SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh (Prof.
Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94).
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90%
kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak
begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun.
Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan pada bayi dengan varicella.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang penyakit varicella (definisi, diagnosis, tanda dan gejala,
penyebeb, patogenesis, pencegahan dan penatalaksanaan).
b. Memahami asuhan kebidanan pada pasien dengan varicella.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran tentang penyakit herpes, CMV dan Varicella.
2. Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang
penyakit herpes, CMV dan Varicella.
2
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perteorian dan internet, serta konsultasi
dengan dosen pembimbing.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan asuhan kebidanan komprehensif ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
a. Bab 1 Pendahuluan
1) Latar Belakang
Yaitu uraian mengenai alas an mengapa tertarik untuk memberikan asuhan pada
kasus yang diambil
2) Tujuan
Terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus pada pemberian asuhan kebidanan
dengan memakai 7 langkah Varney
3) Teknik Pengumpulan Data
4) Sistematika Penulisan
b. Bab 2 Tinjauan Teori
Terdiri dari konsep teori yang diambil dan konsep manajemen asuhan kebidanan
sesuai dengan kasus yang diambil (askeb teori)
c. Bab 3 Tinjauan Kasus
Mengacu pada konsep menejemen kebidanan Varney yaitu 5 atau 7 langkah Varney
d. Bab 4 Pembahasan
Merupakan uraian kesenjanagn antara konsep manajemen dengan kasus yang diambil
serta mengurai analisa mengapa terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus yang
didapat
e. Bab 5 Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran. Isi dari kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan
khusus pada bab 1.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenaldengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang disebabkan oleh
Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa, ditandai oleh adanya vesikel-
vesikel. (Rampengan, 2008 : 28)
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-
anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster.Varicella pada anak
mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan
adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun
banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel. (Mansjoer Arif, 2000 : 128)
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak,
yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk
beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
krusta(Thomson, 1986 : 1483).
Infeksi varicella akut ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus
varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui
kontak langsung atau via pernafasan. Hampir seluruh tubuh bisa terkena benjolan yang akan
menyebar ke seluruh bagian tubuh dan tanpa terkecuali pada bagian muka, kulit kepala, mulut
bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Penyakit kulit ini pun merupakan salah satu penyakit kulit yang penularannya sangat cepat
dan timbulnya pun secara tiba-tiba. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak. Namun,
orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini kalau daya tahan tubuh menurun. Biasanya, penyakit
cacar air ini terjadi selama 17-21 hari. Cacar air biasanya menyerang anak-anak yang dimulai
dengan demam dan diikuti munculnya bintil merah berair. Bintil-bintil ini baru akan hilang
selama 17-24 hari.
4
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak
perlu divaksin lagi. Lamanya perlindungan dari vaksin ini belum dapat diketahui secara pasti.
Tapi biasanya, vaksinasi ulangan diberikan setelah 4-6 tahun. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur
didalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.
Ibu hamil merupakan salah satu dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap
penyakit ini, apabila pada masa mudanya tidak atau belum pernah terkena penyakit cacar air ini.
Pada usia kehamilan 1-3 bulan bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran,
kelahiran mati atau bahkan bayinya terkena sindrom congenital varicella atau infeksi pada janin
bulan pertama yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibunya tersebut. Namun,
prevelensi ibu hamil penderita cacar air ini yang mendapat komplikasi ini masih rendah.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulakan bahwa varisela adalah infeksi primer
yang menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster dan bersifat akut serta ditandai dengan
terdapat makula, papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi
kulit yang tidak berkembang sampai vesikel.
2.2 Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk kelompok Herpes Virus
dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut Capsid, terdiri dari protein dan DNA
dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis
dengan berat molekl 100 juta yang disusun dari 162 capsomir dan sangat infeksius.(Mansjoer
Arif, 2000 : 130)
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel dan dalam darah
penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang terdiri dari Fibroblast paru
embrio manusia. (Mansjoer Arif, 2000 : 131)
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat menyebabkan Varicella dan Herpes Zoster. Kontak
pertama dengan penyakit ini akan menyebabkan Varicella, sedangkan bila terjadi serangan
kembali, yang akan muncul adalah Herpes Zoster, sehingga Varicella sering disebut sebagai
infeksi primer virus ini.( Mansjoer Arif, 2000 : 131)
5
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini mudah menular, yaitu melalui percikan ludah dan kontak. Dapat mengenai
semua golongan umur, termasuk neonatus (varisela congenital), tetapi tersering pada masa anak.
Penderita dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul
sampai 6 atau 7 hari kemudian. Biasanya hidup seumur hidup, varisela hanya diderita satu kali.
Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi juga tergantung kepekaan seseorang.
Varisela terutama dijumpai pada individu yang belum mempunyai antibody, : ini sesuai dengan
laporan penelitian pada 143 anak yang dirawat di rumah sakit dengan berbagai penyakit lain,
empat puluh sembilan anak mempunyai riwayat kontak dengan penderita varisela, dimana pada
anak-anak tersebut terdapat antibody terhadap varisela, dan ternyata di dalam perkembangannya
tidak ada yang menderita varisela, sedangkan pada 78 anak yang tidak pernah kontak dengan
penderita varisela dilakukan pemeriksaan serologis ternyata 41 anak dengan seronegatif dan dari
mereka 11 anak kemudian menderita varisela.
2.4 Patofisiolofi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron
pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang.Dari sini virus bisa kembali menimbulkan
gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh
bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk
bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan
mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit
yang mengering akan terlepas. Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah
dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita
dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.(Valentina L,
2001 : 314)
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui
kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan
pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan
pada kalau sudah dewasa.Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air
lebih dini. (Valentina L, 2001 : 314)
6
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90%
kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak
begitu berat. (Valentina L, 2001 : 314)
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun.
Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat. (Valentina L, 2001 : 314)
2.5 Tanda dan Gejala
Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh..(Behrman, 1996 : 1098)
a. Pusing.
b. Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.
c. Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang
terangkat karena terbakar).
Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan. Sebelum munculnya erupsi pada
kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan
dan sakit kepala.Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.( Mansjoer Arif,
2000 : 131)
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula),
yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah
menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung
tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa
meninggalkan abses (Mansjoer Arif, 2000 : 131).
Masa inkubasi Varicella bervariasi antara 10-21 hari, rata-rata 10-14 hari.Penyebaran
varicella terutama secara langsung melalui udara dengan perantaraan percikan liur. Pada
umumnya tertular dalam keluarga atau sekolah..(Mansjoer Arif, 2000 : 131)
2.6 Manifestasi Klinis
Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi 2 stadium, yaitu (Rampengan,2008 : 22)
a. Stadium Prodromal: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang
tidak terlalu tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada
7
punggung dan kadang-kadang disertai batuk keringdiikuti eritema pada kulit dapat
berbentuk scarlatinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari,
bilamana panas tubuh menetap perlu dicurigai adanya komplikasi atau gangguan
imunitas.
b. Stadium erupsi: dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam)
berubah menjadi macula kecil, kemudian papula yang kemerahan lalu menjadi vesikel.
Vesikel ini biasannya kecil, berisi cairan jernih, tidak umbilicated dengan dasar
eritematous, mudah pecah serta mongering membentuk krusta, bentuk ini sangat khas
dan lebih dikenal sebagai “tetesan embun”/”air mata”.Lesi kulit mulai nampak di
daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke bagian perifer seperti
muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan penyakit ini akan didapatkan tanda yang khas
yaitu terlihat adanya bentuk papula, vesikel, krusta dalam waktu yang bersamaan,
dimana keadaan ini disebut polimorf. Jumlah lesi pada kulit dapat 250-500, namun
kadang-kadang dapat hanya 10 bahkan lebih sampai 1500. Lesi baru tetap timbul
selama 3-5 hari, lesi sering menjadi bentuk krusta pada hari ke-6 (hari ke-2 sampai ke-
12) dan sembuh lengkap pada hari ke-16 (hari ke-7 sampai ke-34). Erupsi kelamaan
atau terlambatnya berubah menjadi krusta dan penyembuhan, biasanya dijumpai pada
penderita dengan gangguan imunitas seluler. Bila terjadi infeksi sekunder, sekitar lesi
akan tampak kemerahan dan bengkak serta cairan vesikel yang jernih berubah menjadi
pus disertai limfadenopati umum. Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit, melainkan
juga terdapat pada mukosa mulut, mata, dan faring.
Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000 kelamilan). Sekitar 17
% anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama
kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous scarr),
mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang,
retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis
lainnya. Defisit neurologis yang mengenai system persarafan autonom dapat menimbulkan
kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom.
Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia melahirkan, maka
25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu
dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat
8
dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga
jarang mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5 hari
sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala verisela kongenital pada
umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 %
karena mereka mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan
antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat
menderita hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus.
Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang
terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita herpes zoster dibawah 2 tahun.
2.7 Klasifikasi
Pada penderita varicella yang disertai dengan difisiensi imunitas (imun defisiensi) sering
menimbulkan gambaran klinik yang khas berupa perdarahan, bersifat progresif dan menyebar
menjadi infeksi sistemik.Demikian pula pada penderita yang sedang mendapat
imunosupresif.Hal ini disebabkan oleh terjadinya limfopenia. (Harrison. 1995 hal.102 - 105)
Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat menimbulkan beberapa masalah pada bayi
yang akan dilahirkan dan bergantung pada masa kehamilan ibu, antara lain (Harrison. 1995
hal.102 - 105) :
a. Varisela neonatal
Varisela neonatal dapat merupakan penyakit serius, hal ini bergantung pada saat ibu
kena varisela dan persalinan.
1) Bila ibu hamil terinfeksi varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah partus,
berarti bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi
transplasental, tetapi tidak memperoleh kekebalan dari ibu karena belum cukupnya
waktu ibu untuk memproduksi antibody. Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan
akan mengalami varisela berat dan menyebar. Perlu diberikan profilaksis atau
pengobatan dengan varicella-zoster immune globulin (VZIG) dan asiklovir. Bila
tidak diobati dengan adekuat, angka kematian sebesar 30%. Penyebab kematian
utama akibat pneumonia berat dan hepatitis fulminan.
9
2) Bila ibu terinfeksi varisela lebih dari 5 hari antepartum, sehingga ibu mempunyai
waktu yang cukup untuk memproduksi antibody dan dapat diteruskan kepada bayi.
Bayi cukup bulan akan menderita varisela ringan karena pelemahan oleh antibody
