SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Daging merupakan sumber protein. Sayangnya, daging bersifat mudah
rusak. Penyebabnya, kontaminasi mikroorganisme pembusuk atau karena proses
autolisis oleh aktivitas enzim yang secara alami terdapat di dalam daging. Untuk
memperpanjang daya simpannya, maka daging harus dipertahankan pada suhu
rendah (pendinginan atau pembekuan). Selain itu, daging juga dapat ditingkatkan
daya awetnya dengan pengolahan menjadi berbagai produk. Proses penambahan
bumbu dan pengurangan kadar air (seperti pengeringan dan penggorengan) juga
dapat memperpanjang daya awet dan daya guna daging.
Abon adalah sejenis makanan kering terbentuk dari
diberi bumbu kemudian digoreng. Abon biasanya berwarna
coklat kehitaman. Abon tampak seperti serat karena
didominasi oleh serat-serat otot yang mengering dan
mempunyai daya simpan lebih lama disamping menambah
variasi rasa dalam menu atau hidangan sehari-hari. Proses
pengolahan daging menjadi abon melibatkan banyak proses
serpihan daging yang
coklat terang hingga
antara lain perebusan daging, penyayatan, pembumbuan, penggorengan, dan
pengepresan.
Proses pembuatan abon ini sudah lama dikenal oleh masyarakat karena dalam
proses pembuatannya dapat dibuat dengan cara yang tradisional. Pembuatan abon
secara tradisional ini adalah dengan menggunakan garpu untuk menyayat daging
menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil dan seragam. Sementara itu, seiring
dengan perkembangan teknologi ditemukan alat yang lebih canggih yang mampu
membantu dalam proses pembuatan abon yaitu Food procesor. Alat ini digunakan
untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan abon.
2. Diskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang pengawetan daging dengan pengeringan
serta peran dari setiap bahan yang terlibat dalam proses pembuatan abon. Materi
1
disajikan melalui pendekatan orang dewasa, ceramah, ungkapan pengalaman,
diskusi, tanya jawab, presentasi, dan penugasan / praktek.
3. Manfaat Bahan Ajar
Dengan mempelajari bahan ajar ini diharapkan peserta dapat mengetahui
cara pengawetan daging dengan pengeringan, sehingga dapat memperpanjang umur
simpan produk ternak, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai
ekonomis produk ternak disamping dapat menganeka ragamkan menu pangan
untuk kebutuhan keluarga.
4. Tujuan Pembelajaran
a. Kompetensi dasar
Setelah menyelesaikan bahan ajar ini diharapkan peserta dapat membuat
abon dari bahan yang aman sesuai prosedur dengan benar.
b. Indikator Keberhasilan
Setelah menyelesaikan bahan ajar ini, peserta dapat:
a. menjelaskan cara-cara pengawetan daging
b. membuat abon sesuai prosedur dengan hasil benar
5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
BAB I
BAB II
: Pendahuluan memaparkan gambaran umum tentang daging dan
sifat-sifat nya serta mengapa diperlukan pengawetan.
: Pengawetan Daging
Pada bab ini dibahas mengenai:
a. Abon
b. Penggunaan Bumbu pada Proses Pembuatan Abon
c. Tahapan pembuatan abon ayam
2
BAB II
PENGAWETAN DAGING
2.1. ABON
Dalam SNI 01-3707-1995, abon adalah suatu jenis makanan kering
berbentuk khas, dibuat dari daging, disayat-sayat, dibumbui, digoreng, dan dipres.
Sedangkan menurut Direktorat Evaluasi dan Standardisasi, Departemen
Perindustrian (1980), yang dimaksud dengan abon adalah hasil olahan yang
berbentuk gumpalan serat daging yang halus dan kering yang dibuat melalui proses
penggorengan dan penambahan bumbu-bumbu.
Winarno et al. (1982) menyatakan bahwa pembuatan abon merupakan salah
satu cara pengeringan dalam pengolahan bahan pangan yang bertujuan untuk
memperpanjang masa simpan, memperkecil volume dan berat bahan, sehingga
dapat mengurangi biaya pengangkutan dan pengepakan.
Menurut Wisena (1988) pada pembuatan abon akan terjadi penurunan kadar
protein sedangkan kadar lemak, abu, dan serat kasar mengalami peningkatan. Hal
ini disebabkan oleh adanya penambahan dari luar berupa penambahan santan,
rempah-rempah dan minyak goreng yang digunakan sehingga kandungan lemak,
abu, serat kasar menjadi meningkat. Sedangkan kandungan protein mengalami
penurunan akibat proses pemasakan yang dilakukan.
Abon yang baik harus terbuat dari bahan yang baik pula mutunya, terutama
