mengatur pola kerja. Dalam pengendalian yang dilakukan agar hasilnya efektif maka perlu dilakukan survei atau identifikasi masalah kebisingan di pabrik untuk mengetahui tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan pabrik. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang Nilai Kebisingan 1
  • 2. Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA. Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata – rata yang masih 2 dapat di terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap, untuk waktu kerja secara terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk membuat makalah tentang kebisingan, jenis-jenis kebisingan, dampak dan pengendalian kebisingan ditempat kerja. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah untuk penulisan makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan kebisingan? 2. Apa saja jenis-jenis kebisingan? 3. Bagaimana NAB untuk kebisingan? 4. Bagaimana mengukur kebisingan? 5. Apa pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja? 6. Bagaimana upaya pengendalian kebisingan? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebisingan. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis kebisingan. 3. Untuk mengetahui NAB untuk kebisingan. 4. Untuk mengetahui bagaimana mengukur kebisingan serta alat dan metode yang digunakan. Kebisingan 2
  • 3. 5. Untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja. 6. Untuk mengetahui upaya pengendalian kebisingan. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang kebisingan, Jenis-jenis kebisingan, NAB kebisingan, pengukuran kebisingan, dampak kebisingan dan upaya pengendalian kebisingan serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja. BAB II Kebisingan 3
  • 4. PEMBAHASAN 2.1.Definisi Kebisingan Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan oleh getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan disebut kebisingan atau dengan kata lain kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Dalam rangka perlindungan kesehatan tenaga kerja, kebisingan diartikan sebagai semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentudapat menimbulkan gangguan pendengan. Terdapat dua karakteristik utama yang menetukan kualitas suatu bunyi atau suara yaitu frekuensi dan intensitasnya. Suatu akibat dari kombinasi frekuensi dan intensitas adalah kekerasan suara yang didengar oleh telinga (Suma’mur, 2009). Bising dalam kesehatan kerja dapat menurunkan pendengaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Buchari, 2007). Bising adalah suara /bunyi yang tidak diinginkan. Terdapat dua hal yang menetukan kualitas suatu bunyi atau suara yaitu frekuensi dan intensitasnya (A.M.Sugeng Budiono, 2009). 2.2 Jenis Kebisingan Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas : 1.Kebisingan Kontiniu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relative tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya mesin, kipas angin, dll. Kebisingan 4
  • 5. 2.Kebisingan kontiniu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini relative tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 100 dan 4000 hz). Misalnya gergaji sekuler dan katup gas. 3.Kebisingan intermitten. Bising ini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relative tenang. Misalnya suara kebisingan di airport, dll. 4.Kebisingan impulsive. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya suara tembakan, dll. 5.Kebisimgam impulsive berulang. Contohnya mesin tempa. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas: 1. Bising yang mengganggu. Intensitas tidak terlalu keras. Contoh: mendengkur 2. Bising yang menutupi. Merupakan bising yang menutupi pendengaran secara jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. 3. Bising yang merusak. Bising yang intensitasnya melampaui NAB. Bunyi ini jelas akan merusak fungsi pendengaran. (Buchari, 2007). 2.3 NAB Kebisingan Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA. Nilai ambang batas kebisingan di tempat Kebisingan 5
