SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM I
DIFUSI DAN OSMOSIS
(Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel)
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2018/2019
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Penentuan Tekanan
Osmosis Cairan Sel” adalah bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa
terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel”
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengatahui pengaruh konsentrasi
larutan sukrosa terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang
terplasmolisis.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis:
Hipotesis a (Ha) : Ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap
prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis.
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap
prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis.
D. Kajian Pustaka
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh
tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi
dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27).
Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk
memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi
tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari
proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan
tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti
glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel
dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya
perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan
osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada
kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik.
Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila
konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi
sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-
53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa
2. Variabel Kontrol : Sayatan daun Rhoe discolor, volume larutan
sukrosa, waktu perendaman, perbesaran
mikroskop
3. Variabel Respon : Sel yang terplasmolisis dan nilai TO (tekanan
osmosis)
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi yaitu konsentrasi larutan sukrosa dengan molaritas
0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; dan 0,14 M. Kedua,
variabel kontrol yaitu sayatan membujur daun Rhoe discolor, volume larutan
sukrosa 5 mL, waktu perendaman selama 30 menit, perbesaran mikroskop diatur
pada perbesaran yang sama. Terakhir variabel respon yaitu sel yang terplasmolisis
50%.
G. Alat dan Bahan
Daun Rhoe discolor yang jaringan epidermisnya mengandung cairan sel yang
berwarna, larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M;
0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; dan 0,14 M, mikroskop, wadah plastik dan tutupnya 8
buah, kaca benda dari kaca penutup, pisau silet, gelas Beaker 100 mL, dan pipet.
H. Rancangan Percobaan
I. Langkah Kerja
1. Mengukur. Siapkan 8 buah wadah plastik, isi masing-masing dengan 5 ml
larutan sukrosa yang telah disediakan dan beri label pada masing-masing
wadah plastik berdasarkan konsentrasi larutan.
2. Ambil daun Rhoe discolor, kemudian sayatlah lapisan epidermis yang
berwarna sebanyak 24 dengan silet. Usahakan hanya menyayat selapis sel.
3. Rendamlah sayatan-sayatan epidermis tersebut pada kaca arloji yang
sudah berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap
konsentrasi diisi dengan jumlah 3 sayatan. Catat waktu mulai
perendamannya.
1. Disiapkan 8
wadah plastik
dan tutupnya.
