SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
PENINGKATAN DIGESTIBILITAS
DAN PERUBAHAN STRUKTUR
TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
OLEH PRETREATMENT
Pleurotus floridanus DAN ASAM
FOSFAT
TKKS utuh Pencacahan JPP TKKS
Pretreatment
Isroi
Pendahuluan
Trend Industri Sawit Indonesia
FAOSTAT (2012)
0
1
2
3
4
5
6
0
5
10
15
20
25
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Luas
Lahan
Sawit
(x
1
000
000
ha)
Produksi
CPO
(x1
000
000
ton)
Tahun
Luas Lahan Sawit Indonesia
Luas Lahan Sawit Malaysia
Produksi CPO Indonesia
Produksi CPO Malaysia
Produksi TKKS di Indonesia
0
5000
10000
15000
20000
25000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
TKKS
(x
1000
ton)
Tahun
20.7 Juta Ton
TKKS
200 – 600 ton TKKS/hari
1 ton TBS
230 kg TKKS
Proses Umum Produksi Etanol dari Biomassa Lignoselulosa
Hamelinck et al., 2005
Purification
Pretreatment Hydrolysis Fermentation
Ethanol
Waste
water
Biomass
Permasalahan Digestibilitas TKKS
Kandungan (%)
Lignin 23,89
Selulosa 40,37
Hemiselulosa 20,06
Ekstraktif & abu 15,69
Permasalahan
Digestibilitas
Selulosa TKKS
Sangat Rendah
Modifikasi dari Mosier et al. (2005)
Permasalahan Digestibilitas TKKS
Tubuh Silika
Law et al. (2007)
Lignin
Selulosa
Hemiselulosa
Bagian
Kristalin
Bagian
Amorph
Tubuh Silika
Ikatan silang antara lignin dengan polisakarida dalam
biomassa lignoselulosa
(Biomass Recalcitrans, Himmel. 2008)
(Kolpak & Badwell, 1976)
Kristalinitas & Ikatan Hidrogen Selulosa
Daerah kristalin
http://a.purposefulprocess.org/2012/09/03/words-wood-pulp-carbon-fiber-and-kevlar/
Daerah amorf
Pretreatment Biomassa Lignoselulosa
Mosier et al. (2005)
Metode Pretreatment:
• Mekanik
• Fisik
• Kimia
• Biologi
• Kombinasi
Tujuan pretreatment adalah
untuk meningkatkan
digestibilitas biomassa
lignoselulosa.
Literatur review tentang
pretreatment:
Grethlein 1984; Mosier et al. 2005;
Taherzadeh & Karimi 2008; Hendriks &
Zeeman 2009; Alvira et al. 2010
Keunggulan & Kekurangan Pretreatment Biologi
Keunggulan Kekurangan
• Tidak ada/sedikit
penambahan bahan kimia
• Membutuhkan waktu
yang lama
• Kebutuhan energi rendah • Membutuhkan tempat
yang lebih luas
• Lebih Ramah Lingkungan
• Dapat dilakukan pada
skala besar
Perbandingan pretreatment biologi dengan metode
pretreatment lain:
Jamur Pelapuk Putih
Enzyme yang diproduksi oleh JPP:
• Laccase
• Mangan Peroxidase (Mn P)
• Lignin Peroxidase (Li P)
• Selulase & Hemiselulosa
• Selektif (Ligninolytic)
• Non-Selektif
(Lignocellulolytic)
JPP adalah satu-satunya mikroorganisma yang
dapat mendegradasi lignin menjadi CO2 dan
H2O pada kultur murni (Gold and Alic, 1993)
Pretreatment Biologi Menggunakan Jamur Pelapuk
Putih
Faktor yang mempengaruhi pretreatment biologi
Pertumbuhan jamur, degradasi lignin, dan aktivitas enzyme
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Substrat
Kation: Cu2+
and Mn2+
Faktor
lingkungan:
aerasi, pH, dll
Tinjauan Pustaka
Topik Ringkasan isi Pustaka
Selektivitas JPP • Menguji selektivitas isolat JPP
• JPP terdiri dari JPP Selektif dan Non-Selektif
(Hatakka 1983;
Hatakka 2001)
Penambahan Cu dan Mn • Dilakukan pada fermentasi cair
• Mn2+ mempengaruhi aktivitas MnP dan LiP
• Mn2+ meningkatkan degradasi lignin oleh P.
chrysosporium
• 32 hari
(Bonnarme and
Jeffries 1990)
• Dilakukan pada fermentasi kultur padat (FKP)
tankai kapas & jerami gandum
• Mn2+ meningkatkan degradasi lignin oleh
Pleurotus ostreatus dan P. pulmonarius
• 32 hari dan 180 hari
(Kerem and Hadar 1995)
(Camarero, Bockle et al.
1996)
• Dilakukan pada fermentasi cair tongkol jagung
• Cu2+ mempengaruhi aktivitas enzyme ligninolitik,
terutama laccase
(Levin, Forchiassin et
al. 2002)
• Dilakukan pada fermentasi padat tongkol jagung
• Cu2+ meningkatkan aktivitas enzyme laccase
(Tychanowicz, de
Souza et al. 2006)
Tinjauan Pustaka
Topik Ringkasan isi Pustaka
Pretreatment Biologi
TKKS
• Fermentasi kultur padat dengan Dichomitus squalens,
Ceriporiopsis subvermispora dan Pleurotus ostreatus
selama 8 minggu tanpa perlakuan penambahan kation
• Fermentasi kultur semi terendam
• Digestibility maksimum <25%
(Syafwina, Honda et
al. 2002)
• Fermentasi kultur padat dengan P. chrisosporium
selama 7 hari tanpa perlakuan penambahan kation
• Menurunkan 1.24% Klason Lignin
(Hamisan, Abd-Aziz et
al. 2009)
Pretreatment asam
fosfat
• Asam fosfat dapat memfraksinasi lignoselulosa,
menurunkan kristalinitas selulosa
(Zhang, Ding et al. 2007)
• Pretreatment asam fosfat TKKS untuk produksi biogas
• Meningkatkan produksi biogas hingga 40%
(Nieves, Karimi et al.
2011)
• Pretreatment asam fosfat textile untuk produksi
bioetanol
• Meningkatkan yield etanol hingga 66%
(Jeihanipour and
Taherzadeh 2009)
Pretreatment
kombinasi
• Pretreatment fisika & biologi untuk jerami padi selama
36 hari, & yield glukosa 33%
(Taniguchi et al 2010)
Tujuan Penelitian:
1. Menyeleksi dan memilih satu dari beberapa jamur pelapuk
putih, yaitu Polyota sp, Agraily sp, dan Pleurotus sp untuk
pretreatment biologi TKKS yang selektif mendegradasi
lignin daripada hemiselulosa dan selulosa;
2. Meningkatkan digestibilitas TKKS dengan pretreatment
biologi (Mn2+ dan Cu2+)
3. Meningkatkan digestibilitas TKKS dengan kombinasi
pretreatment biologi dan asam fosfat
Hipotesis:
1. Isolat Polyota sp, Agraily sp, dan Pleurotus sp memiliki
selektifitas yang berbeda-beda dalam mendegradasi lignin,
selulosa, dan hemiselulosa TKKS. Isolat JPP yang sesuai
untuk dipergunakan dalam pretreatment biologi TKKS adalah
isolat JPP selektif mendegradasi lignin daripada
hemiselulosa dan selulosa.
2. Pretreatment biologi TKKS dengan penambahan kation
(Mn2+ dan Cu2+) dapat meningkatkan digestibilitas TKKS.
Terjadi perubahan fisik, morfologi, dan struktural TKKS
setelah pretreatment yang berkaitan dengan peningkatan
digestibilitas TKKS.
3. Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment asam
fosfat dapat meningkatkan digestibilitas TKKS >
pretreatment biologi atau pretreatment asam fosfat.
Bahan & Metode
Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp
Mikroorganisma
 Jamur Pelapuk Putih  Yeast
Saccharomyces
cerevisiae CBS 8066
Media
• media 1: media basal
• media 2: media basal + Cu2+
• media 3: media basa + Mn2+
• media 4: media basal + Cu2+ dan Mn2+
Tahapan
Penelitian
 Tahap 1
 Tahap 2
 Tahap 3
Seleksi jamur pelapuk putih
Pretreatment biologi TKKS
menggunakan JPP terpilih dengan
penambahan kation (Cu2+ & Mn2+)
Kombinasi pretreatment biologi
dengan pretreatment asam fosfat
Parameter yg diamati:
kandungan lignin,
hemiselulosa, selulosa, & rasio
selulosa:lignin
Parameter yg diamati:
kandungan lignoselulosa,
perubahan gugus fungsional,
kristalinitas, & digestibilitas
Parameter yg diamati:
kandungan lignoselulosa,
perubahan morfologi,
perubahan gugus fungsional,
kristalinitas, digestibilitas,
produksi etanol
TKKS Pretreatment
Biologi
Jamur
Pelapuk
Putih
Pretreatment
Asam Fosfat
HIDROLISIS
FERMENTASI
Cations
(Cu2+; Mn2+)
Asam
Fosfat
Hasil & Pembahasan
19.63
15.33
16.63
18.08
0
5
10
15
20
25
Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp
Kandungan
Lignin
(%)
1. Seleksi Jamur Pelapuk Putih
Kandungan lignin (%) TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa perlakaun,
(b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
14.77
12.63
14.26
15.18
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp
Kandungan
Hemiselulosa
(%)
Kandungan hemiselulosa (%) TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa
perlakaun, (b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
2.03
3.66
2.53 2.44
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp
Selulosa:Lignin
Rasio selulosa:lignin TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa perlakaun,
(b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
Pertumbuhan Biomassa Jamur Pleurotus sp & Penurunan
Berat Kering TKKS selama pretreatment biologi
0
10
20
30
40
50
60
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0 20 40 60
TKKS
(gr)
Biomassa
Jamur
(gr)
