SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Kelompok 1
Fatin Furoidah (7312002)
Aliafi Anhar (7312021)
Salim Abdul G. (7312032)
Noor Dina M. (7312039)
Gangguan Sekresi
GH (Growth Hormon)
Growth hormone adalah suatu hormone yang
diproduksi oleh hipofisis anterior yang
berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan
metabolisme pada sel target.
 GH juga meningkatkan pertumbuhan linier
yang diperantai oleh insulin like growth factor-1
(IGF-1) yanng juga dikenal SOMATOMEDIN.
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal, terutama
dalam tinggi badan (melebihi 2,14 m), akibat
kelebihan growth hormone pada anak sebelum fusi
epififis. (Brooker, 2009).
Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak
umur 6-15 tahun.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang
berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan
adenoma hipofisis yang menyekresi GH atau
karena kelainan hipotalamus yang mengarah
pada pelepasan GH secara berlebihan.
Sel pembentuk hormone pertumbuhan sangat aktif 
Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan
menjadi sangat tinggi  seluruh jaringan tubuh tumbuh
dengan cepat sekali, termasuk tulang.
Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja,
yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan
batang tulang sehingga tinggi badan akan terus
meningkat (seperti raksasa).
• Tanda-tanda intoleransi glukosa.
• Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar.
• Lingkar kepala bertambah.
• Mandibula tumbuh berlebihan.
• Gigi menjadi terpisah-pisah.
• Kelelehan dan kelemahan.
• Hipogonadisme.
• Keterlambatan maturasi seksual.
• Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan
lapang pandang.
Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan
atas temuan klinis, laboratorium, dan
pencitraan:
• Pemeriksaan kadar GH
• Pemeriksaan kadar IGF-1
• CT Scan
• MRI
• Pemeriksaan fisik tinggi tubuh
abnormal
• Operasi. Termasuk dalam pengobatan yang cepat dan
efektif
• Terapi medikasi. Terapi medis sering digunakan jika
pembedahan tidak berhasil dengan baik.
a. Somatostatin analogs (SSAs)
b. GH reseptor antagonist (GHRAs)
c. Agonis dopamin
• Radioterapi. Diperuntukkan bagi pasien yang
mempunyai sisa-sisa tumor paska pembedahan.
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
• Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari
sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan
pada saat dewasa (Patrik Davey. 2003)
• Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan
somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan
menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan
penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.
(Syaiffudin. 2006)
Akromegali disebabkan oleh sekresi GHRH yang
berlebih dengan akibat hyperplasia somatotrof.
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan
hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa
jinak (adenoma). Sebagian besar (98%) kasus
akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.
Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek
massa terhadap struktur sekitarnya. Pembesaran
ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya
keluhan sakit kepala, dan penekanan pada
kiasma optikum akan menyebabkan gangguan
penglihatan dan penyempitan lapang pandang.
Hormon pertumbuhan yang berlebihan akan
menyebabkan gangguan organ dalam dan
metabolik dan sisitemik.
• Tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya
membesar.
• Prognatisme (rahang menonjol).
• Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara
menjadi dalam dan serak.
• Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
• Ditemukan nyeri sendi.
• Gangguan penglihatan
• Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya
• Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
• Foto tengkorak
• CT Scan otak. Menunjukkan adanya tumor pada kelenjar
pituitary.
• Tes supresi dengan Dexamethason
• Tes toleransi glukosa. Penderita diberikan sejumlah gula untuk
melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun.
• Operasi
• Terapi medikasi : okreotid,
bromokriptin.
• Radioterapi
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
• Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan
akibat gangguan pada fungsi hormon.
• Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya
disebabkan oleh defisiensi GRH.
• Dwarfisme tidak sama dengan kretinisme.
Gejalanya berupa badan pendek, terdapat
penipisan tulang, muka dan suara imatur
(tampak seperti anak kecil).
• Dwarfisme dapat disebabkan oleh
defisiensi GRH, defisiensi IGF-I.
• Gangguan endokrin seperti dwarfisme
hipofisis, hipotiroidime (kritinisme).
• Panhipopituitarisme selama masa
anak-anak.
• Primer bertubuh pendek dan keluarga
dwarfisme
• Jangka panjang kortikosteroid dosis
tinggi.
Pada dwarfisme terdapat defisiensi hormon
pertumbuhan sehingga hormon tidak cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuh dimana
tinggi lebih rendah dari ras yang sama, usia
yang sama.
Dwarfisme disebabkan oleh penyakit genetik
yang disebabkan menyebabkan perawakan
pendek tidak proporsional dan pertumbuhan
tulang.
 Wajah imatur.
 Suara anak- anak.
 Bentuk kepala mikrochepal.
 Hidung menonjol.
 Postur tubuh proporsional.
 Penipisan tulang panjang.
 Tulang kecil dan rapuh.
 Tidak ada penurunan IQ.
 Dislokasi sendi
Defisiensi hormon tumbuh sering
tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa
diketahui dengan melaksanakan tes stimulasi
terhadap somatotropin. Dengan foto
roentgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan
mikro/makroadenoma dari hipofisis.
Pengobatan hipopituitarisme mencakup
penggantian hormon-hormon yang kurang. GH
manusia jika diberikan pada anak-anak yang
menderita dwarfisme hipofisis, dapat
menyebabkan peningkatan tinggi badan yang
berlebihan.
Sehingga, terapi harian pengganti hormon
kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk
jangka waktu yang lama, hanya diberikan
sebagai alternatif.
• Identitas
• Keluhan Utama : Pertumbuhan organ tubuh yg berlebih,
postur tubuh tinggi.
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat tumor
hipofisis.
• Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah keluarga yg
mengalami gigantisme / akromegali.
• Riwayat Psikososial
• Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
• Pemeriksaan Diagnostik
• Gangguan citra tubuh b/d perubahan
penampilan sekunder pertumbuhan organn
yang berlebihan.
• Intoleransi aktivitas b/d kelelahan sekunder
peningkatan laju metabolisme.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d lidah membesar, mandibula tumbuh
berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
Asuhan Keperawatan Dwarfisme
1. Pengkajian
• Riwayat penyakit
• Riwayat trauma kepala.
• Sejak kapan keluhan dirasakan.
• Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir.
• Kaji TTV dasar
• Keluhan utama klien
• Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa
• Gangguan citra tubuh yang b/d perubahan struktur
dan fungsi tubuh akibat defisiensi ganodotropin dan
defisiensi hormon pertumbuhan.
• Koping individu tidak efektif b/d kronisitas kondisi
penyakit.
• Ansietas (cemas) b/d ancaman atau perubahan status
kesehatan.
• Gangguan integritas kulit b/d menurunnya kadar
hormonal.
No. Intervensi Rasional
1. Dorong mengungkapkan mengenai
masalah tentang proses penyakit
Mendorong mengungkapkan masalah tentang
proses penyakit dan memberikan kesempatan
untuk mengidentifikasi rasa takut.
2. Ikut sertakan pasien dalam
merencanakan perawatan dan
membuat jadwal aktivitas.
Mengikut sertakan pasien dalam memenentukan
perawatan untuk meningkatkan perasaan
kompetensi/ harga diri dan mendorong
kemandirian.
3. Bantu dengan kebutuhan perawatan
yang diperlukan.
Membantu kebutuhan perawatan yang
diperlukan untuk mempertahankan penampilan
yang dapat meningkatkan citra diri.
4. Berikan bantuan positif. Memberikan bantuan positif bila perlu agar
memungkinkan pasien merasa senang terhadap
diri sendiri, menguatkan perilaku positif,
meningkatkan percaya diri.
• Pasien telah mampu beradaptasi
dengan perubahan penampilan dirinya
dan merasa percaya diri.
• Pasien telah mampu meningkatan
aktivitasnya.
• Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
• Pasien lebih percaya diri dengan apa yang
dialaminya.
• Pasien lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar.
• Pasien tidak merasa cemas tentang penyakit yang
dialami.
• Kelembaban kulit terjaga, tidak ada gangguan
integritas kulit.
GANGGUAN_SEKRESI

More Related Content

What's hot

Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasfikri asyura
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikNida Hidayati
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidVictorya Bambung
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebriCornelius Liza
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesAmat Rajasa
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasnissazarael
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGfikri asyura
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 

What's hot (20)

Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Dispepsia
DispepsiaDispepsia
Dispepsia
 
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitasFixed drug eruption x hipersensitivitas
Fixed drug eruption x hipersensitivitas
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Hormon reproduksi
Hormon reproduksi Hormon reproduksi
Hormon reproduksi
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 

Viewers also liked

Viewers also liked (18)

Akromegali
AkromegaliAkromegali
Akromegali
 
Kretinisme
KretinismeKretinisme
Kretinisme
 
Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1
 
Cebol
CebolCebol
Cebol
 
Akromegali
AkromegaliAkromegali
Akromegali
 
Tik1
Tik1Tik1
Tik1
 
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance ScorecardCritical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
 
Pathway asidosis mantap
Pathway asidosis mantapPathway asidosis mantap
Pathway asidosis mantap
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
Insulin like growth-factor_1
Insulin like growth-factor_1Insulin like growth-factor_1
Insulin like growth-factor_1
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushing
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
Gigantism
GigantismGigantism
Gigantism
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Pituitary Gland
Pituitary GlandPituitary Gland
Pituitary Gland
 

Similar to GANGGUAN_SEKRESI

perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Aan DuisterLeven
 
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANFARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANShinta Gustiani
 
Makalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxMakalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxNadirKiki1
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Husnul Khatimah
 
hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrindessy260494
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiamassonie44
 
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptxKP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptxYudiKurniawan81
 
KELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIOKELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIOnadhiraamilia
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Haryudi Cahyono
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Haryudi Cahyono
 

Similar to GANGGUAN_SEKRESI (20)

perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3
 
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANFARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
 
Makalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxMakalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docx
 
Askep hipopituitari
Askep hipopituitariAskep hipopituitari
Askep hipopituitari
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
 
hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrin
 
Perawakan pendek atau
Perawakan pendek atauPerawakan pendek atau
Perawakan pendek atau
 
Perawakan pendek atau
Perawakan pendek atauPerawakan pendek atau
Perawakan pendek atau
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusia
 
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptxKP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
 
KELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIOKELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIO
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 
struma
strumastruma
struma
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
 
Struma endemik
Struma endemikStruma endemik
Struma endemik
 

More from Fatin Cassie

Asuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan EndometriosisAsuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan EndometriosisFatin Cassie
 
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)Fatin Cassie
 
Hipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananHipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananFatin Cassie
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINFatin Cassie
 
The skeletal system
The skeletal systemThe skeletal system
The skeletal systemFatin Cassie
 

More from Fatin Cassie (10)

Asuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan EndometriosisAsuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan Endometriosis
 
Fraktur Humerus
Fraktur HumerusFraktur Humerus
Fraktur Humerus
 
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
 
SAP KATARAK
SAP KATARAKSAP KATARAK
SAP KATARAK
 
Hipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananHipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan Penanganan
 
Talak & Rujuk
Talak & RujukTalak & Rujuk
Talak & Rujuk
 
Sap katarak ready
Sap katarak   readySap katarak   ready
Sap katarak ready
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
The skeletal system
The skeletal systemThe skeletal system
The skeletal system
 
Sap flu burung
Sap flu burungSap flu burung
Sap flu burung
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (18)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

GANGGUAN_SEKRESI

  • 1. Kelompok 1 Fatin Furoidah (7312002) Aliafi Anhar (7312021) Salim Abdul G. (7312032) Noor Dina M. (7312039) Gangguan Sekresi GH (Growth Hormon)
  • 2. Growth hormone adalah suatu hormone yang diproduksi oleh hipofisis anterior yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan metabolisme pada sel target.  GH juga meningkatkan pertumbuhan linier yang diperantai oleh insulin like growth factor-1 (IGF-1) yanng juga dikenal SOMATOMEDIN.
  • 3.
  • 4. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 5. Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal, terutama dalam tinggi badan (melebihi 2,14 m), akibat kelebihan growth hormone pada anak sebelum fusi epififis. (Brooker, 2009). Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur 6-15 tahun.
  • 6. Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan adenoma hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
  • 7. Sel pembentuk hormone pertumbuhan sangat aktif  Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi  seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
  • 8. • Tanda-tanda intoleransi glukosa. • Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar. • Lingkar kepala bertambah. • Mandibula tumbuh berlebihan. • Gigi menjadi terpisah-pisah. • Kelelehan dan kelemahan. • Hipogonadisme. • Keterlambatan maturasi seksual. • Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang.
  • 9.
  • 10. Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas temuan klinis, laboratorium, dan pencitraan: • Pemeriksaan kadar GH • Pemeriksaan kadar IGF-1 • CT Scan • MRI • Pemeriksaan fisik tinggi tubuh abnormal
  • 11. • Operasi. Termasuk dalam pengobatan yang cepat dan efektif • Terapi medikasi. Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik. a. Somatostatin analogs (SSAs) b. GH reseptor antagonist (GHRAs) c. Agonis dopamin • Radioterapi. Diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai sisa-sisa tumor paska pembedahan.
  • 12. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 13. • Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey. 2003) • Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. (Syaiffudin. 2006)
  • 14. Akromegali disebabkan oleh sekresi GHRH yang berlebih dengan akibat hyperplasia somatotrof. Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma). Sebagian besar (98%) kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.
  • 15. Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek massa terhadap struktur sekitarnya. Pembesaran ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya keluhan sakit kepala, dan penekanan pada kiasma optikum akan menyebabkan gangguan penglihatan dan penyempitan lapang pandang. Hormon pertumbuhan yang berlebihan akan menyebabkan gangguan organ dalam dan metabolik dan sisitemik.
  • 16. • Tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membesar. • Prognatisme (rahang menonjol). • Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak. • Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. • Ditemukan nyeri sendi. • Gangguan penglihatan • Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya • Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
  • 17.
  • 18. • Foto tengkorak • CT Scan otak. Menunjukkan adanya tumor pada kelenjar pituitary. • Tes supresi dengan Dexamethason • Tes toleransi glukosa. Penderita diberikan sejumlah gula untuk melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun.
  • 19. • Operasi • Terapi medikasi : okreotid, bromokriptin. • Radioterapi
  • 20. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 21. • Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi hormon. • Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh defisiensi GRH. • Dwarfisme tidak sama dengan kretinisme. Gejalanya berupa badan pendek, terdapat penipisan tulang, muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil).
  • 22. • Dwarfisme dapat disebabkan oleh defisiensi GRH, defisiensi IGF-I. • Gangguan endokrin seperti dwarfisme hipofisis, hipotiroidime (kritinisme). • Panhipopituitarisme selama masa anak-anak. • Primer bertubuh pendek dan keluarga dwarfisme • Jangka panjang kortikosteroid dosis tinggi.
  • 23. Pada dwarfisme terdapat defisiensi hormon pertumbuhan sehingga hormon tidak cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dimana tinggi lebih rendah dari ras yang sama, usia yang sama. Dwarfisme disebabkan oleh penyakit genetik yang disebabkan menyebabkan perawakan pendek tidak proporsional dan pertumbuhan tulang.
  • 24.  Wajah imatur.  Suara anak- anak.  Bentuk kepala mikrochepal.  Hidung menonjol.  Postur tubuh proporsional.  Penipisan tulang panjang.  Tulang kecil dan rapuh.  Tidak ada penurunan IQ.  Dislokasi sendi
  • 25. Defisiensi hormon tumbuh sering tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa diketahui dengan melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin. Dengan foto roentgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan mikro/makroadenoma dari hipofisis.
  • 26. Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang. GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme hipofisis, dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk jangka waktu yang lama, hanya diberikan sebagai alternatif.
  • 27.
  • 28. • Identitas • Keluhan Utama : Pertumbuhan organ tubuh yg berlebih, postur tubuh tinggi. • Riwayat penyakit sekarang • Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat tumor hipofisis. • Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah keluarga yg mengalami gigantisme / akromegali. • Riwayat Psikososial • Pemeriksaan Fisik (B1-B6) • Pemeriksaan Diagnostik
  • 29. • Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan sekunder pertumbuhan organn yang berlebihan. • Intoleransi aktivitas b/d kelelahan sekunder peningkatan laju metabolisme. • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
  • 30. Asuhan Keperawatan Dwarfisme 1. Pengkajian • Riwayat penyakit • Riwayat trauma kepala. • Sejak kapan keluhan dirasakan. • Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir. • Kaji TTV dasar • Keluhan utama klien • Pemeriksaan fisik
  • 31. 2. Diagnosa • Gangguan citra tubuh yang b/d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi ganodotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan. • Koping individu tidak efektif b/d kronisitas kondisi penyakit. • Ansietas (cemas) b/d ancaman atau perubahan status kesehatan. • Gangguan integritas kulit b/d menurunnya kadar hormonal.
  • 32. No. Intervensi Rasional 1. Dorong mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit Mendorong mengungkapkan masalah tentang proses penyakit dan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut. 2. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. Mengikut sertakan pasien dalam memenentukan perawatan untuk meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri dan mendorong kemandirian. 3. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. Membantu kebutuhan perawatan yang diperlukan untuk mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri. 4. Berikan bantuan positif. Memberikan bantuan positif bila perlu agar memungkinkan pasien merasa senang terhadap diri sendiri, menguatkan perilaku positif, meningkatkan percaya diri.
  • 33. • Pasien telah mampu beradaptasi dengan perubahan penampilan dirinya dan merasa percaya diri. • Pasien telah mampu meningkatan aktivitasnya. • Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
  • 34. • Pasien lebih percaya diri dengan apa yang dialaminya. • Pasien lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. • Pasien tidak merasa cemas tentang penyakit yang dialami. • Kelembaban kulit terjaga, tidak ada gangguan integritas kulit.