transplasental dari ibu. Pengobatan dengan VZIG tidak perlu, tetapi asiklovir dapat
dipertimbangkan pemakaiannya, bergantung pada keadaan bayi.
b. Sindrom varisela congenital
Varisela congenital dijumpai pada bayi dengan ibu yang menderita varisela pada umur
kehamilan trimester I atau II dengan insidens 2%.Manisfestasi klinik dapat berupa
retardasi pertumbuhan intrauterine, mikrosefali, atrofi kortikalis, hipoplasia
ekstremitas, mikroftalmin, katarak, korioretinitis dan scarring pada kulit.Beratnya
gejala pada bayi tidak berhubungan dengan beratnya penyakit pada ibu.Ibu hamil
dengan zoster tidak berhubungan dengan kelainan pada bayi.
c. Zoster infantile
Penyakit ini sering muncul dalam umur bayi satu tahun pertama, hal ini disebabkan
karena infeksi varisela maternal setelah nasa gestasi ke-20. Penyakit ini sering
menyerangg pada saraf dermatom thoracis.
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas,
serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga
menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat
rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela.
Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada
saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah
pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2
hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela
neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian
10
varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5
hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat antibody dari
ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya.
Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada
saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.
Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila
terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis
pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan
varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis
untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila
terpajan varisela maternal.
2.8 Komplikasi
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa.
(Mansjoer Arif, 2000 : 132 - 134).
a. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan
selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur di
bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak.Adanya infeksi sekunder bila manifestasi
sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk.( Mansjoer Arif,
2000 :132 - 134)
b. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas.“Acute postinfectious
cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang paling ditemukan (1:4000
kasus varisela).Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3 minggu setelah varisela dan
menetap selama 2 bulan.Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedang
sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.Prognosis keadaan ini baik, walaupun
beberapa anak dapat mengalami inkoordinasi atau dysarthria. (Mansjoer Arif, 2000
:132 - 134)
11
“Ensefalitis” dijumpai 1 dari 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia
serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah timbulnya
rash.Biasanya bersifat fatal.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134)
c. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus,
imunodefisiensi, dan orang dewasa.Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari dengan
komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari (Mansjoer Arif, 2000 :
132 - 134).
Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, batuk, sesak napas,
takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hemoptoe.Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.( Mansjoer Arif,
2000 :132 - 134)
d. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai.Dengan gejala sebagai berikut, yaitu nausea dan
vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
SPGT dan SGOT serta ammonia.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134)
Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis. Penderita perlu
dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala berikut (David &
Derek.1995) :
1) Varisela yang progesif atau berat
2) Komplikasi yang dapat mengancam jiwa seperti pneumonia, ensefalitis
3) Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup A
Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan cepat serta
terjadi “Toxic Shock Syndrome”
4) Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit atau bila
perlu ICU
5) Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain:
a) Penurunan kesadaran
b) Kejang
c) Sulit jalan
12
d) Gangguan pernapasan
e) Sianosis
f) Saturasi oksigen menurun
6) Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5 hari
sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan.
2.9 Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau
aktif.(Elizabeth, 2008 : 120 – 121)
a. Imunisasi aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan (live attenuated) yang
berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi
berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat ataupun
penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat diberikan vaksin
ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit.
Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman.
Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek
samping hanya berupa rash yang ringan. Efek samping: biasanya tidak ada, tetapi bila ada
biasanya bersifat ringan.
b. Imunisasi pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun Plasma
(ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibody yang
tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster.
Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak 5mL
dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah:
1) Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari
setelah melahirkan.
2) Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum
divaksinasi.
3) Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
4) Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
13
Tapi pada anak dengan defisiensi imunologis, leukimea atau penyakit keganasan
lainnya, pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang
sempurna, lagi pula diperlukan Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang tinggi dan
dalan jumlah yang lebih besar.
Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang baru sembuh
dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3 mL/kg BB. Pemberian
Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak dengan penderita varisela pada
anak dengan defisiensi imunologis, leukemia, atau penyakit keganasan lainnya
mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan merubah perjalanan penyakit varisela
menjadi ringan dan dapat mencegah varisela untuk kedua kalinya.
2.10 Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus
selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup.Yang justru sering menjadi masalah
adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera
menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas
gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.(Behrman,1996 : 1100)
a. Anjuran Umum
1) isolasi untuk mencegah penularan.
2) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).
3) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.
4) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik
pada air mandi.
5) Upayakan agar vesikel tidak pecah.
a) Jangan menggaruk vesikel.
b) Kuku jangan dibiarkan panjang.
c) Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit,
jangan digosok.
b. Terapi Farmakologi:
1. Obat topical
14
Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak salisil 1%.
2. Antipiretik/analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen.
3. Antihistamin
Golongan antihistamin yang dapat digunakan, yaitu Diphenhydramine, tersedia dalam
bentuk cair (12,5mg/5mL), kapsul (25mg/50mg) dan injeksi (10 dan 50 mg/mL).Dosis
5mg/kg/hari, dibagi dalam 3 kali pemberian.
4. Obat anti virus
a) Vidarabin (adenosine arabinoside)
Vidarabin adalah obat antivirus yang diperoleh dari fosforilase dalam sel dan
dalam bentuk trifosfat, menghambat polymerase DNA virus. Dosis: 10-20 mg/kg
BB/hari, diberikan sehari dalam infuse selama 12 jam, lama pemberian 5-7 hari.
Pada pemberian vidarabin, vesikel menghilang secara cepat dalam 5 hari.Efek
samping:
1) Gangguan neurologi berupa tremor, kejang
2) Gangguan hematologi berupa netropenia, trombositopia
3) Gangguan gastrointestinal berupa muntah serta peninggian SGPT dan SGOT.
b) Asiklovir = 9 (2 Hidroksi etoksi metal) Guanine
Asiklovir merupakan salah satu antivirus yang banyak digunakan akhir-akhir
ini.Asiklovir lebih baik dibandingkan dengan vidarabin.Obat ini bekerja dengan
menghambat polymerase DNA virus Herpes dan mengakhiri replikasi virus. Obat
ini dapat mengurangi bertambahnya lesi pada kulit dan lamanya panas, bila
diberikan dalam 24 jam mulai timbulnya rash.
Pada anak kecil yang tanpa komplikasi, penggunaan obat ini kurang
bermanfaat dan tidak direkomendasikan secara rutin sehingga Asiklovir lebih
banyak digunakan pada penderita dengan komplikasi atau penderita dengan
gangguan imunitas.Obat ini tidak mengurangi rasa gatal pada kulit, komplikasi
atau penularan sekunder.
Dosis: 5-10 mg/kg BB dibagi dalam 4-5 dosis/hari, dapat diberikan secara
oral atau iv/drip tiap 8 jam selama 5-7 hari. Dengan dosis jangan melebihi 3200
mg/hari.Tersedia dalam bentuk kapsul (200 mg/400 mg/800 mg), cairan (400
15
mg/5 mL), injeksi (500 mg/5 mL).Efek samping:Gangguan ginjal berupa renal
insufisiensi, malaise dan gangguan pencernaan
c) Kadang-kadang penderita mengalami anoreksia, sebaiknya dimotivasi banyak
minum untuk mempertahankan status hidrasi. Cairan yang cukup sangat
diperlukan bila penderita diberikan Asiklovor, karena obat ini dapat berkristalisasi
dalam tubulus renalis bila penderita dalam keadaan dehidrasi.
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 ASUHAN PADA NEONATUS/BAYI/BALITA
Tanggal Pengkajian : 2 Februari 2015 Pukul : 08.00 WIB
Ruang : R. Bayi RSUD X
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : By. B
Umur : 5 hari
Jenis kelamin : Perempuan
No.register : 6111976
Nama ayah : Tn. Y Nama ibu : Ny. M
Umur : 32 th Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT
Penghasilan : ± Rp 1.000.000,- Penghasilan : -
Alamat : Sidowayah, Rt. 06. Rw. 01 - Sidoarjo
2. Alasan datang
Bayi rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu malas minum, dan telah
muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan.
3. Keluhan utama
Timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan di sekujur tubuh.
17
4. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Bayi sebelumnya tidak pernah menderita penyakit apapun, dan tidak pernah
menjalani operasi karena suatu penyakit tertentu.
b. Penyakit sekarang
Bayi tidak sedang menderita penyakit apapun dan tidak sedang menjalani
pengobatan untuk penyakit tertentu.
c. Penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit seperti TBC, asma, jantung diabetes,
hepatitis, kanker, HIV/AIDS, atau penyakit menular seksual.
d. Riwayat prenatal, natal dan post natal
1) Prenatal : - ibu tidak ada keluhan selama hamil, memeriksakan diri
secara rutin di bidan ±10x
- ibu menderita cacar air 5 hari sebelum persalinan dan tidak
mendapatkan pengobatan apapun untuk mengatasi cacar
airnya
2) Natal : - Usia kehamilan 40 minggu
- Tempat persalinaN : BPM Ny. M
- Penolong : Bidan
- Penyulit : tidak ada
- Bayi lahir tanggal 28 Januari 2015 jam 18.00 WIB
dengan BB : 3200 gr PB : 49 cm AS : 7-8
- Kelainan : tidak ada
3) Post Natal : -
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan :
Baik sesuai usia,
b. Perkembangan :
Motoric : terlentang dengan gerakan seimbang
Adaptif : mengamati garis/benda di sekitar
Bahasa : Berekasi terhadap suara
18
Social personal : menatap wajah, dan tersenyum spontan
6. Riwayat psikososial
- Orang tua bayi dan keluarga senang dengan kelahiran bayi
- Biaya perawatan di tanggung orang tua bayi
- Kondisi emosional orang tua terkendali dan stabil
- Orang tua dan keluarga selalu mendoakan kesehatan dan keselamatan bayinya kepada
Tuhan Yang Maha Esa
7. Riwayata pemberian Vit K dan Imunisasi
Pemberian Vit.K : sudah diberikan Tanggal pemberian: 28 Januari 2015
Reaksi setelah pemberian Vit.K : tidak ada
Pemberian HB0 : sudah diberikan Tanggal pemberian 31 Januari 2015
Reaksi setelah pemberian HB0 : tidak ada
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Bayi minum dengan susu formula, ± 30cc, frekuensi 8-10 x/hari. 2 hari
terakhir mengalami malas minum susu sehari ± 6x sehari, dan telah
muntah 2x.
Eliminasi : Bayi BAB ± 3-4 x/hari (kekuningan, konsistensi lembek), BAK ± 6-
8x/hari
Istirahat : Bayi tidur ± 8 jam pada malam hari, dan ± 6-8 jam pada siang hari. 2 hari
terakhir bayi mengalami rewel hingga mengakibatkan sulit tidur. ± 5- 6
jam pada tidur malam dan ±4 jam pada siang hari
Personal Hygine : Bayi mandi 2x sehari, cuci rambut tiap kali mandi, mulut bayi di
bersihkan dengan sikat kusus bayi tiap kali mandi, ganti popok tiap
kali BAB/BAK, dan selalu di bersihkan dengan menggunakan air
hangat / tissue basah, bayi ganti pakaian setiap kali mandi / apabila
telah kotor terkena BAB/BAK.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : cukup, ( bayi tampak rewel, dan lemas)
19
Kesadaran : apatis
TTV : HR : 130 x/menit
RR : 48 x/menit
Suhu : 38⁰C
Antropometri :
BB : 3,5 kg
PB : 49 cm
Lika : FO : 34 cm
MO : 35cm
SOB : 32 cm
Lila : 10 cm
Lida : 33 cm
2. Pemeriksaan khusus
Kepala : Kepala normal tidak ada lesi ataupun benjolan abnormal UUB belum
menutup
Kulit : Warna kemerahan, turgor baik, kulit hangat, pucat dan adanya bintik-
bintik papula kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih.
Rambut : Rambut normal, penyebaran merata, tidak rontok, warna hitam.
Wajah : Wajah tampak bintik – bintik papula kemerahan berisi cairan.