2. Diisi masing-
masing 5 mL
setiap konsentrasi
larutan sukrosa.
3. Diberi label
masing-masing
wadah plastik
setiap konsentrasi
larutan.
sukrosa
4. Sayat lapisan
epidermis
berwarna Rhoe
discolor 24
sayatan.
5. Direndam 3
sayatan pada
masing masing
wadah plastik,
tutup wadahnya.
6. Dicatat waktu
mulai
perendaman.
7. Diamati
dengan
mikroskop
setelah 30 menit.
8. Dihitung
jumlah sel yang
terplasmolisis.
9. Dihitung
prosentase sel
terplasmolisis
terhadap jumlah
sel seluruhnya.
4. Mengamati. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa dengan
menggunakan mikroskop.
5. Menghitung. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah
sel yang terplasmolisis dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap
jumlah sel seluruhnya.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan sel yang terplasmolisis
Konsentrasi
Sukrosa
Ʃ sel seluruhnya Ʃ sel yang terplasmolisis % sel yang
terplasmolisis
0,14 M
175
187
155
85 45%285 20
102 81
0,16 M
199
209
33
30 14%218 11
211 46
0,18 M
170
169
54
45 26%209 35
129 46
0,20 M
134
137
66
58 42%97 72
181 35
0,22 M
180
176
42
57 32%132 104
217 25
0,24 M
222
179
64
57 31%152 57
162 49
0,26 M
170
185
131
111 60%202 110
182 91
0,28 M
101
137
101
137 100%210 210
100 100
Gambar 1. Grafik penentuan tekanan osmosis cairan sel
Diskusi:
1. Jelaskan mengapa terjadi peristiwa plasmolisis. Dukung dengan data yang
anda peroleh!
Jawab:
Berdasarkan data, diketahui semakin pekat atau tingginya konsentrasi larutan
sukrosa maka semakin banyak pula sel yang mengalami plasmolisis. Hal
tersebut disebabkan oleh potensial air yang ada di dalam sel epidermis Rhoe
discolor lebih besar dari pada di larutan sukrosa. Potensial yang ada di dalam
sel epidermis Rhoe discolor juga akan lebih besar dibandingkan dengan
potensial osmosis yang ada di luar sel. Sel yang mengalami plasmolisis akan
mencapai 45% (dimana mendekati 50%) dalam konsentrasi larutan sukrosa
0,14 M. Pada kondisi itu, potensial air yang ada di dalam sel epidermis Rhoe
discolor maupun di luar selnya menjadi sama. Plasmolisis dapat terjadi karena
terlepasnya membran sel dari dinding sel karena air di dalam dinding sel terus
keluar sampai terjadi keseimbangan antara potensial air yang ada di dalam dan
di luar sel.
K. Rencana Analisis Data
Pada tabel, konsentrasi larutan sukrosa yang terendah yaitu 0,14 M dengan
jumlah sel seluruhnya 187 dan sel yang terplasmolisis 85 serta jumlah prosentase
0
20
40
60
80
100
120
0,14
M
0,16
M
0,18
M
0,20
M
0,22
M
0,24
M
0,26
M
0,28
M
%SelyangTerplasmolisis
Konsentrasi Sukrosa
Sel yang Terplasmolisis(%)
Sel yang Terplasmolisis
(%)
sel yang terplasmolisis 45%. Sedangakan konsentrasi yang paling tinggi yaitu
pada konsentrasi 0,28 M dengan jumlah sel seluruhnya 137 dan sel yang
terplasmolisis 137 serta jumlah prosentase sel yang terplasmolisis 100%.
Konsentrasi yang mempengaruhi kenaikan pada grafik yaitu pada konsentrasi 0,18
M; 0,20 M; dan 0,26 M. Adapun konsentrasi yang mempengaruhi penurunan pada
grafik yaitu pada konsentrasi 0,16 M; 0,22 M; dan 0,24 M.
Pada konsentrasi 0,18 M menyebabkan kenaikan grafik yang semula 12%
menjadi 26%. Pada konsentrasi 0,20 M yang semula prosentase sel yang
terplasmolisis 26% naik menjadi 42%. Dan pada konsetrasi 0,26 M yang semula
31% naik menjadi 60%.
Pada konsentrasi 0,16 M menyebabkan penurunan grafik yang semula
45% menjadi 14%. Pada konsentrasi 0,22 M yang semula prosentase sel yang
terplasmolisis 42% turun menjadi 32%. Serta pada konsentrasi 0,24 M yang
