Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai kondisi energi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi. Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar namun pemanfaatannya masih rendah, dan masih sangat bergantung pada energi fosil walaupun cadangannya terbatas. Tantangan utama adalah memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, serta men
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
1. DEWAN ENERGI NASIONAL
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
Syamsir Abduh
Anggota Unsur Pemangku
Kepentingan (AUPK)-Konsumen
PALU, 17 Nopember 2014
2. DEWAN ENERGI NASIONAL
2
STRUKTUR DEWAN ENERGI NASIONAL
PIMPINAN
Ketua : Presiden
Wakil Ketua : Wakil Presiden
Ketua Harian : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
ANGGOTA
Unsur Pemerintah Unsur Pemangku Kepentingan
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan/Kepala Bappenas
3. Menteri Perhubungan
4. Menteri Perindustrian
5. Menteri Pertanian
6. Menteri Negara Riset dan Teknologi
7. Menteri Negara Lingkungan Hidup.
1. Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph. D (Akademisi)
2. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng (Akademisi)
3. Abadi Poernomo Dipl.Geoth.En.tech (Industri)
4. Ir. Achdiat Atmawinata (Industri)
5. Prof. Dr. Syamsir Abduh (Konsumen)
6. Ir. Dwi Hary Soeryadi (Konsumen)
7. Dr. Ir. Andang Bachtiar M.Sc
8. Dr. A. Sonny Keraf (Lingkungan Hidup)
3. DEWAN ENERGI NASIONAL
3
TUGAS DEWAN ENERGI NASIONAL
VISI
Merancang dan Merumuskan
Kebijakan Energi Nasional (KEN)
meliputi antara lain :
A.Ketersediaan Energi untuk Kebutuhan Nasional
B.Prioritas Pengembangan Energi
C.Pemanfaatan Sumber Daya Energi Nasional
D.Cadangan Penyangga Energi Nasional.
Menetapkan Rencana Umum
Energi Nasional (RUEN)
Menetapkan Langkah-langkah
Penanggulangan Kondisi Krisis
dan Darurat Energi
Mengawasi Pelaksanaan
Kebijakan Bidang Energi yang
Bersifat Lintas Sektor
Terwujudnya
Ketahanan dan Kedaulatan
Energi Guna Mendukung
Pembangunan Nasional
Berkelanjutan
D
E
N
4. DEWAN ENERGI NASIONAL
4
Energi Nasional: Persepsi Masyarakat
1. Indonesia kaya dengan sumber daya energi.
2. Harga energi seharusnya murah.
3. Subsidi BBM tidak adil.
4. Pengalihan subsidi energi untuk infrastruktur hanyalah retorika.
5. Infrastruktur energi adalah hak masyarakat sehingga negara berkewajiban untuk
menyediakannya.
6. Kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi.
7. Kenaikan harga BBM sebagai Alternatif terakhir untuk menghemat BBM
8. Negara harus hadir dalam menetapkan harga energi (Pricing policy)
9. Harga tidak diserahkan pada persaingan usaha yang sehat dan wajar.
10. Konversi BBM ke GAS memerlukan kecermatan/kecerdasan.
11. Peran masyarakat dalam pengelolaan energi nasional terabaikan.
6. DEWAN ENERGI NASIONAL
Negara exportir batubara
6
Kondisi Keenergian Nasional
Gap
Gap
Produksi minyak dan kebutuhan
Produksi Gas dan kebutuhan
Produksi batubara dan kebutuhan
Indonesia
7. DEWAN ENERGI NASIONAL
7
SUMBER DAYA ENERGI FOSIL SEMAKIN TERBATAS
NO ENERGI FOSIL
SUMBER
DAYA
(SD)
CADANGAN
(CD)
RASIO SD/CD
(%)
PRODUKSI
(PROD)
RATIO CD/PROD
(TAHUN)*)
1 2 3 4 5 = 4/3 6 7 = 4/6
1 Minyak (Miliar barrel) 56.6 7.73 **) 14 0.329 23
2 Gas (TSCF) 334.5 152.9 46 3.07 50
3 Batubara (miliar ton) 161.3 ***) 28.17 17 0.353 80
4 Coal Bed Methane (TSCF) 453 - - - -
5 Shale Gas (TSCF) 574 - - - -
*) asumsi tidak ada penemuan cadangan baru **) Itermasuk blok cepu ***) termasuk 41 miliar Ton underground resources
8. DEWAN ENERGI NASIONAL
8
POTENSI ENERGI TERBARUKAN YANG BESAR,
NAMUN RENDAH PEMANFAATANNYA (1)
NO ENERGI BARU DAN TERBARUKAN SUMBER DAYA (SD) KAPASITAS TERPASANG (KT) RASIO KT/SD
(%)
1 Hidro 75.670 MW 6.654,29 MW 8,79
2 Panas Bumi 29.038 MW 1.226 MW 4,22
3 Mini/Micro Hidro 769,69 MW 228,983 MW 29,75
4 Biomassa 49.810 MW 1.618,40 MW 3,25
5 Matahari 4,80 kWh/m2/day 22,45 MW -
6 Angin 3 – 6 m/s 1,87 MW -
7 Gelombang Laut 49 GW - -
8 Uranium 3.000 MW (e.q. 24,112 ton) for 11
years*) 30 MW 1,00
*) Kalan – Kalimantan Barat
9. DEWAN ENERGI NASIONAL
9
POTENSI ENERGI TERBARUKAN YANG BESAR,
NAMUN RENDAH PEMANFAATANNYA (2)
10. DEWAN ENERGI NASIONAL
10
KETERGANTUNGAN YANG TINGGI TERHADAP
ENERGI FOSIL
2012
1,250 juta BOE
4.9% p.a.
Annual growth
2008
984 jutaBOE
11. DEWAN ENERGI NASIONAL
11
PENGGUNAAN ENERGI PER SEKTOR
*) diluar penggunaan biomassa di rumah tangga - Data sementara
2013
12. DEWAN ENERGI NASIONAL
12
PROFIL PRODUKSI MIGAS INDONESIA
DDAARRII DDOOMMIINNAASSII MMIINNYYAAKK KKEE GGAASS
Sumber: Ditjen Migas, 2014
13. DEWAN ENERGI NASIONAL
13
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0
NERACA GAS BUMI INDONESIA
2013 - 2028
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
MSCFD
NERACA GAS BUMI INDONESIA
2013 - 2028
CONTRACTED DEMAND COMMITTED DEMAND POTENTIAL DEMAND EXISTING SUPPLY PROJECT SUPPLY POTENTIAL SUPPLY
Sumber: Ditjen Migas, 2014
14. DEWAN ENERGI NASIONAL
PRODUKSI, EKSPOR, DAN KONSUMSI BATUBARA
14
Keterangan : *) Rencana
Sumber: Ditjen Minerba, 2014
15. DEWAN ENERGI NASIONAL
15
KONDISI MINYAK NASIONAL 2013
Transportation
Household
Industry
Power Plant
± 88 milion Barrel
Oil Production
Impor Crude
±328 million Barrel
Output Refinery
±322 million Barrel
Export Crude
±117 million Barrel
Fuel Oil Consumption
±453 million Barrel
Impor Fuel Oil
± 131 milion Barrel
Sumber: Ditjen Migas, 2014, diolah oleh Dewan Energi Nasional
16. DEWAN ENERGI NASIONAL
16
KONDISI GAS NASIONAL 2013
Natural Gas
Consumption
Natural Gas
Consumption
3.774
Thousand
MMBTUD Natural Gas Export:
3.774
Thousand
MMBTUD
Natural Gas Export:
3.402,32 Thousand
3.402,32 Thousand
MMBTUD
(41,84% of
Production)
MMBTUD
(41,84% of
Production)
Sumber: Ditjen Migas, 2014, diolah oleh Dewan Energi Nasional
17. DEWAN ENERGI NASIONAL
17
KONDISI BATUBARA NASIONAL 2013
Total Coal
Consumption:
97,8 Million
Total Coal
Consumption:
97,8 Million
Ton Coal Export:
Ton
Coal Export:
349 million Ton
349 million Ton
(82% of
Production)
(82% of
Production)
Sumber: Ditjen Minerba, 2014, diolah oleh Dewan Energi Nasional
18. DEWAN ENERGI NASIONAL
INDONESIA PENGEKSPOR BATUBARA TERBESAR DI DUNIA
18
Sumber: wood mackenzie coal supply service, ANZ
20. DEWAN ENERGI NASIONAL
BBM : dalam Juta KL
LPG : dalam juta MT
20
SUBSIDI BBM DAN LPG
MENINGKATNYA PENYALURAN BBM PSO,
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KURS
Jenis BBM 2010 2011 2012 APBN-P
2013
APBN
2014
PREMIUM 23.04 24.54 27.34 30.77 32.46
M.SOLAR/ BIOSOLAR 12.83 14.10 14.84 16.03 14.64
KEROSENE 2.35 1.70 1.15 1.20 0.90
TOTAL BBM PSO 38.22 40.34 43.33 48.00 48.00
TOTAL LPG PSO 2.69 3.20 3.69 4.39 4.78
Kurs 9.087 8.779 9.000 9.600 10.500
Pertumbuhan Ekonomi 6,2% 6,5% 6,2% 6,3% 6,0%
Subsidi Jenis BBM Tertentu dan LPG Tabung 3 Kg setiap tahunnya meningkat seiring dengan kenaikan volume Jenis
BBM Tertentu dan LPG Tabung 3 Kg. Pertumbuhan Volume Jenis BBM Tertentu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi.
Adapun pertumbuhan kurs juga mempengaruhi besaran subsidi.
Sumber: Ditjen Migas, 2014
22. DEWAN ENERGI NASIONAL
22
TANTANGAN PENGEMBANGAN ENERGI
Terwujudnya
Ketahanan
Energi Guna
Mendukung
Pembangunan
Nasional
Berkelanjutan
Kebijakan
Energi
Nasional
kebutuhan
energi
tinggi
Jaminan
pasokan
energi
rendah
Cadangan
energi fosil
menurun
Energi fosil
masih sebagai
komoditi ekspor
Pengelolaan
belum efisien,
upaya konservasi
dan kelestarian
LH rendah
Akses
masyarakat
terhadap
energi rendah
Kapasitas
litbang, industri
& infrastruktur
belum optimal
Pemanfaatan
EBT belum
optimal
Kondisi
Energi
Harga
belum sesuai
keekonomian
Cadangan
penyangga
belum
tersedia
Kondisi
geopolitik
dunia dan isu
lingkungan
global
Ketahanan Energi adalah suatu kondisi
terjaminnya ketersediaan energi, akses
masyarakat terhadap energi pada harga yang
terjangkau dalam jangka panjang dan tidak
terpengaruh oleh gejolak regional maupun
internasional
23. DEWAN ENERGI NASIONAL
23
KEBUTUHAN ENERGI ASEAN
Sumber IEA 2013
Minyak
Batubara
Gas
Bioenergi
ET Lainnya
Hidro
Nuklir
• 2011 sampai tahun 2035 akan mengalami kenaikan permintaan energi primer sampai dengan 83%.
• Energi fosil masih mendominasi permintaan energi dari 76% pada tahun 2011 menjadi 80% pada tahun 2035.
• 2011 sampai tahun 2035 akan mengalami kenaikan permintaan energi final sebesar 2,4% per tahun.
• Sektor indusri mendominasi permintaan energi dengan pertumbuhan sebesar 2,7% per tahun sampai dengan
2035.
• Walaupun telah ada kecelakaan fukushima, trend PLTN masih terus meningkat
ET Lainnya
Bioenergi
Listrik
Gas
Minyak
Batubara
24. DEWAN ENERGI NASIONAL
20% dari perdagangan minyak dunia melalui selat Hormuz, hal ini meningkatkan kerentanan pasokan
minyak bumi Indonesia yang sebagian besar masih diimpor dari Timur Tengah di karenakan kondisi politik
kawasan tersebut.