Mata : Mata simetris sclera putih, konjungtifa merah muda, reflek mengedip
positif.
Hidung : Hidung normal, simetris, tidak ada keluaran, bayi tidak pilek.
Telinga : Telinga nomal, simetris, tidak ada keluaran.
Mulut : Mulut normal, tidak ada labiopalatoskizis, simetris, lidah tampak kontor.
Leher : Leher normal, simetris, reflek tonicneck positif, tidak ada pembesaran
kelenjar mandibularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tampak
bintik-bintik papula di leher.
Dada : Dada nomal, simetris, sidak ada tarikan intercostalis, tidak ada wheezing
dan ronky, suara nafas vesikuler seluruh lapang paru, suara jantung lup –
dup. tampak papula – papula di area dada.
20
Abdomen : tali pusat kering serta tidak ada tanda – tanda infeksi, anoreksia, muntah
1x, perut kembung, bising usus normal, tidak ada skibala,
Genetalia : normal, tidak ada keluaran, labia mayora menutupi labia minora.
Ekstremitas : Tidak ada kelainan, tidak ada keterbatasan gerak, tampak papula – papula
pada ekstremitas.
3. Refleks Primitive :
Rooting : Baik
Sucking : Baik
Swallowing : Baik
Morro : Baik
Grasphing : Baik
Babinski : Baik
4. Pemeriksaan penunjang :
-
II. INTERPRESTASI DATA
A. Diagnosa : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal
DS : ibu mengatakan, anaknya rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu
malas minum, dan telah muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik
kemerahan berisi cairan.
Ibu mengalami cacar air sejak 5 hari menjelang persalinan sampai dengan
sekarang.
DO :
- K/U : cukup,( bayi tampak rewel, dan lemas)
- Kesadaran : apatis
- kulit : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik papula kemerahan
pada kulit yang berisi cairan jernih.
- GI : anoreksia, muntah, perut kembung
- TTV : peningkatan suhu tubuh 380C
Masalah :
- Kerusakan integritas kulit
21
- Ketidak seimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
- Nyeri akut
- Hipertermi
- Risiko infeksi
DS : ibu mengatakan, anaknya rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu
malas minum, dan telah muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik
kemerahan berisi cairan.
DO :
- K/U : cukup (bayi rewel, dan tampak lemas)
- Kesadaran : apatis
- Intergumen : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik papula kemerahan
pada kulit yang berisi cairan jernih.
- GI : anoreksia, muntah
- metabolik : peningkatan suhu tubuh 380C
III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Varicella dapat menyebabkan infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan
menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok
umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak.
Maka kebersihan luka dan personal hygine harus tetap dijaga untuk menghindari penyebaran
bakteri streptococcus dan stafilococcus.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Lakukan isolasi pada bayi untuk pencegah penularan
- Lakukan observasi bada bayi
- Peningkatan intake cairan
- Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak
V. INTERVENSI Tanggal : 2 Februari 2015 Jam : 09.00 WIB
Tujuan : • Informasi tentang kondisi bayi saat ini, penyakit varisila dan penularannya,
komplikasi varicella pada bayi, serta kebutuhan segera bayinya tersampaikan..
22
• Kolaborasi dengan dr spesialis anak sudah dilakukan
Kriteria Hasil :
• Ibu dan keluarga memahami kondisi anaknya saat ini, penyakit yang dialami,
penularan, dan komplikasinya, serta kebutuhan segera bayi saat ini.
• Advis dari dokter spesialis anak sudah didapatkan
• TTV dan kondisi umum bayi baik
Rencana Tindakan
- Beritahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/ informasi yang adekuat dapat meningkatkan sikap kooperatif ibu dan keluarga dalam
pemperian asuhan pada bayi
- KIE tentang penyakit varicella pada bayi
R/pemahaman penyakit yang adekuat dapat memperluas wawasan ibu dan keluarga
tentang penyakit yang sedang di derita anaknya
- KIE tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat varicella pada bayi
R/Pemberian informasi tentang komplikasi yang berisi tentang kondisi yang terjadi bila
varicella pada bayi tidak diatasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu
dan keluarga untuk waspada dan mendukung segala terapi/asuhan yang diberikan.
- Beritahukan kepada ibu dan keluarga kebutuhan perawatan segera pada bayi
R/ibu dan keluarga mengerti dan memahami kebutuhan asuhan pada bayi
- Lakukan isolasi pada bayi
R/pengisolasian dapat meminimalkan terjadinya penularan ataupun infeksi silang.
- Lakukan kolaborasi dengan doter S.PA untuk asuhan dan terapi
R/penatalaksanaan pada varicella neonatal, sehingga dapat segera teratasi.
- Beritahukan pada ibu dan keluarga bahwa anaknya akan di infus untuk meningkatkan
asupan cairan bayi.
R/menurunkan terjadinya risikok dehidrasi karena anoreksia dan muntah – muntah.
- Lakukan pemasangan infus
R/ pencegahan terjadinya komplikasi akibar dehidrasi karena anoreksia dan muntah yang
dialami.
23
VI. IMPLEMENTASI Tangggal : 2 Februari 2015 Jam : 09.05 WIB
- Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa dari hasil pemeriksaan bayi
mengalami varicella/cacar air.
- Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa penyakit cacar air ini disebabkan
karena tertular oleh ibu yang telah menderita cacar air sejak 5 hari sebelum kelahiran bayi
sampai sekarang. Penularan the terjadi lewat darah ibu melalui placenta/ari-ari saat masih
mengandung, dan kemudian setelah labir bayi terpapar kembali oleh kontak kulit dengan
ibu.
- Meminformasi pada ibu dan keluarga, apabila cacar air ini tidak teratasi dengan baik
dapar mengakibatkan infeksi bakteri, infeksi ke otak, serta dapat menyebabkan
komplikasi lain pada bayi yang dapat berakibat fatal.
- Melakukan isolasi ruangan ruangan khusus pada bayi sehingga tidak bercampur dengan
bayi – bayi lain dalam satu ruangan.
- Melakukan kolaborasi dengan dr spesialis anak untuk asuhan dan terapi.
- Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi akan di beri infuse untuk
meningkatkan asupan cairan sehingga tidak terjadi dehidrasi karena anoreksi/malas
minum, dan muntah yang dialami.
- Melakukan pemasangan infus dengan cairan D5% tetesan diatur sesuai advis dokter
spesialis anak.
VII. EVALUASI Tanggal : 2 Februari 2015 Jam : 10.30 WIB
Diagnose : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal
S : - ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti tentang kondisi anaknya saat ini menderita
cacar air
- ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti bahwa penyebab tertularnya bayi adalah
karena ibu teleh terkena cacar air 5 hari sebelum persalinan sampai sekarang.
- ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti komplikasi yang dapat terjadi dari
penyakit cacar air pada bayi, yaitu dapat menyebabkan infeksi bakteri, infeksi ke otak,
dan komplikasi lain pada bayi yang dapat berakibat fatal.
O : - ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi anaknya saat ini menderita cacar air
24
- ibu dan keluarga mengerti bahwa anaknya tertular cacar air dari ibunya yang juga
mengalami cacar air sejak 5 hari sebelum persalinan sampai sekarang
- ibu dan keluarga mengerti bahwa apabila cacar air tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi pada bayi yang berakibat fatal.
- kolaborasi telah dilakukan advis telah didapatkan
A : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal
P : - Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital
- Pantai intake cairan
- Lanjutkan asuhan dan terapi yang telah di adviskan oleh dokter spesialis anak
Masalah : -
S : -
O : - Bayi terpasang infuse
- Pemberian acyclofir sesuai advis
- K/U : cukup Kesadaran : apatis
TTV : N :132x/m S :37,80C RR : 46x/m
A : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal , terapi telah diberikan,
masalah teratasi sebagian
P : - Observasi keadaan umum dan tanda – tanda fital
- Lanjutkan asuhan dan terapi yang telah diadviskan oleh dokter spesialis anak
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan kepada bayi “B” usia 5 hari dengan varicella neonatal
tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori.
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian terdapat pengkajian data secara subjektif dan secara objektif. Dari kedua
pengkajian tersebut tidak ditemukan adanya kesenjangan dikarenakan klien sangat koopereatif
setiap berkomunikasi dan di berikan informsi dan mampu menjawab semua pertanyaan pada
pengumpulan data subjektif. Pada pengumpulan data objektif yang dilakukan melalui
pemeriksaan tenaga kesehatan juga tidak ditemukan adanya kesenjangan.
4.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada interprestasi data dasar, dari diagnosa dan data dasar diperoleh melalui data subjektif
dan data objektif, asuhan kebidanan pada bayi cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal
tidak mengalami kesenjangan, karena pemeriksaan dilakukan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
4.3 Antisipasi MasalahPotensial
Pada tinjauan teori penulis menemukan masalah potensial pada bayi seperti pada tinjauan
kasus yakni infeksi sekunder oleh bakteri streptococcus dan stafilococcus, sehingga dapat
dikatakan tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
4.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus disebutkan bahwa kebutuhan segera bayi adalah
isolasi untuk menghindari terjadinya penularan dan infeksi. Jadi dapat dikatakan bahwa ridak ada
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
26
4.5 Intervensi
Pada langkah kelima pada bayi “B” bayi cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal
yang terdiri dari tinjauan dan kriteria hasil. Di dalam tinjauan kasus ditemukan diagnosa yaitu
Bayi “B” cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal. Intervensi yang didapat dari
diagnosa tersebut dengan tujuan : Informasi tentang kondisi bayi saat ini, penyakit varisila dan
penularannya, komplikasi varicella pada bayi, dan kebutuhan segera bayinya tersampaikan, serta
kolaborasi dengan dr spesialis anak sudah dilakukan. Dengan kriteria hasil : Ibu dan keluarga
memahami kondisi anaknya saat ini, penyakit yang dialami, penularan, dan komplikasinya, serta
kebutuhan segera bayi saat ini, advis dari dokter spesialis anak sudah didapatkan, serta TTV dan
kondisi umum bayi baik.
Intervensi meliputi : beritahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan karena
informasi yang adekuat dapat meningkatkan sikap kooperatif ibu dan keluarga dalam pemperian
asuhan pada bayi, berikan KIE tentang penyakit varicella pada bayi karena pemahaman penyakit
yang adekuat dapat memperluas wawasan ibu dan keluarga tentang penyakit yang sedang di
derita anaknya, berikan KIE tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat varicella pada bayi,
informasi tentang komplikasi yang berisi tentang kondisi yang terjadi bila varicella pada bayi
tidak diatasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga untuk
waspada dan mendukung segala terapi/asuhan yang diberikan, beritahukan kepada ibu dan
keluarga kebutuhan perawatan segera pada bayi dengan begitu ibu dan keluarga mengerti dan
memahami kebutuhan asuhan pada bayi, lakukan kolaborasi dengan doter S.PA untuk asuhan
dan terapi sebagai penatalaksanaan pada varicella neonatal, sehingga dapat segera teratasi,
beritahukan pada ibu dan keluarga bahwa anaknya akan di infus untuk meningkatkan asupan
cairan bayi karena pemasangan infus dapat menurunkan terjadinya risikok dehidrasi karena
anoreksia dan muntah – muntah, lakukan pemasangan infus.
4.6 Implementasi
Dalam implementasi terdapat kesesuaian antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, hali
ni dapat dilihat pada tinjauan teori, dimana klien dengan varicella harus dilakukan isolasi
ruangan untuk mencegah terjadinya penularan dan infeksi silang. Jadi pada implementasi tidak
ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
27
4.7 Evaluasi
Setelah diberikan informasi oleh bidan ibu dan keluarga memahami setiap informasi yang
diberikan dan merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan. Dan tidak ada kesenjangan pada
evaluasi.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
a. Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada
anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster.Varicella
pada anak mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan
tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan
pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai
vesikel. (Mansjoer Arif, 2000 : 128)
b. Tanda dan gejala yang dapat terjadi diawali dengan gejala melemahnya kondisi
tubuh..(Behrman, 1996 : 1098) pusing, demam dan kadang – kadang diiringi batuk,
dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang
terangkat karena terbakar), terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.
Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak
enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala.Satu atau dua hari kemudian,
muncul erupsi kulit yang khas.( Mansjoer Arif, 2000 : 131)
c. Seorang bayi / neonates dapat tertular varicella dari ibu melalui transplasenta maupun
kontak langsung dengan ibu yang menderita varicela sejak 4 – 5 hari sebelum persalinan.
d. Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif
atau aktif.(Elizabeth, 2008 : 120 – 121)
e. Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus
selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup.
5.2 Saran
Sebagai seorang bidan apabila menjumpai kasus varicella neonatal tugas kita adalah
mengedukasi ibu dan keluarga tentang varicella neonatal dan pada kasus yang telah
mengakibatkan anoreksia, muntah-muntah, hingga terjadi dehidrasi pada anak, seerta panas yang
tak kunjung turun, menganjuran kepada ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayi ke rumah
sakit agar dapat segera mendapatkan asuhan dari dokter spesialis anak.