  • 6. kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata – rata yang masih 2 dapat di terima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap, untuk waktu kerja secara terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN Waktu Pemajanan per Hari Intensitas Kebisingan dalam dBa 8 jam 4 2 1 30 menit 15 7,5 3,75 1,88 0,94 28,12 14,06 7,03 3,52 1,72 0,88 0,44 0,22 0,11 Tidak Boleh 85 88 91 94 97 100 103 106 109 112 115 118 121 124 127 130 133 136 139 140 Kebisingan 6
  • 7. Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja 2.4 Pengukuran Kebisingan Untuk mengukur masalah kebisingan, kita perlu mengukur tingkat kebisingan dengan menggunakan sejumlah alat ukur tingkat kebisingan dengan berbagai tingkat ketelitian. Alat ukur kebisingan adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan dan memiliki 3 jenis dasar: 1. Alat ukur keperluan umum Relative murah dan cukup teliti utnuk mengidentifikasi area yang bermasalah dengan kebisingan. 2. Instrumen Kualitas 1: -memberikan pembacaan yang teliti yang dapat digunakan dalam tingkat pengendalian kebisingan -bisa mengikutsertakan fasilitas untuk menganalisis pita gelombang dan memadukan tingkat eksposur -cukup mahal namun dibutuhkan jika pengukuran kebisingan secara teratur perlu digunakan 3.Instrumen Presisi -mengukur sejumalh fungsi-fungsi kebisingan -memberikan pembacaan yang sangat teliti Kebisingan 7
  • 8. -kerap disambungkkan ke instrument pencatat yang mengukur itngkat kebisingan dalam satu periode waktu -sangat . mahal dan memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya. (Jhon Ridley, 2004) Adapun alat utuk mengukur kebisingan adalah : 1. Sound Level Meter Alat utama yang digunakan dalam pengukuran kebisingan adalah Sound Level Meter. Alat ini mengukur kebisingan diantara 30-130 dBA dan dari frekuensi antara 20-20.000 Hz. Suatu system kalibrasi terdapat dalam alat itu sendiri kecuali untuk kalibrasi mikrofon diperlukan pengecekan dengan kalibrasi tersendiri. Sebagai alat kalibrasi dapat dipakai pengeras suara yang kekuatannya suaranya diatur oleh amplifier. Atau suatu piston phone dibuat untuk maksud kalibrasi tersebut yang tergantung dan atas perbedaan tekanan barometer. (Suma’mur. 2009) 2. Audiometer Apabila hasil pengukuran di tempat kerja menunjukkan intensitas kebisingan melebihi NAB maka lakukan audiometri test kepada karyawan minimal 1 tahun sekali. Audiometri test juga harus dilakukan pada karyawan baru / rotasi / mutasi sebelum di tugaskan ke area dengan intensitas kebisingan yang tinggi. Target dari audiometri test adalah pemeriksaan gangguan pendengaran persepsi,konduksi atau campuran Audiometer juga digunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, dan fungsi lainnya : 1. Mengukur ambang pendengaran 2. Mendindikasikann kehilangan pendengaran Kebisingan 8
  • 9. 3. Pembacaan dilakukan secaara manual dan otomatis 4. Mencatat kemampuan pendengaran setiap telinga pada deret frekuensi yang berbeda 5. Menghasilkan audiogram : grafik ambang pendengaran untuk masng- masing telinga pada suatu rentang frekuensi 6. Pengujian dilakukan didalam ruang kedap suara namun diruang yang hening pun hasil memuaskan 7. Biaya sedang namun sangat dibutuhkan. jika kebisingan terjadi terus menerus dapat menggunakan fasilitas rumah sakit. (Jhon Ridley, 2004) 3. Dosimeter Dosimeter diperlukan untuk mengukur eksposur terhadap kebisingan harian: 1.Berupa instrument kecil yang dikenakan oleh pekerja 2.Terdiri atas alat pencatat kecil dan mikrofon yang disematkan pada kerah baju didekat telinga 3.Mengukur dan mencatat tingkat kebisingan setiap menit dalam suatu giliran kerja 4.Instrumen sederhana yang memadukan pembacaan untuk memberikan pemajanan bising harian 5. Instrumen yang lebih rumit yang memungkikan analisis rekaman data yang lebih rinci 6.Proses analisis yang membutuhkan perangkat lunak computer dan pemtea (Plotter) data yang cocok. 7.Satu-satunya metode yang benar-benar teliti untuk mengukur pemajanan bising personal harian Kebisingan 9