bahan bakunya yaitu daging. Daging harus baru dan segar, sebaiknya dipilih bagian
daging yang berserat panjang tebal dan tidak berurat (Soeparno, 1994). Menurut
Teguh (1995), ciri-ciri daging yang baik mempunyai penampakan yang mengkilap,
berwarna merah dan tidak pucat, tidak berbau asam atau busuk, keadaan masih
elastis dan tidak kaku, jika dipegang masih terasa kebasahannya namun tidak
lengket ditangan, tidak mengandung jaringan ikat dan lemak. Bagian penutup, paha
depan, paha atas, dan paha belakang dari seekor sapi cocok digunakan untuk
pembuatan abon.
1. Penggunaan Bumbu pada Proses Pembuatan Abon
Dalam pembuatan abon, dilakukan penambahan bumbu-bumbu yang terdiri
dari bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, gula merah, dan garam.
3
Penambahan ini mengakibatkan cita rasa dan aroma yang positif sehingga makanan
menjadi lebih disukai (Agustini, 1987). Rempah-rempah selain memberikan aroma
yang khas pada makanan, juga memberikan manfaat bagi pemakainya, yaitu
berpengaruh positif terhadap kesehatan dan dapat memberikan sifat-sifat ketahanan
(Somaatmadja, 1985). Secara alamiah, rempah-rempah mengandung antioksidan
yaitu zat yang dalam jumlah kecil dapat menghambat atau menekan terjadinya
proses oksidasi pada bahan-bahan yang mudah teroksidasi.
Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa garam merupakan bahan yang
sangat penting dalam pengawetan daging di Indonesia. Garam digunakan sebagai
salah satu metode pengawetan pangan yang pertama dan masih digunakan sampai
sekarang termasuk pada pembuatan abon. Selain garam, gula juga terlibat dalam
pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk makanan, pemberian gula akan
melembutkan produk dan mengurangi penguapan air.
Ketumbar (Coriandrum sativum Linn) banyak digunakan sebagai bumbu
masak dengan digerus terlebih dahulu. Ketumbar dapat menimbulkan bau sedap
dan rasa sedap yang gurih, komponen lain dari ketumbar adalah 26% lemak, 17%
protein, 10% pati, dan 20% gula (Purnomo, 1997).
Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) berfungsi sebagai pemberi
aroma pada makanan (Winarno, 1984). Bawang putih (Alium sativum linn)
mengandung zat hara belerang, besi, kalsium, fosfat disamping lemak, protein, dan
karbohidrat (Purnomo, 1997).
Asam dikenal sebagai daging buah dari tanaman Tamaricus indica linn di
daerah tropis. Buah asam mengandung 1,4-3,7% protein; 0,71-0,81% lemak; 1,8-
3,2% selulosa, 8,4-12,4% asam tartarat dan 21,4-30,8% gula. Asam dapat
menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri
pembusuk, disamping mengurangi rasa manis, menambah rasa, memperbaiki
tekstur, dan sebagai bahan pengawet.
Santan yang berasal dari daging buah kelapa tua mengandung lemak dan
karbohidrat yang cukup tinggi dan kadar air rendah, sedangkan nilai protein yang
paling tinggi terdapat pada daging buah kelapa yang setengah tua (Ketaren, 1986).
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga, L.) mengandung minyak atsiri
galangol berwarna kuning dan bersifat larut dalam alkohol dan tidak larut dalam
4
air. Galangol menyebabkan rasa pedas pada laos. Daun salam (Laurus nobilis, L.)
memberi aroma yang khas pada hati sapi, ikan, sup, dan lain-lain. Minyak atsiri
daun salam digunakan untuk pengharum sabun, lilin, dan minuman non alkohol
(Farrel, 1985 dalam Marliyati, 1995).
Dalam pembuatan abon dilakukan penggorengan yang merupakan proses
terakhir dari pengolahan. Penggorengan dimaksudkan untuk mengurangi kadar air,
dimana dalam penggorengan sebagian air yang terdapat dalam bahan akan
menguap akibat penetrasi minyak panas. Minyak goreng berfungsi pula sebagai
penambah rasa gurih nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan.
2. Tahapan Pembuatan Abon ayam
Proses pembuatan abon dimulai daging segar di trimming (pemisahan
daging dengan lemak subkutan), kemudian dilakukan perebusan daging sapi
dengan suhu 65-700
C terlebih dahulu sampai menjadi lunak selama 20 menit
sedangkan daging ayam dan kelinci suhu 45-500
C selama 15 menit. Selanjutnya,
daging disuir-suir/potong-potong (peremahan daging), kemudian dicampur dengan
bumbu (dimasak selama 15 menit) hingga air habis dan masak dengan santan
