2. Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus Varicella-zoster. Sebagian besar kasusnya terjadi
pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Penyakit ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa yang belum pernah
terinfeksi. Ketika dialami oleh orang dewasa, umumnya
gejala dari cacar air akan lebih parah.
3. .
- Penyakit cacar telah terjadi dari waktu ke waktu selama ribuan tahun, tetapi
penyakit ini sekarang diberantas setelah program vaksinasi sukses di seluruh
dunia. Kasus cacar terakhir di Amerika Serikat pada tahun 1949. Kasus yang
terjadi secara alami terakhir di dunia ini di Somalia pada tahun 1977. Setelah
penyakit tersebut dieliminasi dari dunia, vaksinasi rutin terhadap cacar di
kalangan masyarakat umum dihentikan karena tidak lagi diperlukan untuk
pencegahan.
- Negara tropis dan subtropis memiliki insidens infeksi varicella pada orang
dewasa yang lebih tinggi dibandingkan negara beriklim sedang seperti Amerika
Serikat dan Eropa . Tidak terdapat perbedaan insidensi berdasarkan jenis kelamin
maupun ras .
EPIDEMIOLOGI
4. VARICELLA ZOSTER VIRUS
Famili : Poxpiridae,
Sub famili : Chordopoxpirinae,
Genus : Orthopoxvirus
Virus berbentuk bata besar berukuran
sekitar 302- 350 nanometer dengan
244-270 nm, dengan DNA beruntai
tunggal linear ganda kilobase genom
186 pasang (kbp) dalam ukuran dan
berisi loop jepit rambut pada tiap
ujungnya.
Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini
menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan
kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.
5. 01
Bagian tubuh yang terkena cacar
Benjolan pada awalnya banyak tumbuh di bagian dada, punggung,
atau wajah. Kemudian akan menjalar ke bagian tubuh lainnya seperti
kepala, mulut, hidung, telinga, dan daerah genital.
6. • Pada permulaannya, penderita
akan merasa sedikit demam,
pilek, cepat merasa lelah, lesu,
dan lemah.
• Pada kasus yang lebih berat,
bisa didapatkan nyeri sendi,
sakit kepala dan pusing.
• Beberapa hari kemudian
timbullah kemerahan pada
kulit yang berukuran kecil
yang pertama kali ditemukan
di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti timbul di
anggota gerak dan wajah.
7. Mekanisme Penyerangan Cacar
• Virus varicella diperoleh dari inhalasi (pernafasan ke paru-
paru). Partikel virus tsb dapat tetap pada benda seperti
pakaian, tempat tidur, dan permukaan hingga 1 minggu.
• Virus dimulai di paru- paru, dari sana virus menyerang
aliran darah dan menyebar ke kulit, usus, paru-paru, ginjal,
dan otak.
• Aktivitas virus dalam sel-sel kulit menciptakan ruam yang
disebut papula (karakteristik : datar, lesi merah). Setelah
itu vesikel (lepuh mengangkat) terbentuk. Kemudian,
pustula (jerawat berisi nanah) muncul sekitar 12-17 hari
setelah seseorang menjadi terinfeksi.
8. Manifestasi Klinis
Gejala klinis mulai dari gejala prodromal
Yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul
timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam
berubah menjadi vesikel.
Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah
menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung
timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata,
mulut dan saluran nafas bagian atas.
Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
(lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
9. KOMPLIKASI
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang
timbul dan lebih sering pada orang
dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia,
glumerulonephritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan
beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama
kehamilan dapat menimbulkan kelainan
konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi
beberapa hari menjelang kelahiran dapat me-
nyebabkan varisela konginetal pada neonatus.
10. 1. Pemeriksaan Tzank smear untuk mengetahui adanya sel datia berinti banyak. Hal ini
dilakukan dengan mengikis dasar vesikel, membuat apusan menggunakan pewarnaan
Giemsa, Hematoxylin Eosin, atau pewarnaan lainnya.Pemeriksaan ini tidak spesifik
dengan sensitivitas 60%.