Hari
Biomass
OPEFB
• Pretreatment TKKS menggunakan
Pleurotus sp menunjukkan
degradasi lignin dan hemiselulosa
tertinggi; serta meningkatkan rasio
selulosa:lignin.
• Pleurotus sp adalah JPP yang
selektif mendegradasi lignin
daripada selulosa.
• Pleurotus sp bisa dimanfaatkan
untuk pretreatment biologi TKKS.
Pleurotus floridanus LIPIMC966
2. Pengaruh penambahan kation (Cu & Mn) pada pretreatment
biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966
Penurunan berat kering (oven dry weight, ODW) TKKS selama pretreatment biologi
menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation
(kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
0
5
10
15
20
25
30
0 7 14 21 28 35 42 49
Berat
Kering
TKKS
(
gr)
Hari
Control Cu Mn
0
1
2
3
4
5
6
0 7 14 21 28 35 42 49
Hot
Water
Soluble
(gr)
Hari
A
Control Cu Mn
Penurunan kandungan Hot Water Soluble (HWS) TKKS selama pretreatment biologi
menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation
(kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
0
1
2
3
4
5
6
0 7 14 21 28 35 42 49
Hemiselulosa
(gr)
Hari
B
Control Cu Mn
Penurunan kandungan hemiselulosa TKKS selama pretreatment biologi menggunakan
Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b)
CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
0
2
4
6
8
10
12
0 7 14 21 28 35 42 49
Selulosa
(gr)
Hari
C
Control Cu Mn
Penurunan kandungan selulosa TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus
floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+),
and (c) MnSO4 (Mn2+).
0
2
4
6
8
10
12
0 7 14 21 28 35 42 49
Lignin
(gr)
Hari
D
Control Cu Mn
Penurunan kandungan lignin TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus
floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+),
and (c) MnSO4 (Mn2+).
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
3339
2970
2919
2851
1739
1634
1595
1509
1455
1422
1366
1229
1158
1031
897
769
641
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Kontrol
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi tanpa penambahan kation selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
S
S
S
S
S
S
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Kontrol
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi tanpa penambahan kation selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
3340
2970
2924
2853
1739
1635
1558
1509
1456
1424
1365
1229
1159
1031
897
769
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Cu2+
641
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi dengan penambahan Cu2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Cu2+
S
S
S
S
S
S
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi dengan penambahan Cu2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
3339
2970
2919
2851
1739
1634
1595
1509
1455
1422
1366
1229
1158
1031
897
769
641
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Mn2+
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi dengan penambahan Mn2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
1000
2000
3000
4000
Wavenumbers (cm-1)
Absorbance
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
S
S
S
S
S
S
28 days
21 days
14 days
7 days
0 days
Mn2+
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment
biologi dengan penambahan Mn2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21
hari, dan (e) 28 hari.
Perubahan
Gugus
Fungsional
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 7 14 21 28 35
Hari ke-
Kontrol Cu Mn
Laleral
Order
Index
(A
1429/A
897)
Penurunan kristalinitas TKKS yang ditunjukkan oleh nilai LOI (Lateral Order
Index) setelah pretreatment biologi
Digestibiliti (%) TKKS yang dipretreatment dengan Pleurotus floridanus
dengan a) tanpa penambahan kation (kontrol), b) CuSO4 addition (Cu),
c) MnSO4 .
0
10
20
30
40
50
60
70
0 7 14 21 28 35 42 49
Digestibilitas
(%)
Waktu Inkubasi
Kontrol Cu Mn
3. Perubahan struktur TKKS setelah kombinasi pretreatment
biologi dan asam fofat
Perubahan kandungan lignoselulosa TKKS setelah pretreatment biologi,
asam fosfat, dan kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat.
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b)
pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d)
pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat).
Ikatan hidrogen Lignin
(Kolpak & Badwell, 1976)
Ikatan Hidrogen Selulosa
800
1000
1200
1400
1600
Wavenumbers
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
Absorbance
1735
1593
1511
1462
1419
1375
1320
1266
1241
1159
1032.
897
770
716
648
b
1639
849
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b)
pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d)
pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat).
800
1000
1200
1400
1600
Wavenumbers
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
Absorbance
P
P
P
P
P
S
S
S
S
S
b
L
L
L
L
L
L
L
Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b)
pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d)
pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat).
Ikatan
Lignin-
polisakarida
Ikatan silang antara lignin dengan polisakarida dalam
biomassa lignoselulosa
(Himmel et al. 2010)
Spektra FTIR (a) dan turunan kedua
spektra FTIR (b) pada panjang
gelombang 770 cm-1 (CH2 vibration in
Cellulose Iα ) dan 716 cm-1 (CH2
vibration in Cellulose I). Keterangan
garis: (a) un-treated (merah), (b)
pretreatment biologi (hijau), (c)
pretreatment asam fosfat (biru), (d)
pretreatment kombinasi jamur-asam
fosfat (coklat).
LOI
TKKS tanpa pretreatment 2.77
TKKS dengan pretreatment biologi 1.42
TKKS dengan pretreatment asam fosfat 0.67
TKKS dengan kombinasi pretreatment biologi-asam
fosfat
0.60
Kristalinitas TKKS yang ditunjukkan dengan nilai LOI (Lateral Order Index)
setelah pretreatment
Kristalinitas TKKS
TKKS tanpa pretreatment Pretreatment Biologi
Perubahan fisik dan morfologi TKKS setelah
pretreatment
Pertumbuhan jamur pada serabut TKKS
M
S
M
S
M: Misselia
S: Serabut
TKKS
M
S
M
Perubahan Morfologi TKKS
Sebelum Pretreatent Biologi Setelah Pretreatent Biologi
Perubahan Morfologi TKKS
Pretreatment Asam Fosfat
Setelah Pretreatent Kombinasi
Biologi-Asam Fosfat
4.66
18.85
29.15
34.64
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Control Fungal Pretreatment Phosphoric Acid
Pretreatment
Fungal and
Phosphoric Acid
Pretreatment
Digestibilitas
Selulosa
(%)
Digestibilitas selulosa (%) tandan kosong kelapa sawit (TKKS) setelah
hidrolisis yang dihitung berdasarkan kandungan glukan awan. Error bar
adalah standard deviasi.
Lignin
Selulosa
Hemiselulosa
Pretreatment
Asam Fosfat
Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment kimia
Pretreatment
Biologi
Kombinasi Pretreatment
Biologi – asam fosfat
4.66% 18.85%
34.64%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 24 48 72 96
Etanol
Yield
(%)
Hours
Kontrol Pretreatment Jamur
Pretreatment Jamur - Asam Fosfat Pretreatment Asam Fosfat
Produksi etanol dari contoh TKKS yang telah mendapatkan
pretreatment
Kesimpulan
1.Tiga isolat JPP memiliki selektifitas berbeda-beda dalam
mendegradasi lignin. Isolat Pleurotus sp menunjukkan selektivitas
tertinggi dibandingkan isolat lain dan diidentifikasi oleh LIPIMC
sebagai Pleurotus floridanus LIPIMC966.
2.Penambahan Cu2+ dan Mn2+ dapat meningkatkan degradasi lignin,
menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, dan meningkatkan
digestibilitas TKKS.
Kesimpulan
3. Kombinasi pretreatment biologi dengan P. floridanus dan asam
fosfat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas
selulosa TKKS, meningkatkan digestibilitas TKKS, dan
meningkatkan produksi etanol.
4. Perubahan struktur TKKS setelah pretreatment biologi, asam
fosfat, dan kombinasi biologi-asam fosfat: perubahan ukuran
partikel TKKS, perubahan kandungan lignoselulosa, penurunan
ikatan hidrogen, penurunan ikatan antara lignin dengan
karbohidrat, penurunan selulosa I, perubahan pada unit syringyl
dan guaiacyl lignin, dan penurunan kristalinitas selulosa TKKS.
Thank You

