SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
ASUHAN
KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN
HIPOPITUITARI
KELOMPOK 10
Adella Susilawati
Dessy Amelia
Eka Mahdaliani
Hj. Latifah
Rusmildania
Anfis
Hipofis
Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan kelenjar yang
berada pada otak bagian dasar, tepatnya pada sella tursika
dari tulang sphenoid dan dilapisi oleh selaput dural
(diafragma sellae). Kelenjar hipofisis pada orang dewasa
beratnya 500-600 mili gram, diameter 1,2 – 1,5 cm dengan
tebal 0,5 cm.
Hipofisis terbagi ;
1. Hipofisis anterior (adenohipofisis)
• TSH (Thyroid Stimulating Hormone) atau thyrotropin
• ACTH (Adenokortikopik hormone)
• Hormone Gonadotropin
Jenis hormon ini adalah FSH dan LH
• Prolactin
2. Hipofisis posterior (neorohipofisis)
• ADH
• Oksitoksin
2. Hipofisis posterior atau neorohipofisis
• ADH.
Hormon ini berperan dalam meningkatkan absorbsi air
dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
• Oksitoksin
memudahkan ejeksi ASI selama laktasi dan
meningkatkan kekuatan kontraksi uterus pada saat
bersalin dan melahirkan
• Hormon Pertumbuhan (growth
hormon)
Hormon pertumbuhan yang juga disebut somatotropin merupakan hormon
protein kecil yang mengandung 191 asam amino dalam satu rantai dan
mempunyai berat molekul 22.005, meningkatkan sintesis protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adiposa dan
menaikkan kadar glukosa darah.
Hormone ini berperan dalam menstimulasi pertumbuhan dan reflikasi sel
melalui sintesis protein. GH juga berperan dalam peningkatan ertumbuhan
organ-organ bagian dalam, lemak jaringan, jaringan konektif, dan kelenjar
endokrin
Definisi
Hipopituitarisme adalah keadaan di mana terdapat deficit
atau kekurangan satu atau beberapa atau semua hormone-
hormon yang dihasilkan oleh pituitary.
Hipopituitari adalah hiposekresi satu atau lebih hormon
hipofisis anterior (Barbara C. Long).
Etiologi
.
Primer:
•Tumor hipofisis anterior
•Berkurangnya aliran darah ke
hipofisa
•Metastasis tumor
•Autoimun
•Pendarahan post partum
(sindrom Sheehan)
Sekunder
•Tumor hipotalamus
•Peradangan
•Cedera kepala
•Kerusakan pada hipofisa,
pembuluh darah maupun
sarafnya akibat
pembedahan..
Patofisiologi
Hipopituitarisme dapat disebabkan dari hipofisis itu sendiri
maupun dari hipotalamus. Berkurangnya seluruh hormone
pituitary jarang sekali terjadi, yang paling sering terjadi
adalah berkurangnya produksi satu atau sedikit hormone
pituitary.
Hipopituitarisme pada anak-anak mengakibatkan kegagalan
perkembangan yang proposional akibat tidak adanya
hormon pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Anak-anak ini
memiliki kecerdasan normal dan tetap seperti anak-anak ,
gagal berkembang secara seksual.
Defisiensi hipofise dapat terjadi dari 3 jalur:
Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel-sel
sekretorik
Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai
hipofise dimana dapat menyebabkan penghentian
penyebaran faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus
Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat
merusak pelepasan bahan pengatur pada hipofise depan.
Gambaran klinis dwarfisme hipofisis yang sama terjadi
pada anak-anak yang lahir dengan kelainan reseptor organ
akhir terhadap hormone pertumbuhan (dwarfisme
hipofisis). Pasien memiliki kadar hormone pertumbuhan
yang normal di dalam serum.
Kondisi ini juga dapat mengenai sel hipofisis posterior
(mis.,diabetes insipidus).
Hipotensi
Apatis
Testis kecil
Libido menurun
-
Infertilitas
Berkurangnya rambut pada badan
Depresi
Kulit keriput
Deficit GH mengakibatkan dwarfisme pada anak-anak sehingga
pertumbuhan menjadi lambat dan meningkatnya lemak tubuh. Pada orang
dewasa dapat mengakibatkan menurunnya energy dan aktifitas fisik,
penurunan massa otot dan resiko terjadi gangguan kardiovaskuler, tanda-
tanda seks sekunder genetalia eksternal tidak berkembang; tidak ada rambut
pubis, tidak ada rambut aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh,
tidak mendapat haid
