SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1
Laporan Tutorial
BLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL
Skenario 1
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Diah Baalqis Ikfi H 1518011076
Isma Fadilatul S 1518011124
Puji Indah Permatasari 1518011011
Almira Trihantoro Putri 1518011042
Achisna Rahmatika 1518011145
Fakhri Wisa Amrulloh 1518011171
Made Ayu Purnamasari 1518011152
Nadia Afifah 1518011078
Arina Muti Amaliah 1518011043
Melati Indah jelita 1518011103
Tutor: dr.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
2
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan diskusi tutorial ini.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dermato
Musculoskeletal . Kepada para dosen yang teribat dala mata kuliah dalam blok ini, kami
mengucapkan terima kasih atas segala pengarahan yang telah diberikan sehingga dapat
menyusun laporan ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini,
baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
segala kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan,
wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan, guna kesempurnaan laporan ini dan perbaikan bagi kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita
semua.
Wassalammu’alaikum wr.wb
Bandar Lampung, September 2017
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
Skenario.....................................................................................................................................
Step 1.........................................................................................................................................
Step 2.........................................................................................................................................
Step 3.........................................................................................................................................
Step 4.......................................................................................................................................
Step 5.......................................................................................................................................
Step 6.......................................................................................................................................
Step 7.......................................................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................................
4
.
SKENARIO
5
STEP I
Clarify Unfamiliar Terms
 Vesikel
Benjolan berisi cairan jernih,<1 cm
 Eritematous
Makula yang berwarna merah
 Erosi
Keluar cairan bekas garukan sampai stratum spinosum
 Krusta
Pus yang pecah
6
STEP II
Define the Problems
 DD dan diagnosis penyakit?
 Pemeriksaan Tzank tes?
 Hub.penyakit dengan tetangga?
 Hub.pertama kali sakit dengan udah pajanan kedua?
 Tatalaksana dari penyakit tsb?
 Kenapa bisa muncul bintil bintil lenting, demam, sakit kepala,
 batuk,malaise ?
 Kenapa bintil-bintilnya gatal?bukan nyeri?
 Cara mendiagnosis penyakit ?
7
STEP III
Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
Diagnosis → Varisela
Varisela
 Definisi
Infeksi akut VVZ ,menyerang kulit dan mukosa,ada gejala konstusi
 Patogenesis
VVZ masuk tubuh melalui saluran nafas atas →multiplikasi →viremia 1 →
pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik →imunitas lemah → viremia 2(2 mgg)
Varisella Herpes zoster Herpes simplex Variola Impetigo bulosa
 bintil
bintil
 pertama di
sentral
 Cendrung
Umur
anak
 Tes tzanc
+,
polimorf
 Nyeri
 Reaktivasi vzv
 Timbul di satu
dermatom
unilateral
 Tidak selalu
demam
 Biasa terjadi
pada dewasa
disebabkan oleh
HSV
 Lesi lebih parah
dari varicela
 tempat
predileksi
berasa di
akral
 bintil diperifer
 didahului gigitan
serangga
 cairan keruh
8
 Gejala Klinis
o Std.prodormal
1-14 hari :demam,malaise,anoreksia,sakit kepala
o --std.erupsi
polimorf :papul eritem-vesikel-pustul-krusta
sentrifugal
 Penatalaksanaan
o Terapi simtomatis : antipiretik,analgesik
o Infeksi sekunder : antibiotik
o Imunocompromis : antivirus
o Ank: acyclovir 20 mg/kgbb slm 5 hr
o Dws :acyclovir 5X 800 mg/kgbb
o Famcyclovir
o Bedak + metanol -> mencegah vesikel pecah dan gatal
o Vaksin varisella :utk mencegah ,usia 12 bln -12 thn : 0.5 ml
o Bedak
o Vesikel-salisil 2% metanol 2%
o Krusta : kompres terbuka
o Terapi umum
-hiegin
9
STEP IV - MIND MAPPING
Penyakit Infeksi
Kulit Akibat Virus
MIND MAPPING
Herpes SimpleksHerpes Zoster
Moluskum
Kontagiosum
Variola
Varisela
10
STEP V - LEARNING OBJECTIVE
1) Diagnosis Banding Varisela ( Herpes zoster, Herpes simpleks, Variola ,
Moluskum Kontagiosum )
2) ResepVarisela
3) Kapan pemberian Acyclovir ?
11
STEP VI
 Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
 Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta
12
STEP VII – PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVES
1) Diagnosis Banding Varisela ( Herpes zoster, Herpes simpleks, Variola ,
Moluskum Kontagiosum )
Varisela
( Cacar air, chiken pox )
Herpes Zoster
( Cacar ular )
Definisi
o Infeksi akut primer oleh
virus varisela-zoster →
menyerang kulit dan
mukosa ,klinis terdapat
gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh
Definisi
o Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus varisela-zoster →
menyerang kulit dan mukosa,
infeksi ini merupakan reaktivasi
virus yang terjadi setelah infeksi
primer
Epidemiologi
o Tersebar kosmopolit
o Menyerang terutama
pada anak-anak, dapat
juga orang dewasa
o Transmisi : secara
