SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
MAKALAH PROFESI
STASE NEURO TEPI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT
SYNDROME (CRS) DI KLINIK ASYA MOJOKERTO
OLEH :
SRI YULIANTI
202020641011102
PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT
SYNDROME (CRS) DI KLINIK FISIOTERAPI ASYA MOJOKERTO.
Disusun oleh :
SRI YULIANTI
(202020641011102)
Mengetahui Mojokerto, Juni 2021
Kaprodi fisioterapi program profesi Pembimbing/Clincal Educator
Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis Putri Sukma Rahayu, S. Fis, Ftr
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri leher (neck pain) merupakan suatu gejala yang dapat ditimbulkan oleh
tekanan (stress) pada jaringan-jaringan lunak, tulang-tulang, atau sendisendi dari cervical
spine atau struktur-struktur yang berdekatan. Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap
terjadinya nyeri pada leher termasuk postur yang buruk, trauma, dan penyakit-penyakit
degeneratif. (Raharjo,2013).
Cervical Root Syndrom merupakan suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya
rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher yang menjalar hingga
lengan (radikulopati), ada juga nyeri sendi facet hanya terbatas di leher dan bahu
(zygopophiseal).
Permasalahan umum yang timbul pada kondisi cervical root syndrom et causa
spondylosis cervical adalah nyeri pada leher dan bahu yang dipengaruhi penggunaan yang
berlebihan (overused) , abnormalitas lingkup gerak sendi akan mengakibatkan keterbatasan
lingkup gerak sendi, ketegangan yang terjadi pada leher dan bahu akan menyebabkan
spasme otot dan terganggunya aktifitas fungsional sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang
penyakit Cervical Root Syndrome (CRS) serta penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
tersebut. Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil judul PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME (CRS) DI KLINIK
ASYA MOJOKERTO.
B. Rumusan masalah
Bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus cervical root syndrome Di Klinik
Asya Mojokerto?
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus cervical root
syndrome Di Klinik Asya Mojokerto.
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat bagi praktisi fisioterapi Sebagai referensi dan rujukan untuk menangani pasien
dengan kondisi cervical root syndrome
2. Manfaat bagi masyarakat Sebagai ilmu pengetahuan maupun wawasan untuk pasien
maupun keluarga pasien dengan kondisi cervical root syndrome
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Cervical Root Syndrome (CRS)
a. Pengertian
Cervical Root Syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang
disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf cervical. Gejala yang ditimbulkan
berupa nyeri leher yang bisa menyebar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah,
parastesia, kelemahan dan spasme otot (Tjokorda,2013).
b. Etiologi
Hal yang dapat menyebabkan Cervical Root Syndrome antar lain:
1) RadikulopatiRadikulopati: penjepitan saraf pada daerah leher.
2) Hernia nucleus pulposus (HNP): kelainan di dalam discus intervertebralis
yang dikarenakan adanya tanda-tanda kompresi akar saraf
3) Spondylosis cervicalis: akibat proses degenerasi dan sesudah terbentuknya
osteopyt kerusakan softisus disekitar sendi vertebra, juga berperan dan
berakibat ankylosis, tetapi juga dapat terjadi karena menyempitnya terusan
spinal dan mengenai dan di foramen inteructebia, jalur saraf dan artei
vertebra tertekan.
4) Kesalahan postural: kebiasaan seseorang menggerakan leher secara spontan
dan penggunaan bantal yang terlalu tinggi saat tidur dan dalam waktu yang
lama bisa menimbulkan nyeri.
c. Patofisiologi
Diskus intervertebralis mengalami perubahan struktur anatomi, dimana
terjadi pengurangan kadar air di dalam nucleus pulposus, yang disebabkan salah
satunya karena proses degenerasi. Pada proses ini diskus akan mengalami
penipisan, jarak antar vertebra menjadi tipis sehingga vertebra menjadi semakin
dekat dan ruang antar diskus menjadi sempit, selanjutnya anulus fibrosus
mengalami penekanan dan menonjol keluar. (Ropper, 2005).
