Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum merdeka dan struktur program pembelajarannya. Kurikulum merdeka terdiri dari program intrakurikuler yang mencakup mata pelajaran wajib dan peminatan, program ekstrakurikuler, dan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Program intrakurikuler disesuaikan dengan tingkat pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.
2. Selamat datang!
TUJUAN
Di akhir sesi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan/penyesuaian
kurikulum untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dalam konteks satuan pendidikan
2. Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu
diadaptasi di satuan pendidikan masing-
masing
3. Memahami struktur kurikulum merdeka dan
rencana mempelajarinya lebih detil
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sebagai pendidik, selama ini,
Apa yang Bapak/Ibu gunakan
sebagai panduan dalam
merencanakan perjalanan
belajar murid?
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Dari pengalaman mengajar mana
yang lebih sering terjadi,
menyelesaikan materi yang ada atau
mencapai tujuan yang ada di dalam
kurikulum? Jelaskan analisa
Bapak/Ibu!
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu Kurikulum?
Sampai hari ini, belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal.
Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman
belajar murid.
Ada juga yang memaknai kurikulum sebagai “ jantung atau isi pendidikan”,
yaitu ‘apa saja yang akan murid pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi
pendidikan, maka tidak ada yang ‘memompa darah’ atau ‘kosong’.
Bahkan, ada juga yang menganggap kurikulum sebagai program pendidikan.
Program yang menyediakan pengalaman-pengalaman belajar untuk perubahan
perilaku murid.
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu Kurikulum?
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic
principle of curriculum”,
mengungkapkan setidaknya ada 4
komponen dalam kurikulum yaitu,
1. Tujuan
2. Konten
3. Metode/cara
4. Evaluasi
Secara umum, komponen-komponen tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 hal yang digunakan di
beberapa negara, yaitu;
1. Tujuan pembelajaran/konten
2. Panduan pedagogi
3. Panduan asesmen
Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran
berdasarkan kebutuhan murid.
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu Kurikulum?
Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digaris bawahi:
1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.
Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum
itu sendiri sangatlah jelas. Dimana ‘kemerdekaan murid
dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peran dan Fungsi Kurikulum
Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.
Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:
1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial
Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses
belajar murid.
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
BAHAN DISKUSI
1. Identifikasikan hal-hal yang berubah pada murid kita 10 tahun yang lalu dengan
murid kita saat ini dengan menganalisa:
- Cara mendapatkan informasi/belajar
- Cara mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
- Cara berkomunikasi
- Teknologi yang sering digunakan
- Cita-cita/pilihan profesi mereka
- Permainan yang mereka mainkan bersama
2. Bagaimana selama ini Bapak/Ibu merespon perubahan tersebut?
3. Ketika terjadi perubahan kurikulum bagaimana Bapak/Ibu menyikapinya?
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
RENUNGANKAN !!!
Terkadang kita abai terhadap berubahnya keadaan dan menganggap pengalaman
bertahun-tahun kita sebagai guru selalu mampu mengantarkan keberhasilan murid.
Padahal murid hidup pada zaman/keadaan yang sudah berbeda. Cara
berkomunikasi, cara belajar dan cara memandang diri dan lingkungannya berbeda
dengan keadaan yang kita alami pada jaman kita.
Pertanyaan selanjutnya:
1. Keterampilan dan kompetensi apa ya yang dibutuhkan murid-murid kita untuk
berkontribusi dalam lingkup lokal, nasional dan global dengan perubahan yang
terjadi?
2. Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan?
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
Dari materi sebelumnya, kita mempelajari bahwa “Kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi
sesuai konteks dan karakteristik murid, demi membangun kompetensi
sesuai kebutuhan mereka: kini dan di masa depan.
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita untuk selalu
siap beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan meningkatkan beberapa kompetensi
tertentu.
Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD, kompetensi tidak hanya fokus pada
aspek kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi
kompetensi murid.
Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan
pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi transformatif
murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang hayat.