aerogen
o Masa penularannya :
lebih kurang 7 hari dari
timbul gejala kulit
Epidemiologi
o Terjadi sporadis tanpa mengenal
musim
o Insiden dan keprahan me↑ dengan
bertambahnya usia
o Biasanya pada orang
dewasa,kadang pada anak-anak
o Frekuensi sama wanita dengan
pria
o Transmisi : secara aerogen dari
pasien yang sedang menderita
varisela / herpes zoster
Etiologi
o Virus Varisela Zoster,
yaitu kelompok virus
ukuran 140- 200 nm
berinti DNA
Etiologi
o Virus Varisela Zoster
-mengikuti infeksi primer virus varisela
zoster → partikel virus dpt tetap tinggal di ggl
sensoris saraf spinalis dan kranialis (tahunan)
→saat rspn imunitas seluler dan titer antibodi
spesifik ↓ (krn umur /peny.imunosupresif)→x
efektif lg mencegah virus→virus yg laten
mglm reaktivasi→ruam kulit
Patogenesis
Virus masuk ke alam tubuh melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring
13
ataupun konjungtiva
↓
Virus bermultiplikasi di tempat masuk (port d’entry)
↓
Sikus replikasi pertama terjadi pada hari ke 2-4 di lympha nodes regional
↓
Kemudian diikuti penyebaran virus dalam julah sedikit melalui darah dan
kelenjar limfe
↓
Mengakibatkan viremia primer (hari ke 4-6)
↓
Tubuh mencoba mengeliminasi virus melalui sistem pertahanan tubuh non-
spesifik dan imunitas spesifik terhadap VVZ
↓
Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal mengeliminasi virus akan terjadi
viremia sekunder (kurang lebih 2 minggu)
↓
Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai
epidermis (hari ke 14-16)
↓
Viremia sekunder ditandai dengan erupsi varisela terutama di sentral tubuh
dan di perifer tubuh lebih ringan
↓
Setelah erupsi kulit dan mukosa, VVZ berpindah tempat dari lesi kulit dan
permukaan mukosa ke ujung saraf sensoris dan ditransportasikan secara
sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris
↓
Kemudian virus menjadi laten (dorman) di ganglion dorsalis posterior, dimana
virus tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi
↓
Pada suatu saat dapat terjadi reaktivasi VVZ akibat imunitas seluler ↓
↓
Virus akan kembali bermultiplikasi seingga terjadi reaksi radang dan merusak
14
ganglion sensoris
↓
Virus ini akan menyebar ke sumsum tulang, batang otak dan melalui sensoris
akan sampai ke kulit
↓
Dapat terjadi manifestasi herpes zooster
Gejala klinik
o Masa inkubasi antara
14-21 hari , disusul oleh
- gejala prodormal : demam ,
malaise, nyeri
kepala ,disusul timbul
- erupsi kulit : berupa papul
eritematosa yang dalam beberapa
jam berubah menjadi → vesikel
yang khas berupa tetesan embun (
tear drops) → Vesikel ini akan
berubah menjadi pustul dan
kemudian pecah ,mengering
menjadi → krusta
- sementara proses ini
berlangsung, timbul lg vesikel-
vesikel baru → sehingga tampak
macam ruam kulit (polimorf )
o Penyebaran terutama
daerah badan
- kemudian menyebar secara
sentrifugal ke muka dan
ekstremitas
- serta dapat menyerang selaput
lendir mata , mulut, dan saluran
nafas bagian atas
o Jika terjadi infeksi
Gejala klinik
o Masa Inkubasi : 7- 12 hari
- gejala prodormal (blsg bbrp hari,1-10
hari)
*sistemik ( demam, pusing,malaise )
*lokal ( nyeri otot tulang, gatal, pegal)
- erupsi kulit
* eritema dalam waktu singkat → menjadi
vesikel yang berkelompok dengan dasar yang
eritematosa dan edem ) → vesikel isi cairan
jernih menjadi keruh → pustul → krusta
* Infeksi sekunder : menimbulkan ulkus →
penyembuhan berupa sikatriks
o Masa aktif penyakit : berupa lesi-
lesi baru yang tetap timbul →
seminggu
o Masa resolusi : kira-kira 1-2
minggu
o Lokalisasi : unilateral dan bersifat
dermatomal
(sesuai tempat persyarafan)
o Kelaina pd muka →gang. Nervus
trigeminus atau n.fasialis dan optikus
15
sekunder : tdp
pembesaran KGB
o Disertai rasa gatal
Herpes zoster oftalmikus
disebabkan o/ infeksi cbg I N.trigeminus →
shg menimbulkan kelaianan pada mata , cbg. II
dan III → kelaiana kulit daeran persyarafan
Sindrom Ramsay Hunt
diakibatkan gang. N. fasialis otot muka dan
optikus → gejala paralisis otot muka ,kelaianan
kulit, tinitus, vertigo, gang. pengecapan
Herpes zoster abortif
berlangsung dalam waktu singkat dan
kel.kulit hanya berupa bbrp vesikel dan
eritem
Herpes zoster generalisata
kelainan kulitnya unilateral dan segmental ,
menyebar secara generalisata
Neuralgia pascaherpetik
rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas
penyembuhan > 1 bulan stlh sakit sembuh
Diagnosis
o Tes Tzanck : membuat
sediaan hapus yang
diwarnai dengan
giemsa.
Bahan : dari kerokan dasar
vesikel
positif : sel datia berinti banyak
Diagnosis
o Tes Tzanck : membuat sediaan
hapus yang diwarnai dengan
giemsa.
Bahan : dari kerokan dasar vesikel
positif : sel datia berinti banyak
o Gambaran klinis khas
o Deteksi antigen (nucleid acid
varicella zoster) Isolasi virus dari
sediaan lesi ,pemeriksaan antibodi
Ig M
o PCR →mendeteksi DNAvirus
varicella zoster dari cairan
vesikel
o Kltur virus
o Direcimmunofluoreerecent
ag-staining
16
Diagnosis Banding
o Herpes zoster
o Variola : lebih berat ,
gamb.monomorf,
penyebaran dari akral
tubuh
Diagnosis Banding
o Herpes simpleks
Komplikasi
- ensefalitis
- pneumonia
- glomerulonefritis
- karditis
- konjungtivitis
- keratitis
Komplikasi
- NPH : dpt timbul > 40 thn
- keratitis
- neuritis optika
- paralisis motorik
Pengobatan
o Simtomatis : antipiretik
dan analgesik→u/
menghilangkan rasa gatal dpt
diberikan sedativ
o Lokal : bedak + zat anti
gatal
o Infeksi sekunder :
antibiotik berupa salep
dan
Oral
o Obat antivirus
o V.Z.I.G → mencegah /
meringankan varisela ,
IM dlm 4 hari setelah
terpajan
Pengobatan
--Prinsip : menghilangkan nyeri secepat
