2. TEKNIK PENANAMAN BIBIT KELAPA
SAWIT
A. Menanam dan Membangun (LCC = Leguminosa Cover
Crop)
Dalam selang 2 minggu setelah terasan di buat baru di
lakukan penanaman kacangan (LCC) yang berjenis:
- PJ (Pueraria Javanica) = 4 kg / ha
- CM (Colopogonium Muconoides) = 2 kg / ha
- Dicampur dengan CIRP 6 kg/ha (untuk mempercepat
pertumbuhan)
- Stack Mochuna Brateata
3. Kacangan di tanam dengan cara di tugal, dalam tiap
gawangan di buat 4 baris dengan jarak dari pancang
tanam 1,5 m dan jarak antar lubang 20 cm.
Pembangunan kacangan adalah kegiatan
pemeliharaan secara intensif selama 6 bulan, setelah
kacangan umur 2 bulan dapat di pupuk lagi dengan
pupuk NPK 15-15-6-4 30 kg/ha
5. B. PENANAMAN KELAPA SAWIT
1. Memancang
Sebelum penanaman terlebih dahulu di lakukan pemancangan dengan jarak 9,25 m x 9,25 m x 9,25 m
(segitiga sama sisi). Dengan popolasi tanam per ha 135 pokok (areal rata). Untuk areal terasan
pemancangan mengikuti arah terasan dengan jarak antar pancang 9,25 m
2. Membuat Lubang Tanam
- lubang tanam di buat dengan ukuran lubang 50 cm x 50 cm x 50 cm, sehingga bibit tertanam sampai
batas leher akar.
- Pada saat pembuatan lubang bagian permukaan tanah terlebih di dahulu di bersihkan,
- Bagian permukaan tanah di ratakan, tanah lapisan atas di letakkan di sebelah Barat dan lapisan bawah
di letakkan di sebelah Timur
- 3. Penanaman Kelapa Sawit
- Sebelum bibit kelapa sawit di tanam, lubang galian di tabur pupuk CIRP dengan dosis 500 gr/lobang
- kemudian dasar polybag di potong lebih dahulu dan kemudian bibit di masukkan ke dalam lubang
- dudukan bibit dalam posisi yang tepat sehingga lurus dalam barisan mata lima dan letak akar rata
dengan permukaan tanah. Selanjutnya polybag di cabut perlahan-lahan sehingga
membungkus/mengikat pelepah daun untuk memudahkan penimbunan lubang.
11. 4. Perawatan/pemeliharaan Tanaman Sawit
4.1. Pengendalian Gulma
a. Melalang
- di lakukan pembrantasan gulma lalang dengan memakai Racun berbahan aktif
Glifosat dengan konsentrasi antara 80 – 150 cc/cap 15 liter.
- Melakukan penyemprotan koreksi setelah 21 hari atau satu bulan setelah pem –
brantasan
b. Anak kayu dan daun lebar
Pengendalian anak kayu dan daun lebar dengan cara di semprot menggunakan
Racun berbahan aktif Paracuat dengan konsentrasi 50 cc/cap 15 liter di campur racun
berbahan aktif Metil Metsulfuron dengan konsentrasi 3,2 gr/kep 15 liter
4.2. Hama dan Penyakit
Terlebih dahulu di lakukan sensus, berdasarkan hasil sensus dilakukan pengendalian
hama dan penyakit di areal tersebut. Beberapa jenis hama pada tanaman kelapa sawit
adalah :
- Kumbang Penggerek (Oryctes sp.) - Ulat Pemakan Daun
- Babi Hutan (Artiodactyla) ulat api : - Setora nitens
- Landak (Rodenta) - Thosea bisura
- Tikus (Rats) - Thosea asigna
- Rayap (Coptotermes sp.) - Thosea vetusta
- Gajah (Elephants) - Darna trima
- Ploneta diducta
ulat Kantong : - mahasena corbetti
Penyakit yang sering di temukan di lapangan adalah Penyakit Tajuk ( Crown Deseases)
15. 10000/135 = 74.07
74,01/9 = 8.2
Terasan 1 dengan ukuran 8,2x8,2 m
Berdasarkan tabel
6 m ---- 12.3 m
7 m ------ 10,5 m
8 m ------ 9,25 m
9 m ------ 8,22 m
16. Bibit yang di seleksi :
Bibit yang tumbuh meninggi dan kaku sudut pelepepah kecil (tajuk tegak)
Bibit yang permukaan tajuknya rata
Bibit yang tumbuh lemah terkulai (merunduk)
Bibit yang anak daunnya tidak membelah sedang pada tanaman lain pada umur yang sama
telah membelah sempurna
Bibit yang terserang penyakit tajuk
Bibit dengan bentuk anak daun tidak sempurna seperti : anak daun tersusun rapat maupun
yang tersusun sangat jarang dan anak daun pendek-pendek
17. Bibit yang berumur 12 – 14 bulan, mulai dapat di pindahkan ke lapangan ( di tanam)
Untuk keperluan sisip di butuhkan 10% dari 135 pkk/ha atau 13 – 14 pkk/ha
Dalam 1 thn sawit dapat menghasilkan 20-30 pelepah daun. Kemampuan produksi tersebut
menurun menjadi 18-25 pelepah daun seiring pertambahan umur tanaman.
Rata-rata produksi pelepah 1,5-2, 5 pelepah/bln
Namun hanya sekitar 8-22 pelepah daun yang di temukan bunga atau buah, sedang pelepah
lain tidak
18. TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
(TBM)
TUJUAN
Tanaman Belum menghasilkan adalah tanaman yang dipelihara sejak bulan penanaman
pertama sampai di panen pada umur 30-36 bulan. Pemeliharaan masa TBM merupakan
lanjutan dan penyempur naan pekerjaan pembukaan lahan dan persiapan untuk
mendapatkan tanaman yang berkualitas baik. Jadi tujuan prosedur mutu TBM adalaah
utuk di gunakan sebagai panduan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal agar dapat
memberikan produktivitas maksimal pada masa TM.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini di terapkan di TBM yang meliputi; penyiangan piringan, gawangan dan
melalang, pemupukan, penyisipan, pembrantasan H dan P, pemeliharaan jalan,
jempbatan/gorong-gorong, kontur teras/tapak kuda, dan saluran air, kastrasi dan
sanitasi, persiapan sarana panen, dan mutasi TBM ke TM.
19. DEFINISI
Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga jantan dan betina yang tumbuh pada tanaman
kelapa sawit yang belum menghasilkan.
Sanitasi adalah kegiatan membuang buah busuk dan penunasan pelepah kering sebagai
persiapan panen.
20. PEDOMAN TEKNIS PADA TBM
Pemeliharaan Piringan
Dilakukan dengan meyingkirkan semua jenis tumbuhan dari permukaan tanah selebar
piringan pohon yang telah di tentukan sehingga tanah bersih dari rumput. Penyiangan
dapat di lakukan dengan cara manual(menggaruk) atau cara kimia(penyemprotan).
Piringan berfungasi sebagai tempat untuk meyebarkan pupuk sehingga nantinya tidak
ada persaingan dengan gulma dalam penyerapan unsur hara. Agar berfungsi
sebagaimana mestinya perlu pemeliharaan yang berkesinambungan yaitu :
TBM 1, lebar piringan 100 cm dan rotasi pemeliharaan 6 kali setahun
TBM2,