semula 32% turun menjadi 31%. Jadi berdasarkan data, jika kosentrasi larutan
sukrosa lebih tinggi lalu cairannya akan semakin pekat yang mengakibatkan
konsentrasi air dalam sayatan daun Rhoe discolor menjadi rendah. Hasilnya,
jumlah sel yang terplasmolisis akan semakin tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
L. Hasil Analisis Data
Berdasarkan grafik data yang diperoleh, pada konsentrasi larutan sukrosa
terhadap prosentase sel daun Rhoe discolor yang terplasmolisis tidak teratur
sehingga menyebabkan grafik naik turun. Konsentrasi dengan sel terplasmolisis
paling tinggi yaitu pada konsentrasi 0,28 M dengan prosentase 100%. Pada
konsentrasi yang paling rendah prosentasi sel yang terplasmolisis yaitu pada
konsentrasi 0,16 M dengan prosentase 14%.
Konsentrasi yang menyebabkan grafik menjadi turun yaitu pada
konsentrasi larutan sukrosa 0,16 M, 0,20 M, dan 0,24 M. Keadaan ini tidak sesuai
dengan teori yang berkata semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka
semakin banyak sel yang terplasmolisis. Sedangkan plasmolisis terjadi karena
adanya proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam
larutan hipertonik yang menyebabkan air keluar dari sel. Plasma akan menyusut
dan jika berlangsung terus, plasma nantinya terlepas dari dinding sel.
Data yang tidak sesuai mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
kurang teliti dalam mengisi larutan sukrosa sebanyak 5 mL, mungkin bisa
kekurangan atau kelebihan. Atau saat menutup kurang rapat, sehingga larutan
sukrosa menguap. Juga kurang teliti saat menghitung jumlah sel yang
terplasmolisis, maupun jumlah seluruh sel karena sel yang disayat belum selapis
sel sehingga lapisan epidermisnya menumpuk.
Cara mengetahui nilai osmosis bisa menggunakan rumus dengan cara
menentukan konsentrasi sukrosa yang mendekati 50% jumlah sel yang
terplasmolisis. Konsentrasi sukrosa 0,14 M memiliki 45% sel yang terplasmolisis,
sehingga bisa dimasukkan ke dalam rumus:
TO= 22,4.M.T
273
= 22,4.0,14.(273+30)
273
= 950,208
273
= 3,48 atm
M. Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel
yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang
terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari
konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
N. Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Horne M. M., dan Swearingen L. P. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan
Asam Basa (Edisi Kedua). Jarakta: ECG.
James, Joyce, Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
O. Lampiran
Gambar 2. Sayatan Gambar 3. Sayatan Gambar 4. Sayatan
pertama sukrosa 0,14 M kedua sukrosa 0,14 M ketiga sukrosa 0,14 M
Gambar 5. Sayatan Gambar 6. Sayatan Gambar 7. Sayatan
pertama sukrosa 0,16 M kedua sukrosa 0,16 M ketiga sukrosa 0,16 M
Gambar 8. Sayatan Gambar 9. Sayatan Gambar 10. Sayatan
sukrosa 0,18 M pertama sukrosa 0,18 M kedua sukrosa 0,18 M ketiga
Gambar 11. Sayatan Gambar 12. Sayatan Gambar 13. Sayatan
pertama sukrosa 0,20 M kedua sukrosa 0,20 M ketiga sukrosa 0,20 M
Gambar 14. Sayatan Gambar 15. Sayatan Gambar 16. Sayatan
sukrosa 0,22 M pertama sukrosa 0,22 M kedua sukrosa 0,22 M ketiga
Gambar 17. Sayatan Gambar 18. Sayatan Gambar 19. Sayatan
pertama sukrosa 0,24 M kedua sukrosa 0,24 M ketiga sukrosa 0,24 M
Gambar 20. Sayatan Gambar 21. Sayatan Gambar 22. Sayatan
pertama sukrosa 0,26 M kedua sukrosa 0,26 M ketiga sukrosa 0,26 M
Gambar 23. Sayatan Gambar 24. Sayatan Gambar 25. Sayatan
pertama sukrosa 0,26 M kedua sukrosa 0,26 M ketiga sukrosa 0,26 M