mungkin dengan cara membatasi replikasi
virus → mengurangi kerusakan saraf lanjut
Tatalaksana : sistemik & topikal
SISTEMIK
1.) Obat antivirus
menurut FDA (Food and Drug
Administration)
- famsiklovir (famvir) 3x500 mg
- valasiklovir (valtrex) 3x1000 mg
- asiklovir (zovirax) 5x800 mg
*Diberikan sebelum 72 jam awitan lesi
selama 7 hari
2.) Kortikosteroid
Prednison + asiklovir  mengurangi
nyeri akut
3.) Analgetik
- nyeri akut ringan : asetosal, piroksikam,
ibuprofen, diklofenak,
paracetamol, tramadol, as. mefenamat
- nyeri kronik hebat : kodein, morfin,
oksikodon
*Pernah kombinasi paracetamol-kodein
30-60 mg
4.) Antidepresan & antikonvulsan
penelitian : asiklovir + antidepresan
trisiklik/gabapentin  dapat mengurangi
prevalensi NPH
TOPIKAL
1.) Analgetik topikal
-Kompres
17
Kompres terbuka dengan solusio
Burowi (alumunium
asetat 5%, 4-6 kali/hari, 30-60 menit)
dan solusio Calamin
pada lesi akut  mengurangi nyeri &
pruritus.
Kompres dingin / cold pack .
-AINS (Antiinflamasi Nonsteroid)
bubuk aspirin dalam kloroform / etil
eter, krim endometasin
diklofenak
2.) Anestetik Lokal
untuk menghilangkan nyeri
3.) Kortikosteroid
krim/losio yang mengandung
kortikosteroid tidak digunakan pada lesi
akut herpes zooster & tidak dapat
mengurangi risiko terjadinya NPH
Variola
( Cacar , small pox )
Herpes Simpleks
Definisi
o Penyakit virus yang disertai
keadaan umum yang buruk,
dapat menyebabkan kematian
, efloresensinya bersifat
monomorf terutamaa di
perifer tubuh
Definisi
o Suatu lesi akut berupa vesikel
berkelompok di atas daerah
yang eritema, dapat satu atau
beberapa kelompok terutama
pada atau dekat sambungan
mukokutan
Etiologi
o Virus poks ( pox virus
variolae )
o
- dikenal 2 tipe yang hampir identif :
variola mayor → bila di
inokulasikan pd membrane
korioalantoik tumbuh pd suhu 38-
38,5◦C
variola minor (alastrim)→ tumbuh
< suhu 38◦C
Etiologi
o Herpes virus hominis (HVH)
dengan diameter 150 m,
merupakan virus DNA.
o 2 tipe HSV :
-HSV 1
ginggivostomatitis akut, herpes
labialis rekuren, keratokunjungtivitis,
encephalitis
-HSV 2
Herpes genital, herpes neonatal,
aseptik meningitis
18
-virus ini sangat stabil pada suhu
ruangan → shg dapat hidup di luar
tubuh manusia
Patogenesis
o Transmisi :
- terjadi secara aeorogen ,
karena virus ini terdapat
dalam jumlah banyak di
saluran napas bagian atas
- Dan terbawa/ tdp di pakaian
penderita
↓
o Setelah masuk ke dalam
tubuh , virus akan mengalami
multiplikasi delam sistem
retikuloendotelial
↓
o Kemudian masuk ke dalam
darah (viremia) fan
melepaskan diri melalui
kapiler dermis menuju sel
epidermis (epidermotoprik)
↓
o Dan membentuk badan
inklusi intra sitoplasma yang
terletak di inti sel (badan
Guarneri)
o Tipe variola yang timbul
bergantug pada imunitas tipe
virus dan gizi penderita
Patogenesis
o HSV 1 : paling banyak
berhungan dengan orofasial
o HSV 2: berhubungan dengan
infeksi perigenital
HSV-2 : kontak seksual  lesi
area genital
Penularan :
Lesi aktif
Lesi asimptomatik dapat juga
menularkan
Replikasi pada kulit atau membran
mukosa pada lokasi awal infeksi
↓
Migrasi up neuron
↓
Laten pada sel ganglia
(HSV-1 : trigeminal, HSV-2 :
lumbar dan sacral)
↓
Reaktivasi : inducer (perubahan
hormonal, sunlight, trauma, stress,
demam)
↓
Migrasi down neuron
↓
Replikas pada kulit
↓
Lesi
Gejala klinis
o Masa inkubasi : 2-3
minggu,tdpt 4 stadium
 Stadium prodromal
- berlangsung selama 3-4 hari
- ditandai dengan suhu tubuh naik ,
nyeri kepala, nyeri tulang, sedih,
gelisah, lemas dan muntah-muntah.
 Stadium maculopapular
- Suhu kembali normal
- tapi muncul macula eritematosa
yang cepat menjadi papul, t.u di
wajah dan ekstremitas
 Stadium vesikopustula
-Dalam 5-10 hari muncul vesikel
Gejala klinis
o Infeksi primer
• Tempat predileksi HSV tipe
1: daerah pinggang ke atas
,t.u mulut dan hidung
• Dimulai pd usia anak-anak
inokulasi dpt terjadi scr
kebetulan mis kontak kulit
perawat, dokter gigi atau
orang yg menggigit jari.
Virus ini jg
menyebabkan→herpes
ensepalitis
• HSV tipe II :daerah pinggang
ke bawah ,t.u daerah genital,
jg menyebabkan → herpes
19
yang berubah cepat menjadi
pustula.
- Suhu tubuh me↑ lagi
 Stadium resolusi
- Berlangsung dlm waktu 2 minggu,
- timbul krusta dan suhu tubuh mulai
turun → krusta terkelupas jd sikatriks
- Pengobatan di berikan antiviral
seperti asiklovir dll.
o Variola minor
- masa inkubasi :lebih singkat dan
gejala prodormal tampak ringan
- jumlah lesi lebih banyak
- mortalitas < 1%
o Varioloid
- timbul pd individu yg sudah
mendapat vaksinasi → shg didapati
imunitas parsial
- gejala prodormal :sdkt
- biasanya lesi di dahi, lengan atas
dan tangan
meningitis dan infeksi
neonatus
• Infeksi primer :lebih lama
dan berat , kira2 3 minggu –
dan sering disertai gejala
sistemik (demam, malaise,
anoreksia dan pembsran
KGB )
• Klinis : vesikel berkelompok
di atas kulit yang eritematosa,
brs cairan jernih→jd
seropurulen ,dpr jd krust, kdg
ulserasi dan sembuh
tanpa sikatriks
o Fase Laten
x ditemukan gjl klinis ,tpi HSV
ditemukan dlm keadaan tidak aktif
o Infeksi rekurens
• Infeksi ini berarti HSV pada
ganglion dorsalis dlm keadaan
tidak aktif → mekanisme pacu
jadi aktif dan mencapai kulit →
shg menimbulkan gejala klinis
• Mekanisme pacu : berupa trauma
fisik (demam, infeksi kurang
tidur, hub. Seksual, dll)
trauma psikis ( gang emosional,
menstruasi) dan dpt jg akibat
makanan minuman yg
merangsang
• Gejala klinis yg timbul lebih
ringan dr infeksi primer
,berlangsung kira-kira 7 – 10 hari
• Sering timbul gejala prodormal
lokal sebelum timbul vesikel brp
rasa panas, gatal dan nyeri