2. Pemeriksaan dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) merupakan
pemeriksaan diagnostik terbaik dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik, serta
hasil yang cepat (satu hari atau kurang). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari DNA
VVZ dari cairan vesikel (spesimen terbaik) atau spesimen lain (pengikisan lesi, krusta,
biopsi jaringan, darah, air liur, atau cairan serebrospinal). PCR dapat membedakan
VVZ dari virus herpes simpleks, atau membedakan strain liar dari strain vaksin Oka
3. Pemeriksaan kultur VZV adalah standar emas untuk mendiagnosis varisela. Isolasi virus
dapat dilakukan dalam 1-2 hari setelah timbulnya ruam. kultur membutuhkan waktu satu
minggu atau lebih. Sensitivitas kultur lebih rendah dari PCR. Kultur dapat digunakan
untuk menentukan sensitivitas terhadap antivirus. Spesimen diaspirasi dari vesikel baru
dengan cairan bening. Risiko kegagalan meningkat setelah vesikel menjadi pustula, dan
tidak pernah diisolasi dari kerak.
Pemeriksaan Laboratorium
11. Pemeriksaan Laboratorium
4. Histopatologi juga dapat dilakukan di mana varicella dapat ditemukan akantosis, degenerasi
balon, badan inklusi intranuklear eosinofilik (asidofilik), dan sel raksasa berinti banyak (akibat fusi
sel epitel yang terinfeksi dengan sel 13 sekitarnya). Pada dermis dapat ditemukan edema dan
infiltrat sel mononuklear. Pemeriksaan dengan imunofluoresensi atau pewarnaan
imunoperoksidase dari bahan seluler vesikel baru atau prevesikular dapat mendeteksi VVZ lebih
sering daripada kultur
.5. Pemeriksaan serologis digunakan untuk membuat diagnosis secara retrospektif dengan
membandingkan serum akut dan serum penyembuhan.2 Tes ini jarang dilakukan, dan biasanya
dilakukan untuk pasien rentan yang merupakan kandidat untuk isolasi atau profilaksis. Tes
serologis dapat dilakukan dengan fase padat enzymelinked immunosorbent assay, fluorescent-
antibody to membrane antigen of VZV, atau latex aglutination test. Beberapa tes tambahan adalah
tes darah perifer, yang dapat mengungkapkan penurunan leukosit.
12. 1. Pemeriksaan Tzank smear untuk mengetahui adanya sel datia berinti banyak. Hal ini
dilakukan dengan mengikis dasar vesikel, membuat apusan menggunakan pewarnaan
Giemsa, Hematoxylin Eosin, atau pewarnaan lainnya.Pemeriksaan ini tidak spesifik
dengan sensitivitas 60%.
2. Pemeriksaan dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) merupakan
pemeriksaan diagnostik terbaik dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik, serta
hasil yang cepat (satu hari atau kurang). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari DNA
VVZ dari cairan vesikel (spesimen terbaik) atau spesimen lain (pengikisan lesi, krusta,
biopsi jaringan, darah, air liur, atau cairan serebrospinal). PCR dapat membedakan
VVZ dari virus herpes simpleks, atau membedakan strain liar dari strain vaksin Oka
3. Pemeriksaan kultur VZV adalah standar emas untuk mendiagnosis varisela. Isolasi virus
dapat dilakukan dalam 1-2 hari setelah timbulnya ruam. kultur membutuhkan waktu satu
minggu atau lebih. Sensitivitas kultur lebih rendah dari PCR. Kultur dapat digunakan
untuk menentukan sensitivitas terhadap antivirus. Spesimen diaspirasi dari vesikel baru
dengan cairan bening. Risiko kegagalan meningkat setelah vesikel menjadi pustula, dan
tidak pernah diisolasi dari kerak.
Pemeriksaan Laboratorium
13. Pencegahan Penyakit
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12
bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun
yang tidak mempunyai kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya
dengan kekebalan tubuh.
Berikut tips untuk mencegah cacar air:
• Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. Pakaian
dan lingkungan kotor merupakan sumber dari penyakit. Badan
yang kotor akan mudah terinfeksi oleh kuman penyakit.
• Mengkonsumsi makanan bergizi. Makanan bergizi membuat
tubuh sehat dan berstamina kuat sehingga dapat menangkal
serangan infeksi kuman penyakit.
• Menghindari sumber penularan penyakit cacar air.
• Imunisasi vaksin cacar air.
14. Pengobatan
Pada saat ini acyclovir telah terbukti bermanfaat untuk pengobatan
varisela, Acyclovir – 9 – [(2-hydroxy thonyl) methyl]
guanine merupakan chat pilihan. Obat ini dapat digunakan:
secara intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau
dengan gangguan sistem kekebalan.
Sedang pada pemberian oral dapat digunakan pada anak yang
tanpa komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa penyakit ini dapat
sembuh sendiri.