More Related Content

What's hot

In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan bir
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan birAktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan bir
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan birسوجي النحلة
 
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 

What's hot (8)

Kandungan nutrisi mantau
Kandungan nutrisi mantauKandungan nutrisi mantau
Kandungan nutrisi mantau
 
Analisis logam berat pd jagung
Analisis logam berat pd jagungAnalisis logam berat pd jagung
Analisis logam berat pd jagung
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan bir
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan birAktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan bir
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan bir
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
 
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 

Viewers also liked

Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413hutanindonesia
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptambar1966
 
Pabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitPabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitMuhammad Yuswani
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITFebrina Tentaka
 
Analisis hasil agroindustri
Analisis hasil agroindustriAnalisis hasil agroindustri
Analisis hasil agroindustriMaulana M. Yusuf
 
23 Ready Prepared Media ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia
23 Ready Prepared Media  ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia23 Ready Prepared Media  ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia
23 Ready Prepared Media ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMediaAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
Minggu 1   budidaya kelapa sawitMinggu 1   budidaya kelapa sawit
Minggu 1 budidaya kelapa sawitMahmud Shakespeare
 
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda MikrobiologiAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbs
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbsPengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbs
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbsAndreas W. Krisdiarto
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Putri Nadhilah
 
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawit
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawitKeterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawit
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawitAndreas W. Krisdiarto
 
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa SawitTopograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa SawitAndreas W. Krisdiarto
 
penanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitpenanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitjonberlinson
 

Viewers also liked (20)

Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
 
Ppt kimia sawit
Ppt kimia sawitPpt kimia sawit
Ppt kimia sawit
 
Pabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawitPabrik minyak kelapa sawit
Pabrik minyak kelapa sawit
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
 
Sop pre nursery
Sop pre nurserySop pre nursery
Sop pre nursery
 
Analisis hasil agroindustri
Analisis hasil agroindustriAnalisis hasil agroindustri
Analisis hasil agroindustri
 
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
 
Stereo Microscope Boeco Binokular
Stereo Microscope Boeco BinokularStereo Microscope Boeco Binokular
Stereo Microscope Boeco Binokular
 
23 Ready Prepared Media ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia
23 Ready Prepared Media  ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia23 Ready Prepared Media  ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia
23 Ready Prepared Media ( Media Mikrobiologi Siap Pakai ) Dari HiMedia
 
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
Minggu 1   budidaya kelapa sawitMinggu 1   budidaya kelapa sawit
Minggu 1 budidaya kelapa sawit
 
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
 
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbs
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbsPengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbs
Pengaruh lama tunda & Sinar Matahari thd mutu tbs
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawit
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawitKeterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawit
Keterkaitan infrastruktur Jalan & hujan thd restan TBS kelapa sawit
 
Power point biodiesel
Power point biodieselPower point biodiesel
Power point biodiesel
 
Daftar Harga Media Mikrobiologi 2013
Daftar Harga Media Mikrobiologi 2013Daftar Harga Media Mikrobiologi 2013
Daftar Harga Media Mikrobiologi 2013
 
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa SawitTopograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
Topograf dan umur Pemanen Thd Kapasitas Pemanenan TBS Kelapa Sawit
 
penanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitpenanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawit
 
Water Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test KitWater Microbiological Test Kit
Water Microbiological Test Kit
 

Similar to Perubahan Struktur dan Peningkatan Digestibilitas Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh Pleurotus floridanus dan Asam Fosfat - Disertasi

105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitikRahmat Saputra
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinmuhlisun_azim
 
Paten Universitas Papua
Paten Universitas PapuaPaten Universitas Papua
Paten Universitas PapuaUnknown184372
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptItangPurnama1
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Feri Chandra
 
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_Lailan Ni'mah
 
tugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanoltugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanolAila Yumeko
 
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...nizarkuliahonline
 
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
Metabolisme Mikroba  Pada TaucoMetabolisme Mikroba  Pada Tauco
Metabolisme Mikroba Pada TaucoNuruliswati
 

Similar to Perubahan Struktur dan Peningkatan Digestibilitas Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh Pleurotus floridanus dan Asam Fosfat - Disertasi (20)

105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
04metode
04metode04metode
04metode
 
Paten Universitas Papua
Paten Universitas PapuaPaten Universitas Papua
Paten Universitas Papua
 
dokumen paten
dokumen patendokumen paten
dokumen paten
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”
 
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_
Snlb 1609-647-653 nimah-et_al_
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 
Hidroponik
HidroponikHidroponik
Hidroponik
 
tugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanoltugas resume jurnal etanol
tugas resume jurnal etanol
 
Mikro ok
Mikro okMikro ok
Mikro ok
 
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
 
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...
GC-MS based metabolomics approach of Kimchi for the understanding of Lactobac...
 
Biochar14juni2019tele
Biochar14juni2019teleBiochar14juni2019tele
Biochar14juni2019tele
 
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
Metabolisme Mikroba  Pada TaucoMetabolisme Mikroba  Pada Tauco
Metabolisme Mikroba Pada Tauco
 
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow releaseGatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
 
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNGPENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
 
ibnu
ibnuibnu
ibnu
 

More from Departement of Chemical and Biological Engineering, Chalmers University of Technology

More from Departement of Chemical and Biological Engineering, Chalmers University of Technology (19)

Technology Biodegradable Additive.pdf
Technology Biodegradable Additive.pdfTechnology Biodegradable Additive.pdf
Technology Biodegradable Additive.pdf
 
MOL dan Pestisida Nabati ppt.pdf
MOL dan Pestisida Nabati ppt.pdfMOL dan Pestisida Nabati ppt.pdf
MOL dan Pestisida Nabati ppt.pdf
 
Biodegradable Additive.pptx
Biodegradable Additive.pptxBiodegradable Additive.pptx
Biodegradable Additive.pptx
 
bunga durian 2.pdf
bunga durian 2.pdfbunga durian 2.pdf
bunga durian 2.pdf
 
Pengelolaan Sampah Warga
Pengelolaan Sampah WargaPengelolaan Sampah Warga
Pengelolaan Sampah Warga
 
Pengomposan Sampah Organik
Pengomposan Sampah OrganikPengomposan Sampah Organik
Pengomposan Sampah Organik
 
Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Agroindustri
Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah AgroindustriTeknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Agroindustri
Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Agroindustri
 
Kompos sampah kotal
Kompos sampah kotalKompos sampah kotal
Kompos sampah kotal
 
Pengomposan sampah organik skala rumah tangga dengan promi
Pengomposan sampah organik skala rumah tangga dengan promiPengomposan sampah organik skala rumah tangga dengan promi
Pengomposan sampah organik skala rumah tangga dengan promi
 
Pemanfaatan limbah coco peat untuk media tanam
Pemanfaatan limbah coco peat untuk media tanamPemanfaatan limbah coco peat untuk media tanam
Pemanfaatan limbah coco peat untuk media tanam
 
Sukses aplikasi promi di kebun kakao
Sukses aplikasi promi di kebun kakaoSukses aplikasi promi di kebun kakao
Sukses aplikasi promi di kebun kakao
 
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMIPembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
 
Kompos jerami h_zaka
Kompos jerami h_zakaKompos jerami h_zaka
Kompos jerami h_zaka
 
The sky
The skyThe sky
The sky
 
Bioethanol from biomass waste
Bioethanol from biomass wasteBioethanol from biomass waste
Bioethanol from biomass waste
 
Lignin biomass recalcitrane
Lignin biomass recalcitraneLignin biomass recalcitrane
Lignin biomass recalcitrane
 
Kompos jerami pupuk
Kompos jerami pupukKompos jerami pupuk
Kompos jerami pupuk
 
16072937 bukupupukorganikgranul
16072937 bukupupukorganikgranul16072937 bukupupukorganikgranul
16072937 bukupupukorganikgranul
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Perubahan Struktur dan Peningkatan Digestibilitas Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh Pleurotus floridanus dan Asam Fosfat - Disertasi