Penunjang diagninosis
o Inokulasi : pd korioalantoik
o Pemeriksaan virus dg
mikroskop elektron
Penunjang diagnosis
o Virus ditemukan pd vesikel
dan dapat dibiak
o Keadaan tdk ada lesi :
20
o Deteksi antigen virus pada
agar sel
diperiksa antibodi HSV
o Percobaan tzanck :
ditemukan sel datia berinti
banyak
Pengobatan
o Harus dikarantina
o Sistemik :
Obat anti viral (asiklovir / valasiklovir)
isoprinosin dan interferon globulin
gama
o Awasi kemungkinan timbul
infeksi sekunder, infeksi
nosokomial
o Jika lesi di mulut → makanan
lunak
o Topikal – penunjang
mis : kompres dg antiseptik /
salep antibiotik
Pengobatan
o Lesi dini : obat topikal
→ salep /krim yg mgd
preparat I idoksuridin (
stoxil, virugent)
→ preparat asiklovir : mgg
Replikasi DNA virus
o Jika ulserasi : kompres
o Oral : preparat asiklovir
→ baik 200 mg/hari slm
5 hari
o Penyakit > berat : - Parenteral
asiklovir
- preparat adenin
arabinosid
(vitarabin)
- interferon
Moluskum kontagiosum
Definisi
o Infeksi virus DNA genus Molluscipox
o Penyakit disebabkan oleh virus poks ,
klinis : > brp papul berbentuk kubah ,berkilat,dan pada permukaan tdp
lekukan
> berisi massa yang mgd moluskum
o Disebabkan : infeksi virus pada kulit dan membran mukosa ,
t.u menyerang anak-anak
Epidemiologi
o Ditemukan : > pd anak yg sering berenang di kolam renang
> orang dewasa dengan seksual aktif
> serta seseorang dengan daya tahan tubuh me↓
o Transmisi : > kontak langsung
> otoinukulasi
> mll benda terkontaminasi : handuk, baju ,kolam, mainan
Etiopatogenesis
o Virus moluskum kontagiosum ( MCV ) → Pox virus
→ tgl virus DNA , genus Mollus-
cipox
→ ditemukan 4 subtipe , tipe 1
(dianggap dpt menyerang
individu yg imunokompeten
21
o Virus : diameter 200-300 nm berinti DNA, replikasi dlm sitoplasma
dan menyebabkan hiperplasi sel terinfeksi
o Masa inkubasi : 2- 8 minggu
o Beberapa toll like receptors (TRLs) mampu mgnali struktur dan respon infeksi virus
o Pertumbuhan virus terbatas pada epidermis dan disintesis dalam sitoplasma sel di
stratum spinosum dan granulosum
Gejala Klinis
o Lokasi : wajah, leher , badan dan ekstremitas ( jrg di telapak tangan
dan telapak kaki )
pada dewasa → daerah pubis dan genetalia eksterna
o Kelainan kulit : papul bentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar s.d
lentikuler dan berwarna putih ,berkilat spt lilin.
Papul stlh lama membesar → kmdian ditengahnya tdp
lekukan ( delle)
o Infeksi sekunder → supurasi
o Papul > 1-5 mm bertangkai
> besar : 10-15 mm ( giant molluscum )
o Lesi : papul-papul dgn diameter 3-6 mm, disket, lunak, bewarna putih
seperti mutiara, papul meninggi disertai central umbilication
o Lesi pada kulit atau membran mukosa sendiri/ berkelompok
o Lesi dapat sembuh spontan dengan atau tanpa inflamasi
Histopatologi
o Virus dideteksi dgn pemeriksaan PCR
o Epidermis : hipertrofi dan hiperplasia
o Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan septa
jaringan ikat, di dalamnya terdapat 'badan moluskum‘( molluscum bodies atau
Henderson-Patterson bodies ) berupa sel-sel bulat atau lonjong yang mengalami
degenerasi keratohialin.
o Di epidermis , badan moluskum terperangkap dalam jaringan fibrosa
→ central cord
22
Diagnosis dan Diagnosis Banding
o Gambaran klinis , pewarnaan dan biopsi dari isi lesi
Morfologi khas : papul bulat, keras, berkilat mirip lilin dan permukaan
disertai delle
o DD : veruka vulgaris
varisella
pioderma
epitelioma
karsinoma sel basal
Tatalaksana
o Prinsip : mengeluarkan masa yg mengandung muluskum
o Kuretase tajam, bersihkan dan berikan salep
o Elektrokauterisasi / bedah beku : dg CO2 dan N2
 Terapi topikal
o Kanthadridin 0,7-0,9%
o Krim imiquimod 0,5%
o Podofilin 10-25%
o Pasta perak nitrat
o Retinoid
o Cidofovir 1%,3%
 Terapi sistemik
o Simetidin 40 mg/kg/hari
23
o Cidofovir oral
o Interferon a subkutaneus
• Variola Herpes Simplek
•
Herpes Zoster Moluskum
kontagius
•
24
2) ResepVarisela
3) Kapan Pemberian Acyclovir pada Varisela
 Penelitian pemberian Acyclovir pada anak-anak umur 2-12th sebagai early
treatment (dalam jangka waktu 24 jam setelah timbul ruam) dengan Acyclovir oral
(20mg/kgBB/hari 4x1 selama 5 hari) dapat menurunkan jumlah lesi dan menghambat
pembentukan lesi baru.
 Varisela bukanlah infeksi yang berbahaya bagi anak-anak karena bersifat self limiting
disease sehingga tidak perlu memberikan Acyclovir secara rutin.
 Penelitian pada remaja dan dewasa terhadap pemberian Acyclovir sebagai early
treatment (dalam jangka waktu 24 jam dari munculnya lesi pada kulit) dengan
Acyclovir oral (5x800 mg/hari selama 7 hari) dapat mempercepat pembentukan
krusta, menghambat penyebaran lesi, serta mempercepat durasi demam dan gejala
lain
dr. Diah Balqis Ikfi Hidayati
SIP. 1234567890
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Bandar Lampung
Bandar Lampung, 12 September 2017
R/ Acyclovir 400 mg tab No. V
m.f. pulv. No. XX
ʃ 4 dd pulv. I
R/ Salicylic Acid 2 % powder 60g pot No. I
ʃ prn. u.e.
R/ Paracetamol 120mg/5ml fl. No. I
ʃ 3 dd C I prn.
Pro : Anak A
Umur : 5th
Alamat : Raja Basa
25
 Acyclovir oral diberikan pada ibu hamil ketika proses organogenesis telah selesai,
yakni pada Trimester III, ketika ada resiko tinggi Pneumonia Varicella dan
kemungkinan penyebaran infeksi pada bayi yang dikandung melalui jalan lahir.
26
DAFTAR PUSTAKA
 Freedberg, et al. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
6th Edition. Volume 1. United States: McGraw-Hill
 Handoko, Ronny P. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI
 Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

