Dokumen tersebut membahas tentang obstipasi pada bayi dan balita. Obstipasi adalah gangguan yang kerap terjadi pada bayi yang ditandai dengan sulitnya buang air besar dan tinja yang keras. Patogenesis obstipasi terjadi karena gangguan mekanisme usus yang normal yang terdiri dari asupan cairan, kegiatan fisik dan mental, serta jumlah asupan makanan berserat. Diagnosa obstipasi didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik
3. A. Definisi
• Obstipasi adalah gangguan yang kerap terjadi pada
bayi. Gejalanya selain sulit buang air besar adalah tinja
keras, nyeri di atas anus, bahkan keluar darah segar akibat
perlukaan anus.
• Tetapi, pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, buang
air besar yang keras 2-4 hari sekali sudah dianggap
obstipasi. Lain halnya pada bayi yang mengkonsumsi ASI,
walaupun BAB nya 2-5 hari sekali (asal konsistensi tinjanya
lembek), tidak dianggap obstipasi.
(Marmi, SST danKukuhRahardjo 2012)
4. B. Patogenesis / Patofisiologis
Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam
keadaan kosong kecuali bila adanya refleks masa dari
kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang
terjadi sekali atau duakali sehari.
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang kan
dicerna memasuki kolon, air dan elektrolit di absorbsi
melewati membrane penyerapan.
( SitiatavaRizema Putra, 2012)
Mekanisme usus yang normal terdiri dari 3 faktor :
1. Asupan cairan yang adekuat.
2. Kegiatan fisik dan mental.
3. Jumlah asupan makanan berserat.
5. C. Etiologi
• 1. Kebiasaan makan
• 2. Hypothyroidisme
• 3. Keadaan mental
• 4. Penyakit organis
• 5. Kelainan kongenital
• 6. Penyebab lain, misalnya karena
diet yang salah tidak adanya serat
selulosa untuk mendorong terjadinya
peristaltik. Atau pada anak setelah
sakit atau sedang sakit dimana anak
masih kekurangan cairan.
( SitiatavaRizema Putra, 2012)
6. D. Klasifikasi Obstipasi
1.Obstipasi Total
Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau
flatus dan pada pemeriksaan colok dubur
didapat rectum yang kosong, kecuali jika
obstipasi terdapat pada rectum.
2.Obstipasi Parsial
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar
selama beberapa hari, tetapi kemudian dapat
mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan
obstruksi parsial kurang darurat daripada
obstruksi total.
( SitiatavaRizema Putra, 2012)
7. E. Tanda dan Gejala
• Sakit dan kejang pada perut.
• Bayi sering menangis.
• Susah tidur dan gelisah.
• Kadang-kadang muntah.
• Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi).
• Bayi susah/tidak mau menyusui.
• Bising usus yang janggal.
• Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
• Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam rektum
• Terdapat luka pada anus
( SitiatavaRizema Putra, 2012)
9. Lanjutan…
• Pencitraan dengan CT scan, USG, X
rays dengan atau tanpa bahan
kontras.
• Laboratorium seperti pemeriksaan
elektrolit darah (mengetahui
dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit), hematokrit (apakah ada
anemia yang dihubungkan dengan
perdarahan usus missal akibat
neoplasma), hitung leukosit
(mengetahui infeksi usus).
Endoskopi untuk melihat bagian
dalam kolon dan menentukan sebab
obstipasi.
10. G. Penatalaksanaan Obstipasi
1. Penatalaksanan yang dilakukan adalah :
• Mencari penyebab obstipasi
• Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan
memperhatikan gizi, tambahan cairan, dan psikis.
• Pengosongan rektum jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk
menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosonganrektum bisa
dilakukan dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, obat-
obatan
• Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan
yang banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.
• Diet pada obstruksi total dianjurkan tidak makan apa-apa.
• Pada obstruksi parsial, dapat diberikan makanan cair dan obat-obat
oral.
• Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila
diperlukan saja.
11. Lanjutan…
• Peningkatan intake cairan
• Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes
tekanan usus.
• Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI
yang memadai bisa diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada
botol pagi dan malam hari
• Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan
• Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat
tinggi atau jus aprikot,buah prem kering atau prem.
• Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi
seperti buah-buahan,kacang polong,sereal,keripik graham,buncis
dan bayam.
2. Perawatan medis 3. Operasi
12. TINJAUAN KASUS
Data Subjektif
• Ny.Z mengatakan bahwa bayinya yang berumur 1 bulan tidak bisa BAB selama 5 hari yang lalu. Anak
sering menangis, perut anak kembung, serta anus anak memerah.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
• Keadaan umum baik
Tanda Vital :
• Nadi : 120x/i
• Suhu : 37,5⁰C
• Pernafasan : 120 x/i
Antropometri :
• Berat badan : 3,9 kg
• Panjang badan : 58,1 cm
• Lingkar lengan atas : 12 cm
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
• abdomen :
Perkusi=kembung,
Palpasi=terasa tegang dank eras pada abdomen,
Auskultasi=bising usus yang janggal,
Inspeksi=bayi meringis ketika dilakukan palpasi.
• Anus : tidak atresia ani tapi terlihat memerah.
• Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada edema, pergerakan normal.
• Rectal tussae : terasa jepitan udara dan mekonium menyemprot.
13. Assesment
• Diagnosa bayi Ny.Z usia 1 bulan KU baik dengan obstipasi.
• Diagnosapotensial : dapat terjadi obstipas itotal .
Planning
• Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
Evaluasi : ibu paham dengan penjelasan yang diberikan
• Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa
dijadwalkan.
Evaluasi : ibu paham dan mau melakukan apa yang dianjurkan.
• Anjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi makanan seperti yang telah dijelaskan
• Menganjurkan ibu untuk berhenti pemakaian obat diare
Evaluasi : ibu mengerti dan mau menghentikannya
• Memberikan terapi obat berupa lactulose 5 ml selama 3 hari pertama
sehingga BAB bayi menjadi lunak.
Evaluasi : ibu menerima obat yang telah diberikan.
• Mengajurkan ibu untuk kembali 3 hari lagi
Evaluasi : ibu berjanji akan datang apabila ada keluhan atau masalah pada
bayinya.
14. Terimakasih Kepada…
• Dosen Pembimbing : Deasy Irawati, M.keb
• Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: EGC
• Fauziah, Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan
Neonatu, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika
• Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
• Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
• Rizema Putra, Sitiatava. 2012.
AsuhanNeonatusBayidanBalitauntukKepera
watandanKebidanan.Yogyakarta : D-Medika
• https://www.scribd.com/doc/78403585/Ob
stipasi (diakses tanggal 13 September 2016
jam 20.15)