  • 1. PENINGKATAN DIGESTIBILITAS DAN PERUBAHAN STRUKTUR TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT OLEH PRETREATMENT Pleurotus floridanus DAN ASAM FOSFAT TKKS utuh Pencacahan JPP TKKS Pretreatment Isroi
  • 3. Trend Industri Sawit Indonesia FAOSTAT (2012) 0 1 2 3 4 5 6 0 5 10 15 20 25 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Luas Lahan Sawit (x 1 000 000 ha) Produksi CPO (x1 000 000 ton) Tahun Luas Lahan Sawit Indonesia Luas Lahan Sawit Malaysia Produksi CPO Indonesia Produksi CPO Malaysia
  • 4. Produksi TKKS di Indonesia 0 5000 10000 15000 20000 25000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TKKS (x 1000 ton) Tahun 20.7 Juta Ton TKKS 200 – 600 ton TKKS/hari 1 ton TBS 230 kg TKKS
  • 5. Proses Umum Produksi Etanol dari Biomassa Lignoselulosa Hamelinck et al., 2005 Purification Pretreatment Hydrolysis Fermentation Ethanol Waste water Biomass
  • 6. Permasalahan Digestibilitas TKKS Kandungan (%) Lignin 23,89 Selulosa 40,37 Hemiselulosa 20,06 Ekstraktif & abu 15,69 Permasalahan Digestibilitas Selulosa TKKS Sangat Rendah
  • 7. Modifikasi dari Mosier et al. (2005) Permasalahan Digestibilitas TKKS Tubuh Silika Law et al. (2007) Lignin Selulosa Hemiselulosa Bagian Kristalin Bagian Amorph Tubuh Silika
  • 8. Ikatan silang antara lignin dengan polisakarida dalam biomassa lignoselulosa (Biomass Recalcitrans, Himmel. 2008)
  • 9. (Kolpak & Badwell, 1976) Kristalinitas & Ikatan Hidrogen Selulosa Daerah kristalin http://a.purposefulprocess.org/2012/09/03/words-wood-pulp-carbon-fiber-and-kevlar/ Daerah amorf
  • 10. Pretreatment Biomassa Lignoselulosa Mosier et al. (2005) Metode Pretreatment: • Mekanik • Fisik • Kimia • Biologi • Kombinasi Tujuan pretreatment adalah untuk meningkatkan digestibilitas biomassa lignoselulosa. Literatur review tentang pretreatment: Grethlein 1984; Mosier et al. 2005; Taherzadeh & Karimi 2008; Hendriks & Zeeman 2009; Alvira et al. 2010
  • 11. Keunggulan & Kekurangan Pretreatment Biologi Keunggulan Kekurangan • Tidak ada/sedikit penambahan bahan kimia • Membutuhkan waktu yang lama • Kebutuhan energi rendah • Membutuhkan tempat yang lebih luas • Lebih Ramah Lingkungan • Dapat dilakukan pada skala besar Perbandingan pretreatment biologi dengan metode pretreatment lain:
  • 12. Jamur Pelapuk Putih Enzyme yang diproduksi oleh JPP: • Laccase • Mangan Peroxidase (Mn P) • Lignin Peroxidase (Li P) • Selulase & Hemiselulosa • Selektif (Ligninolytic) • Non-Selektif (Lignocellulolytic) JPP adalah satu-satunya mikroorganisma yang dapat mendegradasi lignin menjadi CO2 dan H2O pada kultur murni (Gold and Alic, 1993)
  • 13. Pretreatment Biologi Menggunakan Jamur Pelapuk Putih
  • 14. Faktor yang mempengaruhi pretreatment biologi Pertumbuhan jamur, degradasi lignin, dan aktivitas enzyme dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: Substrat Kation: Cu2+ and Mn2+ Faktor lingkungan: aerasi, pH, dll
  • 15. Tinjauan Pustaka Topik Ringkasan isi Pustaka Selektivitas JPP • Menguji selektivitas isolat JPP • JPP terdiri dari JPP Selektif dan Non-Selektif (Hatakka 1983; Hatakka 2001) Penambahan Cu dan Mn • Dilakukan pada fermentasi cair • Mn2+ mempengaruhi aktivitas MnP dan LiP • Mn2+ meningkatkan degradasi lignin oleh P. chrysosporium • 32 hari (Bonnarme and Jeffries 1990) • Dilakukan pada fermentasi kultur padat (FKP) tankai kapas & jerami gandum • Mn2+ meningkatkan degradasi lignin oleh Pleurotus ostreatus dan P. pulmonarius • 32 hari dan 180 hari (Kerem and Hadar 1995) (Camarero, Bockle et al. 1996) • Dilakukan pada fermentasi cair tongkol jagung • Cu2+ mempengaruhi aktivitas enzyme ligninolitik, terutama laccase (Levin, Forchiassin et al. 2002) • Dilakukan pada fermentasi padat tongkol jagung • Cu2+ meningkatkan aktivitas enzyme laccase (Tychanowicz, de Souza et al. 2006)
  • 16. Tinjauan Pustaka Topik Ringkasan isi Pustaka Pretreatment Biologi TKKS • Fermentasi kultur padat dengan Dichomitus squalens, Ceriporiopsis subvermispora dan Pleurotus ostreatus selama 8 minggu tanpa perlakuan penambahan kation • Fermentasi kultur semi terendam • Digestibility maksimum <25% (Syafwina, Honda et al. 2002) • Fermentasi kultur padat dengan P. chrisosporium selama 7 hari tanpa perlakuan penambahan kation • Menurunkan 1.24% Klason Lignin (Hamisan, Abd-Aziz et al. 2009) Pretreatment asam fosfat • Asam fosfat dapat memfraksinasi lignoselulosa, menurunkan kristalinitas selulosa (Zhang, Ding et al. 2007) • Pretreatment asam fosfat TKKS untuk produksi biogas • Meningkatkan produksi biogas hingga 40% (Nieves, Karimi et al. 2011) • Pretreatment asam fosfat textile untuk produksi bioetanol • Meningkatkan yield etanol hingga 66% (Jeihanipour and Taherzadeh 2009) Pretreatment kombinasi • Pretreatment fisika & biologi untuk jerami padi selama 36 hari, & yield glukosa 33% (Taniguchi et al 2010)
  • 17. Tujuan Penelitian: 1. Menyeleksi dan memilih satu dari beberapa jamur pelapuk putih, yaitu Polyota sp, Agraily sp, dan Pleurotus sp untuk pretreatment biologi TKKS yang selektif mendegradasi lignin daripada hemiselulosa dan selulosa; 2. Meningkatkan digestibilitas TKKS dengan pretreatment biologi (Mn2+ dan Cu2+) 3. Meningkatkan digestibilitas TKKS dengan kombinasi pretreatment biologi dan asam fosfat
  • 18. Hipotesis: 1. Isolat Polyota sp, Agraily sp, dan Pleurotus sp memiliki selektifitas yang berbeda-beda dalam mendegradasi lignin, selulosa, dan hemiselulosa TKKS. Isolat JPP yang sesuai untuk dipergunakan dalam pretreatment biologi TKKS adalah isolat JPP selektif mendegradasi lignin daripada hemiselulosa dan selulosa. 2. Pretreatment biologi TKKS dengan penambahan kation (Mn2+ dan Cu2+) dapat meningkatkan digestibilitas TKKS. Terjadi perubahan fisik, morfologi, dan struktural TKKS setelah pretreatment yang berkaitan dengan peningkatan digestibilitas TKKS. 3. Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment asam fosfat dapat meningkatkan digestibilitas TKKS > pretreatment biologi atau pretreatment asam fosfat.
  • 20. Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp Mikroorganisma  Jamur Pelapuk Putih  Yeast Saccharomyces cerevisiae CBS 8066 Media • media 1: media basal • media 2: media basal + Cu2+ • media 3: media basa + Mn2+ • media 4: media basal + Cu2+ dan Mn2+
  • 21. Tahapan Penelitian  Tahap 1  Tahap 2  Tahap 3 Seleksi jamur pelapuk putih Pretreatment biologi TKKS menggunakan JPP terpilih dengan penambahan kation (Cu2+ & Mn2+) Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment asam fosfat Parameter yg diamati: kandungan lignin, hemiselulosa, selulosa, & rasio selulosa:lignin Parameter yg diamati: kandungan lignoselulosa, perubahan gugus fungsional, kristalinitas, & digestibilitas Parameter yg diamati: kandungan lignoselulosa, perubahan morfologi, perubahan gugus fungsional, kristalinitas, digestibilitas, produksi etanol
  • 24. 19.63 15.33 16.63 18.08 0 5 10 15 20 25 Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp Kandungan Lignin (%) 1. Seleksi Jamur Pelapuk Putih Kandungan lignin (%) TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa perlakaun, (b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
  • 25. 14.77 12.63 14.26 15.18 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp Kandungan Hemiselulosa (%) Kandungan hemiselulosa (%) TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa perlakaun, (b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
  • 26. 2.03 3.66 2.53 2.44 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Unpretreated Pleurotus sp Polyota sp Agraily sp Selulosa:Lignin Rasio selulosa:lignin TKKS setelah pelakuan (a) kontrol tanpa perlakaun, (b) Pleurotus sp, (c) Polyota sp, (d) Agraily sp.
  • 27. Pertumbuhan Biomassa Jamur Pleurotus sp & Penurunan Berat Kering TKKS selama pretreatment biologi 0 10 20 30 40 50 60 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0 20 40 60 TKKS (gr) Biomassa Jamur (gr) Hari Biomass OPEFB