More Related Content

What's hot

What's hot (13)

Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Rabies veteriner
Rabies veterinerRabies veteriner
Rabies veteriner
 
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptxSKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
 
varicella zooster
varicella zooster varicella zooster
varicella zooster
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
 
Filariasis
Filariasis Filariasis
Filariasis
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 
Isu semasa denggi
Isu semasa denggiIsu semasa denggi
Isu semasa denggi
 

Similar to 07 pleno dms sk 1

Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSWahyuTikaL
 
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1Aci Lasvi
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit BulaMeta A
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisellahomeworkping4
 
296456803 f6-borang
296456803 f6-borang296456803 f6-borang
296456803 f6-borangmahardikaaa
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Rosyid Ridho
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxlulukesling
 
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxPresentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxDIAHAMIN
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitTjoetnyak Izzatie
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitDedi Kun
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 

Similar to 07 pleno dms sk 1 (20)

Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
 
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
 
Intan shahifa
Intan shahifaIntan shahifa
Intan shahifa
 
Askep varisela
Askep variselaAskep varisela
Askep varisela
 
Measles
MeaslesMeasles
Measles
 
Infeksi Kulit.pptx
Infeksi Kulit.pptxInfeksi Kulit.pptx
Infeksi Kulit.pptx
 
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
Pencegahan dan pengendalian infeksi 1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit Bula
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisella
 
296456803 f6-borang
296456803 f6-borang296456803 f6-borang
296456803 f6-borang
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
 
Present ispa
Present ispaPresent ispa
Present ispa
 
PPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptxPPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptx
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
 
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptxPresentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
Presentasi penyakit_menular_pptx (1).pptx
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 

