3. Anfis
Hipofis
Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan kelenjar yang
berada pada otak bagian dasar, tepatnya pada sella tursika
dari tulang sphenoid dan dilapisi oleh selaput dural
(diafragma sellae). Kelenjar hipofisis pada orang dewasa
beratnya 500-600 mili gram, diameter 1,2 – 1,5 cm dengan
tebal 0,5 cm.
4. Hipofisis terbagi ;
1. Hipofisis anterior (adenohipofisis)
• TSH (Thyroid Stimulating Hormone) atau thyrotropin
• ACTH (Adenokortikopik hormone)
• Hormone Gonadotropin
Jenis hormon ini adalah FSH dan LH
• Prolactin
2. Hipofisis posterior (neorohipofisis)
• ADH
• Oksitoksin
5. 2. Hipofisis posterior atau neorohipofisis
• ADH.
Hormon ini berperan dalam meningkatkan absorbsi air
dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
• Oksitoksin
memudahkan ejeksi ASI selama laktasi dan
meningkatkan kekuatan kontraksi uterus pada saat
bersalin dan melahirkan
6. • Hormon Pertumbuhan (growth
hormon)
Hormon pertumbuhan yang juga disebut somatotropin merupakan hormon
protein kecil yang mengandung 191 asam amino dalam satu rantai dan
mempunyai berat molekul 22.005, meningkatkan sintesis protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adiposa dan
menaikkan kadar glukosa darah.
Hormone ini berperan dalam menstimulasi pertumbuhan dan reflikasi sel
melalui sintesis protein. GH juga berperan dalam peningkatan ertumbuhan
organ-organ bagian dalam, lemak jaringan, jaringan konektif, dan kelenjar
endokrin
7. Definisi
Hipopituitarisme adalah keadaan di mana terdapat deficit
atau kekurangan satu atau beberapa atau semua hormone-
hormon yang dihasilkan oleh pituitary.
Hipopituitari adalah hiposekresi satu atau lebih hormon
hipofisis anterior (Barbara C. Long).
8. Etiologi
.
Primer:
•Tumor hipofisis anterior
•Berkurangnya aliran darah ke
hipofisa
•Metastasis tumor
•Autoimun
•Pendarahan post partum
(sindrom Sheehan)
Sekunder
•Tumor hipotalamus
•Peradangan
•Cedera kepala
•Kerusakan pada hipofisa,
pembuluh darah maupun
sarafnya akibat
pembedahan..
9. Patofisiologi
Hipopituitarisme dapat disebabkan dari hipofisis itu sendiri
maupun dari hipotalamus. Berkurangnya seluruh hormone
pituitary jarang sekali terjadi, yang paling sering terjadi
adalah berkurangnya produksi satu atau sedikit hormone
pituitary.
Hipopituitarisme pada anak-anak mengakibatkan kegagalan
perkembangan yang proposional akibat tidak adanya
hormon pertumbuhan (dwarfisme hipofisis). Anak-anak ini
memiliki kecerdasan normal dan tetap seperti anak-anak ,
gagal berkembang secara seksual.
10. Defisiensi hipofise dapat terjadi dari 3 jalur:
Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel-sel
sekretorik
Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai
hipofise dimana dapat menyebabkan penghentian
penyebaran faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus
Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat
merusak pelepasan bahan pengatur pada hipofise depan.
11. Gambaran klinis dwarfisme hipofisis yang sama terjadi
pada anak-anak yang lahir dengan kelainan reseptor organ
akhir terhadap hormone pertumbuhan (dwarfisme
hipofisis). Pasien memiliki kadar hormone pertumbuhan
yang normal di dalam serum.
Kondisi ini juga dapat mengenai sel hipofisis posterior
(mis.,diabetes insipidus).
13. Deficit GH mengakibatkan dwarfisme pada anak-anak sehingga
pertumbuhan menjadi lambat dan meningkatnya lemak tubuh. Pada orang
dewasa dapat mengakibatkan menurunnya energy dan aktifitas fisik,
penurunan massa otot dan resiko terjadi gangguan kardiovaskuler, tanda-
tanda seks sekunder genetalia eksternal tidak berkembang; tidak ada rambut
pubis, tidak ada rambut aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh,
tidak mendapat haid
Defisit ADH, mengakibatkan diabetes insipidus (DI), gejala
hamper sama dengan diabetes mellitus, yaitu meningkatnya rasa
haus dan sering buang air kecil tetapi tidak diketahui DM tipe 1
atau 2. Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan
pengeluaran air kemih yang berlebihan.