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fRiaAnggun
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotikAtika95
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumchristian tabun
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotik
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistum
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 

Similar to OSMOSIS

Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxArdi Setyo W
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisRosinda Grace
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiLaporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiWelly Indriani
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasiSri Rezki Ramadhani
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisNur Meili Zakiyah
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)aris trea
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
Presentation osmosis.
Presentation osmosis.Presentation osmosis.
Presentation osmosis.Kee Sek Khai
 
Topik 3 pergerakan merentas membran plasma
Topik 3  pergerakan merentas membran plasmaTopik 3  pergerakan merentas membran plasma
Topik 3 pergerakan merentas membran plasmasmktsj2
 
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdmedia pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdSuryaRajab1
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiAstri
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisTri Hapsari Meilani
 

Similar to OSMOSIS (20)

Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
 
Pengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisisPengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisis
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiLaporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum ii sel darah ayam (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
Presentation osmosis.
Presentation osmosis.Presentation osmosis.
Presentation osmosis.
 
Plasmolisis
PlasmolisisPlasmolisis
Plasmolisis
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
Topik 3 pergerakan merentas membran plasma
Topik 3  pergerakan merentas membran plasmaTopik 3  pergerakan merentas membran plasma
Topik 3 pergerakan merentas membran plasma
 
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdmedia pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
 

More from UNESA

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025UNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidUNESA
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergUNESA
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutUNESA
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahUNESA
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasUNESA
 
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...UNESA
 

More from UNESA (20)

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: Poliploid
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna Tanah
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: Kloroplas
 
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

OSMOSIS

  • 1. LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM I DIFUSI DAN OSMOSIS (Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel) Fauziah Khoirun Nisa 17030244003 Biologi 2017 D UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BIOLOGI 2018/2019
  • 2. A. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel” adalah bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis? B. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan pada “Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel” berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengatahui pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis. C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis: Hipotesis a (Ha) : Ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis. Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel pada daun Rhoe discolor yang terplasmolisis. D. Kajian Pustaka Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain. Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya
  • 3. perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52- 53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: TO sel = 22,4.M.T 273 Dengan: TO = Tekanan osmotik M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis T = Temperatur mutlak (273 + t°C) E. Variabel Penelitian 1. Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa 2. Variabel Kontrol : Sayatan daun Rhoe discolor, volume larutan sukrosa, waktu perendaman, perbesaran mikroskop 3. Variabel Respon : Sel yang terplasmolisis dan nilai TO (tekanan osmosis) F. Definisi Operasional Variabel Variabel manipulasi yaitu konsentrasi larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; dan 0,14 M. Kedua, variabel kontrol yaitu sayatan membujur daun Rhoe discolor, volume larutan sukrosa 5 mL, waktu perendaman selama 30 menit, perbesaran mikroskop diatur pada perbesaran yang sama. Terakhir variabel respon yaitu sel yang terplasmolisis 50%. G. Alat dan Bahan Daun Rhoe discolor yang jaringan epidermisnya mengandung cairan sel yang berwarna, larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M;
  • 4. 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; dan 0,14 M, mikroskop, wadah plastik dan tutupnya 8 buah, kaca benda dari kaca penutup, pisau silet, gelas Beaker 100 mL, dan pipet. H. Rancangan Percobaan I. Langkah Kerja 1. Mengukur. Siapkan 8 buah wadah plastik, isi masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa yang telah disediakan dan beri label pada masing-masing wadah plastik berdasarkan konsentrasi larutan. 2. Ambil daun Rhoe discolor, kemudian sayatlah lapisan epidermis yang berwarna sebanyak 24 dengan silet. Usahakan hanya menyayat selapis sel. 3. Rendamlah sayatan-sayatan epidermis tersebut pada kaca arloji yang sudah berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap konsentrasi diisi dengan jumlah 3 sayatan. Catat waktu mulai perendamannya. 1. Disiapkan 8 wadah plastik dan tutupnya. 2. Diisi masing- masing 5 mL setiap konsentrasi larutan sukrosa. 3. Diberi label masing-masing wadah plastik setiap konsentrasi larutan. sukrosa 4. Sayat lapisan epidermis berwarna Rhoe discolor 24 sayatan. 5. Direndam 3 sayatan pada masing masing wadah plastik, tutup wadahnya. 6. Dicatat waktu mulai perendaman. 7. Diamati dengan mikroskop setelah 30 menit. 8. Dihitung jumlah sel yang terplasmolisis. 9. Dihitung prosentase sel terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya.
  • 5. 4. Mengamati. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. 5. Menghitung. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah sel yang terplasmolisis dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya. J. Rancangan Tabel Pengamatan Tabel 1. Hasil pengamatan sel yang terplasmolisis Konsentrasi Sukrosa Ʃ sel seluruhnya Ʃ sel yang terplasmolisis % sel yang terplasmolisis 0,14 M 175 187 155 85 45%285 20 102 81 0,16 M 199 209 33 30 14%218 11 211 46 0,18 M 170 169 54 45 26%209 35 129 46 0,20 M 134 137 66 58 42%97 72 181 35 0,22 M 180 176 42 57 32%132 104 217 25 0,24 M 222 179 64 57 31%152 57 162 49 0,26 M 170 185 131 111 60%202 110 182 91 0,28 M 101 137 101 137 100%210 210 100 100
  • 6. Gambar 1. Grafik penentuan tekanan osmosis cairan sel Diskusi: 1. Jelaskan mengapa terjadi peristiwa plasmolisis. Dukung dengan data yang anda peroleh! Jawab: Berdasarkan data, diketahui semakin pekat atau tingginya konsentrasi larutan sukrosa maka semakin banyak pula sel yang mengalami plasmolisis. Hal tersebut disebabkan oleh potensial air yang ada di dalam sel epidermis Rhoe discolor lebih besar dari pada di larutan sukrosa. Potensial yang ada di dalam sel epidermis Rhoe discolor juga akan lebih besar dibandingkan dengan potensial osmosis yang ada di luar sel. Sel yang mengalami plasmolisis akan mencapai 45% (dimana mendekati 50%) dalam konsentrasi larutan sukrosa 0,14 M. Pada kondisi itu, potensial air yang ada di dalam sel epidermis Rhoe discolor maupun di luar selnya menjadi sama. Plasmolisis dapat terjadi karena terlepasnya membran sel dari dinding sel karena air di dalam dinding sel terus keluar sampai terjadi keseimbangan antara potensial air yang ada di dalam dan di luar sel. K. Rencana Analisis Data Pada tabel, konsentrasi larutan sukrosa yang terendah yaitu 0,14 M dengan jumlah sel seluruhnya 187 dan sel yang terplasmolisis 85 serta jumlah prosentase 0 20 40 60 80 100 120 0,14 M 0,16 M 0,18 M 0,20 M 0,22 M 0,24 M 0,26 M 0,28 M %SelyangTerplasmolisis Konsentrasi Sukrosa Sel yang Terplasmolisis(%) Sel yang Terplasmolisis (%)
  • 7. sel yang terplasmolisis 45%. Sedangakan konsentrasi yang paling tinggi yaitu pada konsentrasi 0,28 M dengan jumlah sel seluruhnya 137 dan sel yang terplasmolisis 137 serta jumlah prosentase sel yang terplasmolisis 100%. Konsentrasi yang mempengaruhi kenaikan pada grafik yaitu pada konsentrasi 0,18 M; 0,20 M; dan 0,26 M. Adapun konsentrasi yang mempengaruhi penurunan pada grafik yaitu pada konsentrasi 0,16 M; 0,22 M; dan 0,24 M. Pada konsentrasi 0,18 M menyebabkan kenaikan grafik yang semula 12% menjadi 26%. Pada konsentrasi 0,20 M yang semula prosentase sel yang terplasmolisis 26% naik menjadi 42%. Dan pada konsetrasi 0,26 M yang semula 31% naik menjadi 60%. Pada konsentrasi 0,16 M menyebabkan penurunan grafik yang semula 45% menjadi 14%. Pada konsentrasi 0,22 M yang semula prosentase sel yang terplasmolisis 42% turun menjadi 32%. Serta pada konsentrasi 0,24 M yang semula 32% turun menjadi 31%. Jadi berdasarkan data, jika kosentrasi larutan sukrosa lebih tinggi lalu cairannya akan semakin pekat yang mengakibatkan konsentrasi air dalam sayatan daun Rhoe discolor menjadi rendah. Hasilnya, jumlah sel yang terplasmolisis akan semakin tinggi, dan begitu juga sebaliknya. L. Hasil Analisis Data Berdasarkan grafik data yang diperoleh, pada konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel daun Rhoe discolor yang terplasmolisis tidak teratur sehingga menyebabkan grafik naik turun. Konsentrasi dengan sel terplasmolisis paling tinggi yaitu pada konsentrasi 0,28 M dengan prosentase 100%. Pada konsentrasi yang paling rendah prosentasi sel yang terplasmolisis yaitu pada konsentrasi 0,16 M dengan prosentase 14%. Konsentrasi yang menyebabkan grafik menjadi turun yaitu pada konsentrasi larutan sukrosa 0,16 M, 0,20 M, dan 0,24 M. Keadaan ini tidak sesuai dengan teori yang berkata semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka semakin banyak sel yang terplasmolisis. Sedangkan plasmolisis terjadi karena adanya proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam larutan hipertonik yang menyebabkan air keluar dari sel. Plasma akan menyusut dan jika berlangsung terus, plasma nantinya terlepas dari dinding sel.
  • 8. Data yang tidak sesuai mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kurang teliti dalam mengisi larutan sukrosa sebanyak 5 mL, mungkin bisa kekurangan atau kelebihan. Atau saat menutup kurang rapat, sehingga larutan sukrosa menguap. Juga kurang teliti saat menghitung jumlah sel yang terplasmolisis, maupun jumlah seluruh sel karena sel yang disayat belum selapis sel sehingga lapisan epidermisnya menumpuk. Cara mengetahui nilai osmosis bisa menggunakan rumus dengan cara menentukan konsentrasi sukrosa yang mendekati 50% jumlah sel yang terplasmolisis. Konsentrasi sukrosa 0,14 M memiliki 45% sel yang terplasmolisis, sehingga bisa dimasukkan ke dalam rumus: TO= 22,4.M.T 273 = 22,4.0,14.(273+30) 273 = 950,208 273 = 3,48 atm M. Kesimpulan Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm. N. Daftar Pustaka Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. Horne M. M., dan Swearingen L. P. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa (Edisi Kedua). Jarakta: ECG. James, Joyce, Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
  • 9. O. Lampiran Gambar 2. Sayatan Gambar 3. Sayatan Gambar 4. Sayatan pertama sukrosa 0,14 M kedua sukrosa 0,14 M ketiga sukrosa 0,14 M Gambar 5. Sayatan Gambar 6. Sayatan Gambar 7. Sayatan pertama sukrosa 0,16 M kedua sukrosa 0,16 M ketiga sukrosa 0,16 M Gambar 8. Sayatan Gambar 9. Sayatan Gambar 10. Sayatan sukrosa 0,18 M pertama sukrosa 0,18 M kedua sukrosa 0,18 M ketiga
  • 10. Gambar 11. Sayatan Gambar 12. Sayatan Gambar 13. Sayatan pertama sukrosa 0,20 M kedua sukrosa 0,20 M ketiga sukrosa 0,20 M Gambar 14. Sayatan Gambar 15. Sayatan Gambar 16. Sayatan sukrosa 0,22 M pertama sukrosa 0,22 M kedua sukrosa 0,22 M ketiga Gambar 17. Sayatan Gambar 18. Sayatan Gambar 19. Sayatan pertama sukrosa 0,24 M kedua sukrosa 0,24 M ketiga sukrosa 0,24 M Gambar 20. Sayatan Gambar 21. Sayatan Gambar 22. Sayatan pertama sukrosa 0,26 M kedua sukrosa 0,26 M ketiga sukrosa 0,26 M
  • 11. Gambar 23. Sayatan Gambar 24. Sayatan Gambar 25. Sayatan pertama sukrosa 0,26 M kedua sukrosa 0,26 M ketiga sukrosa 0,26 M