More Related Content

What's hot

Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
KIE Melalui Media Massa
KIE Melalui Media MassaKIE Melalui Media Massa
KIE Melalui Media MassaMahyudd1n
 
Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok pjj_kemenkes
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAmalia Senja
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Warnet Raha
 
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)kehamilan tidak diinginkan (aborsi)
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)Juwita Wulandari
 
Kb 2 konsep dasar rawat gabung
Kb 2 konsep dasar rawat gabungKb 2 konsep dasar rawat gabung
Kb 2 konsep dasar rawat gabungpjj_kemenkes
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Ai Ela Ayu Ningsih
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulan
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulanSatuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulan
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulanSuci Apriliyana
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,pjj_kemenkes
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananUFDK
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananIrfa Kartini
 

What's hot (20)

askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
KIE Melalui Media Massa
KIE Melalui Media MassaKIE Melalui Media Massa
KIE Melalui Media Massa
 
Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)kehamilan tidak diinginkan (aborsi)
kehamilan tidak diinginkan (aborsi)
 
Kb 2 konsep dasar rawat gabung
Kb 2 konsep dasar rawat gabungKb 2 konsep dasar rawat gabung
Kb 2 konsep dasar rawat gabung
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulan
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulanSatuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulan
Satuan acara penyuluhan KB Suntik 3 bulan
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 

Viewers also liked

Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitManajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitSurangga Jaya
 
Ilustrados camila cruz molano 2012
Ilustrados camila cruz molano 2012Ilustrados camila cruz molano 2012
Ilustrados camila cruz molano 2012cami7798
 
