Dokumen tersebut membahas tentang bahaya kebisingan di tempat kerja, termasuk komponen kebisingan, sumber kebisingan, tingkat kebisingan yang diijinkan, efek kebisingan terhadap kesehatan, dan program konservasi pendengaran untuk mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan.
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
1. HAZARD KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA
KELOMPOK 6 :
Aditya Wangsa Prawira 155100003
Ayu Triantini 155100010
Christina Mediana 155100014
Lukman Muhammad R 155100039
Ramadhan Bagus P 155100061
Richardus Nusawan L 155100088
Yohana Waluyaning 155100077
2. KEBISINGAN
Bising adalah campuran
dari berbagai suara yang
tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan,
saat ini kebisingan
merupakan salah satu
penyebab“Penyakit
Lingkungan”. yang
penting (Slamet, 2006).
kebisingan sering digunakan
sebagai istilah untuk
menyatakan suara yang
tidak diinginkan yang
disebabkan oleh kegiatan
manusia atau aktifitas-
aktifitas alam (Schilling,
1981).
3. KOMPONEN KEBISINGAN
1. Bunyi
Bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh telinga karena
getaran media elastis. Sifat bunyi ini ditentukan oleh frekuensi dan
intensitasnya. Frekuensi bunyi adalah jumlah gelombang bunyi
yang lengkap yang diterima oleh telinga setiap detik. Frekuensi
bunyi yang bisa diterima oleh telinga manusia terbatas mulai
frekuensi 16 – 20.000 Hertz. Bunyi dengan frekuensi kurang dari
16 Hz disebut infrasonic dan di atas 20.000 Hz disebut ultrasonic.
4. KOMPONEN KEBISINGAN
2. Desibel
Desibel adalah satuan untuk mengukur tekanan suara, dan
intensitas suara. Desibel hampir sama dengan derajat kecil dari
perbedaan kekerasan yang biasa di deteksi oleh telinga manusia.
Pada skala desibel adalah skala logaritmik, maka dari itu nilai ini
tidak dapat ditambah atau dikurangi perhitungannya
5. KOMPONEN KEBISINGAN
3. Frekuensi (Hz)
Frekuensi adalah bilangan dari variasi tekanan suara per
sekon. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz
(Hz) atau dalam putaran per sekon (pps). Telinga anak
muda yang sehat dapat mendeteksi suara dalam 20 sampai
20.000 putaran per sekon jarak. Ketika proses penuaan
terjadi, beberapa kerusakan pendengaran berlangsung.
Frekuensi yang berisikan pidato ditemukan antara 250
dan 3.000 putaran per detik.
6. SUMBER KEBISINGAN
Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya
dianggap mengganggu pendengaran.
Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari
kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat
pembangkit tenaga,alat pengangkut dan kegiatan rumah
tangga.
7. TINGKAT KEBISINGAN
1
2
3
Tingkat kebisingan
sinambung setara
(Equivalent Continuous
Noise Level = Leq)
Tingkat kebisingan yang
dianjurkan dan maksimum
yang diperbolehkan
Tingkat ambien
kebisingan
(=Background noise
level) atau tingkat latar
belakang kebisingan
8. JENIS – JENIS KEBISINGAN
1. Bising Kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak
lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus.
2. Bising Terputus – Putus
bising yang berlangsung secar tidak terus-
menerus, melainkan ada periode relatif tenang,
misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang,
kereta api
9. JENIS – JENIS KEBISINGAN
3. Bising Impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas
suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat
dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti
suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.
4. Bising Impulsif Berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini
terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
10. EFEK - EFEK KEBISINGAN
Pengaruh Kebisingan Terhadap Tenaga Kerja.
Fisiologis
Psikologis
Komunikasi
Pendengaran
Tuli sementara
Tuli Menetap
Kerusakan Pendengaran Total
Trauma Akustik
A. Gangguan
Non Audometri
B. Gangguan
Audometri
11. BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Intensitas kebisingan (dBA)
Peruntukan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
12. 8. Khusus
a. Bandar Udara*
b. Stasiun Kereta Api*
c. Pelabuhan Laut 70
d. Cagar Budaya 60
Lingkungan Hidup
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau Sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya 55
*disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
13. NILAI AMBANG BATAS
(NAB)
Menurut Kepmennaker No : KEP-
51/MEN/1999, Thereshold Limited Value (Nilai Ambang
Batas, NAB) adalah standar faktor-faktor lingkungan
kerja yang dianjurkan ditempat kerja, agar tenaga kerja
masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu.
14. FUNGSI NILAI AMBANG BATAS
(NAB)
1. Sebagai kadar untuk perbandingan
2. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses
produksi dan perencanaan teknologi pengendalian
bahaya lingkungan kerja
3. Untuk menentukan substitusi (pemilihan yang lebih
baik)bahan proses produksi terhadap bahan yang
lebih beracun dengan bahan yang kurang beracun
4. Untuk membantu menentukan diagnose gangguan
kesehatan, timbulnya penyakit dan hambatan
efisiensi kerja akibat faktor fisik dan kimia dnegan
bantuan pemeriksaan biologis
15. No Waktu Pemajanan Intensitas Kebisingan
(dBA)
1 8 jam 85
2 4 jam 88
3 2 jam 91
4 1 jam 94
5 30 menit 97
6 15 menit 100
7 7.5 menit 103
8 3.75 menit 106
9 1.88 menit 109
10 0.94 menit 112
17. GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT
BISING (GPAB)
Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah
penurunan pendengaran sensorineural yang pada
awalnya tidak disadari, karena belum mengganggu
percakapan sehari-hari.