07 pleno dms sk 1

  • 1. 1 Laporan Tutorial BLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL Skenario 1 Disusun Oleh: Kelompok 6 Diah Baalqis Ikfi H 1518011076 Isma Fadilatul S 1518011124 Puji Indah Permatasari 1518011011 Almira Trihantoro Putri 1518011042 Achisna Rahmatika 1518011145 Fakhri Wisa Amrulloh 1518011171 Made Ayu Purnamasari 1518011152 Nadia Afifah 1518011078 Arina Muti Amaliah 1518011043 Melati Indah jelita 1518011103 Tutor: dr. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum wr.wb Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan diskusi tutorial ini. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dermato Musculoskeletal . Kepada para dosen yang teribat dala mata kuliah dalam blok ini, kami mengucapkan terima kasih atas segala pengarahan yang telah diberikan sehingga dapat menyusun laporan ini dengan baik. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna kesempurnaan laporan ini dan perbaikan bagi kita semua. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita semua. Wassalammu’alaikum wr.wb Bandar Lampung, September 2017 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata pengantar ........................................................................................................................... Daftar isi.................................................................................................................................... Skenario..................................................................................................................................... Step 1......................................................................................................................................... Step 2......................................................................................................................................... Step 3......................................................................................................................................... Step 4....................................................................................................................................... Step 5....................................................................................................................................... Step 6....................................................................................................................................... Step 7....................................................................................................................................... Daftar isi..................................................................................................................................
  • 5. 5 STEP I Clarify Unfamiliar Terms  Vesikel Benjolan berisi cairan jernih,<1 cm  Eritematous Makula yang berwarna merah  Erosi Keluar cairan bekas garukan sampai stratum spinosum  Krusta Pus yang pecah
  • 6. 6 STEP II Define the Problems  DD dan diagnosis penyakit?  Pemeriksaan Tzank tes?  Hub.penyakit dengan tetangga?  Hub.pertama kali sakit dengan udah pajanan kedua?  Tatalaksana dari penyakit tsb?  Kenapa bisa muncul bintil bintil lenting, demam, sakit kepala,  batuk,malaise ?  Kenapa bintil-bintilnya gatal?bukan nyeri?  Cara mendiagnosis penyakit ?
  • 7. 7 STEP III Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation Diagnosis → Varisela Varisela  Definisi Infeksi akut VVZ ,menyerang kulit dan mukosa,ada gejala konstusi  Patogenesis VVZ masuk tubuh melalui saluran nafas atas →multiplikasi →viremia 1 → pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik →imunitas lemah → viremia 2(2 mgg) Varisella Herpes zoster Herpes simplex Variola Impetigo bulosa  bintil bintil  pertama di sentral  Cendrung Umur anak  Tes tzanc +, polimorf  Nyeri  Reaktivasi vzv  Timbul di satu dermatom unilateral  Tidak selalu demam  Biasa terjadi pada dewasa disebabkan oleh HSV  Lesi lebih parah dari varicela  tempat predileksi berasa di akral  bintil diperifer  didahului gigitan serangga  cairan keruh
  • 8. 8  Gejala Klinis o Std.prodormal 1-14 hari :demam,malaise,anoreksia,sakit kepala o --std.erupsi polimorf :papul eritem-vesikel-pustul-krusta sentrifugal  Penatalaksanaan o Terapi simtomatis : antipiretik,analgesik o Infeksi sekunder : antibiotik o Imunocompromis : antivirus o Ank: acyclovir 20 mg/kgbb slm 5 hr o Dws :acyclovir 5X 800 mg/kgbb o Famcyclovir o Bedak + metanol -> mencegah vesikel pecah dan gatal o Vaksin varisella :utk mencegah ,usia 12 bln -12 thn : 0.5 ml o Bedak o Vesikel-salisil 2% metanol 2% o Krusta : kompres terbuka o Terapi umum -hiegin
  • 9. 9 STEP IV - MIND MAPPING Penyakit Infeksi Kulit Akibat Virus MIND MAPPING Herpes SimpleksHerpes Zoster Moluskum Kontagiosum Variola Varisela
  • 10. 10 STEP V - LEARNING OBJECTIVE 1) Diagnosis Banding Varisela ( Herpes zoster, Herpes simpleks, Variola , Moluskum Kontagiosum ) 2) ResepVarisela 3) Kapan pemberian Acyclovir ?
  • 11. 11 STEP VI  Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine  Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin  Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta
  • 12. 12 STEP VII – PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVES 1) Diagnosis Banding Varisela ( Herpes zoster, Herpes simpleks, Variola , Moluskum Kontagiosum ) Varisela ( Cacar air, chiken pox ) Herpes Zoster ( Cacar ular ) Definisi o Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster → menyerang kulit dan mukosa ,klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh Definisi o Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster → menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer Epidemiologi o Tersebar kosmopolit o Menyerang terutama pada anak-anak, dapat juga orang dewasa o Transmisi : secara aerogen o Masa penularannya : lebih kurang 7 hari dari timbul gejala kulit Epidemiologi o Terjadi sporadis tanpa mengenal musim o Insiden dan keprahan me↑ dengan bertambahnya usia o Biasanya pada orang dewasa,kadang pada anak-anak o Frekuensi sama wanita dengan pria o Transmisi : secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela / herpes zoster Etiologi o Virus Varisela Zoster, yaitu kelompok virus ukuran 140- 200 nm berinti DNA Etiologi o Virus Varisela Zoster -mengikuti infeksi primer virus varisela zoster → partikel virus dpt tetap tinggal di ggl sensoris saraf spinalis dan kranialis (tahunan) →saat rspn imunitas seluler dan titer antibodi spesifik ↓ (krn umur /peny.imunosupresif)→x efektif lg mencegah virus→virus yg laten mglm reaktivasi→ruam kulit Patogenesis Virus masuk ke alam tubuh melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring
  • 13. 13 ataupun konjungtiva ↓ Virus bermultiplikasi di tempat masuk (port d’entry) ↓ Sikus replikasi pertama terjadi pada hari ke 2-4 di lympha nodes regional ↓ Kemudian diikuti penyebaran virus dalam julah sedikit melalui darah dan kelenjar limfe ↓ Mengakibatkan viremia primer (hari ke 4-6) ↓ Tubuh mencoba mengeliminasi virus melalui sistem pertahanan tubuh non- spesifik dan imunitas spesifik terhadap VVZ ↓ Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal mengeliminasi virus akan terjadi viremia sekunder (kurang lebih 2 minggu) ↓ Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis (hari ke 14-16) ↓ Viremia sekunder ditandai dengan erupsi varisela terutama di sentral tubuh dan di perifer tubuh lebih ringan ↓ Setelah erupsi kulit dan mukosa, VVZ berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensoris dan ditransportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris ↓ Kemudian virus menjadi laten (dorman) di ganglion dorsalis posterior, dimana virus tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi ↓ Pada suatu saat dapat terjadi reaktivasi VVZ akibat imunitas seluler ↓ ↓ Virus akan kembali bermultiplikasi seingga terjadi reaksi radang dan merusak