Making a difference
Making a differenceMaking a difference
Making a differenceSimmonsm3
 
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger Posadas
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger PosadasVisions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger Posadas
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger PosadasJay Diaz
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpointmoana2012
 
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olson
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olsonMobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olson
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olsonlindacummings
 
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN"
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN  DALAM KEPERAWATAN"Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN  DALAM KEPERAWATAN"
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN"Elvia Malbeni HarLen
 

Viewers also liked (10)

Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
Asuhan kebidanan pada bayi dengan dehidrasi sedang AKBID PARAMATA RAHA
 
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitManajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
 
Back Then
Back ThenBack Then
Back Then
 
Ilustrados camila cruz molano 2012
Ilustrados camila cruz molano 2012Ilustrados camila cruz molano 2012
Ilustrados camila cruz molano 2012
 
Making a difference
Making a differenceMaking a difference
Making a difference
 
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger Posadas
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger PosadasVisions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger Posadas
Visions and Plan for UP Diliman by Dr. Roger Posadas
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpoint
 
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olson
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olsonMobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olson
Mobile march presentation 2012. strategy frameworkpptx olson
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN"
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN  DALAM KEPERAWATAN"Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN  DALAM KEPERAWATAN"
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN"
 

Similar to Varicella Asuhan

251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilankholila izza
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisellahomeworkping4
 
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilmempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilDwiNormaR
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
KELOMPOK 1 TROPIS.pptx
KELOMPOK 1 TROPIS.pptxKELOMPOK 1 TROPIS.pptx
KELOMPOK 1 TROPIS.pptxUpikNurrohmah1
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanIyens Syeikhbu
 
varicella zooster .ppt
varicella zooster .pptvaricella zooster .ppt
varicella zooster .pptVideoIslami
 
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSWahyuTikaL
 
Makalah mikrobiologi virus rubella new
Makalah mikrobiologi virus rubella newMakalah mikrobiologi virus rubella new
Makalah mikrobiologi virus rubella newAndreas Erwin
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Iyens Syeikhbu
 
Waspada Campak.pptx
Waspada Campak.pptxWaspada Campak.pptx
Waspada Campak.pptxssuserb7530d
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitTjoetnyak Izzatie
 
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docx
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docxLAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docx
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docxFattia Pratiwi
 
@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virusFiveti Pratiwi
 

Similar to Varicella Asuhan (20)

251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisella
 
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilmempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
 
Tugas ppt biologi
Tugas ppt biologiTugas ppt biologi
Tugas ppt biologi
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
PPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptxPPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptx
 
KELOMPOK 1 TROPIS.pptx
KELOMPOK 1 TROPIS.pptxKELOMPOK 1 TROPIS.pptx
KELOMPOK 1 TROPIS.pptx
 
Konsep dasar virologi
Konsep dasar virologiKonsep dasar virologi
Konsep dasar virologi
 
Sains
Sains Sains
Sains
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
 
varicella zooster .ppt
varicella zooster .pptvaricella zooster .ppt
varicella zooster .ppt
 
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
 
Makalah mikrobiologi virus rubella new
Makalah mikrobiologi virus rubella newMakalah mikrobiologi virus rubella new
Makalah mikrobiologi virus rubella new
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
 
Waspada Campak.pptx
Waspada Campak.pptxWaspada Campak.pptx
Waspada Campak.pptx
 
Bab i11
Bab i11Bab i11
Bab i11
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docx
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docxLAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docx
LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS FATTIA PRATIWI 22360180.docx
 
@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus@Media interaktif peranan virus
@Media interaktif peranan virus
 

Recently uploaded

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 

Recently uploaded (12)

