1. 1. Teknologi Peternakan
Kegiatan penerapan teknologi dibidang peternakan yang sudah dilaksanakan meliputi :
a. Memperkenalkan dan memanfaatkan Bioplus Serat; Bioplus Pedet dan Rominox untuk pakan tambahan bagi ternak sapi
maupun kambing. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pelatihan teknologi pakan bekerjasama dengan LIPI.
b. Memperkenalkan teknologi silase dengan menggunakan Inokulan Silase dan Teknologi Pengolahan Pupuk dengan
menggunakan Cok-Cok Inokulan. Kegiatan tersebut (No. 1 dan 2) dilaksanakan di Kabupaten Barito Kuala Kecamatan
Wanaraya Desa Sidomulyo (Kelompoktani Tunas Harapan, Manunggal, Karya Mukti, Sinar Harapan dan Margo
makmur); Kabupaten Tanah Laut Kecamatan Pelaihari Desa Bumi Jaya (Kelompoktani Budi Luhur, Trijaya dan Kawasan
Baru) dan Kota Banjarbaru Kecamatan Landasan Ulin Keluruahan Landasan Ulin Tengah (Kelompoktani Harapan
Makmur).
c. Magang ke Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP)- Batangkaluku di Makassar dalam rangka Teknologi
Pengolahan Roti Sapi.
d. Bekerjasama dengan LIPI dalam hal kegiatan Penanganan Reproduksi (PKB bagi para Inseminator).
e. Memperkenalkan/sosialisasi kegiatan Inseminasi Buatan (IB) dan Penanganan Reproduksi pada Kerbau.
f. Pelatihan Teknologi Pakan Ternak dikelompoktani ternak “Bina Tani” Desa Hayup Kecamatan Haruai Kabupaten
Tabalong.
g. Pelatihan Perbaikan dan Pemeliharaan Container se Kalimantan Selatan
h. Aplikasi Teknologi Pakan pada Limbah sawit untuk pakan ternak di kelompoktani “Dharma Bakti” Desa Telaga Sari
Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru.
Adapun rekapitulasi hasil kegiatan penerapan teknologi rekayasa pakan untuk sapi potong maupun kambing terlihat
pada Tabel berikut dan lampiran III.96
UJI TERAP PENGOLAHAN PAKAN ALTERNATIF DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PBB SAPI BALI DI KABUPATEN BARITO KUALA
KEGIATAN :
1. Pembuatan Hay dari 20 jenis rumput lokal yang ada di Kabupaten Barito Kuala.Jenis-jenis rumput tersebut yaitu 1)Teki
2)Petungan 3)Kerangkongan 4)Lulangan Merah 5)Puyangan 6) Adas-Adas 7)Gabusan/Udulan 8)Kembangan(Kabur
Kanginan) 9)Lamuran 10)Grinting 11)Gabusan Merah 12)Pahitan Keriting 13)Pring-Pringan 14)Abangan 15)Pahitan
16)Kerpaan 17)Perumpungan 18)Lulangan Hijau 19)Jagungan 20)Banta
2. Pakan tambahan (konsentrat) yang diberikan 1 kg dedak/hari/ekor dan 0,25 kg tetes tebu/ekor/hari.
3. Pemberian pakan imbuhan berupa urea, garam dapur dan kapur masing-masing 5 gr/ekor/hari.
4. Lama dipelihara 60 hari.
5. Awal pelaksanaan (hari pertama) semua sapi diberikan obat cacing dengan menggunakan Momil Bulus (Spektrum Luas)
1 biji/50 kg Berat Badan Sapi.
6. Sapi yang digunakan sapi Bali sebanyak 10 ekor (umur 12 – 18 bulan) dengan berat badan berkisar antara 95 – 191 kg
dengan harga beli antara Rp. 1,5 juta – Rp. 2,5 juta per ekor.
HASIL :
1. Setelah dipelihara selama 60 hari pertambahan berat badan mencapai 328 kg rata-rata per ekor 32,8 kg dengan harga
jual berkisar antara Rp. 1,8 juta – Rp. 2,7 juta dan rata-rata pertambahan berat badan harian 547 gram/ekor.