sampai kering dan berminya (selama 10 menit). Langkah selanjutnya adalah
ditumbuk dengan lumpang sampai berupa sabut dan digoreng dengan minyak
goreng hingga masak dan berwarna kekuningan (selama 10 menit). Setelah itu,
dipres dengan pres abon sampai minyaknya sedikit. Terakhir dilakukan proses
pengemasan.
Untuk memperoleh hasil abon yang baik perlu diperhatikan beberapa hal
antara lain: potongan daging yang diperoleh dari pemisahan tulang dan kulit adalah
tidak terlalu pendek agar diperoleh serat yang panjang, suwiran hendaknya panjang
dan halus. Api untuk menggoreng hendaknya kecil agar abon yang dihasilkan
masak, kering dan tidak gosong serta dalam penyimpanan hendaknya abon benar-
benar dalam kondisi dingin sebelum dikemas dalam tempat tertutup dan kering.
Sebagaimana halnya dengan dendeng, pembuatan abon belum dibakukan
sehingga terdapat variasi jumlah bumbu yang dipakai dan mutu produk yang juga
beraneka ragam. Proses pembuatan abon terdiri dari proses perebusan
penggorengan, pengepresan dan pengemasan
5
Hasil penelitian pembuatan abon daging sapi menunjukkan lama perebusan
dan penggorengan sangat berpengaruh terhadap sifat organoleptik, terutama warna,
bau dan rasa. Berdasarkan uji organoleptik terhadap abon daging sapi, lama
perebusan daging sapi dan penggorengan 60 dan 30 menit merupakan perlakuan
terbaik untuk menghasilkan abon dengan rasa dan warna yang paling disukai
(Purnomo, H. 1996).
Kerusakan abon sebagian besar ditandai dengan adanya bau tengik.
Keadaan ini sebagai akibat vitamin yang larut dalam lemak mengalami kerusakan
dan asam lemak tidak jenuh teroksidasi oleh oksigen. Pengurangan kadar oksigen
dalam lemak akan mengakibatkan abon menjadi lebih awet.
Penggunaan pengemas terbaik untuk abon adalah polietilen, hal ini jika
ditinjau dari perubahan ketengikan, aktivitas air (Aw) dan kadar air abon. Masa
simpan abon dapat berlangsung selama 2-3 bulan, bahkan ada yang mencapai 6
bulan. Hal ini sangat bervariasi tergantung kepada kadar air, kadar lemak, kemasan,
dan cara penyimpanannya. Penambahan bahan penyerap oksigen juga akan
meningkatkan perlindungan terhadap kecepatan ketengikan. Mempertahankan
kadar air dan Aw produk sangat penting artinya dalam mempertahankan tekstur
dan daya awet produk (Purnomo, 1996).
2.2. PROSES PEMBUATAN ABON AYAM
a. Alat dan Bahan
1. Alat
Pengepres abon
Panci
Penggorengan
Kompor
Loyang
Talenan
Pisau dapur
2. Bahan
Daging dada ayam 1kg
Gula merah 200-250 gram
Bawang merah 30-50 gram
Bawang putih 20-30 gram
Ketumbar 10 gram
Serai 20-30 gram
Daun salam 5 lembar
Garam 30 gram
Lengkuas 40 gram
Santan ½ butir kelapa
Minyak goreng
6
Prosedur pembuatan abon ayam
Bersihkan daging ayam dari kulit, lemak dan tulang
Rebus daging bersama serai dan daun salam sampai empuk.
Daging disuir-suir
Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam
Goreng bumbu yang telah halus dengan sedikit minyak
Masukkan Gula merah yang telah diiris tipis dan lengkuas
dipukul-pukul.
Tambahkan santan cair dan daging suiran, aduk-aduk
Tambahkan santan kental dan rebus dengan api kecil hingga agak kering,
Angkat dan sisihkan.
Tumbuk daging dengan lumpang hingga berserabut.
Goreng dalam minyak panas dengan api kecil sampai kering.
Pres abon dengan pengepres atau kain sampai habis minyaknya.
Dinginkan dengan mengurai gumpalan abon
Kemas abon yang telah dingin dan tutup dengan rapat
Evaluasi
1. Jelaskan langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan abon yang
berkualitas baik
2. Sebutkan tahapan pembuatan abon
3. Jelaskan proses terjadinya kerusakan (ketengikan) pada abon
7
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta
Margono, T., D. Suryati. dan S.Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan,
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI . Jakarta
Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT
Grasindo. Jakarta.
Soeparno. 1996. Pengolahan Hasil Ternak. UT. Depdikbud. Jakarta.
Winarno, F. G., D. Fardiaz dan S. Fardiaz. 1982. Pengantar Teknologi Pangan.
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiMetode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiAgnescia Sera
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahRatnawati Sigamma
 