  • 28. • Pretreatment TKKS menggunakan Pleurotus sp menunjukkan degradasi lignin dan hemiselulosa tertinggi; serta meningkatkan rasio selulosa:lignin. • Pleurotus sp adalah JPP yang selektif mendegradasi lignin daripada selulosa. • Pleurotus sp bisa dimanfaatkan untuk pretreatment biologi TKKS. Pleurotus floridanus LIPIMC966
  • 29. 2. Pengaruh penambahan kation (Cu & Mn) pada pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 Penurunan berat kering (oven dry weight, ODW) TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+). 0 5 10 15 20 25 30 0 7 14 21 28 35 42 49 Berat Kering TKKS ( gr) Hari Control Cu Mn
  • 30. 0 1 2 3 4 5 6 0 7 14 21 28 35 42 49 Hot Water Soluble (gr) Hari A Control Cu Mn Penurunan kandungan Hot Water Soluble (HWS) TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
  • 31. 0 1 2 3 4 5 6 0 7 14 21 28 35 42 49 Hemiselulosa (gr) Hari B Control Cu Mn Penurunan kandungan hemiselulosa TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
  • 32. 0 2 4 6 8 10 12 0 7 14 21 28 35 42 49 Selulosa (gr) Hari C Control Cu Mn Penurunan kandungan selulosa TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
  • 33. 0 2 4 6 8 10 12 0 7 14 21 28 35 42 49 Lignin (gr) Hari D Control Cu Mn Penurunan kandungan lignin TKKS selama pretreatment biologi menggunakan Pleurotus floridanus LIPIMC966 dengan (a) tanpa penambahan kation (kontrol), (b) CuSO4 (Cu2+), and (c) MnSO4 (Mn2+).
  • 34. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance 3339 2970 2919 2851 1739 1634 1595 1509 1455 1422 1366 1229 1158 1031 897 769 641 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Kontrol Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi tanpa penambahan kation selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 35. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance L L L L L L L P P P P S S S S S S 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Kontrol Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi tanpa penambahan kation selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 36. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance 3340 2970 2924 2853 1739 1635 1558 1509 1456 1424 1365 1229 1159 1031 897 769 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Cu2+ 641 Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi dengan penambahan Cu2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 37. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance L L L L L L L P P P P 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Cu2+ S S S S S S Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi dengan penambahan Cu2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 38. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance 3339 2970 2919 2851 1739 1634 1595 1509 1455 1422 1366 1229 1158 1031 897 769 641 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Mn2+ Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi dengan penambahan Mn2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 39. 1000 2000 3000 4000 Wavenumbers (cm-1) Absorbance L L L L L L L P P P P S S S S S S 28 days 21 days 14 days 7 days 0 days Mn2+ Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mendapatkan pretreatment biologi dengan penambahan Mn2+ selama (a) 0 hari, (b) 7 hari, (c) 14 hari, (d) 21 hari, dan (e) 28 hari. Perubahan Gugus Fungsional
  • 40. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 0 7 14 21 28 35 Hari ke- Kontrol Cu Mn Laleral Order Index (A 1429/A 897) Penurunan kristalinitas TKKS yang ditunjukkan oleh nilai LOI (Lateral Order Index) setelah pretreatment biologi
  • 41. Digestibiliti (%) TKKS yang dipretreatment dengan Pleurotus floridanus dengan a) tanpa penambahan kation (kontrol), b) CuSO4 addition (Cu), c) MnSO4 . 0 10 20 30 40 50 60 70 0 7 14 21 28 35 42 49 Digestibilitas (%) Waktu Inkubasi Kontrol Cu Mn
  • 42. 3. Perubahan struktur TKKS setelah kombinasi pretreatment biologi dan asam fofat Perubahan kandungan lignoselulosa TKKS setelah pretreatment biologi, asam fosfat, dan kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat.
  • 43. Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b) pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d) pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat). Ikatan hidrogen Lignin
  • 44. (Kolpak & Badwell, 1976) Ikatan Hidrogen Selulosa
  • 45. 800 1000 1200 1400 1600 Wavenumbers 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Absorbance 1735 1593 1511 1462 1419 1375 1320 1266 1241 1159 1032. 897 770 716 648 b 1639 849 Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b) pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d) pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat).
  • 46. 800 1000 1200 1400 1600 Wavenumbers 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Absorbance P P P P P S S S S S b L L L L L L L Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b) pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d) pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat). Ikatan Lignin- polisakarida
  • 47. Ikatan silang antara lignin dengan polisakarida dalam biomassa lignoselulosa (Himmel et al. 2010)
  • 48. Spektra FTIR (a) dan turunan kedua spektra FTIR (b) pada panjang gelombang 770 cm-1 (CH2 vibration in Cellulose Iα ) dan 716 cm-1 (CH2 vibration in Cellulose I). Keterangan garis: (a) un-treated (merah), (b) pretreatment biologi (hijau), (c) pretreatment asam fosfat (biru), (d) pretreatment kombinasi jamur-asam fosfat (coklat).
  • 49. LOI TKKS tanpa pretreatment 2.77 TKKS dengan pretreatment biologi 1.42 TKKS dengan pretreatment asam fosfat 0.67 TKKS dengan kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat 0.60 Kristalinitas TKKS yang ditunjukkan dengan nilai LOI (Lateral Order Index) setelah pretreatment Kristalinitas TKKS
  • 50. TKKS tanpa pretreatment Pretreatment Biologi Perubahan fisik dan morfologi TKKS setelah pretreatment
  • 51. Pertumbuhan jamur pada serabut TKKS M S M S M: Misselia S: Serabut TKKS M S M
  • 52. Perubahan Morfologi TKKS Sebelum Pretreatent Biologi Setelah Pretreatent Biologi
  • 53. Perubahan Morfologi TKKS Pretreatment Asam Fosfat Setelah Pretreatent Kombinasi Biologi-Asam Fosfat
  • 54. 4.66 18.85 29.15 34.64 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Control Fungal Pretreatment Phosphoric Acid Pretreatment Fungal and Phosphoric Acid Pretreatment Digestibilitas Selulosa (%) Digestibilitas selulosa (%) tandan kosong kelapa sawit (TKKS) setelah hidrolisis yang dihitung berdasarkan kandungan glukan awan. Error bar adalah standard deviasi.
  • 55. Lignin Selulosa Hemiselulosa Pretreatment Asam Fosfat Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment kimia Pretreatment Biologi Kombinasi Pretreatment Biologi – asam fosfat 4.66% 18.85% 34.64%
  • 56. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 24 48 72 96 Etanol Yield (%) Hours Kontrol Pretreatment Jamur Pretreatment Jamur - Asam Fosfat Pretreatment Asam Fosfat Produksi etanol dari contoh TKKS yang telah mendapatkan pretreatment
  • 57. Kesimpulan 1.Tiga isolat JPP memiliki selektifitas berbeda-beda dalam mendegradasi lignin. Isolat Pleurotus sp menunjukkan selektivitas tertinggi dibandingkan isolat lain dan diidentifikasi oleh LIPIMC sebagai Pleurotus floridanus LIPIMC966. 2.Penambahan Cu2+ dan Mn2+ dapat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, dan meningkatkan digestibilitas TKKS.
  • 58. Kesimpulan 3. Kombinasi pretreatment biologi dengan P. floridanus dan asam fosfat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, meningkatkan digestibilitas TKKS, dan meningkatkan produksi etanol. 4. Perubahan struktur TKKS setelah pretreatment biologi, asam fosfat, dan kombinasi biologi-asam fosfat: perubahan ukuran partikel TKKS, perubahan kandungan lignoselulosa, penurunan ikatan hidrogen, penurunan ikatan antara lignin dengan karbohidrat, penurunan selulosa I, perubahan pada unit syringyl dan guaiacyl lignin, dan penurunan kristalinitas selulosa TKKS.