  • 10. 2.5 Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja Bising dapat menyebabkan tuli. (Darmanto Djojodibroto, 1999). Kebisingan juga mempengaruhi daya kerja seseorang dan efek tersebut merugikan baik ditinjau dari pelaksanaan kerja maupun hasil kerja boleh dikatakan telah merupakan pendapat masyarakat pada umumnya. Pengaruh negative lainnya adalah : 1. Gangguan Seacara Umum Terhadap kegiatan hidup sehari-hari kebisingan dapt menggangu konsentrasi dan menyebabkan pengalihan perhatian sehingga tidak focus kepada masalah yang sedang dihadapi. Oleh kebisingan, motivasi untuk berfikir dan bekerja mungkin dibuat lemah atau bahkan hilang sama sekali. Kebisingan dapt mengganggu ketelitian seseorang bahkan hilang sama sekali. Kebisingan juga dapat menyebabkan rasa terganggu yang merupakan reaksi psikologis seseorang, perasaan terganggu demikian bervariasi dalam besar dan coraknya atas dasar sifat- sifat kebisingan itu sendiri, frekuensi dan intensitasnya. Kebisingan menyebabkan orang terganggu tidur sehingga tidak dapat memulihkan kondisi psikisnya. Pada umumnya kebisingan yang sangat tinggi sangat mengganggu. Fakt menunjukkan bahwa kebisingan dapat pula memberikan efek buruk terhadap penderita penyakit kardiovaskuler dan juga orang yang sakit saraf. (Suma’mur, 2009) 2.Gangguan Komunikasi dengan pembicaraan Sebagai pegangan, gangguan komunikasi oleh kebisingan terjadi apabila komunikai pembicaraan dalam pekerjaan harus dijalankan dengan cara berteriak. Gangguan komunikasi seperti itu menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin mengakitbatkan kesalahan atau kecelakaan, terutama pada penggunaan Kebisingan 10
  • 11. tenaga baru oleh karena timbulnya salah paham dan salah pengertian. Besarnya pengaruh kebisingan pada komunikasi dengan pembicaraan dapat dilakukan dengan mengukur rata-rata intensitas oktaf diantara 600-1200, 1200-2400, dan 2400-4800 Hz. Nilai ini disebut tingkat gangguan pembicaraan TGP. Dengan pemeriksaan odiometris dapat diperlihatkan adanya penurunan kemampuan untuk mendengar pada frekuensi-frekuensi tersebut atau dengan perkataan lain perlu kekuatan suara yang jauh lebih besar agar dapat mendengar pembicaraan orang lain. (Suma’mur , 2009) 3.Kriteria kantor Kebutuhan pembicaraan, baik langsung maupun tidak langsung ataupun lewat telepon harus dipenuhi dan sangat penting artinya bagi berlangsungnya aktivitas di kantor dan ruang siding. Kebisingan dapat berpengaruh buruk dikantor, naik itu diruang istirahat, rapat, dll..(Suma’mur, 2009) 4.Efek Pada Pekerjaan Kebisingan menggangu perhatian yang perlu terus-menerus dicurahkan kepada pelaksanaan pekerjaan dan juga pencapaian hasil kerja yang sebaik- baiknya. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap suatu proses produksi atau hasilnya dapat membuat kesalahan-kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi dan kurang focus perhatian. Demikian pula, terganggunya pelaksaan dan pencapaian hasil kerja oleh kebisingan dapat dikarenakan adanya terganggunya perasaan terganggu atau melemahnya semangat kerja atau masalah alinnya, seperti kurang sempurnanya istirahat, trganggunya pencernaan, system kardiovaskuler, dan system saraf lainnya. Ada tenaga kerja yang sangat peka terhadap kebisingan. Pada pekerjaan yang lebih banyak memikir, kebisingan sebaliknya ditekan serendah-rendahnya. (Suma’mur, 2009). 5.Reaksi Masyarakat Kebisingan 11
  • 12. Pengaruhnya akan sangat besar, apabila kebisingan akibat suatu proses produksi demikian luar biasanya, sehingga masyarakat sekitar perusahaan yang bersangkutan protes agar kegiatan tersebut diberhentikan. Intensitas kebisingan dari suatu perusahaan ke masyarakat harus ditinjau dari berbagai factor. (Suma’mur, 2009) 6.Gangguan Kesehatan Pengaruh utama kebisingan pada kesehatan adalah kerusakan kepada indera pendengar yang menyebabkan ketulian progresif , dan akibat demikian telah diketahui dan ditrima umum berabad-abad lamanya. Bekerja secara terus menerus ditempat bising berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak dapat dipulihka kembali. (Suma’mur, 2009) 2.6 Upaya Pengendalian Kebisingan. Menurut Jhon Ridley (2009), dari semua upaya, pertimbangan pertama yang perlu diperhatikan adalah menghilangkan sumber kebisingan. Akan tetapi tindakan ini tidak selalu bias dilakukan. Ada dua pendekatan strategi perlindungan pendengaran, yaitu : 1. Pendekatan arahan Prinsip • Penghilangan Mencari metode alternative • Isolasi Memindahkan pekerja kearea dengan kebisingan yang lebih rendah • Penyekatan -mengurung kebisingan didalam ruang kedap bunyi. Kebisingan 12