Pengetahuan Bahan Makanan
Pengetahuan Bahan MakananPengetahuan Bahan Makanan
Pengetahuan Bahan Makananirmafardik
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENYULUH PERIKANAN
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan PerikananDasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan PerikananlombkTBK
 
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Muhammad Eko
 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBAYokhebed Fransisca
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfInstansi
 

What's hot (20)

Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggiMetode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
Metode pengawetan pangan dengan suhu tinggi
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Pengetahuan Bahan Makanan
Pengetahuan Bahan MakananPengetahuan Bahan Makanan
Pengetahuan Bahan Makanan
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan PerikananDasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
 
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPASLaporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Sosis - UNPAS
 
Lemak dan minyak
Lemak dan minyakLemak dan minyak
Lemak dan minyak
 
Umbi umbian (3)
Umbi umbian (3)Umbi umbian (3)
Umbi umbian (3)
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 

Viewers also liked

Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakradenhilmiaja
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBelut Tengahsawah
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labagronomy
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportlombkTBK
 
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastori
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastoriPengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastori
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastoriMastori Rodin
 
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananMakalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananAji Sanjaya
 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaErnalia Rosita
 
Analisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetAnalisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetDwi Astuti
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesMastori Rodin
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
 
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan lombkTBK
 

Viewers also liked (19)