Editor's Notes

  1. Bismillahirohmanirrohim. Assalamu’alaikum wr wb. Ucapan terima kasih kepada Wadir Sekolah paska, prodi biotek, tim promotor, dan tim penilai
  2. Salam: Assalamu’alaikum wr wb. Ucapan terima kasih kepada Dir/Wadir Sekolah paska, prodi biotek, promotor, dan penilai. Bagian pendahuluan ini saya akan menguraikan secara singkat tentang LATAR BELAKANG PENELITIAN, TINJAUAN PUSTAKA, TUJUAN PENELITIAN, LANDASAN TEORI, DAN HIPOTESIS
  3. Latar belakang utama yang mendasari saya memilih topik ini adalah bahwa KETERSEDIAAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT YANG SANGAT MELIMPAH. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia saat ini dan akan tetap menjadi yang terbesar untuk beberapa beberapa dekade ke depan. Grafik ini menunjukkan perbandingan luas lahan sawit dan produksi CPO antara Indonesia dengan Malaysia (terbesar kedua). Dalam beberapa tahun terakhir industri sawit Indonesia mengalahkan Malaysia, baik dari sisi produksi maupun luas lahan.
  4. Pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) untuk menghasilkan CPO menghasilkan juga limbah yang berupa limbah padat dan cair. Salah limbah padat dari pabrik kelapa sawit yang volumenya sangat besar adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Setiap 1 ton tbs yang diolah akan menghasilkan 230 kg TKKS. Sebuah PKS dapat menghasilkan kurang lebih 200-600 ton TKKS/hari. Dalam satu tahun industri sawit di Indonesia menghasilkan tidak kurang dari 20.7 juta ton TKKS. Jumlah yang sangat besar. TKKS ini belum banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk-produk turunan lignoselulosa yang memiliki nilai tambah. Padahal TKKS berpotensi besar untuk diolah menjadi produk turunan lignoselulosa, seperti: pulp, pakan ternak, bioetanol, gula, asam organik, atau produk-produk lainnya.
  5. Ini adalah salah satu contoh tahapan proses pengolahan biomassa lignoselulosa. Biomassa lignoselulosa secara umum dan TKKS khususnya tidak bisa langsung diolah menjadi produk jadi. TKKS tidak bisa langsung diberikan ke ternak untuk pakan, dijadikan pulp, atau langsung dihidrolisis dan fermentasi untuk menghasilkan etanol atau asam-asam organik lainya. Biomassa lignoselulosa melewati tahapan PRETREATMENT sebelum masuk ke tahapan proses selanjutnya, seperti hidrolisis dan fermentasi.
  6. Mengapa lignoselulosa memerlukan tahapan pretreatment? Permasalahannya antara lain adalah karena DIGESTIBILITASNYA YANG SANGAT RENDAH. Digestibilitas TKKS tanpa pretreatment sangat-sangat rendah, dalam penelitian saya berkisar antar 4-20% saja. Beberapa faktor yang menyebabkan selulosa dalam biomassa lignoselulosa sulit dihidrolisis adalah: Komposisi & Kandungan biomassa lignoselulosa. Biomassa lignoselulosa terdiri dari lignin, hemiselulosa, dan selulosa. Bagian yang ingin diperoleh adalah selulosa. Permasalahannya, selulosa di-LINDUNGI oleh LIGNIN dan HEMISELULOSA. Jadi bagian LIGNIN (klik) dihilangkan/dikurangi, HEMISELULOS (klik) juga, agar bisa diperoleh bagian SELULOSA (klik). Faktor penghambat berikutnya adalah SUPRASTRUKTUR dari selulosa. Serat TKKS berbentuk serabut, serabut ini terdiri dari banyak ‘macrofibril’ selulosa, macrofibril selulosa terdiri dari microfibril selulosa, dan yang terakhir bagiannya adalah rantai selulosa. Suprastruktur selulosa ini menyebabkan selulosa sulit dihirdolisis.
  7. Khusus untuk TKKS, serabut TKKS memiliki struktur yang unik, yaitu adanya tubuh silika yang menyelimuti serabut TKKS. Tubuh silika ini ibaratnya paku ‘keling’ yang menempel kuat di seluruh permukaan serabut TKKS. Tubuh silika ini sangat-sangat kuat, menjadi salah satu penyebab sering rusaknya mesin pencacah tankos, dan diduga berfungsi untuk melindungi dari serangan hama/parasit.
  8. Selulosa dilindungi oleh LIGNIN dan HEMISELULOSA. Ada beberapa ikatan kimia yang mengikat kuat lignin dengan selulosa/hemiselulosa. Ikatan ini kuat dan tidak mudah untuk diputuskan. Figure from chapter 4. Crosslinks between lignins and polysaccharides (cellulose and hemicellulose). Lignin are covalently linked to the polysaccharides. Figure 4.5. Schematic diagrm showing possible covalent crosslink between polysaccharides and lignins in secondary thickened cell walls of commelinid monocotyledons, including rasses (o) p-coumarul, (o) feruloyl, (o-o) dehydrodiferuloyl residues. (a) direct ester linkage; (b) direct ether linkage, (c) ferulic acid esterified to polysaccharide; (d) p-coumaric acid esterified to lignin, (e) hydroxycinnamic acid etherified to lignin; (f) ferulic acid ester-ether bridge; (g) dehydrodiferulic acid ester-ether bridge.
  9. Faktor penghambat digestibilitas selulosa berikutnya adalah adanya struktur kristalin dan amorf pada serabut selulosa. Microfibril selulosa terdiri dari beberapa rantai selulosa yang saling berikatan satu dengan yang lain melalui ikatan hidrogen. Ada 3 ikatan hidrogen untuk selulosa type I, 2 ikatan inter dan 1 ikatan intra. Ikatan ini ada di sepanjang rantai dan menyebabkan rantai selulosa terikat kuat satu sama lain membentuk daerah kristalin. Rasio antara daerah kristalin dengan daerah amorf disebut dengan kristalinitas selulosa. Semakin tinggi kristalinitas selulosa, semakin sulit selulosa dihidrolisis artinya digestibilitasnya rendah.
  10. Jadi biomassa lignoselulosa memerlukan PROSES PRETREATMENT untuk meningkatkan digestibilitas selulosa. Pretreatment bisa diilustrasikan seperti gambar ini Proses pretreatment akan merusak dan menghilangkan/mengurani faktor-faktor yang menghambat digestibilitas selulosa, sehingga selulosa menjadi lebih mudah untuk dihidrolisis. Metode untuk pretreatment biomassa lignoselulosa: mekanik, fisik, kimia, biologi, dan kombinasi antar metode-metode ini. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode pretreatment biologi dengan jamur dan dikombinasikan dengan pretreatment kimia dengan asam fosfat.
  11. Beberapa keunggulan dan kelemahan pretreatment biologi dibandingkan dengan metode pretreatment yang lain:
  12. Pretreatment biologi umumnya menggunakan jamur pelapuk putih. Ada beberapa laporan menggunakan mikroba lain, namun yang paling menjanjikan untuk dikembangkan adalah JPP. Salah satu alasan utamanya adalah karena JPP adalah satu-satunya mikroba yang bisa mendegradasi lignin secara sempurna menjadi CO2 dan H2O. JPP terdiri JPP selektif dan non-selektif. JPP selektif adalah JPP yang selektif mendegradasi lignin daripada komponen lignoselulosa yang lain, sedangkan non-selektif adalah JPP yang mendegradasi semua komponen lignoselulosa. Karena bagian lignoselulosa yang akan diolah lebih lanjut adalah selulosa dan/atau hemiselulosa, maka seraca logika JPP yang diinginkan adalah JPP yang selektif. Kemampuan JPP dalam mendegradasi lignin karena JPP menghasilkan enzyme-enzyme ligninolitik, yaitu: Lac, MnP, dan LiP.
  13. Pretreatment biologi bisa diilustrasikan seperti gambar ini. Miselia JPP akan tumbuh pada serat lignoselulosa dan mendegradasi lignin, sehingga selulosanya menjadi lebih mudah untuk dihidrolisis.
  14. Pretreatment biologi dipengaruhi oleh beberap faktor: substrat, lingkungan (pH, aerasi, dll), dan penambahan kation untuk meningkatkan produksi/aktivitas enzyme ligninolitik.
  15. Material & Methods We evaluated tree isolates of white-rot fungi: pleurotus sp, polyota sp, and agraily sp.
  16. Research step: EFB was chopped to reduce the size, about 5 cm long. Sun dried and then used for biological pretratment.