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:
“Memberi ilmu demi kecakapan hidup
anak dalam usaha
mempersiapkannya untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti seluas-
luasnya.”
“Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia,
maupun anggota masyarakat.”
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alasan perubahan kurikulum
Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat,
pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya,
kurikulum dirancang untuk murid.
Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:
1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,
2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di bidang
pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
● Di mana sekolah kita berada?
● Apakah di tepi pantai?
● Apakah di tengah-tengah perkebunan?
● Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan sosial yang
beragam?
● Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang terjadi di sekitar
sekolah?
● Apakah ada bangunan yang baru didirikan?
● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di
sekolah?
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita
berbeda-beda, pembelajaran seperti apa yang paling berhasil untuk masing-
masing murid kita, boleh jadi memang tak sama.
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan perubahan yang terus terjadi
di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari
pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu.
Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di sekolah dapat
diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan yang akan dibahas pada
modul selanjutnya.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang dapat sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya
menumbuhkan pemelajar sepanjang hayat yang sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila.
Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui
Kurikulum Merdeka yang memuat:
1. Program intrakurikuler,
2. Program ekstrakurikuler, dan
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
1. Program Intrakurikuler:
Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya
seperti muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. Kegiatan
pembelajaran di dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan kompetensi
murid sesuai dengan capaian pembelajaran pada fasenya.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai kompetensi
yang diharapkan. Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu
murid dan dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan sekitarnya sehingga
menjadi pembelajaran yang bermakna.
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler PAUD:
Pertama, pada fase pondasi yaitu, PAUD. Pada jenjang ini,
murid akan belajar melalui kegiatan bermain yang
mencakup antara lain, jati diri, literasi, numerasi dan
STEAM, serta agama dan budi pekerti. Pendidikan PAUD
mempersiapkan murid untuk jenjang pendidikan
berikutnya yaitu, Sekolah Dasar (SD).
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SD:
Selanjutnya, pada jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS dilebur menjadi
IPAS. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam
tahap berpikir konkrit/sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail.
Meskipun IPAS belum diajarkan secara spesifik di fase A, tapi bukan berarti
mereka tidak belajar IPA dan IPS. Pada fase A, muatan pelajaran IPAS
terintegrasi pada mata pelajaran lain.
Program Intrakurikuler SMP:
Pada jenjang SMP, mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SMA:
Pada jenjang SMA murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga, pembelajaran dibagi menjadi mata
pelajaran umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11.
Pada program peminatan, murid diperbolehkan mengambil beberapa mata
pelajaran pilihan sesuai minat, bakat dan aspirasinya, meskipun pelajaran
itu lintas jurusan. Artinya murid di kelas IPA juga diperbolehkan mengambil mata
pelajaran di kelas IPS.
Dalam program peminatan, apabila sumber daya memungkinkan, sekolah juga dapat
membuka kelas vokasi/mata pelajaran baru, misalnya kelas bahasa jerman, kelas tata
boga, kelas budidaya kopi, dll.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Program Intrakurikuler SMK:
Untuk jenjang SMK, sekolah dapat mengambil kelompok Mata Pelajaran Vokasi dan
Prakarya yang berkolaborasi dengan masyarakat/industri sekitar. Sehingga
pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri pada
lingkungannya.
Program Intrakurikuler SLB:
Terakhir, untuk Sekolah Luar Biasa atau SLB, penggunaan Capaian Pembelajaran
akan berbeda-beda karena bergantung pada hasil analisis usia mental murid. Karena
meskipun usia kronologisnya sama, tetapi bisa saja usia mentalnya berbeda.
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
2. Program Ekstrakurikuler:
Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kegiatannya tetap
diadakan pada pembelajaran dengan kurikulum merdeka.
Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat
karakteristik murid.
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan sebagai
penguatan profil pelajar pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKR
7. Kewirausahaan
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mempunyai alokasi
waktu sendiri dan tidak terikat dengan mata pelajaran
apapun. Asesmen yang dilakukan pun berfokus pada ke 6 dimensi
Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
pembelajaran yang kontekstual, mengasah kemampuan berpikir,
dan pemecahan masalah kepada murid. Murid pun juga belajar
mengaplikasikan ilmu lintas disiplin pada program ini.
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan Pendidikan
mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan waktu
pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan
balik bagi guru, murid, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen juga sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar
murid, tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Ada tiga
alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan model kolaborasi
dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau strategi lainya agar
pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1
semester mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya
digunakan untuk mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan,
melaksanakan, dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya
kolaborasi antara Bahasa Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu
dari lirik tersebut.
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai
keleluasaan untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama
masih ada dalam prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media
lain seperti,
1. Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Struktur Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka didesain dengan prinsip
pendidikan yang berpusat pada murid, sehingga
dalam pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa
masing-masing satuan pendidikan dapat
menyesuaikan kurikulum sesuai dengan
konteksnya.
*) Bapak/Ibu dapat mengunduh Kepmen N0 56/M/2022
Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran pada LMS, untuk
mengetahui secara detil struktur kurikulum Merdeka
dengan lengkap
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
LATIHAN
Silakan diskusikan pertanyaan berikut ini:
1. Buatlah karya visual
(poster/gambar/bagan/infografis) dalam satu
halaman yang menggambarkan bagaimana
Bapak/Ibu melakukan adaptasi kurikulum !
2. Apa saja potensi tantangan yang akan dihadapi
ketika melakukan adaptasi kurikulum?
3. Apa saja solusi untuk menanggulangi potensi
tantangan tersebut?
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KesimpulanNYA
Keanekaragaman latar belakang dan
kemampuan murid merupakan tolak ukur
adaptasi Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan, guna memastikan setiap saat
murid akan berkembang sesuai dengan
zamannya.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menurut pemikiran Bapak/Ibu:
1. Apa saja pertimbangan utama dalam adaptasi
kurikulum?
2.Ketika ada perubahan kurikulum di tingkat nasional,
a. Sebagai individu apa yang dapat Bapak/Ibu
lakukan dalam merespon perubahan tersebut?
b. Sebagai anggota komunitas di sekolah apa yang
dapat Bapak/Ibu lakukan dalam merespon
perubahan tersebut?
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa sebenarnya peran kurikulum dalam proses pembelajaran?
Sebagai panduan dan acuan untuk proses pembelajaran, antara lain:
● Apa tujuan belajar murid, kompetensi apa yang ingin dicapai sebagai
pemenuhan kebutuhan murid masa kini dan proyeksi masa depannya
● Bagaimana cara mencapai kompetensi tersebut
● Apa saja prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam proses
pembelajaran (panduan pedagogik/pembelajaran)
● Apa saja prinsip-prinsip asesmen yang perlu diimplementasikan saat
pembelajaran berlangsung
37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ketika kurikulum berubah, apa saja implikasi yang mengikutinya?
● Arah perubahan struktur kurikulum beserta komponennya
● Apa yang menjadi tujuan pembelajarannya
● kompetensi dan value apa yang akan dikembangkan sebagai
tujuan dari pembelajaran
● Bagaimana cara/prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara/prinsip asesmen yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara melakukaj adaptasi kurikulum untuk satuan
pendidikan masing-masing yang kontekstual dengan satuan
pendidikan dan kebutuhan muridnya
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Rencana Belajar
1. Dari pemahaman mengenai struktur kurikulum
merdeka dan arah perubahanya, buatlah rencana
Bapak/Ibu dalam mempelajari kurikulum merdeka!
a. Apa saja yang perlu dipelajari?
b. Kapan waktunya?
c. Dari mana sumber belajarnya?
d. Siapa saja pihak yang bisa diajak berdiskusi?
e. Apa saja yang menjadi potensi tantangan
Bapak/Ibu dalam mempelajari kurikulum
Merdeka?
f. Apa saja alternatif solusi untuk menanggulangi
potensi tantangan yang terjadi tersebut?