Abon
AbonAbon
Abon
 
Abon daging keluwih
Abon daging keluwihAbon daging keluwih
Abon daging keluwih
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
 
Mutu kokon
Mutu kokonMutu kokon
Mutu kokon
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
Pasca Panen Udang
Pasca Panen UdangPasca Panen Udang
Pasca Panen Udang
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen lab
 
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportPengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
Pengolahan Hasil Perikanan Standar Eksport
 
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastori
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastoriPengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastori
Pengolahan ikan tuna menjadi abon,ajifurai,otak otak,nugget by mastori
 
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananMakalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
 
Analisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nuggetAnalisis HACCP pada produk fish nugget
Analisis HACCP pada produk fish nugget
 
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industriesPenerapan haccp  pada  pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
Penerapan haccp pada pengalengan ikan sardin di pt. maya food industries
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
 
Pmm teori haccp
Pmm teori haccpPmm teori haccp
Pmm teori haccp
 
Tugas Akhir
Tugas Akhir Tugas Akhir
Tugas Akhir
 
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan
 

Similar to abon ayam pengol daging

Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingzahrohm
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1QorryAina9
 
presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxNeelaIshak
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingBBPP_Batu
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxTataNiaga2
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfwisriyul
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoErnalia Rosita
 
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANInfografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANsalni nindita
 
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxPowerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxwisriyul
 

Similar to abon ayam pengol daging (20)

Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
tugas 1
tugas 1tugas 1
tugas 1
 
bakso
baksobakso
bakso
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
bakso sapi
bakso sapibakso sapi
bakso sapi
 
Kecap dtpi
Kecap dtpiKecap dtpi
Kecap dtpi
 
Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1Fermentasi daging kelompok 1 1
Fermentasi daging kelompok 1 1
 
nugget
nuggetnugget
nugget
 
presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptx
 
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxCONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan daging
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptx
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
 
Abon patin leaflet
Abon patin leafletAbon patin leaflet
Abon patin leaflet
 
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGANInfografis  PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
Infografis PRODUK BAHAN LAUT UNTUK BAHAN PANGAN
 
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxPowerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 