  • 13. -menempatkan pekerja dikabin kedap bunyi • Penyerapan -melapisi dinding dan permukaan-permukaan pantul dengan bahan penyerap bunyi -menggunakan panel-panel penyerap bunyi yang berdiri sendiri-sendiri -menggantung panel-panel penyerap bunyi dilangit-langit /atap • Peredaman Getaran -memberikan batang-kukuh atau melapisi lembar panel logam untuk mencegah efek gendering -menggunakan dudukan penahan getaran untuk permesinan -menggunakan sambungan yang fleksibel dalam pipa dan saluran-saluran -menggunakan komponen plastic dalam pemesinan • Pembungkaman -menggunakan pembungkam bunyi pada keluaran dari silinder utama dan pompa vakum -menggunahkan pengarah angin pada keluaran system ventilasi dan penyedotan -mengarahkan lubang-keluar ventilasi menjauh dari area kerja dan perumahan yang bersebelahan 2.Pendekatan Pragmatis • Merekayasa • Mengurangi kebisingan pada sumber Kebisingan 13
  • 14. • Mengurung sumber bising • Memisahkan para pekerja • Menyerap bising Usaha terakhir setelah seluruh teknik diatas tidak efektif adalah dengan menyediakan alat pelindung dengan penyesuaian alat pelindung pribadi dengan : 1.harus diberikan satu untuk pekerja 2.harus menyediakan atenuasi yang cukup untuk menjamin pendengaran terlindung dengan baik 3.Para pengguna harus terbiasa dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda yang dapat didengar melalui alat-alat perlindungan pendengaran (Jhon Ridley, 2004) Menurut A.M Sugeng Budiono (2009), Pengendalian kebisingan dilakukan dengan 1.Pengendalian secara teknis -mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan kebisingan menjadi berkurang suara yang menimbulkan bsiingnya. -menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara -isolasi mesin -Subtitusi mesin -menggunakan fondasi mesin yang baik untuk mengurangi terjadinya getaan yang dapat menimbulkan kebisingan -modifikasi mesin -merawat mesin Kebisingan 14
  • 15. 2.Pengendalian Secara Adminstatif -pengadaan ruang control pada bagian tertentu -pengaturan jam kerja 3.Pengendalian secara medis Dilakukan dengan pemerikasaan audiometric 4.Penggunaan Alat Pelindung Diri Ini merupakan alternative terkahir, dengan menggunakan ear plug, ear muff dll. BAB III PENUTUP Kebisingan 15
  • 16. 3.1 Kesimpulan 1.Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki apabila terpapar terus menerus dapat menyebabkan ketulian. 2.NAB untuk kebisingan di tempat kerja, ditetapkan sebesar kurang dari 85 dBA 3.Kebisingan dapat dikur dengan audiometric, sound level meter dan dosimeter. 4.Efek yang dtimbukan kebisingan trhadap pekerja berdampak pada kesehatanm produktivitas dan motivasinya untuk bekerja. 5.Upaya pengendalian menurut Jhon Ridley yaitu pendekatan arahan-prinsip dan pragmatis. 6.Upaya pengendalian menurut A.M Sugeng Budiono, secara teknis, adminstratif, secara medis dan APD. 3.2 Saran 1. Upaya pengendalian kebisingan ditempat kerja sangat perlu dilakukan dan apabila cara-cara pengendalian tidak efektif maka digunakan penggunaan Alat Pelindung diri. 2.Sebaiknya pemeriksaan telinga yang berpotensi tuli yang disebabkan oleh kebisingan dilakukan sedini mungkin mengingat sering terpapar menyebabkan ketulian Kebisingan 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Buchari.2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. Budiono, Sugeng dkk.2009.Hiperkes & KK.Semarang : Universitas Diponegoro Semarang Djojodibroto, Darmanto.1999.Kesehatan Kerja di perusahaan. Jakarta : Gramedia Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja Ridley, Jhon.2004. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan KErja. Jakarta : Erlangga Suma’mur.2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja ( Hiperkes). Jakarta : Sagung Seto Kebisingan 17