Indonesia sampai saat ini belum memanfaatkan posisi strategis selat Malaka yang merupakan jalur
transportasi perdagangan dunia (minyak dan komiditi strategis lainnya) menuju Asia Pasifik dalam
kepentingan ekonomi dan politik luar negeri
24
JALUR TRANSPORTASI ENERGI DUNIA
13,6
2,5
2 17
3,2
0,8
Oil Pipe line (telah dibangun pipa dari Burma ke China dengan kapasitas 240.000 barel/hari)
25. DEWAN ENERGI NASIONAL
Dari sisi geografis, posisi strategis Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
Samudera (Pasifik dan Hindia) sebagai jalur lalu lintas perekenomian dunia dan persimpangan lintas pelayaran niaga
utama dunia (across of the commercial shipping). Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di dunia yang
dilalui oleh 3 (tiga) alur laut internasional dan yang dikenal sebagai alur laut kepulauan Indonesia (ALKI), yang
disamping memberikan manfaat positif dari posisi strategis tersebut juga memiliki dampak negatif, yaitu berupa
ancaman terhadap kedaulatan negara Indonesia akibat perebutan posisi strategis tersebut.
25
POSISI STRATEGIS PERAIRAN INDONESIA
26. DEWAN ENERGI NASIONAL
BAURAN ENERGI SAMPAI DENGAN 2050 (%)
2012 2025 Crude Oil
26
2030
Natural Gas
Coal
NRE
Total Energi: 185
mtoe
Konsumsi Energi: 0.8
toe/capita
Konsumsi Listrik: 707
Pembangkit: 44.1 GW KWh/capita
2050
Total Energi: 400
mtoe
Konsumsi Energi: 1.4
toe/capita
Konsumsi Listrik: 2500
Pembangkit: 115 GW KWh/capita
Total Energi: 500
mtoe
Konsumsi Energi: 1.7
toe/capita
Konsumsi Listrik: 3200
Pembangkit: 159 GW KWh/capita
Total Energi: 1000
mtoe
Konsumsi Energi: 3.2
toe/capita
Konsumsi Listrik: 7000
Pembangkit: 159 GW KWh/capita
27. DEWAN ENERGI NASIONAL
27
PROYEKSI BAURAN ENERGI
(%)
BAURAN ENERGI 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
Energi Total 215 290 380 480 593 740 850 980
Minyak 39% 32% 25% 22% 22% 21% 21% 20%
Gas 22% 22% 22% 23% 24% 24% 24% 24%
Batubara 29% 29% 30% 30% 29% 27% 26% 25%
Total EBT 10% 17% 23% 25% 26% 28% 29% 31%
Biomassa Biofuel 2.8% 3.1% 4.7% 4.5% 5.2% 5.9% 6.8% 7.8%
Biomassa Sampah 2.0% 2.3% 5.1% 5.3% 6.1% 7.0% 6.7% 6.4%
Panas Bumi 4.3% 8.1% 7.1% 6.5% 5.7% 4.9% 5.3% 5.8%
Energi air 0.9% 1.7% 2.7% 2.6% 2.2% 1.8% 1.9% 2.0%
Energi Laut 0.0% 0.1% 0.1% 0.2% 0.2% 0.3% 0.3% 0.4%
Energi Surya 0.0% 0.1% 0.1% 0.3% 0.7% 1.5% 1.6% 1.7%
ET Lainnya (Angin) 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.1% 0.1% 0.1% 0.1%
Energi Baru (Nuklir, CBM
dan lainnya) 0.0% 1.6% 3.2% 5.6% 6.1% 6.5% 6.7% 6.8%
Sumber: Dewan Energi Nasional
28. DEWAN ENERGI NASIONAL
28
PROYEKSI BAURAN ENERGI
(MTOE)
BAURAN ENERGI 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
Energi Total 215 290 380 480 593 740 850 980
Minyak 84 93 95 106 128 155 175 196
Gas 47 64 84 110 140 178 204 235
Batubara 62 84 114 144 170 200 221 245
Total EBT 22 49 87 120 155 207 250 304
Biomassa Biofuel 6 9 18 22 31 44 58 76
Biomassa Sampah 4 7 19 25 36 52 57 63
Panas Bumi 9 23 27 31 34 36 45 57
Energi air 2 5 10 12 13 13 16 20
Energi Laut 0 0 0 1 1 2 3 4
Energi Surya 0 0 0 1 4 11 14 17
ET Lainnya (Angin) 0 0 0 0 1 1 1 1
Energi Baru (Nuklir, CBM
dan lainnya) 0 5 12 27 36 48 57 67
Sumber: Dewan Energi Nasional
29. DEWAN ENERGI NASIONAL
29
SUBSIDI ENERGI, 2013
(Trilion Rupiahs)
Source: Ministry of Energy and Mineral Resources, reprocessed by NEC
30. DEWAN ENERGI NASIONAL
30
ENERGI DAN PERAN MASYARAKAT (1)
Undang-undang Nomor 30/2007 Tentang Energi
• Bagian Kelima-Hak dan Peran Masyarakat
• Pasal 19
(1) Setiap orang berhak memperoleh energi.
