Sampah selalu menjadi masalah di kota-kota besar di Indonesia. Perilaku masyarakat Indonesia yang tidak bisa membuang sampah pada tempatnya, kemahnya penegakkan hukum, aparatpemerintahan yang tidak amanah menjadi penyebabnya.
Sampah menjadi masalah, karena cara pandang masyarakat tentang sampah yang salah. Kunci penyelesaian masalah sampah adalah merubah paradigma masyarakat tentang sampah. Ini point penting yang sering dilupakan oleh banyak orang.
Gunung sampah bisa menjadi gunung duit jika diperlakukan dengan benar. Sampah bisa menghasilkan, bahkan bisa menjadi sahabat manusia. Sampah bisa menjadi begitu berarti, kalau kita memberi perhatian pada sampah.
Silahkan share presentasi ini. Jadikan Indonesia bersih dari sampah.
http://isroi.com
1. PENGELOLAAN SAMPAH
KOTA
Dr. Isroi, SSi., Msi.
Sampah pasar
Jerami/seresah daun
Sampah Rumah Tangga
Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia
25. Masalah terbesar
sampah di Indonesia
ada di “isi Kepala”
orang-orang
Indonesia, kepala
kita, kepala pejabat-
pejabat, kepala
politikus, kepala
rakyat.
61. Kompos adalah hasil penguraian
parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari
J.H. Crawford, 2003).
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses
ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,
mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
63. Lingkungan
• Mengembalikan bahan organik (energi) ke dalam siklus biologi
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
• Mengurangi pulusi udara akibat pembakaran
• Mengurangi digging gambut
• Mengurangi resiko eluviasi yang disebabkan oleh pebenaman
nitrogen ke dalam senyawa organik padat selama proses
pengomposan
Manfaat Kompos
64. Proses Pengomposan
Tumpukan Kompos
Uap Air
Panas
CO2
Bahan
Organik
(senyawa
sederhana),
mineral, air,
mikroba
Bahan Mentah
Bahan Organik
Mineral
Air
Mikroba
Kompos Matang
O2
65. Perubahan jumlah mikroba selama proses
pengomposan
Waktu Pengomposan
Suhu(oC)
JumlahLogpropagul
8
1 10
70
mesofilik thermofilik
2
3
4
5
6
7
20
30
40
50
60
suhu
Fase Aktif Fase Pematangan
66. Organisme yang berperan aktif dalam proses
pengomposan
Kelompok
Organisme
Organisme Jumlah/g
kompos lembab
Mikroflora Bakteri
Aktinomisetes
Kapang
108 -109
105 – 108
104 – 106
Mikrofauna Protozoa 104 - 105
Makroflora Jamur tingkat
tinggi
Makrofauna Cacing tanah,
rayap, semut,
kumbang dll
68. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Proses
Pengomposan
• Ukuran Partikel
• Nisbah C/N
• Kelembaban
• pH
• Suhu
• Aerasi
• Aktivator
69. Kematangan Kompos
• Berwarna coklat kehitaman
• Lebih lunak daripada bahan
mentahnya
• Suhu turun di bawah 40o
• Tidak berbau menyengat
• Rasio C/N < 20
Benih/biji ditumbuhkan di dalam kompos akan
berkecambah dalam 2 – 3 hari dan menunjukkan
pertumbuhan yang sehat
70. Promi (Promoting Microbes)
• Promi adalah formula
mikroba unggul yang
mengandung mikroba
pemacu pertumbuhan
tanaman, pelarut hara terikat
tanah, pengendali penyakit
tanaman, dan dapat
menguraikan limbah organik
pertanian /perkebunan.
• Bahan aktif Promi adalah
mikroba unggul asli
Indonesia yang telah
diseleksi dan diuji di Balai
Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Bogor, yaitu
Trichoderma harzianum DT
38, T. pseudokoningii DT 39
dan Aspergillus sp.
75. Desain bak pengomposan
sampah organik rumah tangga.
Bak pengomposan dibuat dari
drum plastik bekas cat atau
drum bekas lainnya denga
volume kurang lebih 25 L. Di
bagian dalam bawah diberi
saringan untuk menahan
sampah/kompos dan
menampung lindi.
Di bagian bawah juga dibuat
lubang pipa pengeluaran
dengan pipa ½ inci. Bagian
depan pipa bisa diberi kran
atau pentup.
Penutup
Saringan/angsang
Pipa pengeluaran lindi