  17. Tujuan utama penelitian tahap pertama adalah memilih JPP yang selektif dalam mendegradasi lignin. Parameter penting yang saya amati adalah perubahan/penurunan kandungan lignin. Grafik ini menunjukkan penurunan kandungan lignin setelah pretreatment biologi. Penurunan kandungan lignin diperlihatkan pada gambar ini. Isolat Pleurotus sp menunjukkan penurunan lignin paling besar dibandingkan isolat yang lain, yaitu dari 19.63% menjadi 15.55%. Lignin content after pretreatment. Lignin content of untreated empty bunches was 19.63%. Lignin content decreased after pretreatment. The lowest lignin content was pretreated with pleurotu sp. About 15.32%, followed by Polyota sp (16.63%) and Agraily sp (18.07%).
  18. Selain lignin, hemiselulosa juga mengalami penurunan. Isolat yang menunjukkan penurunan terbesar adalah isolat Pleurotus sp, yaitu 12.63%. Sedangkan isolat yang lain relatif tidak terjadi penurunan hemiselulosa. Changes in hemicellulose content. Only pleurotus sp was significantly decreased the hemicellulose content, about 12.63% from the initial content 14.77%. The others white-rot fungi did not significantly decrease the hemicellulose content.
  19. Rasio selulosa:lignin adalah rasio yang dipergunakan untuk menunjukkan selektifitas JPP dalam mendegradasi lignin. Semakin tinggi nilainya, berarti bahwa semakin banyak lignin yang didegradasi oleh JPP. Peningkatan kandungan selulosa, terjadi karena degradasi lignin dan hemiselulosa relatif lebih besar daripada degradasi selulosa. Cellulose:lignin ratio also increased. It is mean that cellulose content was higher than lignin,
  20. Grafik ini menunjukkan hubungan antara pertumbuhan JPP dengan penurunan berat kering selulosa untuk isolat Pleurotus sp. Di sini terlihat bahwa pertumbuhan JPP sebanding atau berkorelasi dengan penurunan berat kering TKKS. Biomassa JPP sangat renda, kurang dari 1%, tetapi bisa menurunkan berat kering TKKS. It is growth of fungi (Pleurotus sp) and decrease of opefb. Fungal growth was rapid after 28 days incubation and then the growth rate was decreased on 42 and 52 days. Fungal growth was correlated with decrease of opefb. About 35% of opfb was loss during pretreatment.
  21. Kesimpulan dari penelitian tahap pertama adalah sebagai berikut: Isolat Pleurotus sp diidentifikasi oleh LIPI Microbial Collection dan teridentifikasi sebagai Pleurotus floridanus LIPIMC966.
  22. Penelitian tahap kedua: Pretreatment biologi dengan penambahan kation. Hasil pengamatan terhadap perubahan berat kering TKKS. Dari grafik ini terlihat jelas bahwa tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan. Artinya semua perlakuan menunjukkan penurunan berat kering TKKS yang relatif sama. These is the visual changes of empty bunches after pretreatment. It is untreated one: dark brown in color, hard, not easy to grinding. After six weeks pretreatment by pleurotus sp. The color was more brighter: light brown. And softer then un-treated ones. It is easily to grinding.
  23. Kangungan zat ekstraktif, dalam hal ini Hot Water Soluble (HWS) menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan. Perlakuan penambahan kation meningkatkan degradasi HWS, terutama setelah hari ke-21.
  24. Degradasi hemiselulosa menunjukkan pola degradasi yang hampir sama. Di awal pretreatment penambahan menunjukkan degradasi yang lebih cepat, namun setelah hari ke-28 perlakuan kontrol menunjukkan penurunan yang lebih rendah.
  25. Hasil yang paling menarik adalah hasil analisa selulosa. Dari grafik ini terlihat bahwa selulosa hanya sedikit sekali mengalami degradasi untuk semua perlakuan. Artinya bahwa isolat Pleurotus sp tidak atau hanya sedikit sekali mendegradasi selulosa. Hasil ini memperkuat hasil dari penelitian tahap pertama yang menunjukkan selektifitas yang tinggi dari isolat Pleurotus sp.
  26. Hasil analisa lignin juga menunjukkan pola degradasi yang nyata. Penambahan kation, terutama Mn menunjukkan penurunan kandungan lignin yang lebih tinggi daripada kontrol. Hal ini berarti bahwa penambahan kation dapat meningkatkan degradasi lignin oleh isolat Pleurotus sp.
  27. Degradasi lignoselulosa oleh isolat Pleurotus sp saya amati pula dengan menganalisis perubahan gugus fungsional pada TKKS dengan analaisis FTIR. Gambar ini adalah spektra absorbansi FTIR untuk perlakuan kontrol dengan lama waktu inkubasi yang berbeda-beda dari 0-28 hari. Puncak-puncak spektra ini menunjukkan gugus fungsional yang spesifik pada komponen lignoselulosa tertentu. Ktr 0 day = black Ktr 7 days= blue Ktr 14 days= violet Ktr 21 days= light green Ktr 28 days= red
  28. Polisakarida (P) Ini adalah peak-peak untuk polisakarida (selulosa dan hemiselulosa). Salah satu yang menarik adalah penurunan pada peak 1735 cm-1, pada peak ini terdapat ikatan antara lignin dengan polisakarida. Penurunan pada peak ini menunjukkan rusaknya ikatan ini. Selulosa (S) Dari hasil analisa kandungan selulosa: tidak ada/sedikit sekali penurunan kandungan selulosa. Namun, pada analisa FTIR menunjukkan beberapa perubahan struktur pada beberapa gugus fungsional, beberapa perubahan yang penting antara lain adalah perubahan pada: ikatan hidrogen dan selulosa I beta. Lignin (L) Terjadi degradasi lignin dari hasil analisa kandungan lignin. Sudah dapat diduga akan ada beberapa perubahan pada gugus fungsional dari lignin. Perubahan ini menunjukkan adanya perubahan pada unit S dan unit G. Ktr 0 day = black Ktr 7 days= blue Ktr 14 days= violet Ktr 21 days= light green Ktr 28 days= red
  29. Polanya hampir sama seperti gambar sebelumnya. Ktr 0 day = black Ktr 7 days= blue Ktr 14 days= violet Ktr 21 days= light green Ktr 28 days= red
  30. Polanya hampir sama seperti gambar sebelumnya. Ktr 0 day = black Ktr 7 days= blue Ktr 14 days= violet Ktr 21 days= light green Ktr 28 days= red
  31. Polanya hampir sama seperti gambar sebelumnya.
  32. Polanya hampir sama seperti gambar sebelumnya.
  33. Absorbansi FTIR juga bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan kristalinitas selulosa pada biomassa lignoselulosa/TKKS, yang disebut dengan LOI (lateral order indek). Yaitu perbandingan ataran A1429/A987. Rasio ini berkorelasi positif dengan kristalinitas selulosa. Hasil perhitungan LOI diperlihatkan pada gambar ini. Gambar ini menunjukkan dengan jelas penurunan kristalinitas selulosa. Penambahan kation menunjukkan pengaruh nyata pada penurunan LOI.
  34. Tujuan penelitian saya ditunjukkan pada hasil analisa digestibilitas ini. Dari hasil analisa digestibilitas TKKS setelah pretreatment dengan penambahan kation terlihat jelas bahwa penambahan kation secara signifikan meningkatkan digestibilitas TKKS. Digestilitas TKKS meningkatn kurang lebih 3X daripada kontrol.
  35. Penelitian sebelumnya, digestibilitas TKKS setelah pretreatment biologi meningkat kurang lebih 3x. Saya masih ingin meningkatkan lagi digestibilitas ini yaitu dengan cara mengkombinasikan pretreatment biologi dengan pretreatment kimia: asam fosfat. Penelitian ini saya lakukan pada tahapan ketiga. Grafik ini menunjukkan perubahan kandungan lignoselulosa setelah pretreatment. Dari grafik ini terlihat jelas bahwa: pada pretreatment biologi saja hanya terjadi sedikit penurunan berat kering TKKS, dan komponen lignoselulosa. Pretreatment asam fosfat dan kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat menunjukkan perubahan yang sangat nyata pada semua kandungan komponen lignoselulosa. Dari grafik ini juga terlihat bahwa pretreatment asam menyebabkan kehilangan sebagian besar (>50%) dari berat kering TKKS. These is the visual changes of empty bunches after pretreatment. It is untreated one: dark brown in color, hard, not easy to grinding. After six weeks pretreatment by pleurotus sp. The color was more brighter: light brown. And softer then un-treated ones. It is easily to grinding.
  36. Pengamatan terhadap perubahan gugus fungsional pada analisa absorbansi FTIR menunjukkan beberape perubahan penting yang sangat menarik. Terjadinya penurunan secara signifikan pada absorbansi ikatan hidrogen. Bentuk dari spektra ini adalah bentuk spektra untuk selulosa tipe I. Ada tiga ikatan hidrogen pada peak ini. Meskipun yang terlihat hanya satu peak, namun jika dianalisa lebih lanjut akan muncul tiga buah peak. Yaitu: dua buah ikatan inter dan 1 ikatan intra. Terjadinya penurunan absorbansi pada gugus CH2 dari lignin. Baik yang asimetrik maupun yang simetrik. Perubahan yang sangat nyata ini menunjukkan terjadinya perubahan besar pada struktur lignin. Spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit (TKKS): (a) kontrol (garis merah), (b) pretreatment jamur (garis hijau), (c) pretreatment asam fosfat (garis biru), (d) pretreatment kombinasi jamur dan asam fosfat (garis coklat).
  37. Ini adalah ikatan hidrogen yang terlihat pada absorbansi pada panjang gelombang 3338 cm-1. Saya menduga bahwa banyak ikatan-ikatan hidrogen ini yang putus setelah pretreatment.
  38. Spektra pada panjang gelombang 600 – 1800.
  39. Polisakarida (P) Pola perubahan pada gugus fungsional dari polisakarida juga menunjukkan pola perubahan yang mirip dengan spektra sebelumnya. Beberapa perubahan penting yang terlihat adalah: Hilangkanya ikatan antara lignin-polisakarida Selulosa: Beberapa perubahan penting pada selulosa adalah adanya perubahan pada penurunan selulosa IB. Selulosa IB lebih stabil dari selulosa IA, saya menduga perubahan ini mempengaruhi kristalinitas selulosa. Lignin: - Lignin sangat terlihat mengalami banyak perubahan.
  40. Ini adalah ikatan antara lignin-polisakarida yang saya duga rusak selama pretreatment. Akibat rusaknya ikatan ini, selulosa menjadi terpisah dengan lignin dan lebih mudah dihidrolisis. Figure from chapter 4. Crosslinks between lignins and polysaccharides (cellulose and hemicellulose). Lignin are covalently linked to the polysaccharides. Figure 4.5. Schematic diagrm showing possible covalent crosslink between polysaccharides and lignins in secondary thickened cell walls of commelinid monocotyledons, including rasses (o) p-coumarul, (o) feruloyl, (o-o) dehydrodiferuloyl residues. (a) direct ester linkage; (b) direct ether linkage, (c) ferulic acid esterified to polysaccharide; (d) p-coumaric acid esterified to lignin, (e) hydroxycinnamic acid etherified to lignin; (f) ferulic acid ester-ether bridge; (g) dehydrodiferulic acid ester-ether bridge.
  41. Perubahan pada absorbansi ini juga sangat menarik untuk dianalisa lebih lanjut. Di alam, selulosa yang terdapat pada tanaman adalah selulosa tipe I dan selulosa tipe I ini terdiri dari dua macam sub tipe, yaitu I-alfa dan I-beta. Selulosa I-alfa adalah metastabil dan selulosa I-beta lebih stabil daripada selulosa I-alfa. Dari spektra ini sangat terlihat jelas adanya perubahan yang sangat signifikan pada selulosa I-beta. Selulosa I-alfa relatif lebih mudah terhidrolisis daripada selulosa I-beta.
  42. Akibat dari beberapa perubahan komposisi kandungan lignoselulosa maupun gugus fungsional lignoselulosa terjadi perubahan pada kristalinitas selulosa. Ini ditunjukkan pada analisa LOI. Terlihat jelas bahwa pretreatment secara nyata merubah kristalinitas selulosa pada TKKS. Dengan adanya penurunan ini saya menduga akan terjadi peningkatan digestibilitas selulosa pada TKKS.
  43. Perubahan pada TKKS juga bisa diamati pada perubahan secara visual dan morfologi serat TKKS. TKKS yang telah mengalami pretreatment biologi terlihat lebih cerah. Ini artinya terjadi proses bleaching akibat adanya degradasi lignin pada TKKS. These is the visual changes of empty bunches after pretreatment. It is untreated one: dark brown in color, hard, not easy to grinding. After six weeks pretreatment by pleurotus sp. The color was more brighter: light brown. And softer then un-treated ones. It is easily to grinding.
  44. Miselia jamur terlihat tumbuh mengelilingi serat TKKS. Miselia ini bahkan tumbuh hingga menembus bagian dalam serat TKKS.
  45. Perubahan yang menarik lainnya yang terlihat di bawah mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron adalah hilangnya tubuh silika akibat dari pretreatment biologi.
  46. Perubahan yang sangat drastis terjadi setelah pretreatment asam fosfat dan kombinasi biologi-asam fosfat. Ini adalah sampel TKKS setelah dihaluskan dengan ball-milling. Perubahan penting yang terjadi adalah: Struktur serat TKKS rusak sama sekali. Tidak terlihat sama sekali bentuk serabut atau pun bagian-bagian dari serat TKKS. Ukuran partikel TKKS setelah pretreament kombinasi lebih kecil dan lebih halus. Ukuran yang lebih kecil, artinya bahwa luas permukaannya akan lebih luas.
  47. Analisis digestibilitas adalah tujuan utama dari penelitian saya. Dari slide ini terlihat jelas bahwa pretreatment meningkatkan secara signifikant digestibilitas selulosa. Digestibilitas selulosa (%) tandan kosong kelapa sawit (TKKS) setelah hidrolisis yang dihitung berdasarkan kandungan glukan awan. Error bar adalah standard deviasi.
  48. Jika digambarkan secara skematis. Perubahan struktur TKKS dapat diilustrasikan seperti pada gambar ini. Pretreatment biologi akan mendegradasi sebagian lignin dan hemiselulosa yang menyebabkan selulosa menjadi lebih terbuka dan menurun kristalinitasnya. Perubahan ini bisa meningkatkan digestibilitas dari 4.66% menjadi 18.85%. Kombinasi pretreatment biologi dengan pretreatment asam fosfat akan menghancurkan struktur lignoselulosa TKKS. Sebagian besar lignin dan hemiselulosa hilang, sudah tidak terlihat lagi bentuk serat TKKS, dan ukuran partikelnya sangat halus. Perubahan-perubahan ini yang menyelaskan mengapa digestibilitas TKKS yang dipretreatment dengan kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi.
  49. Produksi etanol menunjukkan pola yang hampir sama dengan pola digestibilitas selulosa. Ada dua kolompok yang terpisah jelas. Pretreatment biologi meningkatkan produksi bioetanol. Kombinasi pretreatment biologi-asam fosfat menunjukkan peningkatan yang sangat nyata.
  50. Tiga isolat JPP memiliki selektifitas berbeda-beda dalam mendegradasi lignin. Isolat Pleurotus sp menunjukkan selektivitas tertinggi dibandingkan isolat lain dan diidentifikasi oleh LIPIMC sebagai Pleurotus floridanus LIPIMC966. Penambahan Cu2+ dan Mn2+ dapat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, dan meningkatkan digestibilitas TKKS. Kombinasi pretreatment biologi dengan P. floridanus dan asam fosfat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, meningkatkan digestibilitas TKKS, dan meningkatkan produksi etanol. Perubahan struktur TKKS setelah pretreatment biologi, asam fosfat, dan kombinasi biologi-asam fosfat adalah perubahan ukuran partikel TKKS, penurunan ikatan hidrogen, penurunan ikatan antara lignin dengan karbohidrat, penurunan selulosa I, perubahan pada unit syringyl dan guaiacyl lignin, dan penurunan kristalinitas selulosa TKKS.
  51. Tiga isolat JPP memiliki selektifitas berbeda-beda dalam mendegradasi lignin. Isolat Pleurotus sp menunjukkan selektivitas tertinggi dibandingkan isolat lain dan diidentifikasi oleh LIPIMC sebagai Pleurotus floridanus LIPIMC966. Penambahan Cu2+ dan Mn2+ dapat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, dan meningkatkan digestibilitas TKKS. Kombinasi pretreatment biologi dengan P. floridanus dan asam fosfat meningkatkan degradasi lignin, menurunkan kristalinitas selulosa TKKS, meningkatkan digestibilitas TKKS, dan meningkatkan produksi etanol. Perubahan struktur TKKS setelah pretreatment biologi, asam fosfat, dan kombinasi biologi-asam fosfat adalah perubahan ukuran partikel TKKS, penurunan ikatan hidrogen, penurunan ikatan antara lignin dengan karbohidrat, penurunan selulosa I, perubahan pada unit syringyl dan guaiacyl lignin, dan penurunan kristalinitas selulosa TKKS.