4. POST PARTUM/MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium)
dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika
alat- alat kandungan
kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-
kira 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseluruhan
akan pulih dalam waktu 3
bulan (Anggraini, 2010).
5. TAHAP-TAHAPAN POST PARTUM
• Puerperium dini adalah masa kepulihan yakni
seorang ibu di perbolehkan berjalan-jalan.
Puerperium
Dini
• Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ
genetalia kira-kira 6-8 minggu.
Puerperium
Intermedial
• Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna apabila ibu selama hamil (persalinan
mempunyai komplikasi), berlangsung 3 bulan.
Remote
Puerperium
6. ETIOLOGI
Sunarsih (2013)
. Post partum dini
• Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi
jalan lahir, robekan jalan lahir dan hematoma.
. Post partum lambat
• Post partum lambat adalah tertinggalnya
sebagian plasenta, ubinvolusi didaerah insersi
plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
7. PERUBAHAN FISIK
1. Perubahan uterus
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari
pasca persalinan, setinggi umbilicus, setelah 4
minggu masuk panggul, setelah 2 minggu kembali
pada ukuran sebelum hamil).
2. Lochea
a. Lochea rubra (Cruenta)
b. Lochea sanguinolenta
c. Lochea serosa
d. Lochea alba
8. PERUBAHAN FISIK
3. Perubahan vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
4. Perubahan pada perineum
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan
bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu
cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa,
kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan
ukuran yang lebih besar dan pada sirkumfarensia
suboksipito bregmatika.
5. Perubahan pada sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan
anak.
9. PERUBAHAN FISIK
6. Perubahan pada sistem perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu
7. Perubahan tanda-tanda vital
a. Suhu
Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh mungkin naik
sedikit, antara 37,2◦C-37,5°C.
b. Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali
permenit
c. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat dari sebelum persalinan pada
1-3 hari post partum.
d. Respirasi
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.
10. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
FASE TAKING IN
FASE LETTING GO
FASE TAKING HOLD
ibu sedang berfokus terutama pada dirinya
sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan
proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhir.
Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidak
mampuan dan tanggung jawab dalam merawat bayi.
Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif mudah
tersinggung dan gampang marah.
Periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya
11. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin, utamanya
pemeriksaan Hemoglobin. Umumnya jika terjadi
perdarahan masif dapat ditemukan hasil Hb
kurang dari 8 g/dL.
1. Darah Lengkap
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat apakah
terdapat sisa plasenta ataupun gumpalan darah.
2. USG
12. PERAWATAN MASA NIFAS
1. MOBILISASI
2. DIET
3. MIKSI
4. DEFEKASI
5. PERAWATAN PAYUDARA
6. LAKTASI
13. Komplikasi Post Partum
PERDARAHAN
• Perdarahan post partum (apabila kehilangan
darah lebih dari 500 mL selama 24 jam
pertama setelah kelahiran bayi)
INFEKSI
• Infeksi masa nifas adalah infeksi peradangan
pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh
sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya
suhu badan melebihi 38 ˚C
16. PENGKAJIAN
1. Biodata klien
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang
keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir,
perkiraan tanggal partus.
4. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa?
Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui
orang tua?
17. PENGKAJIAN
5. Riwayat obstetri
Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium: USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional
dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
Riwayat persalinan
a. Riwayat persalinan lalu: Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b. Riwayat nifas pada persalinan lalu: Pernah mengalami demam,
keadaan lochea, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas
setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada
payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon
dan support keluarga.
18. PENGKAJIAN
c. Riwayat persalinan saat ini: Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama
persalinan, dengan episiotomi atau tidak, kondisi
perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta,
kelengkapan placenta, jumlah perdarahan.
d. Riwayat New Born: apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung
menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi,
nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan,
kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment
secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
atau susu formula.
19. PENGKAJIAN
6. Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang
kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu,
bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana
mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut
diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang?
8. Riwayat psikososial-kultural
20. PENGKAJIAN
9. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan
congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
10. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan
orang terdekat, sibling, type rumah, community
seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan
keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
21. PENGKAJIAN
11. Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman
yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).
Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka
episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,
rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
22. PENGKAJIAN
Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut
dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan
genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan
wajah.
Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat
setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan
melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan
relaks.
23. PENGKAJIAN
12. Seksual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan
13. Konsep diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui,
persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama
kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau
karena bentuk tubuh yang pendek.14.
14. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan
tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan
perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel.
Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan
karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan,
kebutuhan minum, perubahan kulit.
24. PENGKAJIAN
15. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat
kesadaran.
BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi
cenderung bradikardi, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung,
Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit,
keadaan areola dan puting susu, stimulation nepple erexi.
Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah
bening diketiak.
25. PENGKAJIAN
Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal),
musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat
diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi
(keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri,
perabaan distensi blas.
Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina,
keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah
hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema,
drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba),
Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit,
nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot.
26. PENGKAJIAN
16. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post
partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE),
eritrosit, leukosit, Trombosit.
Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture
urine.
27. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan rupture jaringan, personal hygiene kurang
baik
3. Ketidakefektifam pemberian asi berhubungan dengan penyempitan duktus
intiverus
4. Konstipasi berhubungan dengan adanya luka episiotomi
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan adanya luka episiotomi
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan tubuh.
7. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran akan ketidakmampuan merawat
bayi.
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dalam
merawat bayi.
28. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST (P : faktor
penambah dan pengurang nyeri, Q : kualitas atau jenis nyeri,
R :regio atau daerah yang mengalami nyeri, S : skala nyeri, T
: waktu dan frekuensi).
2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap
nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang
dan tenang
4. Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan
perhatian klien pada hal lain
5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
6. Kolaborasi pemberian analgetik
Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan
kontraksi uterus
29. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pantau vital sign
2. Kaji daerah perineum dan vulva
3. Kaji pengetahuan pasien mengenai cara
perawatan ibu post partum
4. Ajarkan perawatan vulva bagi pasien
5. Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum
memegang daerah vulvanya
6. Lakukan perawatan vulva
Resiko infeksi berhubungan
dengan rupture jaringan,
personal hygiene kurang baik
30. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji penyebab kurangnya produksi Asi
2. Lakukan perawatan payudara pada anomaly
payudara ibu dengan cara perawatan menurut
HOFTMAN
3. Ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya
4. Jelaskan kepada klien tentang pentingnya
manfaat asi
Ketidakefektifam pemberian asi
berhubungan dengan
penyempitan duktus intiverus
31. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Monitor eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi,
bau, volume, dan warna urine sesuai kebutuhan.
2. Anjurkan pasien melakukan ambulasi dini.
3. Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air
hangat sebelum berkemih
4. Anjurkan klien untuk banyak minum saat makan, diantara
waktu makan, dan waktu makan pagi hari.
5. Kolaborasi untuk melakukan kateterisasi bila pasien
kesulitan berkemih.
Gangguan eliminasi urin
berhubungan dengan adanya luka
episiotOMI
32. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji kemampuan ADL pasien
2. Identifikasi apa yang memerlukan bantuan
dalam melakukan perawatan diri
3. Dukung pasien dalam melakukan
perawatan diri
4. Ajarkan pasien untuk melakukan
kemandiriannya dalam perawatan diri.
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan
tubuh
33. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji yang penyebab cemas
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
cemas
3. Berikan lingkungan yang nyaman
4. Libatkan suami dalam perawatan bayi
5. Ajarkan klien bagaimana cara perawatan bayi
Ansietas berhubungan dengan
kekhawatiran akan
ketidakmampuan merawat bayi.
34. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar,
bantu klien dan pasangan dalam mengidentifikasi
hubungan
2. Berikan informasi tentang peran progaram latihan
postpartum
3. Beri kesempatan ibu untuk melakukan perawatan
bayi secara mandiri.
4. Libatkan suami dalam perawatan bayi.
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya
informasi dalam merawat bayi.