  • 14. 14 ganglion sensoris ↓ Virus ini akan menyebar ke sumsum tulang, batang otak dan melalui sensoris akan sampai ke kulit ↓ Dapat terjadi manifestasi herpes zooster Gejala klinik o Masa inkubasi antara 14-21 hari , disusul oleh - gejala prodormal : demam , malaise, nyeri kepala ,disusul timbul - erupsi kulit : berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi → vesikel yang khas berupa tetesan embun ( tear drops) → Vesikel ini akan berubah menjadi pustul dan kemudian pecah ,mengering menjadi → krusta - sementara proses ini berlangsung, timbul lg vesikel- vesikel baru → sehingga tampak macam ruam kulit (polimorf ) o Penyebaran terutama daerah badan - kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas - serta dapat menyerang selaput lendir mata , mulut, dan saluran nafas bagian atas o Jika terjadi infeksi Gejala klinik o Masa Inkubasi : 7- 12 hari - gejala prodormal (blsg bbrp hari,1-10 hari) *sistemik ( demam, pusing,malaise ) *lokal ( nyeri otot tulang, gatal, pegal) - erupsi kulit * eritema dalam waktu singkat → menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar yang eritematosa dan edem ) → vesikel isi cairan jernih menjadi keruh → pustul → krusta * Infeksi sekunder : menimbulkan ulkus → penyembuhan berupa sikatriks o Masa aktif penyakit : berupa lesi- lesi baru yang tetap timbul → seminggu o Masa resolusi : kira-kira 1-2 minggu o Lokalisasi : unilateral dan bersifat dermatomal (sesuai tempat persyarafan) o Kelaina pd muka →gang. Nervus trigeminus atau n.fasialis dan optikus
  • 15. 15 sekunder : tdp pembesaran KGB o Disertai rasa gatal Herpes zoster oftalmikus disebabkan o/ infeksi cbg I N.trigeminus → shg menimbulkan kelaianan pada mata , cbg. II dan III → kelaiana kulit daeran persyarafan Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan gang. N. fasialis otot muka dan optikus → gejala paralisis otot muka ,kelaianan kulit, tinitus, vertigo, gang. pengecapan Herpes zoster abortif berlangsung dalam waktu singkat dan kel.kulit hanya berupa bbrp vesikel dan eritem Herpes zoster generalisata kelainan kulitnya unilateral dan segmental , menyebar secara generalisata Neuralgia pascaherpetik rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan > 1 bulan stlh sakit sembuh Diagnosis o Tes Tzanck : membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan giemsa. Bahan : dari kerokan dasar vesikel positif : sel datia berinti banyak Diagnosis o Tes Tzanck : membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan giemsa. Bahan : dari kerokan dasar vesikel positif : sel datia berinti banyak o Gambaran klinis khas o Deteksi antigen (nucleid acid varicella zoster) Isolasi virus dari sediaan lesi ,pemeriksaan antibodi Ig M o PCR →mendeteksi DNAvirus varicella zoster dari cairan vesikel o Kltur virus o Direcimmunofluoreerecent ag-staining
  • 16. 16 Diagnosis Banding o Herpes zoster o Variola : lebih berat , gamb.monomorf, penyebaran dari akral tubuh Diagnosis Banding o Herpes simpleks Komplikasi - ensefalitis - pneumonia - glomerulonefritis - karditis - konjungtivitis - keratitis Komplikasi - NPH : dpt timbul > 40 thn - keratitis - neuritis optika - paralisis motorik Pengobatan o Simtomatis : antipiretik dan analgesik→u/ menghilangkan rasa gatal dpt diberikan sedativ o Lokal : bedak + zat anti gatal o Infeksi sekunder : antibiotik berupa salep dan Oral o Obat antivirus o V.Z.I.G → mencegah / meringankan varisela , IM dlm 4 hari setelah terpajan Pengobatan --Prinsip : menghilangkan nyeri secepat mungkin dengan cara membatasi replikasi virus → mengurangi kerusakan saraf lanjut Tatalaksana : sistemik & topikal SISTEMIK 1.) Obat antivirus menurut FDA (Food and Drug Administration) - famsiklovir (famvir) 3x500 mg - valasiklovir (valtrex) 3x1000 mg - asiklovir (zovirax) 5x800 mg *Diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari 2.) Kortikosteroid Prednison + asiklovir  mengurangi nyeri akut 3.) Analgetik - nyeri akut ringan : asetosal, piroksikam, ibuprofen, diklofenak, paracetamol, tramadol, as. mefenamat - nyeri kronik hebat : kodein, morfin, oksikodon *Pernah kombinasi paracetamol-kodein 30-60 mg 4.) Antidepresan & antikonvulsan penelitian : asiklovir + antidepresan trisiklik/gabapentin  dapat mengurangi prevalensi NPH TOPIKAL 1.) Analgetik topikal -Kompres
  • 17. 17 Kompres terbuka dengan solusio Burowi (alumunium asetat 5%, 4-6 kali/hari, 30-60 menit) dan solusio Calamin pada lesi akut  mengurangi nyeri & pruritus. Kompres dingin / cold pack . -AINS (Antiinflamasi Nonsteroid) bubuk aspirin dalam kloroform / etil eter, krim endometasin diklofenak 2.) Anestetik Lokal untuk menghilangkan nyeri 3.) Kortikosteroid krim/losio yang mengandung kortikosteroid tidak digunakan pada lesi akut herpes zooster & tidak dapat mengurangi risiko terjadinya NPH Variola ( Cacar , small pox ) Herpes Simpleks Definisi o Penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk, dapat menyebabkan kematian , efloresensinya bersifat monomorf terutamaa di perifer tubuh Definisi o Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan Etiologi o Virus poks ( pox virus variolae ) o - dikenal 2 tipe yang hampir identif : variola mayor → bila di inokulasikan pd membrane korioalantoik tumbuh pd suhu 38- 38,5◦C variola minor (alastrim)→ tumbuh < suhu 38◦C Etiologi o Herpes virus hominis (HVH) dengan diameter 150 m, merupakan virus DNA. o 2 tipe HSV : -HSV 1 ginggivostomatitis akut, herpes labialis rekuren, keratokunjungtivitis, encephalitis -HSV 2 Herpes genital, herpes neonatal, aseptik meningitis
  • 18. 18 -virus ini sangat stabil pada suhu ruangan → shg dapat hidup di luar tubuh manusia Patogenesis o Transmisi : - terjadi secara aeorogen , karena virus ini terdapat dalam jumlah banyak di saluran napas bagian atas - Dan terbawa/ tdp di pakaian penderita ↓ o Setelah masuk ke dalam tubuh , virus akan mengalami multiplikasi delam sistem retikuloendotelial ↓ o Kemudian masuk ke dalam darah (viremia) fan melepaskan diri melalui kapiler dermis menuju sel epidermis (epidermotoprik) ↓ o Dan membentuk badan inklusi intra sitoplasma yang terletak di inti sel (badan Guarneri) o Tipe variola yang timbul bergantug pada imunitas tipe virus dan gizi penderita Patogenesis o HSV 1 : paling banyak berhungan dengan orofasial o HSV 2: berhubungan dengan infeksi perigenital HSV-2 : kontak seksual  lesi area genital Penularan : Lesi aktif Lesi asimptomatik dapat juga menularkan Replikasi pada kulit atau membran mukosa pada lokasi awal infeksi ↓ Migrasi up neuron ↓ Laten pada sel ganglia (HSV-1 : trigeminal, HSV-2 : lumbar dan sacral) ↓ Reaktivasi : inducer (perubahan hormonal, sunlight, trauma, stress, demam) ↓ Migrasi down neuron ↓ Replikas pada kulit ↓ Lesi Gejala klinis o Masa inkubasi : 2-3 minggu,tdpt 4 stadium  Stadium prodromal - berlangsung selama 3-4 hari - ditandai dengan suhu tubuh naik , nyeri kepala, nyeri tulang, sedih, gelisah, lemas dan muntah-muntah.  Stadium maculopapular - Suhu kembali normal - tapi muncul macula eritematosa yang cepat menjadi papul, t.u di wajah dan ekstremitas  Stadium vesikopustula -Dalam 5-10 hari muncul vesikel Gejala klinis o Infeksi primer • Tempat predileksi HSV tipe 1: daerah pinggang ke atas ,t.u mulut dan hidung • Dimulai pd usia anak-anak inokulasi dpt terjadi scr kebetulan mis kontak kulit perawat, dokter gigi atau orang yg menggigit jari. Virus ini jg menyebabkan→herpes ensepalitis • HSV tipe II :daerah pinggang ke bawah ,t.u daerah genital, jg menyebabkan → herpes