Defisit ADH, mengakibatkan diabetes insipidus (DI), gejala
hamper sama dengan diabetes mellitus, yaitu meningkatnya rasa
haus dan sering buang air kecil tetapi tidak diketahui DM tipe 1
atau 2. Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan
pengeluaran air kemih yang berlebihan.
Manifestasi Diabetes Insipidus
•Poliuri 5-15 liter / hari
•Polidipsi
•Berat jenis urine sangat rendah
•Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg
•Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg
•Komplikasi
•Beberapa kombinasi dari deficit prosedur enam hormone
utama
•Defisiensi GH
•Diabetes insipidus
•Defisiensi TSH
•Defisiensi kortikotropin
•Defisiensi gonadotropin dan prolactin
•Apopleksi hipofisis (kedaruratan medis)
•Demam tinggi, syok, koma, dan kematian
•Pemeriksaan penunjang
•Foto tengkorak (cranium)
•Foto tulang (osteo)
•CT Scan otak
•Pemeriksaan darah dan urine
•Pemeriksaan kadar hormon Growth Hormone
Nilai normal 10 µg ml baik pada anak dan orang dewasa.
Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran jumlahnya
meningkat. Specimen adalah darah vena yang diambil lebih
kurang 5 cc.
Dwarfisme (Cebol)
Defisiensi hormon pertumbuhan sering tersembunyi
(cryptic) dan hanya bisa diketahui dengan
melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin.
Dengan foto Rontgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan
mikro/makroadenoma dari hipofisis.
Diabetes insipidus;
 Hickey-Hare atau Carter-Robbins test
 Fluid deprivation
•Penatalaksanaan Medis
Terapi penggantian hormon yang mengalami defisiensi,
hidrokortison 20 mg pagi hari dan 10 mg malam hari,
tiroksin 0,2 mg/ hari , testosteron 250 mg. IM 3 minggu
untuk pria dan kombinasi kontrasepsi oral untuk wanita
premenopause.
…Continue
Diabetes Insipidus sentral diobati dngan terapi substitusi
AVP (Vasopresin arginine).), Terapi substitusi dengan:
Demopresin 10-20 ug intranasal, efektif selama 12-24
jam diberikan intranasal atau oral dan memiliki jangka
waktu kerja dari 12 jam sampai 24 jam. Diabetes
insipidus nefrogenik ditangani dengan penggantian
cairan, pengobatan penyakit ginjal yang mendasarinya,
dan penghentian terapi lithium bila memungkinkan.
Pengobatan dengan kombinasi hidroklorotiazid dan
amilorid dapat menurunkan beratnya poliuria
Gangguan Fungsi Hipotuitary
Dwarfisme ( cebol ) merupakan ganguan
pertumbuhan somatic akibat insufesiensi
pelepasan GH yang terjadi pada anak- anak yang
telah mencapai usia 10 tahun mempunyai
perkembangan badan anak usia 4-5 tahun,
sedangkan usia 20 tahun mempunyai
perkembangan badan usia 7-10 tahun. Ketika
anak-anak tersebut mencapai pubertas maka
tanda-tanda seksual sekunder genetalia
eksternal gagal berkembang.
Diabetes Insipidus merupakan kelaianan pada lobus posterior
hipofisis yang disebabkan oleh defisiensi vasopressin yang
merupakan hormone antidiuretik (ADH).Kelainan ini ditandai
oleh rasa haus yang sangat (polidipsia) dan pengeluaran urin
yang encer dengan jumlah yang besar
Gangguan Fungsi
Hipotuitary
Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh
beberapa hal:
Hipotalamus mengalami kelainan fungsi
dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
antidiuretik
Kelenjar hipofisa gagal melepaskan
hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
Kerusakan hipotalamus atau kelenjar
hipofisa akibat pembedahan
Cedera otak (terutama patah tulang di
dasar tengkorak)
Tumor
Pengkajian
• Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau
trauma pada kepala yang pernah diderita klien,
serta riwayat radiasi di kepala
• Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak
defesiensi GH mulai tampak pada masa balita
sedang defesiensi gonadrotopin nyata pada masa
preremaja
• Apakah ada keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil
dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien
kretinisme
• Berat dan tinggi badan saat lahir
• Berat dan tinggi badan saat lahir
• Keluhan utama klien:
 Pertumbuhan lambat
 Ukuran otot dan tulang kecil
 tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; Infertilitas