14. Manifestasi Diabetes Insipidus
•Poliuri 5-15 liter / hari
•Polidipsi
•Berat jenis urine sangat rendah
•Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg
•Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg
15. •Komplikasi
•Beberapa kombinasi dari deficit prosedur enam hormone
utama
•Defisiensi GH
•Diabetes insipidus
•Defisiensi TSH
•Defisiensi kortikotropin
•Defisiensi gonadotropin dan prolactin
•Apopleksi hipofisis (kedaruratan medis)
•Demam tinggi, syok, koma, dan kematian
16. •Pemeriksaan penunjang
•Foto tengkorak (cranium)
•Foto tulang (osteo)
•CT Scan otak
•Pemeriksaan darah dan urine
•Pemeriksaan kadar hormon Growth Hormone
Nilai normal 10 µg ml baik pada anak dan orang dewasa.
Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran jumlahnya
meningkat. Specimen adalah darah vena yang diambil lebih
kurang 5 cc.
17. Dwarfisme (Cebol)
Defisiensi hormon pertumbuhan sering tersembunyi
(cryptic) dan hanya bisa diketahui dengan
melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin.
Dengan foto Rontgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan
mikro/makroadenoma dari hipofisis.
Diabetes insipidus;
Hickey-Hare atau Carter-Robbins test
Fluid deprivation
18. •Penatalaksanaan Medis
Terapi penggantian hormon yang mengalami defisiensi,
hidrokortison 20 mg pagi hari dan 10 mg malam hari,
tiroksin 0,2 mg/ hari , testosteron 250 mg. IM 3 minggu
untuk pria dan kombinasi kontrasepsi oral untuk wanita
premenopause.
19. …Continue
Diabetes Insipidus sentral diobati dngan terapi substitusi
AVP (Vasopresin arginine).), Terapi substitusi dengan:
Demopresin 10-20 ug intranasal, efektif selama 12-24
jam diberikan intranasal atau oral dan memiliki jangka
waktu kerja dari 12 jam sampai 24 jam. Diabetes
insipidus nefrogenik ditangani dengan penggantian
cairan, pengobatan penyakit ginjal yang mendasarinya,
dan penghentian terapi lithium bila memungkinkan.
Pengobatan dengan kombinasi hidroklorotiazid dan
amilorid dapat menurunkan beratnya poliuria
20. Gangguan Fungsi Hipotuitary
Dwarfisme ( cebol ) merupakan ganguan
pertumbuhan somatic akibat insufesiensi
pelepasan GH yang terjadi pada anak- anak yang
telah mencapai usia 10 tahun mempunyai
perkembangan badan anak usia 4-5 tahun,
sedangkan usia 20 tahun mempunyai
perkembangan badan usia 7-10 tahun. Ketika
anak-anak tersebut mencapai pubertas maka
tanda-tanda seksual sekunder genetalia
eksternal gagal berkembang.
21. Diabetes Insipidus merupakan kelaianan pada lobus posterior
hipofisis yang disebabkan oleh defisiensi vasopressin yang
merupakan hormone antidiuretik (ADH).Kelainan ini ditandai
oleh rasa haus yang sangat (polidipsia) dan pengeluaran urin
yang encer dengan jumlah yang besar
Gangguan Fungsi
Hipotuitary
22. Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh
beberapa hal:
Hipotalamus mengalami kelainan fungsi
dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
antidiuretik
Kelenjar hipofisa gagal melepaskan
hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
Kerusakan hipotalamus atau kelenjar
hipofisa akibat pembedahan
Cedera otak (terutama patah tulang di
dasar tengkorak)
Tumor
23. Pengkajian
• Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau
trauma pada kepala yang pernah diderita klien,
serta riwayat radiasi di kepala
• Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak
defesiensi GH mulai tampak pada masa balita
sedang defesiensi gonadrotopin nyata pada masa
preremaja
• Apakah ada keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil
dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien
kretinisme
• Berat dan tinggi badan saat lahir
24. • Berat dan tinggi badan saat lahir
• Keluhan utama klien:
Pertumbuhan lambat
Ukuran otot dan tulang kecil
tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; Infertilitas
Impoten
Libido menurun
nyeri senggama pada wanita
Pemeriksaan fisik
Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukuran berat badan dan
tinggi badan
Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar
25. • Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya
• Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik
seperti :
i. Fotokranium untuk melihat pelebaran dan atau
erosi sella tursika
ii. Pemeriksaan serum darah ; LH dan FSH, GH,
prolaktin, kortisol, aldosteron, testosterone,
androgen, test stimulasi yang mencakup uji
toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising
hormone.