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 

Varicella Asuhan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94). Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan pada bayi dengan varicella. 2. Tujuan Khusus a. Memahami tentang penyakit varicella (definisi, diagnosis, tanda dan gejala, penyebeb, patogenesis, pencegahan dan penatalaksanaan). b. Memahami asuhan kebidanan pada pasien dengan varicella. 1.3 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan gambaran tentang penyakit herpes, CMV dan Varicella. 2. Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang penyakit herpes, CMV dan Varicella.
  • 2. 2 1.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perteorian dan internet, serta konsultasi dengan dosen pembimbing. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan asuhan kebidanan komprehensif ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : a. Bab 1 Pendahuluan 1) Latar Belakang Yaitu uraian mengenai alas an mengapa tertarik untuk memberikan asuhan pada kasus yang diambil 2) Tujuan Terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus pada pemberian asuhan kebidanan dengan memakai 7 langkah Varney 3) Teknik Pengumpulan Data 4) Sistematika Penulisan b. Bab 2 Tinjauan Teori Terdiri dari konsep teori yang diambil dan konsep manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang diambil (askeb teori) c. Bab 3 Tinjauan Kasus Mengacu pada konsep menejemen kebidanan Varney yaitu 5 atau 7 langkah Varney d. Bab 4 Pembahasan Merupakan uraian kesenjanagn antara konsep manajemen dengan kasus yang diambil serta mengurai analisa mengapa terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus yang didapat e. Bab 5 Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran. Isi dari kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan khusus pada bab 1.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenaldengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox. Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa, ditandai oleh adanya vesikel- vesikel. (Rampengan, 2008 : 28) Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak- anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster.Varicella pada anak mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel. (Mansjoer Arif, 2000 : 128) June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan krusta(Thomson, 1986 : 1483). Infeksi varicella akut ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung atau via pernafasan. Hampir seluruh tubuh bisa terkena benjolan yang akan menyebar ke seluruh bagian tubuh dan tanpa terkecuali pada bagian muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim. Penyakit kulit ini pun merupakan salah satu penyakit kulit yang penularannya sangat cepat dan timbulnya pun secara tiba-tiba. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini kalau daya tahan tubuh menurun. Biasanya, penyakit cacar air ini terjadi selama 17-21 hari. Cacar air biasanya menyerang anak-anak yang dimulai dengan demam dan diikuti munculnya bintil merah berair. Bintil-bintil ini baru akan hilang selama 17-24 hari.
  • 4. 4 Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak perlu divaksin lagi. Lamanya perlindungan dari vaksin ini belum dapat diketahui secara pasti. Tapi biasanya, vaksinasi ulangan diberikan setelah 4-6 tahun. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur didalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. Ibu hamil merupakan salah satu dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini, apabila pada masa mudanya tidak atau belum pernah terkena penyakit cacar air ini. Pada usia kehamilan 1-3 bulan bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bahkan bayinya terkena sindrom congenital varicella atau infeksi pada janin bulan pertama yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibunya tersebut. Namun, prevelensi ibu hamil penderita cacar air ini yang mendapat komplikasi ini masih rendah. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulakan bahwa varisela adalah infeksi primer yang menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster dan bersifat akut serta ditandai dengan terdapat makula, papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel. 2.2 Etiologi Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut Capsid, terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat molekl 100 juta yang disusun dari 162 capsomir dan sangat infeksius.(Mansjoer Arif, 2000 : 130) Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel dan dalam darah penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang terdiri dari Fibroblast paru embrio manusia. (Mansjoer Arif, 2000 : 131) Varicella Zoster Virus (VZV) dapat menyebabkan Varicella dan Herpes Zoster. Kontak pertama dengan penyakit ini akan menyebabkan Varicella, sedangkan bila terjadi serangan kembali, yang akan muncul adalah Herpes Zoster, sehingga Varicella sering disebut sebagai infeksi primer virus ini.( Mansjoer Arif, 2000 : 131)
  • 5. 5 2.3 Epidemiologi Penyakit ini mudah menular, yaitu melalui percikan ludah dan kontak. Dapat mengenai semua golongan umur, termasuk neonatus (varisela congenital), tetapi tersering pada masa anak. Penderita dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul sampai 6 atau 7 hari kemudian. Biasanya hidup seumur hidup, varisela hanya diderita satu kali. Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi juga tergantung kepekaan seseorang. Varisela terutama dijumpai pada individu yang belum mempunyai antibody, : ini sesuai dengan laporan penelitian pada 143 anak yang dirawat di rumah sakit dengan berbagai penyakit lain, empat puluh sembilan anak mempunyai riwayat kontak dengan penderita varisela, dimana pada anak-anak tersebut terdapat antibody terhadap varisela, dan ternyata di dalam perkembangannya tidak ada yang menderita varisela, sedangkan pada 78 anak yang tidak pernah kontak dengan penderita varisela dilakukan pemeriksaan serologis ternyata 41 anak dengan seronegatif dan dari mereka 11 anak kemudian menderita varisela. 2.4 Patofisiolofi Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang.Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.(Valentina L, 2001 : 314) Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa.Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. (Valentina L, 2001 : 314)
  • 6. 6 Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. (Valentina L, 2001 : 314) Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat. (Valentina L, 2001 : 314) 2.5 Tanda dan Gejala Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh..(Behrman, 1996 : 1098) a. Pusing. b. Demam dan kadang – kadang diiringi batuk. c. Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar). Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan. Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala.Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.( Mansjoer Arif, 2000 : 131) Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses (Mansjoer Arif, 2000 : 131). Masa inkubasi Varicella bervariasi antara 10-21 hari, rata-rata 10-14 hari.Penyebaran varicella terutama secara langsung melalui udara dengan perantaraan percikan liur. Pada umumnya tertular dalam keluarga atau sekolah..(Mansjoer Arif, 2000 : 131) 2.6 Manifestasi Klinis Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi 2 stadium, yaitu (Rampengan,2008 : 22) a. Stadium Prodromal: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang tidak terlalu tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada
  • 7. 7 punggung dan kadang-kadang disertai batuk keringdiikuti eritema pada kulit dapat berbentuk scarlatinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari, bilamana panas tubuh menetap perlu dicurigai adanya komplikasi atau gangguan imunitas. b. Stadium erupsi: dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam) berubah menjadi macula kecil, kemudian papula yang kemerahan lalu menjadi vesikel. Vesikel ini biasannya kecil, berisi cairan jernih, tidak umbilicated dengan dasar eritematous, mudah pecah serta mongering membentuk krusta, bentuk ini sangat khas dan lebih dikenal sebagai “tetesan embun”/”air mata”.Lesi kulit mulai nampak di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke bagian perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan penyakit ini akan didapatkan tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula, vesikel, krusta dalam waktu yang bersamaan, dimana keadaan ini disebut polimorf. Jumlah lesi pada kulit dapat 250-500, namun kadang-kadang dapat hanya 10 bahkan lebih sampai 1500. Lesi baru tetap timbul selama 3-5 hari, lesi sering menjadi bentuk krusta pada hari ke-6 (hari ke-2 sampai ke- 12) dan sembuh lengkap pada hari ke-16 (hari ke-7 sampai ke-34). Erupsi kelamaan atau terlambatnya berubah menjadi krusta dan penyembuhan, biasanya dijumpai pada penderita dengan gangguan imunitas seluler. Bila terjadi infeksi sekunder, sekitar lesi akan tampak kemerahan dan bengkak serta cairan vesikel yang jernih berubah menjadi pus disertai limfadenopati umum. Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit, melainkan juga terdapat pada mukosa mulut, mata, dan faring. Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000 kelamilan). Sekitar 17 % anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang, retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis lainnya. Defisit neurologis yang mengenai system persarafan autonom dapat menimbulkan kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom. Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat
  • 8. 8 dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala verisela kongenital pada umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus. Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun. 2.7 Klasifikasi Pada penderita varicella yang disertai dengan difisiensi imunitas (imun defisiensi) sering menimbulkan gambaran klinik yang khas berupa perdarahan, bersifat progresif dan menyebar menjadi infeksi sistemik.Demikian pula pada penderita yang sedang mendapat imunosupresif.Hal ini disebabkan oleh terjadinya limfopenia. (Harrison. 1995 hal.102 - 105) Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat menimbulkan beberapa masalah pada bayi yang akan dilahirkan dan bergantung pada masa kehamilan ibu, antara lain (Harrison. 1995 hal.102 - 105) : a. Varisela neonatal Varisela neonatal dapat merupakan penyakit serius, hal ini bergantung pada saat ibu kena varisela dan persalinan. 1) Bila ibu hamil terinfeksi varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah partus, berarti bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi transplasental, tetapi tidak memperoleh kekebalan dari ibu karena belum cukupnya waktu ibu untuk memproduksi antibody. Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan mengalami varisela berat dan menyebar. Perlu diberikan profilaksis atau pengobatan dengan varicella-zoster immune globulin (VZIG) dan asiklovir. Bila tidak diobati dengan adekuat, angka kematian sebesar 30%. Penyebab kematian utama akibat pneumonia berat dan hepatitis fulminan.
  • 9. 9 2) Bila ibu terinfeksi varisela lebih dari 5 hari antepartum, sehingga ibu mempunyai waktu yang cukup untuk memproduksi antibody dan dapat diteruskan kepada bayi. Bayi cukup bulan akan menderita varisela ringan karena pelemahan oleh antibody transplasental dari ibu. Pengobatan dengan VZIG tidak perlu, tetapi asiklovir dapat dipertimbangkan pemakaiannya, bergantung pada keadaan bayi. b. Sindrom varisela congenital Varisela congenital dijumpai pada bayi dengan ibu yang menderita varisela pada umur kehamilan trimester I atau II dengan insidens 2%.Manisfestasi klinik dapat berupa retardasi pertumbuhan intrauterine, mikrosefali, atrofi kortikalis, hipoplasia ekstremitas, mikroftalmin, katarak, korioretinitis dan scarring pada kulit.Beratnya gejala pada bayi tidak berhubungan dengan beratnya penyakit pada ibu.Ibu hamil dengan zoster tidak berhubungan dengan kelainan pada bayi. c. Zoster infantile Penyakit ini sering muncul dalam umur bayi satu tahun pertama, hal ini disebabkan karena infeksi varisela maternal setelah nasa gestasi ke-20. Penyakit ini sering menyerangg pada saraf dermatom thoracis. Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 : 1. Varisela congenital Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus. 2. Varisela neonatal Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian
  • 10. 10 varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal. 2.8 Komplikasi Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa. (Mansjoer Arif, 2000 : 132 - 134). a. Infeksi sekunder Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak.Adanya infeksi sekunder bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134) b. Otak Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas.“Acute postinfectious cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang paling ditemukan (1:4000 kasus varisela).Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan.Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedang sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.Prognosis keadaan ini baik, walaupun beberapa anak dapat mengalami inkoordinasi atau dysarthria. (Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134)
  • 11. 11 “Ensefalitis” dijumpai 1 dari 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah timbulnya rash.Biasanya bersifat fatal.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134) c. Pneumonitis Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus, imunodefisiensi, dan orang dewasa.Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari (Mansjoer Arif, 2000 : 132 - 134). Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, batuk, sesak napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hemoptoe.Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134) d. Sindrom Reye Komplikasi ini lebih jarang dijumpai.Dengan gejala sebagai berikut, yaitu nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.( Mansjoer Arif, 2000 :132 - 134) Komplikasi lain Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis. Penderita perlu dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala berikut (David & Derek.1995) : 1) Varisela yang progesif atau berat 2) Komplikasi yang dapat mengancam jiwa seperti pneumonia, ensefalitis 3) Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup A Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan cepat serta terjadi “Toxic Shock Syndrome” 4) Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit atau bila perlu ICU 5) Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain: a) Penurunan kesadaran b) Kejang c) Sulit jalan
  • 12. 12 d) Gangguan pernapasan e) Sianosis f) Saturasi oksigen menurun 6) Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5 hari sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan. 2.9 Pencegahan Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.(Elizabeth, 2008 : 120 – 121) a. Imunisasi aktif Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan (live attenuated) yang berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa rash yang ringan. Efek samping: biasanya tidak ada, tetapi bila ada biasanya bersifat ringan. b. Imunisasi pasif Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun Plasma (ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibody yang tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah: 1) Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah melahirkan. 2) Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum divaksinasi. 3) Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya. 4) Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
  • 13. 13 Tapi pada anak dengan defisiensi imunologis, leukimea atau penyakit keganasan lainnya, pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna, lagi pula diperlukan Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang tinggi dan dalan jumlah yang lebih besar. Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3 mL/kg BB. Pemberian Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi imunologis, leukemia, atau penyakit keganasan lainnya mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan merubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat mencegah varisela untuk kedua kalinya. 2.10 Penatalaksanaan Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup.Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.(Behrman,1996 : 1100) a. Anjuran Umum 1) isolasi untuk mencegah penularan. 2) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein). 3) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat. 4) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi. 5) Upayakan agar vesikel tidak pecah. a) Jangan menggaruk vesikel. b) Kuku jangan dibiarkan panjang. c) Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok. b. Terapi Farmakologi: 1. Obat topical
  • 14. 14 Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak salisil 1%. 2. Antipiretik/analgetik Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen. 3. Antihistamin Golongan antihistamin yang dapat digunakan, yaitu Diphenhydramine, tersedia dalam bentuk cair (12,5mg/5mL), kapsul (25mg/50mg) dan injeksi (10 dan 50 mg/mL).Dosis 5mg/kg/hari, dibagi dalam 3 kali pemberian. 4. Obat anti virus a) Vidarabin (adenosine arabinoside) Vidarabin adalah obat antivirus yang diperoleh dari fosforilase dalam sel dan dalam bentuk trifosfat, menghambat polymerase DNA virus. Dosis: 10-20 mg/kg BB/hari, diberikan sehari dalam infuse selama 12 jam, lama pemberian 5-7 hari. Pada pemberian vidarabin, vesikel menghilang secara cepat dalam 5 hari.Efek samping: 1) Gangguan neurologi berupa tremor, kejang 2) Gangguan hematologi berupa netropenia, trombositopia 3) Gangguan gastrointestinal berupa muntah serta peninggian SGPT dan SGOT. b) Asiklovir = 9 (2 Hidroksi etoksi metal) Guanine Asiklovir merupakan salah satu antivirus yang banyak digunakan akhir-akhir ini.Asiklovir lebih baik dibandingkan dengan vidarabin.Obat ini bekerja dengan menghambat polymerase DNA virus Herpes dan mengakhiri replikasi virus. Obat ini dapat mengurangi bertambahnya lesi pada kulit dan lamanya panas, bila diberikan dalam 24 jam mulai timbulnya rash. Pada anak kecil yang tanpa komplikasi, penggunaan obat ini kurang bermanfaat dan tidak direkomendasikan secara rutin sehingga Asiklovir lebih banyak digunakan pada penderita dengan komplikasi atau penderita dengan gangguan imunitas.Obat ini tidak mengurangi rasa gatal pada kulit, komplikasi atau penularan sekunder. Dosis: 5-10 mg/kg BB dibagi dalam 4-5 dosis/hari, dapat diberikan secara oral atau iv/drip tiap 8 jam selama 5-7 hari. Dengan dosis jangan melebihi 3200 mg/hari.Tersedia dalam bentuk kapsul (200 mg/400 mg/800 mg), cairan (400
  • 15. 15 mg/5 mL), injeksi (500 mg/5 mL).Efek samping:Gangguan ginjal berupa renal insufisiensi, malaise dan gangguan pencernaan c) Kadang-kadang penderita mengalami anoreksia, sebaiknya dimotivasi banyak minum untuk mempertahankan status hidrasi. Cairan yang cukup sangat diperlukan bila penderita diberikan Asiklovor, karena obat ini dapat berkristalisasi dalam tubulus renalis bila penderita dalam keadaan dehidrasi.
  • 16. 16 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 ASUHAN PADA NEONATUS/BAYI/BALITA Tanggal Pengkajian : 2 Februari 2015 Pukul : 08.00 WIB Ruang : R. Bayi RSUD X I. PENGKAJIAN A. Data Subjektif 1. Biodata Nama klien : By. B Umur : 5 hari Jenis kelamin : Perempuan No.register : 6111976 Nama ayah : Tn. Y Nama ibu : Ny. M Umur : 32 th Umur : 26 th Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT Penghasilan : ± Rp 1.000.000,- Penghasilan : - Alamat : Sidowayah, Rt. 06. Rw. 01 - Sidoarjo 2. Alasan datang Bayi rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu malas minum, dan telah muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan. 3. Keluhan utama Timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan di sekujur tubuh.
  • 17. 17 4. Riwayat kesehatan a. Penyakit yang lalu Bayi sebelumnya tidak pernah menderita penyakit apapun, dan tidak pernah menjalani operasi karena suatu penyakit tertentu. b. Penyakit sekarang Bayi tidak sedang menderita penyakit apapun dan tidak sedang menjalani pengobatan untuk penyakit tertentu. c. Penyakit keluarga Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit seperti TBC, asma, jantung diabetes, hepatitis, kanker, HIV/AIDS, atau penyakit menular seksual. d. Riwayat prenatal, natal dan post natal 1) Prenatal : - ibu tidak ada keluhan selama hamil, memeriksakan diri secara rutin di bidan ±10x - ibu menderita cacar air 5 hari sebelum persalinan dan tidak mendapatkan pengobatan apapun untuk mengatasi cacar airnya 2) Natal : - Usia kehamilan 40 minggu - Tempat persalinaN : BPM Ny. M - Penolong : Bidan - Penyulit : tidak ada - Bayi lahir tanggal 28 Januari 2015 jam 18.00 WIB dengan BB : 3200 gr PB : 49 cm AS : 7-8 - Kelainan : tidak ada 3) Post Natal : - 5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan a. Pertumbuhan : Baik sesuai usia, b. Perkembangan : Motoric : terlentang dengan gerakan seimbang Adaptif : mengamati garis/benda di sekitar Bahasa : Berekasi terhadap suara
  • 18. 18 Social personal : menatap wajah, dan tersenyum spontan 6. Riwayat psikososial - Orang tua bayi dan keluarga senang dengan kelahiran bayi - Biaya perawatan di tanggung orang tua bayi - Kondisi emosional orang tua terkendali dan stabil - Orang tua dan keluarga selalu mendoakan kesehatan dan keselamatan bayinya kepada Tuhan Yang Maha Esa 7. Riwayata pemberian Vit K dan Imunisasi Pemberian Vit.K : sudah diberikan Tanggal pemberian: 28 Januari 2015 Reaksi setelah pemberian Vit.K : tidak ada Pemberian HB0 : sudah diberikan Tanggal pemberian 31 Januari 2015 Reaksi setelah pemberian HB0 : tidak ada 8. Pola kebiasaan sehari-hari Nutrisi : Bayi minum dengan susu formula, ± 30cc, frekuensi 8-10 x/hari. 2 hari terakhir mengalami malas minum susu sehari ± 6x sehari, dan telah muntah 2x. Eliminasi : Bayi BAB ± 3-4 x/hari (kekuningan, konsistensi lembek), BAK ± 6- 8x/hari Istirahat : Bayi tidur ± 8 jam pada malam hari, dan ± 6-8 jam pada siang hari. 2 hari terakhir bayi mengalami rewel hingga mengakibatkan sulit tidur. ± 5- 6 jam pada tidur malam dan ±4 jam pada siang hari Personal Hygine : Bayi mandi 2x sehari, cuci rambut tiap kali mandi, mulut bayi di bersihkan dengan sikat kusus bayi tiap kali mandi, ganti popok tiap kali BAB/BAK, dan selalu di bersihkan dengan menggunakan air hangat / tissue basah, bayi ganti pakaian setiap kali mandi / apabila telah kotor terkena BAB/BAK. B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : cukup, ( bayi tampak rewel, dan lemas)
  • 19. 19 Kesadaran : apatis TTV : HR : 130 x/menit RR : 48 x/menit Suhu : 38⁰C Antropometri : BB : 3,5 kg PB : 49 cm Lika : FO : 34 cm MO : 35cm SOB : 32 cm Lila : 10 cm Lida : 33 cm 2. Pemeriksaan khusus Kepala : Kepala normal tidak ada lesi ataupun benjolan abnormal UUB belum menutup Kulit : Warna kemerahan, turgor baik, kulit hangat, pucat dan adanya bintik- bintik papula kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih. Rambut : Rambut normal, penyebaran merata, tidak rontok, warna hitam. Wajah : Wajah tampak bintik – bintik papula kemerahan berisi cairan. Mata : Mata simetris sclera putih, konjungtifa merah muda, reflek mengedip positif. Hidung : Hidung normal, simetris, tidak ada keluaran, bayi tidak pilek. Telinga : Telinga nomal, simetris, tidak ada keluaran. Mulut : Mulut normal, tidak ada labiopalatoskizis, simetris, lidah tampak kontor. Leher : Leher normal, simetris, reflek tonicneck positif, tidak ada pembesaran kelenjar mandibularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tampak bintik-bintik papula di leher. Dada : Dada nomal, simetris, sidak ada tarikan intercostalis, tidak ada wheezing dan ronky, suara nafas vesikuler seluruh lapang paru, suara jantung lup – dup. tampak papula – papula di area dada.