Recently uploaded (9)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 

abon ayam pengol daging

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Daging merupakan sumber protein. Sayangnya, daging bersifat mudah rusak. Penyebabnya, kontaminasi mikroorganisme pembusuk atau karena proses autolisis oleh aktivitas enzim yang secara alami terdapat di dalam daging. Untuk memperpanjang daya simpannya, maka daging harus dipertahankan pada suhu rendah (pendinginan atau pembekuan). Selain itu, daging juga dapat ditingkatkan daya awetnya dengan pengolahan menjadi berbagai produk. Proses penambahan bumbu dan pengurangan kadar air (seperti pengeringan dan penggorengan) juga dapat memperpanjang daya awet dan daya guna daging. Abon adalah sejenis makanan kering terbentuk dari diberi bumbu kemudian digoreng. Abon biasanya berwarna coklat kehitaman. Abon tampak seperti serat karena didominasi oleh serat-serat otot yang mengering dan mempunyai daya simpan lebih lama disamping menambah variasi rasa dalam menu atau hidangan sehari-hari. Proses pengolahan daging menjadi abon melibatkan banyak proses serpihan daging yang coklat terang hingga antara lain perebusan daging, penyayatan, pembumbuan, penggorengan, dan pengepresan. Proses pembuatan abon ini sudah lama dikenal oleh masyarakat karena dalam proses pembuatannya dapat dibuat dengan cara yang tradisional. Pembuatan abon secara tradisional ini adalah dengan menggunakan garpu untuk menyayat daging menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil dan seragam. Sementara itu, seiring dengan perkembangan teknologi ditemukan alat yang lebih canggih yang mampu membantu dalam proses pembuatan abon yaitu Food procesor. Alat ini digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan abon. 2. Diskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang pengawetan daging dengan pengeringan serta peran dari setiap bahan yang terlibat dalam proses pembuatan abon. Materi
  • 2. 1 disajikan melalui pendekatan orang dewasa, ceramah, ungkapan pengalaman, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan penugasan / praktek. 3. Manfaat Bahan Ajar Dengan mempelajari bahan ajar ini diharapkan peserta dapat mengetahui cara pengawetan daging dengan pengeringan, sehingga dapat memperpanjang umur simpan produk ternak, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis produk ternak disamping dapat menganeka ragamkan menu pangan untuk kebutuhan keluarga. 4. Tujuan Pembelajaran a. Kompetensi dasar Setelah menyelesaikan bahan ajar ini diharapkan peserta dapat membuat abon dari bahan yang aman sesuai prosedur dengan benar. b. Indikator Keberhasilan Setelah menyelesaikan bahan ajar ini, peserta dapat: a. menjelaskan cara-cara pengawetan daging b. membuat abon sesuai prosedur dengan hasil benar 5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok BAB I BAB II : Pendahuluan memaparkan gambaran umum tentang daging dan sifat-sifat nya serta mengapa diperlukan pengawetan. : Pengawetan Daging Pada bab ini dibahas mengenai: a. Abon b. Penggunaan Bumbu pada Proses Pembuatan Abon c. Tahapan pembuatan abon ayam
  • 3. 2 BAB II PENGAWETAN DAGING 2.1. ABON Dalam SNI 01-3707-1995, abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, disayat-sayat, dibumbui, digoreng, dan dipres. Sedangkan menurut Direktorat Evaluasi dan Standardisasi, Departemen Perindustrian (1980), yang dimaksud dengan abon adalah hasil olahan yang berbentuk gumpalan serat daging yang halus dan kering yang dibuat melalui proses penggorengan dan penambahan bumbu-bumbu. Winarno et al. (1982) menyatakan bahwa pembuatan abon merupakan salah satu cara pengeringan dalam pengolahan bahan pangan yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan, memperkecil volume dan berat bahan, sehingga dapat mengurangi biaya pengangkutan dan pengepakan. Menurut Wisena (1988) pada pembuatan abon akan terjadi penurunan kadar protein sedangkan kadar lemak, abu, dan serat kasar mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan dari luar berupa penambahan santan, rempah-rempah dan minyak goreng yang digunakan sehingga kandungan lemak, abu, serat kasar menjadi meningkat. Sedangkan