2. Rumput yang paling disukai oleh sapi adalah rumput Banta yang mempunyai kandungan BK 86,36%, Protein Kasar
8,75% dan TDN 50,15%.
Tabel 3.8 UJI LAPANG PEMANFAATAN JERAMI PADI
DI DESA BUMIJAYA KABUPATEN TANAH LAUT
NO PELAKSANAAN KEGIATAN NO HASIL KEGIATAN
2. I Perlakuan A (30 kg jerami padi + 900 gr I A. (7 hari) bau dan rasa yang paling masam
Tetes + 1500 gr dedak) A. (14 hari) berbau masam biasa
1.Waktu penyimpanan 7 hari dibuat A. dan C (21 hari) berbau masam biasa
2.Waktu penyimpanan 14 hari Silase
3.Waktu penyimpanan 21 hari II B. (7 hari) berbau masam biasa
B. (14 hari) berbau masam biasa
II Perlakuan B (30 kg jerami padi + 1500 ml EM4) B. (21 hari) berbau masam sengak dan batang-batang jerami
1. Waktu penyimpanan 7 hari mudah patah (lunak/rapuh)
2. Waktu penyimpanan 14 hari III C. (7 hari) berbau masam biasa
3. Waktu penyimpanan 21 hari C. (14 hari) berbau masam merangsang
/sengak
Perlaukan C (30 kg jerami padi + 150 gr Starbio + IV Penggunaan probiotik (EM4 dan Starbio) menunjukan warna
III 180 gr Urea) yang lebih baik (warna semula/awal) dibandingkan dengan
1.Waktu penyimpanan 7 hari dibuat pemakaian bahan pengawet/konsentrat
2.Waktu penyimpanan 14 hari Silase Secara umum Silase dengan Starbio + Urea paling disukai
3.Waktu penyimpanan 21 hari V ternak dan pembuatannya paling praktis serta biaya murah.
Anak-anak sapi lebih menyukai perlakuan A.
VI
Tabel 3.9 KAJI TERAP TEKNOLOGI PAKAN UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG
DI KELOMPOKTANI BERKAT DO’A DESA RANTAU KEMINTANG
KEC. LABUAN AMAS UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
NO PELAKSANAAN KEGIATAN NO HASIL KEGIATAN
I Komposisi Ransum Penggemukan Sapi potong I Peningkatan berat badan sapi-sapi PO yang dikaji
terap lebih tinggi dari sapi PO kontrol.
Bahan Ransum per Hari
R0 R1 R2 R3 Pertambahan berat badan tertinggi diperlihatkan
Rumput Segar 15 kg 12 kg 9 kg 6 kg pada sapi-sapi yang mendapat ransum R1, R2 dan
Silase - 3 kg 6 kg 9 kg diikuti R3 yaitu dari 0,99 kg/hari (R1), 0,8 kg/hari
Dedak 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg (R2), 0,49 kg/hari (R3) dan 0,49 kg/hari (R0)
Bungkil Inti 2 kg 2 kg 2 kg 2 kg
Sawit
Tabel 3.10 II. KAJI TERAP TEKNOLOGI PAKAN OLAHAN UNTUK SAPI POTONG
NO PELAKSANAAN KEGIATAN NO HASIL KEGIATAN
I Lokasi kegiatan : 1) Kelompoktani mekar I Pemberian pakan olahan berupa ransum yang terdiri : 4 kg BIS + 4
Wangi Desa Karang Indah Kecamatan kg Silase rumput raja + 17 kg rumput lapangan per ekor per hari
Satui, 2) Kelompoktani Mekar Sari Desa maupun menaikkan PBB sapi Bali sebesar 0,8 kg/ekor/hari.
Tanjung Kecamatan Pelaihari
Kegiatan : pemberian silase Rumput raja, Pemberian pakan olahan berupa ransum yang terdiri : 4 kg BIS + 1
tetes, BIS dan Rumput Lapangan pada sapi kg tetes + 1 kg dedak padi + 19 kg limbah tanaman jagung per
II Bali dan PO II ekor per hari maupun menaikkan berat badan sapi PO sebesar 1,2
3. Ternak sapi dipelihara secara intensif kg/ekor/hari (di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2001).
selama 3 bulan
III