26. DWARFISME
Dx:
1. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi
Growth Hormon
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan
strukrur dan fungsi tubuh akibat defisiensi Growth
Hormon
3. Harga diri Rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuh
27. INTERVENSI
Dx 1
o Dorong klien untuk dapat mengungkapkan perasaan
tentang perubahan tubuh yang dialami
o Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah,
penanganan, perkembangan, prognosa kesehatan.
o Jelaskan kepada pasien perubahan tubuh yang normal
sesuai kondisi
o Bantu pasien untuk mengidengtifikasi tindakan yang
tepat terhadap perubahan dirinya
28. INTERVENSI
Dx 2
o Lakukan komunikasi terapeutik untuk menjalin hubungan
saling percaya
o Berikan privasi dan rasa aman pasien
o Informasikan pada pasien bahwa seksualitas adalah
bagian penting dari kehidupan dan bahwa penyakit, obat-
obatan, stress sering mengubah fungsi seksual
o Tanyakan kepada pasien masalah seksual apa yang
terjadi
o Diskusikan tentang pengaruh pengaruh penyakitnya
terhadap perubahan fungsi seksual
o Konsultasikan kepada sex terapis jika memungkinkan
29. DIABETES INSIPIDUS
Dx:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anorexia
30. INTERVENSI
Dx 1
Pantau masukan dan pengeluaran, catat warna dan volume cairan
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500ml/hari
dalam batas yang dapat di toleransi jantung jika pemasukan
cairan melalui oral sudah dapat di berikan.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
Ukur berat badan setiap hari
Kaji tanda- tanda vital
31. INTERVENSI
Dx 2
Timbang berat badan setiap hari
Anjurkan istirahat sebelum makan
Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan
menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani
Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah
mulai makan diit
Kolaborasi dengan ahli gizi
32. TINDAKAN PEMBEDAHAN
A. Perawatan preoperasi
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan
Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari
pascaoperasi. Anjurkan klien bernafas melalui mulut selama
pemasangan tampon
Menjelaskan pengguanaan balut tekan yang di tempatkan
dari bawah hidung, menggosok gigi, batuk, bersin, karena
hal ini dapat menghambat penyembuhan luka
Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan
sebagai persiapan operasi seperti pemeriksaan neurologik,
hormonal, lapang pandang, swab tenggorok untuk
pemeriksaan kultur dan sensitivitas
33. B. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum tindakan
pembedahan dilakukan, setelah tindakan dilaksanakan,
perawat menjelaskan agar klien menghindari aktivitas
yang dapat menghambat penyembuhan.
C. Perawatan Pascaoperasi
•Amati respon neurologik klien
•Amati pula komplikasi pascaoperasi yang lazim terjadi
seperti transient insipidus ( diabetes insipidus sesaat);
•Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi
pengeluaran secret dari hidung ke faring
34. •Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi
pengeluaran secret dari hidung ke faring
•Tingkatkan posisi kepala 30-45 derajat
•Kaji drainase nasal terhadap kualitas dan kuantitas,
terhadap kemungkinan mengandung glukosa.
•Hindari batuk, ajarkan klien pernafasan mulut dan
penggunaan tampon
•Kaji tanda-tanda infeksi ( meningitis) dengan cermat
•Kolaborasi pemberian gonadropin; kortisol; sebagai
dampak dari pembedahan .