  • 20. 20 Abdomen : tali pusat kering serta tidak ada tanda – tanda infeksi, anoreksia, muntah 1x, perut kembung, bising usus normal, tidak ada skibala, Genetalia : normal, tidak ada keluaran, labia mayora menutupi labia minora. Ekstremitas : Tidak ada kelainan, tidak ada keterbatasan gerak, tampak papula – papula pada ekstremitas. 3. Refleks Primitive : Rooting : Baik Sucking : Baik Swallowing : Baik Morro : Baik Grasphing : Baik Babinski : Baik 4. Pemeriksaan penunjang : - II. INTERPRESTASI DATA A. Diagnosa : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal DS : ibu mengatakan, anaknya rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu malas minum, dan telah muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan. Ibu mengalami cacar air sejak 5 hari menjelang persalinan sampai dengan sekarang. DO : - K/U : cukup,( bayi tampak rewel, dan lemas) - Kesadaran : apatis - kulit : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik papula kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih. - GI : anoreksia, muntah, perut kembung - TTV : peningkatan suhu tubuh 380C Masalah : - Kerusakan integritas kulit
  • 21. 21 - Ketidak seimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh - Nyeri akut - Hipertermi - Risiko infeksi DS : ibu mengatakan, anaknya rewel, demam selama 1 hari ini, sejak dua hari lalu malas minum, dan telah muntah 2x, di sekujur tubuh timbul bintik – bintik kemerahan berisi cairan. DO : - K/U : cukup (bayi rewel, dan tampak lemas) - Kesadaran : apatis - Intergumen : kulit hangat, pucat dan adanya bintik-bintik papula kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih. - GI : anoreksia, muntah - metabolik : peningkatan suhu tubuh 380C III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL - Varicella dapat menyebabkan infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak. Maka kebersihan luka dan personal hygine harus tetap dijaga untuk menghindari penyebaran bakteri streptococcus dan stafilococcus. IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA - Lakukan isolasi pada bayi untuk pencegah penularan - Lakukan observasi bada bayi - Peningkatan intake cairan - Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak V. INTERVENSI Tanggal : 2 Februari 2015 Jam : 09.00 WIB Tujuan : • Informasi tentang kondisi bayi saat ini, penyakit varisila dan penularannya, komplikasi varicella pada bayi, serta kebutuhan segera bayinya tersampaikan..
  • 22. 22 • Kolaborasi dengan dr spesialis anak sudah dilakukan Kriteria Hasil : • Ibu dan keluarga memahami kondisi anaknya saat ini, penyakit yang dialami, penularan, dan komplikasinya, serta kebutuhan segera bayi saat ini. • Advis dari dokter spesialis anak sudah didapatkan • TTV dan kondisi umum bayi baik Rencana Tindakan - Beritahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan R/ informasi yang adekuat dapat meningkatkan sikap kooperatif ibu dan keluarga dalam pemperian asuhan pada bayi - KIE tentang penyakit varicella pada bayi R/pemahaman penyakit yang adekuat dapat memperluas wawasan ibu dan keluarga tentang penyakit yang sedang di derita anaknya - KIE tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat varicella pada bayi R/Pemberian informasi tentang komplikasi yang berisi tentang kondisi yang terjadi bila varicella pada bayi tidak diatasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga untuk waspada dan mendukung segala terapi/asuhan yang diberikan. - Beritahukan kepada ibu dan keluarga kebutuhan perawatan segera pada bayi R/ibu dan keluarga mengerti dan memahami kebutuhan asuhan pada bayi - Lakukan isolasi pada bayi R/pengisolasian dapat meminimalkan terjadinya penularan ataupun infeksi silang. - Lakukan kolaborasi dengan doter S.PA untuk asuhan dan terapi R/penatalaksanaan pada varicella neonatal, sehingga dapat segera teratasi. - Beritahukan pada ibu dan keluarga bahwa anaknya akan di infus untuk meningkatkan asupan cairan bayi. R/menurunkan terjadinya risikok dehidrasi karena anoreksia dan muntah – muntah. - Lakukan pemasangan infus R/ pencegahan terjadinya komplikasi akibar dehidrasi karena anoreksia dan muntah yang dialami.
  • 23. 23 VI. IMPLEMENTASI Tangggal : 2 Februari 2015 Jam : 09.05 WIB - Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa dari hasil pemeriksaan bayi mengalami varicella/cacar air. - Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa penyakit cacar air ini disebabkan karena tertular oleh ibu yang telah menderita cacar air sejak 5 hari sebelum kelahiran bayi sampai sekarang. Penularan the terjadi lewat darah ibu melalui placenta/ari-ari saat masih mengandung, dan kemudian setelah labir bayi terpapar kembali oleh kontak kulit dengan ibu. - Meminformasi pada ibu dan keluarga, apabila cacar air ini tidak teratasi dengan baik dapar mengakibatkan infeksi bakteri, infeksi ke otak, serta dapat menyebabkan komplikasi lain pada bayi yang dapat berakibat fatal. - Melakukan isolasi ruangan ruangan khusus pada bayi sehingga tidak bercampur dengan bayi – bayi lain dalam satu ruangan. - Melakukan kolaborasi dengan dr spesialis anak untuk asuhan dan terapi. - Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi akan di beri infuse untuk meningkatkan asupan cairan sehingga tidak terjadi dehidrasi karena anoreksi/malas minum, dan muntah yang dialami. - Melakukan pemasangan infus dengan cairan D5% tetesan diatur sesuai advis dokter spesialis anak. VII. EVALUASI Tanggal : 2 Februari 2015 Jam : 10.30 WIB Diagnose : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal S : - ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti tentang kondisi anaknya saat ini menderita cacar air - ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti bahwa penyebab tertularnya bayi adalah karena ibu teleh terkena cacar air 5 hari sebelum persalinan sampai sekarang. - ibu dan keluarga mengatakan, telah mengerti komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit cacar air pada bayi, yaitu dapat menyebabkan infeksi bakteri, infeksi ke otak, dan komplikasi lain pada bayi yang dapat berakibat fatal. O : - ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi anaknya saat ini menderita cacar air
  • 24. 24 - ibu dan keluarga mengerti bahwa anaknya tertular cacar air dari ibunya yang juga mengalami cacar air sejak 5 hari sebelum persalinan sampai sekarang - ibu dan keluarga mengerti bahwa apabila cacar air tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pada bayi yang berakibat fatal. - kolaborasi telah dilakukan advis telah didapatkan A : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal P : - Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital - Pantai intake cairan - Lanjutkan asuhan dan terapi yang telah di adviskan oleh dokter spesialis anak Masalah : - S : - O : - Bayi terpasang infuse - Pemberian acyclofir sesuai advis - K/U : cukup Kesadaran : apatis TTV : N :132x/m S :37,80C RR : 46x/m A : Neonatus cukup bulan SMK usia 5 hari dengan varisela neonatal , terapi telah diberikan, masalah teratasi sebagian P : - Observasi keadaan umum dan tanda – tanda fital - Lanjutkan asuhan dan terapi yang telah diadviskan oleh dokter spesialis anak
  • 25. 25 BAB IV PEMBAHASAN Setelah dilakukan asuhan kebidanan kepada bayi “B” usia 5 hari dengan varicella neonatal tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. 4.1 Pengkajian Pada pengkajian terdapat pengkajian data secara subjektif dan secara objektif. Dari kedua pengkajian tersebut tidak ditemukan adanya kesenjangan dikarenakan klien sangat koopereatif setiap berkomunikasi dan di berikan informsi dan mampu menjawab semua pertanyaan pada pengumpulan data subjektif. Pada pengumpulan data objektif yang dilakukan melalui pemeriksaan tenaga kesehatan juga tidak ditemukan adanya kesenjangan. 4.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Pada interprestasi data dasar, dari diagnosa dan data dasar diperoleh melalui data subjektif dan data objektif, asuhan kebidanan pada bayi cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal tidak mengalami kesenjangan, karena pemeriksaan dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya. 4.3 Antisipasi MasalahPotensial Pada tinjauan teori penulis menemukan masalah potensial pada bayi seperti pada tinjauan kasus yakni infeksi sekunder oleh bakteri streptococcus dan stafilococcus, sehingga dapat dikatakan tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus. 4.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus disebutkan bahwa kebutuhan segera bayi adalah isolasi untuk menghindari terjadinya penularan dan infeksi. Jadi dapat dikatakan bahwa ridak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
  • 26. 26 4.5 Intervensi Pada langkah kelima pada bayi “B” bayi cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal yang terdiri dari tinjauan dan kriteria hasil. Di dalam tinjauan kasus ditemukan diagnosa yaitu Bayi “B” cukup bulan usia 5 hari dengan varicella neonatal. Intervensi yang didapat dari diagnosa tersebut dengan tujuan : Informasi tentang kondisi bayi saat ini, penyakit varisila dan penularannya, komplikasi varicella pada bayi, dan kebutuhan segera bayinya tersampaikan, serta kolaborasi dengan dr spesialis anak sudah dilakukan. Dengan kriteria hasil : Ibu dan keluarga memahami kondisi anaknya saat ini, penyakit yang dialami, penularan, dan komplikasinya, serta kebutuhan segera bayi saat ini, advis dari dokter spesialis anak sudah didapatkan, serta TTV dan kondisi umum bayi baik. Intervensi meliputi : beritahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan karena informasi yang adekuat dapat meningkatkan sikap kooperatif ibu dan keluarga dalam pemperian asuhan pada bayi, berikan KIE tentang penyakit varicella pada bayi karena pemahaman penyakit yang adekuat dapat memperluas wawasan ibu dan keluarga tentang penyakit yang sedang di derita anaknya, berikan KIE tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat varicella pada bayi, informasi tentang komplikasi yang berisi tentang kondisi yang terjadi bila varicella pada bayi tidak diatasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga untuk waspada dan mendukung segala terapi/asuhan yang diberikan, beritahukan kepada ibu dan keluarga kebutuhan perawatan segera pada bayi dengan begitu ibu dan keluarga mengerti dan memahami kebutuhan asuhan pada bayi, lakukan kolaborasi dengan doter S.PA untuk asuhan dan terapi sebagai penatalaksanaan pada varicella neonatal, sehingga dapat segera teratasi, beritahukan pada ibu dan keluarga bahwa anaknya akan di infus untuk meningkatkan asupan cairan bayi karena pemasangan infus dapat menurunkan terjadinya risikok dehidrasi karena anoreksia dan muntah – muntah, lakukan pemasangan infus. 4.6 Implementasi Dalam implementasi terdapat kesesuaian antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, hali ni dapat dilihat pada tinjauan teori, dimana klien dengan varicella harus dilakukan isolasi ruangan untuk mencegah terjadinya penularan dan infeksi silang. Jadi pada implementasi tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
  • 27. 27 4.7 Evaluasi Setelah diberikan informasi oleh bidan ibu dan keluarga memahami setiap informasi yang diberikan dan merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan. Dan tidak ada kesenjangan pada evaluasi.
  • 28. 28 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan a. Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster.Varicella pada anak mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel. (Mansjoer Arif, 2000 : 128) b. Tanda dan gejala yang dapat terjadi diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh..(Behrman, 1996 : 1098) pusing, demam dan kadang – kadang diiringi batuk, dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar), terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan. Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala.Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.( Mansjoer Arif, 2000 : 131) c. Seorang bayi / neonates dapat tertular varicella dari ibu melalui transplasenta maupun kontak langsung dengan ibu yang menderita varicela sejak 4 – 5 hari sebelum persalinan. d. Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.(Elizabeth, 2008 : 120 – 121) e. Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. 5.2 Saran Sebagai seorang bidan apabila menjumpai kasus varicella neonatal tugas kita adalah mengedukasi ibu dan keluarga tentang varicella neonatal dan pada kasus yang telah mengakibatkan anoreksia, muntah-muntah, hingga terjadi dehidrasi pada anak, seerta panas yang tak kunjung turun, menganjuran kepada ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayi ke rumah sakit agar dapat segera mendapatkan asuhan dari dokter spesialis anak.