AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
MIMBAR ILMIAH: STRATEGI PEMBELAJARAN
1. UNIVERSITAS ADI BUANA SURABAYA
MIMBAR ILMIAH
OPTIMALISASI EFEKTIVITAS DAN DAYA TARIK
PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN HYBRID COURCE DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI
SMARTPHONE
(Di Sampaikan Dalam Mimbar Ilmiah UNIPA Surabaya)
Kamis, 11 Juni 2015
ACHMAD NOOR FATIRUL
2. Undang-undang Peraturan Pemerintah ditetapkan tentang Standar Proses yaitu:
PP.No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 yaitu: Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi pebelajar untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis pebelajar
Latar Belakang
PP.No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1
yaitu:
Proses Pembelajaran diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
MENANTANG, memotivasi pebelajar untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, KREATIVITAS,
sesuai dengan bakat, MINAT dan
perkembangan fisik serta psikologis pebelajar
3. Undang-undang Peraturan Pemerintah ditetapkan tentang Standar Proses yaitu:
PP.No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 yaitu: Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi pebelajar untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis pebelajar
Latar Belakang
Krisis Paradigma, yaitu:
Kesenjangan antara tujuan
yang ingin dicapai dengan
pola pikir dan pola kerja
4. ILUSTRASI
Apa kita akan
mengajarkan pada
anak kita sekarang
“kompetisi dan
persaingan”?.
Apa bila masa depan
menuntut kemampuan
untuk dapat
bekerjasama
?
17. 1.Memberikan cara- untuk menyusun pengetahuan bukan
untuk membagi-bagi fakta (Smaldino, Lowther, & Russell,
2008).
2.Pebelajar mendapatkan pengalaman mereka sendiri, dan
bukan untuk mengajarkan informasi tetapi menciptakan
situasi sehingga pebelajar dapat menafsirkan informasi
dengan pemahamannya sendiri.
3.Belajar akan berlangsung efektif, apabila pebelajar terlibat
langsung dalam tugas-tugas autentik yang mengaitkan kontek
bermakna yaitu “belajar dengan melakukan” (learning by
doing).
Pesan pengajaran
18. Hybrid Cource
1. Butir kesepakatan Konferensi WSIS (World
Summit of Information Society) tahun 2004 di
Jenewa, telah disepakati bahwa paling lambat
tahun 2015
2. Seluruh sekolah-sekolah hingga kampus-
kampus di seluruh dunia telah terhubung ke
internet.
3. Agar terjadi proses tukar menukar
pengetahuan dan kolaborasi antar pebelajar-
pebelajar dan pembelajar-pembelajar di
seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia
19. Hybrid Cource
4. Hybrid cource merupakan kesamaan dengan
hybrid learning atau blended learning
5. Rooney, (2003), Blended learning is a hybrid
learning concept integrating traditional
inclass sessions and e-learning elements
6. Metode ini menggabungkan antara
pembelajaran face to face dan pembelajaran
online
20. 1. Sang "telepon pintar".
2. Yang mendukung sepenuhnya
fasilitas surel (surat elektronik)
dengan fungsi pengatur personal
yang lengkap.
3. Aplikasi yang memberi
kemudahan bagi para pemakai
seperti SMS, Telepon, WhatsApp,
KakaoTalk, Skype, LINE, Twitter,
WeChat, Youtube, dll.
SMARTPHONE
21. KARAKTERISTIK PEBELAJAR
Prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran
dalam penentuan metode pembelajaran
hendaknya selalu mempehatikan
keterlibatan pebelajar dari segi karakteristik
pebelajar :
1.Kemampuan awal,
2.Minat, dan
3.Gaya Belajar.
Sehingga dalam proses pembelajaran
penyajian pembelajar dapat
22.
23.
24. Simpulan
1.Model pembelajaran hybrid
cource dengan menggunakan
aplikasi smartphone
mengutamakan keterlibatan
pebelajar secara penuh untuk
dapat meningkatkan efektifitas
dan daya tarik pada proses
pembelajaran yang berlangsung.
25. Simpulan
2. Proses pembelajaran hybrid cource
menggabungkan metode konvensional dengan
metode online, dalam kegiatan pembelajaran
pada metode konvensional dilakukan tutorial
tatap muka sedangkan metode online dilakukan
proses kolaborasi/komunikasi setelah tatap muka
dilakuan. Artinya tatap muka online untuk
memfasilitasi pebelajar apabila pebelajar
membutuhkan bantuan dalam penyelesaian
tugas-tugas belajarnya.
26. Simpulan
Dalam totorial online dilakukan dengan
menggunakan Aplikasi smartphone
yang telah dikuasai dan disenangi atau
biasa dilakukan pebelajar dalam
kegiatan komunikasi dalam
kesehariannya yaitu seperti SMS,
Telepon, WhatsApp, KakaoTalk, Skype,
LINE, Twitter, WeChat, Youtube, dll.
28. Saran-saran
Rencana perkuliahan diberikan pada
pebelajar dengan tercetak sebagai kontrol
bagi kolaborasi antara lembaga, fakultas,
prodi, pembelajar, pebelajar, dan juga orang
tua pebelajar tentang apa yang dilakukan
dalam proses pembelajaran (workshop tiap
fakultas/prodi)
29. Saran-saran
Lembaga menambah bandwide internet
untuk dapat memudahkan pembelajar dan
pebelajar belajar dalam mengakses materi
yang dibutuhkan maupun
berkomunikasi/berkolaborasi, sehingga
mudah diakses baik dalam kelas maupun
diluar kelas.
30. Saran-saran
Untuk menjadi peningkatan proses belajar
bagi pebelajar, lembaga dapat memfasilitasi
lingkungan belajar di luar kelas (pebelajar
selesai kuliah dapat belajar di luar
kelas/online), dengan mensetting
pembelajaran diluar kelas dengan kondisi
menyamankan dan didalam kelas dengan
mengatur tempat duduk yang tidak
konvensional (dapat melingkar dll).
31. Saran-saran
Untuk mendukung luaran pebelajar
yang diharapkan Asean Framework
Qualification, lembaga melakukan
bentuk tes komorehensif sebagai upaya
untuk mengetahui kemampuan
pebelajar secara autentik dalam
mengahadapi permasalahan sesuai
spesialisasinya.