(2) Masyarakat, baik secara perseorangan maupun kelompok,
DAPAT berperan dalam :
a. penyusunan rencana umum energi nasional dan rencana umum
energi daerah; dan
b. pengembangan energi untuk kepentingan umum.
31. DEWAN ENERGI NASIONAL
31
ENERGI DAN PERAN MASYARAKAT (2)
Undang-undang Nomor 30/2007 Tentang Energi
• BAB II ASAS DAN TUJUAN
• Pasal 2
Energi dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi
berkeadilan, peningkatan nilai tambah, keberlanjutan,
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, pelestarian fungsi lingkungan
hidup, ketahanan nasional, dan keterpaduan dengan mengutamakan
kemampuan nasional.
32. DEWAN ENERGI NASIONAL
32
ENERGI DAN PERAN MASYARAKAT (3)
Undang-undang Nomor 30/2007 Tentang Energi
• BAB II ASAS DAN TUJUAN
• Pasal 3
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional secara
berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan energi nasional, tujuan
pengelolaan energi adalah :
f. tercapainya peningkatan AKSES MASYARAKAT yang tidak mampu
dan/atau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata dengan cara :
1. menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersedian energi
kepada MASYARAKAT TIDAK MAMPU.
33. DEWAN ENERGI NASIONAL
33
ENERGI DAN PERAN MASYARAKAT (4)
Undang-undang Nomor 30/2007 Tentang Energi
• Pasal 7 – Harga Energi
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan DANA SUBSIDI
untuk kelompok MASYARAKAT TIDAK MAMPU.
• Pasal 17 – Rencana Umum Energi Nasional
(2) Dalam menyusun RUEN sebagaimana dimaksud ayat (1),
Pemerintah mengikutsertakan pemerintah daerah serta
memperhatikan pendapat dan MASUKAN DARI MASYARAKAT.
• Pasal 28 – Pengawasan
Pengawasan kegiatan pengelolaan sumber daya energi, sumber
energi dan energi dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan MASYARAKAT.
34. DEWAN ENERGI NASIONAL
34
PENILAIAN DUNIA INTERNASIONAL TERHADAP KETAHANAN ENERGI
INDONESIA
Hasil Energy Sustainability Index Rankings oleh WEC:
Indonesia menempati urutan 60 (tahun 2012), melorot
dari urutan 47 (tahun 2011) dan urutan 29 (tahun 2010).
•Variable :
•Energy Resource Availability
•Conventional and unconventional hydrocarbon
resources, renewable resources (wind, solar, biofuels)
•Accessibility Barriers: Barriers (geopolitical, financial
and human constraints, fiscal regimes, and need for major
infrastructure and technology deployment) to explore and
develop available resources.
•Environmental Acceptability : environmental and
safety concerns
•Investment Cost Affordability : consumers being
able to afford energy services, capital and operating cost
structures for developing various energy
•sources
Negara Ranking
Kanada 1
Swedia World Energy Council
2
Denmark 3
Zimbabwe 4
Kolombia 5
…..
Jepang 7
Australia 25
USA 27
Filipina 52
Thailand 58
Indonesia 60