2. Latar Belakang
Nyeri leher merupakan keluhan yang sulit ditangani
secara tuntas karena susunan anatomis dan fungsi
yang sangat kompleks, serta mempunyai resiko
tinggi mengingat besar pengaruhnya terhadap
gerak dan fungsi dasar tubuh, mempengaruhi
sistem saraf serta berpengaruh tehadap pembuluh
darah ke otak. Banyak hal yang dapat memicu nyeri
leher, diantaranya karena trauma atau cedera,
khawatir dan stres, jatuh tertidur dalam posisi yang
kaku, postur kerja yang tidak baik dan benar
5. Definisi
adanya rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas
tulang belakang pada leher (tengkuk),
disebabkan oleh berbagai gangguan maupun
trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan
dapat membatasi pergerakan pada leher karena
adanya spasme (ketegangan) otot sekitar leher
7. Gejala dan Tanda
• Adanya nyeri pada daerah leher yang bersifat
terus-menerus
• Adanya spasme otot-otot leher
• Adanya keterbatasan gerak
• Gangguan postural
8. Myofascial Release
Myofascial release adalah teknik peregangan
yang sangat interaktif yang membutuhkan umpan
balik dari tubuh pasien untuk menentukan arah,
kekuatan, dan durasi peregangan dan relaksasi
untuk memfasilitasi maksimum jaringan kencang
atau terbatas. MyofasciaI Release memahami
bahwa otot tidak dapat dipisahkan dari struktur
lain dari tubuh. Fascia mencakup semua struktur
tubuh, termasuk otot dan miofibril masing-
masing. Oleh karena itu, semua "peregangan
otot" sebenarnya peregangan unit myofascial .
9. Tujuan Fisioterapi
Jangka Pendek :
1. Menurunkan nyeri leher
2. Meningkatkan LGS
3. Menurunkan spasme
Jangka Panjang :
Meningkatkan kualitas
aktivitas kehidupan sehari
hari
10. Teknik Myofascial release
• level 1 merupakan variasi dari muscle stripping dimana
terapis memberikan tekanan longitudinal secara manual
sepanjang serabut otot pada posisi otot yang netral,
• level 2 merupakan variasi muscle stripping dimana terapis
memberikan tekanan longitudinal secara manual sepanjang
serabut otot pada pre-position posisi peregangan pasif
• level 3 melibatkan gerakan pasif pada otot yang dituju dan
dilakukan berulang kali yaitu dengan cara jari tangan kontak
sempurna pada bagian distal otot yang dituju sedangkan
tangan terapis yang lain memberikan peregangan secara pasif
pada otot tersebut,
• level 4 melibatkan gerakan aktif pada otot yang dituju dan
dilakukan berulang kali yaitu dengan cara jari tangan kontak
sempurna pada bagian distal otot yang di tuju, selanjutnya
dilakukan peregangan aktif oleh pasien (otot agonis dari otot
yang dituju berkontraksi).