Faktor yang mempercepat GPAB/NIHL adalah
pajanan intensitas kebisingan melebihi NAB (>85 dbA
selama 8 jam).
GPAB tidak dapat disembuhkan namun bisa dicegah,
oleh karena itu tempat kerja yang melebihi NAB harus
menerapkan Program Konservasi Pendengaran /
Hearing Conservation Program (HCP).
18. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
1. Pemantauan Kebisingan
A) Sound Level Meter
SLM terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik
termasuk attenuator,3 jaringan perespon frekuensi, skala
indikator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut
distandarisasi sesuai standar SLM. Tujuannya adalah
untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam
pengukuran tingkat kebisingan total.
19. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
B) Octave Band Analyzer
Untuk kondisi pengukuran yang rumit berdasarkan
frekuensi, maka alat yang digunakan adalah OBA.
Pengukuran dapat dilakukan dalam satu oktaf
dengan satu OBA. Untuk pengukuran lebih dari satu
oktaf, dapat digunakan OBA dengan tipe lain. Oktaf
standar yang ada adalah 37,5 – 75, 75-150, 300-
600,600-1200, 1200-2400, 2400-4800, dan 4800-
9600 Hz.
20. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
2. Test Audiometri / Pendengaran
Apabila hasil pengukuran di tempat kerja
menunjukkan intensitas kebisingan
melebihi NAB maka lakukan audiometri
test kepada karyawan minimal 1 tahun
sekali.
Audiometri test juga harus dilakukan pada
karyawan baru / rotasi / mutasi sebelum
di tugaskan ke area dengan intensitas
kebisingan yang tinggi.
Target dari audiometri test adalah
pemeriksaan gangguan pendengaran
persepsi,konduksi atau campuran.
21. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
3. Pengendalian Kebisingan
Dalam hal pengendalian suara yang menjadi bagian utamanya
adalah sumber, penghubung dan penerima.
- menutup sumber (mengisolir sumber kebisingan)
- mengubah desain peredam suara pada sumber
- menurunkan tingkat kebbisingan pada sumber
- pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan yang rendah
- pemeliharaan dan pelumasan mesin – mesin dengan teratur
- pengunaan bahan – bahan peredam suara, menyekat sumber bising
Pengendalian Suara Pada Sumber
22. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
- memindahkan sumber jauh dari pendengaran
- mengubah desain peredam suara pada jalur yang dilaluinya sehingga lebih banyak
suara yang diserap ketika suara merambat pendengaran
- Pekerja tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat
- Bila pekerja terpapar pada beberapa tempat dengan tingkat kebisingan yang berbeda,
harus diperhatikan efek kombinasinya bukan efek satu per satu.
- Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja
tersebut tidak boleh masuk ke dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat
pelindung yang tepat.
- Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja
tersebut tidak boleh masuk ke dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat
pelindung yang tepat.
Pengendalian Suara Pada Penghubung
Pengendalian Suara Pada Penerima
24. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
5. Training Motivasi
Berikan penjelasan ke karyawan tentang akibat
kebisingan serta bagaimana cara mencegahnya,
buktikan bahwa tidak ada orang yang kebal terhadap
kebisingan dengan memberikan data catatan rekam
medis audiometri serta data pengukuran area kerja.
Pelatihan dengan metoda visualisasi adalah cara yang
efektif untuk menjelaskan ke karyawan.
25. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
6. Pemeliharaan Catatan
Pelihara data pengukuran area kerja, audiometri test
karyawan dan evaluasi secara berkala.
Lakukan upaya teknis untuk area kerja yang memiliki
tingkat kebisingan melebihi NAB.
26. PROGRAM PENDIDIKAN
KESELAMATAN
Program pendidikan diperlukan untuk meyakinkan
mereka dari pentingnya perlindungan telinga.
Pekerja tidak boleh kerja ditempat yang bising apabila
yang bersangkutan mempunyai penyakit-penyakit
telinga tengah yang kronis, epilepsy dan kelainan
lainnya.
27. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah
terhadap bahaya bising adalah :
A. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pre employment) meliputi:
Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum, Pemeriksaan
klinis terhadap telinga.
B. Test audiometer yang sederhana (screening I simplified audiometric
test) meliputi:
1. Pemeriksaan berkala: Riwayat penyakit secara pendek,
Pemeriksaan klinis terhadap telinga, Tes audiometer yang sederhana
2. Pemeriksaan khusus: Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara
umum, Pemeriksaan klinis yang menyeluruh terhadap telinga,
hidung dan tenggorokan, Tes audiometer yang kompleks.