  • 19. 19 yang berubah cepat menjadi pustula. - Suhu tubuh me↑ lagi  Stadium resolusi - Berlangsung dlm waktu 2 minggu, - timbul krusta dan suhu tubuh mulai turun → krusta terkelupas jd sikatriks - Pengobatan di berikan antiviral seperti asiklovir dll. o Variola minor - masa inkubasi :lebih singkat dan gejala prodormal tampak ringan - jumlah lesi lebih banyak - mortalitas < 1% o Varioloid - timbul pd individu yg sudah mendapat vaksinasi → shg didapati imunitas parsial - gejala prodormal :sdkt - biasanya lesi di dahi, lengan atas dan tangan meningitis dan infeksi neonatus • Infeksi primer :lebih lama dan berat , kira2 3 minggu – dan sering disertai gejala sistemik (demam, malaise, anoreksia dan pembsran KGB ) • Klinis : vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa, brs cairan jernih→jd seropurulen ,dpr jd krust, kdg ulserasi dan sembuh tanpa sikatriks o Fase Laten x ditemukan gjl klinis ,tpi HSV ditemukan dlm keadaan tidak aktif o Infeksi rekurens • Infeksi ini berarti HSV pada ganglion dorsalis dlm keadaan tidak aktif → mekanisme pacu jadi aktif dan mencapai kulit → shg menimbulkan gejala klinis • Mekanisme pacu : berupa trauma fisik (demam, infeksi kurang tidur, hub. Seksual, dll) trauma psikis ( gang emosional, menstruasi) dan dpt jg akibat makanan minuman yg merangsang • Gejala klinis yg timbul lebih ringan dr infeksi primer ,berlangsung kira-kira 7 – 10 hari • Sering timbul gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel brp rasa panas, gatal dan nyeri Penunjang diagninosis o Inokulasi : pd korioalantoik o Pemeriksaan virus dg mikroskop elektron Penunjang diagnosis o Virus ditemukan pd vesikel dan dapat dibiak o Keadaan tdk ada lesi :
  • 20. 20 o Deteksi antigen virus pada agar sel diperiksa antibodi HSV o Percobaan tzanck : ditemukan sel datia berinti banyak Pengobatan o Harus dikarantina o Sistemik : Obat anti viral (asiklovir / valasiklovir) isoprinosin dan interferon globulin gama o Awasi kemungkinan timbul infeksi sekunder, infeksi nosokomial o Jika lesi di mulut → makanan lunak o Topikal – penunjang mis : kompres dg antiseptik / salep antibiotik Pengobatan o Lesi dini : obat topikal → salep /krim yg mgd preparat I idoksuridin ( stoxil, virugent) → preparat asiklovir : mgg Replikasi DNA virus o Jika ulserasi : kompres o Oral : preparat asiklovir → baik 200 mg/hari slm 5 hari o Penyakit > berat : - Parenteral asiklovir - preparat adenin arabinosid (vitarabin) - interferon Moluskum kontagiosum Definisi o Infeksi virus DNA genus Molluscipox o Penyakit disebabkan oleh virus poks , klinis : > brp papul berbentuk kubah ,berkilat,dan pada permukaan tdp lekukan > berisi massa yang mgd moluskum o Disebabkan : infeksi virus pada kulit dan membran mukosa , t.u menyerang anak-anak Epidemiologi o Ditemukan : > pd anak yg sering berenang di kolam renang > orang dewasa dengan seksual aktif > serta seseorang dengan daya tahan tubuh me↓ o Transmisi : > kontak langsung > otoinukulasi > mll benda terkontaminasi : handuk, baju ,kolam, mainan Etiopatogenesis o Virus moluskum kontagiosum ( MCV ) → Pox virus → tgl virus DNA , genus Mollus- cipox → ditemukan 4 subtipe , tipe 1 (dianggap dpt menyerang individu yg imunokompeten
  • 21. 21 o Virus : diameter 200-300 nm berinti DNA, replikasi dlm sitoplasma dan menyebabkan hiperplasi sel terinfeksi o Masa inkubasi : 2- 8 minggu o Beberapa toll like receptors (TRLs) mampu mgnali struktur dan respon infeksi virus o Pertumbuhan virus terbatas pada epidermis dan disintesis dalam sitoplasma sel di stratum spinosum dan granulosum Gejala Klinis o Lokasi : wajah, leher , badan dan ekstremitas ( jrg di telapak tangan dan telapak kaki ) pada dewasa → daerah pubis dan genetalia eksterna o Kelainan kulit : papul bentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar s.d lentikuler dan berwarna putih ,berkilat spt lilin. Papul stlh lama membesar → kmdian ditengahnya tdp lekukan ( delle) o Infeksi sekunder → supurasi o Papul > 1-5 mm bertangkai > besar : 10-15 mm ( giant molluscum ) o Lesi : papul-papul dgn diameter 3-6 mm, disket, lunak, bewarna putih seperti mutiara, papul meninggi disertai central umbilication o Lesi pada kulit atau membran mukosa sendiri/ berkelompok o Lesi dapat sembuh spontan dengan atau tanpa inflamasi Histopatologi o Virus dideteksi dgn pemeriksaan PCR o Epidermis : hipertrofi dan hiperplasia o Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan septa jaringan ikat, di dalamnya terdapat 'badan moluskum‘( molluscum bodies atau Henderson-Patterson bodies ) berupa sel-sel bulat atau lonjong yang mengalami degenerasi keratohialin. o Di epidermis , badan moluskum terperangkap dalam jaringan fibrosa → central cord
  • 22. 22 Diagnosis dan Diagnosis Banding o Gambaran klinis , pewarnaan dan biopsi dari isi lesi Morfologi khas : papul bulat, keras, berkilat mirip lilin dan permukaan disertai delle o DD : veruka vulgaris varisella pioderma epitelioma karsinoma sel basal Tatalaksana o Prinsip : mengeluarkan masa yg mengandung muluskum o Kuretase tajam, bersihkan dan berikan salep o Elektrokauterisasi / bedah beku : dg CO2 dan N2  Terapi topikal o Kanthadridin 0,7-0,9% o Krim imiquimod 0,5% o Podofilin 10-25% o Pasta perak nitrat o Retinoid o Cidofovir 1%,3%  Terapi sistemik o Simetidin 40 mg/kg/hari
  • 23. 23 o Cidofovir oral o Interferon a subkutaneus • Variola Herpes Simplek • Herpes Zoster Moluskum kontagius •
  • 24. 24 2) ResepVarisela 3) Kapan Pemberian Acyclovir pada Varisela  Penelitian pemberian Acyclovir pada anak-anak umur 2-12th sebagai early treatment (dalam jangka waktu 24 jam setelah timbul ruam) dengan Acyclovir oral (20mg/kgBB/hari 4x1 selama 5 hari) dapat menurunkan jumlah lesi dan menghambat pembentukan lesi baru.  Varisela bukanlah infeksi yang berbahaya bagi anak-anak karena bersifat self limiting disease sehingga tidak perlu memberikan Acyclovir secara rutin.  Penelitian pada remaja dan dewasa terhadap pemberian Acyclovir sebagai early treatment (dalam jangka waktu 24 jam dari munculnya lesi pada kulit) dengan Acyclovir oral (5x800 mg/hari selama 7 hari) dapat mempercepat pembentukan krusta, menghambat penyebaran lesi, serta mempercepat durasi demam dan gejala lain dr. Diah Balqis Ikfi Hidayati SIP. 1234567890 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung Bandar Lampung, 12 September 2017 R/ Acyclovir 400 mg tab No. V m.f. pulv. No. XX ʃ 4 dd pulv. I R/ Salicylic Acid 2 % powder 60g pot No. I ʃ prn. u.e. R/ Paracetamol 120mg/5ml fl. No. I ʃ 3 dd C I prn. Pro : Anak A Umur : 5th Alamat : Raja Basa
  • 25. 25  Acyclovir oral diberikan pada ibu hamil ketika proses organogenesis telah selesai, yakni pada Trimester III, ketika ada resiko tinggi Pneumonia Varicella dan kemungkinan penyebaran infeksi pada bayi yang dikandung melalui jalan lahir.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA  Freedberg, et al. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 6th Edition. Volume 1. United States: McGraw-Hill  Handoko, Ronny P. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI  Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC