Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan gangguan kelenjar hipofise, yang dibagi menjadi hiperfungsi dan hipofungsi. Pada hiperfungsi terjadi sekresi hormon berlebih yang menyebabkan perubahan bentuk tubuh, sedangkan pada hipofungsi terjadi kekurangan hormon yang menyebabkan gangguan pertumbuhan. Asuhan mencakup identifikasi masalah, diagnosis, dan intervensi seperti dukungan psikologis untuk menerima perubahan
3. PENGERTIAN
Kelenjar Hipofise adalah suatu kelenjar
yang terletak di dasar tengkorak dibawah
Hypothalamus yang memegang peranan
penting dalam sekresi hormon dari semua
organ-organ endokrin.
4. GANGGUAN KELENJAR HIPOFISE
• Dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
5. A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
Sering disebut juga hiperpituitarisme yaitu suatu
kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofise sehingga menyebabkan peningkatan
sekresi salah satu hormon hipofise atau lebih.
B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
Sering disebut juga hipopituitarisme yaitu memiliki
tingkat hormon basal yang rendah dan tidak merespons
terhadap pemberian hormon perangsang sekresi.
6. PATOFISIOLOGI
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk
bergantung pada sel mana yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar
biasanya mengalami pembesaran, disebut adenoma makroskopik bila
diameternya lebih dari 10 mm, yang terdiri atas satu jenis sel atau
beberapa jenis sel. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel
laktotropik (juga dikenal sebagai prolaktinomas). Prolaktinoma
(adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang
terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala yang khas pada
kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana
terjadi (tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder),
galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya
dengan kehamilan), dan infertilitas.
7. B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat
primer dan sekunder. Primer bila gangguannya
terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan
sekunder bila gangguan terdapat pada hipotalamus
8. PENYAKIT YANG TIMBUL PADA HIPERFUNGSI
KELENJAR HIPOFISE
• Gigantisme dan Akromegali
Gigantisme dan akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang
berlebihan. Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak
dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat
cepat, dan pasien akan menjadi seorang raksasa.
9. PENYAKIT YANG TIMBUL PADA HIPOFUNGSI
KELENJAR HIPOFISE
• Gangguan sekresi Vasopresin
Gangguan ini dapat terjadi akibat dekstrusi nukleus
hipotalamik yaitu tempat vasopresin disintesis (DI sentral)
atau sebagai akibat tidak responsifnya tubulus ginjal terhadap
vasipresin (DI nefrogenik) walaupun kadar hormon ini sangat
tinggi.
• Diabetes Insipidus (DI)
Diabetes Insipidus (DI) ditandai dengan kurangnya ADH
sekunder terhadap lesi yang menghancurkan hipotalamus, stalk
hipofise, atau hipofise posterior. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
tumor, infeksi otak atau meningen, hemoragi intrakranial, atau
trauma yang mengenai tulanga bagian dasar tengkorak. Klien dengan
diabetes insipidus mengeluarkan urine hipotonik dalam jumlah yang
besar (5 sampai 6 liter per hari).
10. ETIOLOGI
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
Hiperfungsi dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar
hipofise atau hipotalamus, penyebab mencakup :
• Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil
hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau
prolakter.
• Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya
peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi
HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
11. B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
• Bersifat primer
• Tumor hipofisa
• Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat
perdarahan hebat, bekuan darah, anemia)
• Infeksi dan peradangan
• Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
• Bersifat sekunder:
• Tumor hipotalamus
• Peradangan
• Cedera kepala
• Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun
sarafnya akibat pembedahan.
12. MANIFESTASI KLINIS
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
• Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ
dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah,
rahang, kardiyamegali)
• Impotensi
• Nyeri kepala
• Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita),
• Libido seksual menurun
• Kelemahan otot, kelelahan dan letargi
13. B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
• pertumbuhan lambat.
• Hipotermia.
• Rambut tumbuh berkurang.
• Hipotensi.
• Anorexia.
• Nyeri kepala.
• Kelemahan dan kelelahan.
• Gangguan penglihatan
• Perubahan siklus menscruasi (pada wanita ).
• Impotensia ( Pada pria ).
• Ukuran otot dan tulang kecil.
14. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto Tengkorak (Kranium)
• Foto Tulang (Osteo)
• CT Scan Otak
• Pemeriksaan Darah Dan Urine
15. PENATALAKSANAAN
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
1. Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur
transkranial)
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua
macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah
makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau
trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid
hypophysectomy).
2. Terapi radiasi
Radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal. kalau
tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan
pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi
pembedahan dilaksanakan, Radiasi memberikan manfaat pengecilan
tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi
fungsi hipofisis.
16. B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
Pengobatan hipopituitarisme mencakup
penggantian hormon-hormon yang kurang. GH
manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia,
dihasilkan dari tehnik rekombinasi asam
deoksiribonukleat (DNA)
18. PENGKAJIAAN
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
• Identifikasi Pasien
• Keluhan Utama :
• Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ
tubuh seperti jari-jari, tangan, dsb.
• Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi.
• Riwayat Kesehatan:
• manifestasi klinis bervariasi tergantung pada hormon mana
yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari
peningkatan prolaktin, GH dan ACM-1 mulai dirasakan.
• Pemeriksaan fisik
19. Lanjutan…
B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
• Identifikasi pasien
• Keluhan Utama:
• Pertumbuhan lambat
• Ukuran otot dan tulang kecil
• Impotensia
• Libido menurun
• Nyeri sanggama pada wanita
• Riwayat kesehatan :Adakah penyakit atau trauma pada
kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi
pada kepala.Sejak kapan keluhan dirasakan
• Pemeriksaan fisik
20. No Analisa data Masalah Etiologi
1. DS: Klien mengeluh bahwa ia malu untuk
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
DO:
Data Objektif yang biasanya muncul pada
gangguan hiperfungsi maupun hipofungsi
kelenjar hipofise:
1. Tinggi dan berat badan
2. Distribusi rambut
3. Pigmentasi rambut
4. Adanya benjolan di sekitar bagian
tubuh tertentu
5. Proporsi tubuh
6. Distribusi lemak
Hiperfungsi:
Kelebihan
Hormon dalam
tubuh
Hipofungsi:
Kekurangan
hormon dalam
tubuh
Gangguan
citra tubuh
21. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
- Perubahan citra tubuh berhubungan dengan penampilan
fisik
B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
- Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur tubuh dan fungsi tubuh akibat defisiensi
hormone pertumbuhan.
22. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Hiperfungsi Kelenjar Hipofise
• Tujuan: Dalam waktu 2 -3 minggu klien akan memiliki kembali
citra tubuh yang positif
• Kriteria Hasil:
• Pasien mampu menerima keadaan yang terjadi
• Pasien mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
23. Intervensi Rasional
Dorong klien agar mau mengungkapkan
pikiran dan perasaannya terhadap
perubahan penampilan tubuhnya
Agar perawat dapat mengetahui apa yang
dirasakan oleh klien sehubungan
perubahan tubuhnya.
Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya
serta segi-segi positif yang dapat
dikembangkan oleh klien
Agar klien mampu mengembangkan
dirinya kembali. Klien dengan kelebihan
prolaktin
Kolaborasi pemberian obat-obat seperti:
bromokriptin (parloden). Merupakan obat
pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada
mikroadenoma, prolaktin dapat normal
kembali.
Untuk mengurangi rasa sakit yang dialami
pasien
24. B. Hipofungsi Kelenjar Hipofise
• Tujuan: klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan
harga diri yang tinggi.
• Kriteria Hasil: Melakukan kegiatan penerimaan, penampilan
misalnya: kerapian, pakaian, postur tubuh, pola makan,
kehadiran diri.
Intervensi Rasional
Dorong individu untuk
mengekspresikan perasaan.
Mengetahui sejauh mana tingkat
penolakan terhadap kenyataan akan
kondisi fisik tubuh, untuk mempercepat
teknik penyembuhan / penanganan.
Dorong individu untuk bertanya
mengenai masalah, penanganan,
perkembangan, prognosa
kesehatan.
Dengan mengetahui proses perjalanan
penyakit tersebut maka klien secara
bertahap akan mulai menerima
kenyataan.
Tingkatkan komunikasi terbuka,
menghindari kritik / penilaian
tentang perilaku klien.
Membantu untuk tiap individu untuk
memahami area dalam program sehingga
salah pemahaman tidak terjadi.
25. EVALUASI
• Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam
dirinya.
• Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya,tanpa merasa malu akan perbedaan
dalam dirinya
• Klien mampu beraktivitas secara mandiri