kandungan protein mengalami penurunan akibat proses pemasakan yang dilakukan. Abon yang baik harus terbuat dari bahan yang baik pula mutunya, terutama bahan bakunya yaitu daging. Daging harus baru dan segar, sebaiknya dipilih bagian daging yang berserat panjang tebal dan tidak berurat (Soeparno, 1994). Menurut Teguh (1995), ciri-ciri daging yang baik mempunyai penampakan yang mengkilap, berwarna merah dan tidak pucat, tidak berbau asam atau busuk, keadaan masih elastis dan tidak kaku, jika dipegang masih terasa kebasahannya namun tidak lengket ditangan, tidak mengandung jaringan ikat dan lemak. Bagian penutup, paha depan, paha atas, dan paha belakang dari seekor sapi cocok digunakan untuk pembuatan abon. 1. Penggunaan Bumbu pada Proses Pembuatan Abon Dalam pembuatan abon, dilakukan penambahan bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, gula merah, dan garam.
  • 4. 3 Penambahan ini mengakibatkan cita rasa dan aroma yang positif sehingga makanan menjadi lebih disukai (Agustini, 1987). Rempah-rempah selain memberikan aroma yang khas pada makanan, juga memberikan manfaat bagi pemakainya, yaitu berpengaruh positif terhadap kesehatan dan dapat memberikan sifat-sifat ketahanan (Somaatmadja, 1985). Secara alamiah, rempah-rempah mengandung antioksidan yaitu zat yang dalam jumlah kecil dapat menghambat atau menekan terjadinya proses oksidasi pada bahan-bahan yang mudah teroksidasi. Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa garam merupakan bahan yang sangat penting dalam pengawetan daging di Indonesia. Garam digunakan sebagai salah satu metode pengawetan pangan yang pertama dan masih digunakan sampai sekarang termasuk pada pembuatan abon. Selain garam, gula juga terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk makanan, pemberian gula akan melembutkan produk dan mengurangi penguapan air. Ketumbar (Coriandrum sativum Linn) banyak digunakan sebagai bumbu masak dengan digerus terlebih dahulu. Ketumbar dapat menimbulkan bau sedap dan rasa sedap yang gurih, komponen lain dari ketumbar adalah 26% lemak, 17% protein, 10% pati, dan 20% gula (Purnomo, 1997). Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) berfungsi sebagai pemberi aroma pada makanan (Winarno, 1984). Bawang putih (Alium sativum linn) mengandung zat hara belerang, besi, kalsium, fosfat disamping lemak, protein, dan karbohidrat (Purnomo, 1997). Asam dikenal sebagai daging buah dari tanaman Tamaricus indica linn di daerah tropis. Buah asam mengandung 1,4-3,7% protein; 0,71-0,81% lemak; 1,8- 3,2% selulosa, 8,4-12,4% asam tartarat dan 21,4-30,8% gula. Asam dapat menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk, disamping mengurangi rasa manis, menambah rasa, memperbaiki tekstur, dan sebagai bahan pengawet. Santan yang berasal dari daging buah kelapa tua mengandung lemak dan karbohidrat yang cukup tinggi dan kadar air rendah, sedangkan nilai protein yang paling tinggi terdapat pada daging buah kelapa yang setengah tua (Ketaren, 1986). Lengkuas atau laos (Alpinia galanga, L.) mengandung minyak atsiri galangol berwarna kuning dan bersifat larut dalam alkohol dan tidak larut dalam
  • 5. 4 air. Galangol menyebabkan rasa pedas pada laos. Daun salam (Laurus nobilis, L.) memberi aroma yang khas pada hati sapi, ikan, sup, dan lain-lain. Minyak atsiri daun salam digunakan untuk pengharum sabun, lilin, dan minuman non alkohol (Farrel, 1985 dalam Marliyati, 1995). Dalam pembuatan abon dilakukan penggorengan yang merupakan proses terakhir dari pengolahan. Penggorengan dimaksudkan untuk mengurangi kadar air, dimana dalam penggorengan sebagian air yang terdapat dalam bahan akan menguap akibat penetrasi minyak panas. Minyak goreng berfungsi pula sebagai penambah rasa gurih nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan. 2. Tahapan Pembuatan Abon ayam Proses pembuatan abon dimulai daging segar di trimming (pemisahan daging dengan lemak subkutan), kemudian dilakukan perebusan daging sapi dengan suhu 65-700 C terlebih dahulu sampai menjadi lunak selama 20 menit sedangkan daging ayam dan kelinci suhu 45-500 C selama 15 menit. Selanjutnya, daging disuir-suir/potong-potong (peremahan daging), kemudian dicampur dengan bumbu (dimasak selama 15 menit) hingga air habis dan masak dengan santan sampai kering dan berminya (selama 10 menit). Langkah selanjutnya adalah ditumbuk dengan lumpang sampai berupa sabut dan digoreng dengan minyak goreng hingga masak dan berwarna kekuningan (selama 10 menit). Setelah itu, dipres dengan pres abon sampai minyaknya sedikit. Terakhir dilakukan proses pengemasan. Untuk memperoleh hasil abon yang baik perlu diperhatikan beberapa hal antara lain: potongan daging yang diperoleh dari pemisahan tulang dan kulit adalah tidak terlalu pendek agar diperoleh serat yang panjang, suwiran hendaknya panjang dan halus. Api untuk menggoreng hendaknya kecil agar abon yang dihasilkan masak, kering dan tidak gosong serta dalam penyimpanan hendaknya abon benar- benar dalam kondisi dingin sebelum dikemas dalam tempat tertutup dan kering. Sebagaimana halnya dengan dendeng, pembuatan abon belum dibakukan sehingga terdapat variasi jumlah bumbu yang dipakai dan mutu produk yang juga beraneka ragam. Proses pembuatan abon terdiri dari proses perebusan penggorengan, pengepresan dan pengemasan
  • 6. 5 Hasil penelitian pembuatan abon daging sapi menunjukkan lama perebusan dan penggorengan sangat berpengaruh terhadap sifat organoleptik, terutama warna, bau dan rasa. Berdasarkan uji organoleptik terhadap abon daging sapi, lama perebusan daging sapi dan penggorengan 60 dan 30 menit merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan abon dengan rasa dan warna yang paling disukai (Purnomo, H. 1996). Kerusakan abon sebagian besar ditandai dengan adanya bau tengik. Keadaan ini sebagai akibat vitamin yang larut dalam lemak mengalami kerusakan dan asam lemak tidak jenuh teroksidasi oleh oksigen. Pengurangan kadar oksigen dalam lemak akan mengakibatkan abon menjadi lebih awet. Penggunaan pengemas terbaik untuk abon adalah polietilen, hal ini jika ditinjau dari perubahan ketengikan, aktivitas air (Aw) dan kadar air abon. Masa simpan abon dapat berlangsung selama 2-3 bulan, bahkan ada yang mencapai 6 bulan. Hal ini sangat bervariasi tergantung kepada kadar air, kadar lemak, kemasan, dan cara penyimpanannya. Penambahan bahan penyerap oksigen juga akan meningkatkan perlindungan terhadap kecepatan ketengikan. Mempertahankan kadar air dan Aw produk sangat penting artinya dalam mempertahankan tekstur dan daya awet produk (Purnomo, 1996). 2.2. PROSES PEMBUATAN ABON AYAM a. Alat dan Bahan 1. Alat Pengepres abon Panci Penggorengan Kompor Loyang Talenan Pisau dapur 2. Bahan Daging dada ayam 1kg Gula merah 200-250 gram Bawang merah 30-50 gram Bawang putih 20-30 gram Ketumbar 10 gram Serai 20-30 gram Daun salam 5 lembar Garam 30 gram Lengkuas 40 gram Santan ½ butir kelapa Minyak goreng
  • 7. 6 Prosedur pembuatan abon ayam Bersihkan daging ayam dari kulit, lemak dan tulang Rebus daging bersama serai dan daun salam sampai empuk. Daging disuir-suir Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam Goreng bumbu yang telah halus dengan sedikit minyak Masukkan Gula merah yang telah diiris tipis dan lengkuas dipukul-pukul. Tambahkan santan cair dan daging suiran, aduk-aduk Tambahkan santan kental dan rebus dengan api kecil hingga agak kering, Angkat dan sisihkan. Tumbuk daging dengan lumpang hingga berserabut. Goreng dalam minyak panas dengan api kecil sampai kering. Pres abon dengan pengepres atau kain sampai habis minyaknya. Dinginkan dengan mengurai gumpalan abon Kemas abon yang telah dingin dan tutup dengan rapat Evaluasi 1. Jelaskan langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan abon yang berkualitas baik 2. Sebutkan tahapan pembuatan abon 3. Jelaskan proses terjadinya kerusakan (ketengikan) pada abon
  • 8. 7 DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta Margono, T., D. Suryati. dan S.Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI . Jakarta Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT Grasindo. Jakarta. Soeparno. 1996. Pengolahan Hasil Ternak. UT. Depdikbud. Jakarta. Winarno, F. G., D. Fardiaz dan S. Fardiaz. 1982. Pengantar Teknologi Pangan. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.