 Impoten
 Libido menurun
 nyeri senggama pada wanita
 Pemeriksaan fisik
Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukuran berat badan dan
tinggi badan
Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar
• Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya
• Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik
seperti :
i. Fotokranium untuk melihat pelebaran dan atau
erosi sella tursika
ii. Pemeriksaan serum darah ; LH dan FSH, GH,
prolaktin, kortisol, aldosteron, testosterone,
androgen, test stimulasi yang mencakup uji
toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising
hormone.
DWARFISME
Dx:
1. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi
Growth Hormon
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan
strukrur dan fungsi tubuh akibat defisiensi Growth
Hormon
3. Harga diri Rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuh
INTERVENSI
Dx 1
o Dorong klien untuk dapat mengungkapkan perasaan
tentang perubahan tubuh yang dialami
o Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah,
penanganan, perkembangan, prognosa kesehatan.
o Jelaskan kepada pasien perubahan tubuh yang normal
sesuai kondisi
o Bantu pasien untuk mengidengtifikasi tindakan yang
tepat terhadap perubahan dirinya
INTERVENSI
Dx 2
o Lakukan komunikasi terapeutik untuk menjalin hubungan
saling percaya
o Berikan privasi dan rasa aman pasien
o Informasikan pada pasien bahwa seksualitas adalah
bagian penting dari kehidupan dan bahwa penyakit, obat-
obatan, stress sering mengubah fungsi seksual
o Tanyakan kepada pasien masalah seksual apa yang
terjadi
o Diskusikan tentang pengaruh pengaruh penyakitnya
terhadap perubahan fungsi seksual
o Konsultasikan kepada sex terapis jika memungkinkan
DIABETES INSIPIDUS
Dx:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anorexia
INTERVENSI
Dx 1
 Pantau masukan dan pengeluaran, catat warna dan volume cairan
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500ml/hari
dalam batas yang dapat di toleransi jantung jika pemasukan
cairan melalui oral sudah dapat di berikan.
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
 Ukur berat badan setiap hari
 Kaji tanda- tanda vital
INTERVENSI
Dx 2
 Timbang berat badan setiap hari
 Anjurkan istirahat sebelum makan
 Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan
menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani
 Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah
mulai makan diit
 Kolaborasi dengan ahli gizi
TINDAKAN PEMBEDAHAN
A. Perawatan preoperasi
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan
Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari
pascaoperasi. Anjurkan klien bernafas melalui mulut selama
pemasangan tampon
Menjelaskan pengguanaan balut tekan yang di tempatkan
dari bawah hidung, menggosok gigi, batuk, bersin, karena
hal ini dapat menghambat penyembuhan luka
Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan
sebagai persiapan operasi seperti pemeriksaan neurologik,
hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk
pemeriksaan kultur dan sensitivitas
B. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum tindakan
pembedahan dilakukan, setelah tindakan dilaksanakan,
perawat menjelaskan agar klien menghindari aktivitas
yang dapat menghambat penyembuhan.
C. Perawatan Pascaoperasi
•Amati respon neurologik klien
•Amati pula komplikasi pascaoperasi yang lazim terjadi
seperti transient insipidus ( diabetes insipidus sesaat);
•Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi
pengeluaran secret dari hidung ke faring
•Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi
pengeluaran secret dari hidung ke faring
•Tingkatkan posisi kepala 30-45 derajat
•Kaji drainase nasal terhadap kualitas dan kuantitas,
terhadap kemungkinan mengandung glukosa.
•Hindari batuk, ajarkan klien pernafasan mulut dan
penggunaan tampon
•Kaji tanda-tanda infeksi ( meningitis) dengan cermat
•Kolaborasi pemberian gonadropin; kortisol; sebagai
dampak dari pembedahan .

More Related Content

What's hot (20)

Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3
 
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANFARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
 
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNASanti hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
Tabel hormon dan fungsinya
Tabel hormon dan fungsinyaTabel hormon dan fungsinya
Tabel hormon dan fungsinya
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusia
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhanHormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan
 
Hormon pada manusia
Hormon pada manusiaHormon pada manusia
Hormon pada manusia
 
Tabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan FungsinyaTabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan Fungsinya
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Endokrin oleh ismail
Endokrin  oleh ismailEndokrin  oleh ismail
Endokrin oleh ismail
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
sistem endokrin
sistem endokrinsistem endokrin
sistem endokrin
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 
Sistem Endokrin
Sistem Endokrin Sistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Pengaturan fungsi hormon seksual pada pria oleh hormon
Pengaturan fungsi hormon seksual pada pria oleh hormonPengaturan fungsi hormon seksual pada pria oleh hormon
Pengaturan fungsi hormon seksual pada pria oleh hormon
 

Similar to Ppt kmb kel_10

hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrindessy260494
 
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptx
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptxPPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptx
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptxMUZNAANISAH1
 
farmakologi hormon smada .ppt
farmakologi hormon smada .pptfarmakologi hormon smada .ppt
farmakologi hormon smada .pptCahyaniMarliza
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptxrisazn
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
hipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptxhipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptxTaufik Biya
 
hormon.pptx
hormon.pptxhormon.pptx
hormon.pptxNOVAcica
 
sistem endoktrin pada tubuh manusia
sistem endoktrin pada tubuh manusiasistem endoktrin pada tubuh manusia
sistem endoktrin pada tubuh manusianurulyusrantimq
 
Patologi sistem endokrin
Patologi sistem endokrinPatologi sistem endokrin
Patologi sistem endokrinAnha Cuore
 
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)Fitria Ningsih Taea
 
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluranSistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluranMuttaqin Last Master
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiamassonie44
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Husnul Khatimah
 
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Mohammad Rizki
 

Similar to Ppt kmb kel_10 (20)

hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrin
 
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptx
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptxPPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptx
PPT_SISTEM_ENDOKRIN_pptx.pptx
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
farmakologi hormon smada .ppt
farmakologi hormon smada .pptfarmakologi hormon smada .ppt
farmakologi hormon smada .ppt
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
hipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptxhipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptx
 
Santi hipopituitary
Santi hipopituitarySanti hipopituitary
Santi hipopituitary
 
hormon.pptx
hormon.pptxhormon.pptx
hormon.pptx
 
sistem endoktrin pada tubuh manusia
sistem endoktrin pada tubuh manusiasistem endoktrin pada tubuh manusia
sistem endoktrin pada tubuh manusia
 
Patologi sistem endokrin
Patologi sistem endokrinPatologi sistem endokrin
Patologi sistem endokrin
 
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
 
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluranSistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusia
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
 
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
Pretest Blok XV Sistem Endokrin TA 2015/2016
 
Sistem kelenjar pada manusia
Sistem kelenjar pada manusiaSistem kelenjar pada manusia
Sistem kelenjar pada manusia
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

Ppt kmb kel_10

  • 2. KELOMPOK 10 Adella Susilawati Dessy Amelia Eka Mahdaliani Hj. Latifah Rusmildania
  • 3. Anfis Hipofis Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan kelenjar yang berada pada otak bagian dasar, tepatnya pada sella tursika dari tulang sphenoid dan dilapisi oleh selaput dural (diafragma sellae). Kelenjar hipofisis pada orang dewasa beratnya 500-600 mili gram, diameter 1,2 – 1,5 cm dengan tebal 0,5 cm.
  • 4. Hipofisis terbagi ; 1. Hipofisis anterior (adenohipofisis) • TSH (Thyroid Stimulating Hormone) atau thyrotropin • ACTH (Adenokortikopik hormone) • Hormone Gonadotropin Jenis hormon ini adalah FSH dan LH • Prolactin 2. Hipofisis posterior (neorohipofisis) • ADH • Oksitoksin
  • 5. 2. Hipofisis posterior atau neorohipofisis • ADH. Hormon ini berperan dalam meningkatkan absorbsi air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah • Oksitoksin memudahkan ejeksi ASI selama laktasi dan meningkatkan kekuatan kontraksi uterus pada saat bersalin dan melahirkan
  • 6. • Hormon Pertumbuhan (growth hormon) Hormon pertumbuhan yang juga disebut somatotropin merupakan hormon protein kecil yang mengandung 191 asam amino dalam satu rantai dan mempunyai berat molekul 22.005, meningkatkan sintesis protein dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adiposa dan menaikkan kadar glukosa darah. Hormone ini berperan dalam menstimulasi pertumbuhan dan reflikasi sel melalui sintesis protein. GH juga berperan dalam peningkatan ertumbuhan organ-organ bagian dalam, lemak jaringan, jaringan konektif, dan kelenjar endokrin
  • 7. Definisi Hipopituitarisme adalah keadaan di mana terdapat deficit atau kekurangan satu atau beberapa atau semua hormone- hormon yang dihasilkan oleh pituitary. Hipopituitari adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofisis anterior (Barbara C. Long).
  • 8. Etiologi . Primer: •Tumor hipofisis anterior •Berkurangnya aliran darah ke hipofisa •Metastasis tumor •Autoimun •Pendarahan post partum (sindrom Sheehan) Sekunder •Tumor hipotalamus •Peradangan •Cedera kepala •Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat pembedahan..
  • 9. Patofisiologi Hipopituitarisme dapat disebabkan dari hipofisis itu sendiri maupun dari hipotalamus. Berkurangnya seluruh hormone pituitary jarang sekali terjadi, yang paling sering terjadi adalah berkurangnya produksi satu atau sedikit hormone pituitary. Hipopituitarisme pada anak-anak mengakibatkan kegagalan perkembangan yang proposional akibat tidak adanya hormon pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Anak-anak ini memiliki kecerdasan normal dan tetap seperti anak-anak , gagal berkembang secara seksual.
  • 10. Defisiensi hipofise dapat terjadi dari 3 jalur: Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel-sel sekretorik Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai hipofise dimana dapat menyebabkan penghentian penyebaran faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat merusak pelepasan bahan pengatur pada hipofise depan.
  • 11. Gambaran klinis dwarfisme hipofisis yang sama terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kelainan reseptor organ akhir terhadap hormone pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Pasien memiliki kadar hormone pertumbuhan yang normal di dalam serum. Kondisi ini juga dapat mengenai sel hipofisis posterior (mis.,diabetes insipidus).
  • 13. Deficit GH mengakibatkan dwarfisme pada anak-anak sehingga pertumbuhan menjadi lambat dan meningkatnya lemak tubuh. Pada orang dewasa dapat mengakibatkan menurunnya energy dan aktifitas fisik, penurunan massa otot dan resiko terjadi gangguan kardiovaskuler, tanda- tanda seks sekunder genetalia eksternal tidak berkembang; tidak ada rambut pubis, tidak ada rambut aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid Defisit ADH, mengakibatkan diabetes insipidus (DI), gejala hamper sama dengan diabetes mellitus, yaitu meningkatnya rasa haus dan sering buang air kecil tetapi tidak diketahui DM tipe 1 atau 2. Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih yang berlebihan.
  • 14. Manifestasi Diabetes Insipidus •Poliuri 5-15 liter / hari •Polidipsi •Berat jenis urine sangat rendah •Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg •Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg
  • 15. •Komplikasi •Beberapa kombinasi dari deficit prosedur enam hormone utama •Defisiensi GH •Diabetes insipidus •Defisiensi TSH •Defisiensi kortikotropin •Defisiensi gonadotropin dan prolactin •Apopleksi hipofisis (kedaruratan medis) •Demam tinggi, syok, koma, dan kematian
  • 16. •Pemeriksaan penunjang •Foto tengkorak (cranium) •Foto tulang (osteo) •CT Scan otak •Pemeriksaan darah dan urine •Pemeriksaan kadar hormon Growth Hormone Nilai normal 10 µg ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran jumlahnya meningkat. Specimen adalah darah vena yang diambil lebih kurang 5 cc.
  • 17. Dwarfisme (Cebol) Defisiensi hormon pertumbuhan sering tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa diketahui dengan melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin. Dengan foto Rontgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan mikro/makroadenoma dari hipofisis. Diabetes insipidus;  Hickey-Hare atau Carter-Robbins test  Fluid deprivation
  • 18. •Penatalaksanaan Medis Terapi penggantian hormon yang mengalami defisiensi, hidrokortison 20 mg pagi hari dan 10 mg malam hari, tiroksin 0,2 mg/ hari , testosteron 250 mg. IM 3 minggu untuk pria dan kombinasi kontrasepsi oral untuk wanita premenopause.
  • 19. …Continue Diabetes Insipidus sentral diobati dngan terapi substitusi AVP (Vasopresin arginine).), Terapi substitusi dengan: Demopresin 10-20 ug intranasal, efektif selama 12-24 jam diberikan intranasal atau oral dan memiliki jangka waktu kerja dari 12 jam sampai 24 jam. Diabetes insipidus nefrogenik ditangani dengan penggantian cairan, pengobatan penyakit ginjal yang mendasarinya, dan penghentian terapi lithium bila memungkinkan. Pengobatan dengan kombinasi hidroklorotiazid dan amilorid dapat menurunkan beratnya poliuria
  • 20. Gangguan Fungsi Hipotuitary Dwarfisme ( cebol ) merupakan ganguan pertumbuhan somatic akibat insufesiensi pelepasan GH yang terjadi pada anak- anak yang telah mencapai usia 10 tahun mempunyai perkembangan badan anak usia 4-5 tahun, sedangkan usia 20 tahun mempunyai perkembangan badan usia 7-10 tahun. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas maka tanda-tanda seksual sekunder genetalia eksternal gagal berkembang.
  • 21. Diabetes Insipidus merupakan kelaianan pada lobus posterior hipofisis yang disebabkan oleh defisiensi vasopressin yang merupakan hormone antidiuretik (ADH).Kelainan ini ditandai oleh rasa haus yang sangat (polidipsia) dan pengeluaran urin yang encer dengan jumlah yang besar Gangguan Fungsi Hipotuitary
  • 22. Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal: Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormon antidiuretik Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak) Tumor
  • 23. Pengkajian • Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi di kepala • Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defesiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang defesiensi gonadrotopin nyata pada masa preremaja • Apakah ada keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme • Berat dan tinggi badan saat lahir
  • 24. • Berat dan tinggi badan saat lahir • Keluhan utama klien:  Pertumbuhan lambat  Ukuran otot dan tulang kecil  tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; Infertilitas  Impoten  Libido menurun  nyeri senggama pada wanita  Pemeriksaan fisik Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukuran berat badan dan tinggi badan Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar
  • 25. • Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya • Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti : i. Fotokranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika ii. Pemeriksaan serum darah ; LH dan FSH, GH, prolaktin, kortisol, aldosteron, testosterone, androgen, test stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormone.
  • 26. DWARFISME Dx: 1. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi Growth Hormon 2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan strukrur dan fungsi tubuh akibat defisiensi Growth Hormon 3. Harga diri Rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh
  • 27. INTERVENSI Dx 1 o Dorong klien untuk dapat mengungkapkan perasaan tentang perubahan tubuh yang dialami o Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, prognosa kesehatan. o Jelaskan kepada pasien perubahan tubuh yang normal sesuai kondisi o Bantu pasien untuk mengidengtifikasi tindakan yang tepat terhadap perubahan dirinya
  • 28. INTERVENSI Dx 2 o Lakukan komunikasi terapeutik untuk menjalin hubungan saling percaya o Berikan privasi dan rasa aman pasien o Informasikan pada pasien bahwa seksualitas adalah bagian penting dari kehidupan dan bahwa penyakit, obat- obatan, stress sering mengubah fungsi seksual o Tanyakan kepada pasien masalah seksual apa yang terjadi o Diskusikan tentang pengaruh pengaruh penyakitnya terhadap perubahan fungsi seksual o Konsultasikan kepada sex terapis jika memungkinkan
  • 29. DIABETES INSIPIDUS Dx: 1. Defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia
  • 30. INTERVENSI Dx 1  Pantau masukan dan pengeluaran, catat warna dan volume cairan  Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500ml/hari dalam batas yang dapat di toleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat di berikan.  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa  Ukur berat badan setiap hari  Kaji tanda- tanda vital
  • 31. INTERVENSI Dx 2  Timbang berat badan setiap hari  Anjurkan istirahat sebelum makan  Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani  Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diit  Kolaborasi dengan ahli gizi
  • 32. TINDAKAN PEMBEDAHAN A. Perawatan preoperasi Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari pascaoperasi. Anjurkan klien bernafas melalui mulut selama pemasangan tampon Menjelaskan pengguanaan balut tekan yang di tempatkan dari bawah hidung, menggosok gigi, batuk, bersin, karena hal ini dapat menghambat penyembuhan luka Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan sebagai persiapan operasi seperti pemeriksaan neurologik, hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas
  • 33. B. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum tindakan pembedahan dilakukan, setelah tindakan dilaksanakan, perawat menjelaskan agar klien menghindari aktivitas yang dapat menghambat penyembuhan. C. Perawatan Pascaoperasi •Amati respon neurologik klien •Amati pula komplikasi pascaoperasi yang lazim terjadi seperti transient insipidus ( diabetes insipidus sesaat); •Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi pengeluaran secret dari hidung ke faring
  • 34. •Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi pengeluaran secret dari hidung ke faring •Tingkatkan posisi kepala 30-45 derajat •Kaji drainase nasal terhadap kualitas dan kuantitas, terhadap kemungkinan mengandung glukosa. •Hindari batuk, ajarkan klien pernafasan mulut dan penggunaan tampon •Kaji tanda-tanda infeksi ( meningitis) dengan cermat •Kolaborasi pemberian gonadropin; kortisol; sebagai dampak dari pembedahan .