Saraf yang mengalami penekanan mulanya akan membengkok, saraf akan
terikat pada dinding foramina intervertebralis, sehingga mengganggu peredaran
darah. Saraf yang mengalami penekanaan akan mengalami peningkatan kepekaan
saraf dan terjadi perubahan fisiologis. Penekanan saraf akan mengalami nyeri bila
terjadi penekanan pada dorsal rootganglion, penyebaran nyeri sesuai dengan
dermatom saraf tersebut (Jhon, 2007).
d. Tanda dan Gejala
Gejala-gejala nyeri leher antara lain terasa di daerah leher kaku, nyeri otot-otot
leher yang terdapat di leher, sakit kepala dan migraine. Nyeri leher akan cenderung
merasa seperti terbakar. Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan, dan tangan keluhan
tersa tebal atau seprti tertusuk jarum. Nyeri yang tiba-tiba dan terus-menerus dapat
menyebabkan bentuk leher yang abnormal, kepala menghadap ke sisi yang
sebaliknya,yang di kenal dengan istilah torticolis (Samara,2007).
e. Diagnosis Banding
Diagnosa banding pada kasus CRS antara lain TOS (Thoracic Outlet
Syndrome),CTS(Carpal Tunnel Syndrome) dan Miofosial Trigger Point
Syndrome, Spondilosis cervicalis, dan Neuritis Medianus.
2. Indikator pengukuran
a. Pengukuran derajat nyeri dengan VAS
Visual Analogue Scale merupakan alat pengukuran itensitas nyeri yang dianggap
paling efisien yang telah digunakan dalam penelitiandan uji sensivitas suatu obat
analgetik. VAS dasajikan dalam bentuk garis horizontal dan diberikan angka 0-10
menujukkan kondisi nyeri tidak samasekali dan angka 10 menunjukkan nyeri yang
sangat tidak tertahankan bahkan pada saat posisi istirahat (Breivik, 2008).
b. Manual Muscle Testing (MMT)
Merupakan salah satu bentuk pemeriksaan kekuatan otot yang dilakukan dengan
gerakan aktif dari pasien dan diberikan tahanan, skor akan dinilai berdasarkan skala
MMT dengan nilai 0-5.
c. Foraminal compression test
Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada akar saraf cervical.
Tes inidirancang untuk memprovokasi gejala. Tes ini positif jika pasien merasakan
nyeri radicular sepanjang distribusi dermatoma dari akar saraf yang dipengaruhi.
d. Distraction test
Tes ini digunakan untuk pasien yang memiliki keluhan dengan gejala radicula pain.
Tes diranvang untuk meringankan gejala radicular pain. Intrepretasi hasilnya yaitu
positif tes mengidentifikasikan penekanan pada akarsaraf terbebaskan.
e. ULTT
Tes ini dirancang untuk meletakkan stress pada struktur saraf dari upper limb,
meskipun sebenarnya stress diletakkan diatas semua jaringan pada upper limb.
Interpretasi hasilnya yaitu positif tes mengidentifikasi adanya “sensitizing” pada
struktur saraf yang dipengaruhi.
B. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Diagnosa fisioterapi pada kasus ini yaitu:
1. Impairment :
- Nyeri tengkuk yang menjalar sampai ke pundak
- Spasme otot sternocledomastoideus, levator scapula
- Adanya tautband pada otot upper trapezius
2. Fungsional limitation
- Pasien tidak bisa melakukan aktivitas didepan laptop dalam waktu yang lama
3. Disability
- Terganggunya aktivitas di kantor maupun di rumah sebagai IRT
C. RENCANA FISIOTERAPI
Rencana program fisioterapi pada CRS adalah berupa pemberian TENS di area tengkuk
dan bahu, myofascial trigger point dry needling di titik-titik trigger point pada area otot
upper trapezius, mobilisasi saraf modifikasi ULTT 1 (saraf medianus) yang dilakukan
secara pasif oleh fisioterapis dengan depresi shoulder disertai gerakan fleksi-ekstensi
elbow. Dilakukan selama 3-x terapi dengan frekuensi 2x setiap minggunya.
D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. TENS
Diberikan pada area tengkuk dan kedua bahu, dengan tujuan mengurangi nyeri.
Stimulasi ritmis yang diberikan pada TENS akan ditangkap oleh serabut saraf A alfa
dan A betha yang diaktifkan di substansia gelatinosa di area posterior horn cell
medulaspinalis yang akan memberikan modulasi nyeri yang dibawa oleh serabut sara
A delta dan C dimodulasi serabut saraf A alfa dan Betha sehingga menutup jalan
masuknya stimulus nyeri.
2. Mobilisasi saraf
Mobilisasi saraf diberikan untuk membebaskan penekanan atau penjebakan akar saraf
pada leher yang menyebabkan timbulnya nyeri menjalar pada jari tangan, teknik ini
diberikan dengan kombinasi gerakan pada lengan bawah. Mobilisasi ini terdiri dari
ULTT 1: nervus medianus, nervus interosseous anterior (C5-C6-C7), ULTT 2a: nervus
medianus, muscu locutaneus, axillaris, ULTT 2b : nervus radialis, nervus ulnaris (C8,
Th1).
3. Dry needling
Diberikan pada titik-titik trigger point. Tujuannya yaitu untuk menghancurkan trigger
point pada fiber otot yang mengalami pemendekan. Jarum yang digunakan adalah
jarum akupuntur ukuran 1 chun (0,025x25mm). Untuk mempermudah proses insersi
jarum dan mengurangi rasa sakit saat insersi dapat dibantu guide tube berupa sedotan
kecil dengan Panjang ¾ dari Panjang jarum. Setelah dipasangkan jarum didiamkan
selama 1-2 menit kemudian dicek lagi apakah masih terasa nyeri di area insersi.
Apabila masih teras nyeri jarum di diamkan lagi selama 1-2 menit, apabila sudah tidak
terasa nyeri maka jarum bias diambil.
E. RENCANA EVALUASI
Rencana evaluasi akan dilaksanakan setiap selesai terapi, sehingga evaluasi akan
dilakukan sebanyak 3-5 kali. Evaluasi berupa pertanyaan subjektif mengenai rasa nyeri
yang diderita pasien dengan VAS, dan MMT.
BAB III
STATUS KLINIS
NAMA MAHASISWA : Sri Yulianti
NIM : 202020641011102
TEMPAT PRAKTIK : KLINIK ASYA Mojokerto
PEMBIMBING : Putri Sukma Rahayu, S. Fis, Ftr
Tanggal Pembuatan Laporan:
Kondisi/ Kasus: Cervical Root Syndrome
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Ny. L
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai kantor
Alamat : Mojokerto
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. DIAGNOSIS MEDIS
Cervical root syndrome
B. CATATAN KLINIS
-
C. RUJUKAN DARI DOKTER
-
III. SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan nyeri kepala bagian belakang
terasa berat (kadang-kadang), tengkuk terasa kaku, kadang-kadang terasa kesemutan
dari leher ke bahu atas
2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
-
3. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Sinusitis
4. RIWAYAT PENGOBATAN
-
C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)
 Statis : Asimetris bahu (kanan lebih tinggi), wajah menahan nyeri.
 Dinamis : keterbatasan gerak saat rotasi dan lateral fleksi
b) Palpasi
- Spasme pada otot-otot ekstensor cervical
- Nyeri tekan pada otot upper trapezius
c) Antropometri
Tidak dilakukan
d) Pemeriksaan gerak dasar
pasien mengalami keterbatasan gerak rotasi dan lateral fleksi leher.
Mampu menggerakkan kedua extremitas atas dan bawah dengan full
ROM.
e) Manual Muscle Testing
Lateral fleksi : 3
Rotasi : 3
Ekstremitas atas : 5
Ekstremitas bawah : 5
f) Kemampuan fungsional
Pasien mampu melakukan aktivitas fungsional dasar seperti berdiri,
duduk, dan berjalan.
g) Pemeriksaan khusus
- Pemeriksaan nyeri dengan VAS
Diam : 4
Gerak : 7 (lateral fleksi dan rotasi kiri kanan)
- Traksi dan distraksi : nyeri berkurang
- Spurling test : nyeri menjalar sampai ke bahu
- Pemeriksaan trigger point dengan sweep palpasi
Adanya local twich response sebanyak 4 titik pada uppertrapezius
kanan, dan 3 titik di kiri
D. ALGORITMA FISIOTERAPI
Pasien dengan keluhan nyeri tengkuk yang
menjalar ke bahu, kadang sampai ke jari-jari
Nyeri meningkat saat rotasi dan lateral fleksi cervical
Asimetris bahu (kanan lebih tinggi), wajah menahan
nyeri, sedikit forward head
Cervical fleksi, dan 3 Dimensi ekstensi terdapat nyeri
- VAS (Diam 4, gerak 7)
- Spurling test : nyeri menjalar ke bahu
- Trigger point otot upper trapezius
Hipotesis akhir
Nyeri yang menjalar dari tengkuk sampai ke bahu akibat
adanya penekanan saraf
Indikasi problem (ICF)
- Impairment (nyeri tengkuk menjalar ke bahu, adanya local
twitch upper trapezius)
- Fungsional limitation : tidak mampu melakukan kegiatan di
depan computer dalam waktu lama
- Disability : terganggunya aktivitas di kantor dan di rumah
- TENS
- Dry needling
- Mobilisasi saraf
ya
ya
Hipotesis awal
ya
ya
E. DIAGNOSA FISIOTERAPI
1. Impairment
- Nyeri tengkuk menjalar sampai ke bahu (b28014)
- Adanya local twich response di area muscle belly otot upper trapezius
- Adanya tauthband di otot upper trapezius saat dilakukan palpasi
2. Fungsional limitation
- Pasien tidak mampu melakukan kegiatan di depan computer dalam waktu
yang lama
3. Disability
- Terganggunga aktivitas di kantor dan di rumah sebagai IRT
F. PROGNOSIS
Qua et Vitam : Bonam
Qua et Sanam : Bonam
Qua et Fungsionam : Dubia et bonam
Qua et Cosmeticam : Dubia et bonam
G. PROGRAM FISIOTERAPI
- TENS, Dry needling, mobilisasi saraf selama 2x/ minggu selama 4 minggu
H. RENCANA EVALUASI DAN PROGNOSIS
Evaluasi rencaa dilakukan setelah 4 minggu menjalani program terapi. Prognosis yang
diharapkan adalah menurunnya nilai nyeri dan jumlah trigger point pada otot upper trapezius
I. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
NO. 22 Juni 2021 TENS, stretching upper trapezius, Dry Needling
1. 25 juni 2021 TENS, stretching upper trapezius , Dry Needling
2. 29 juni 2021 TENS, Dry Needling, mobilisasi saraf
3. 02 juli 2021 TENS, Dry Needling, mobilisasi saraf
J. EVALUASI
Setelah dilakukan 4x tindakan fisioterapi berupa TENS, Streching, dry needling dan
mobilisasi saraf, nilai VAS menurun menjadi nyeri diam 3 dan nyeri gerak menjadi 5. Titik
trigger poin kanan 3 kiri 2.

More Related Content

What's hot (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
 
Kontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tensKontra indikasi umum tens
Kontra indikasi umum tens
 
PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedik
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
ICF FISIOTERAPI.pdf
ICF FISIOTERAPI.pdfICF FISIOTERAPI.pdf
ICF FISIOTERAPI.pdf
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
 
Hidroterapi
HidroterapiHidroterapi
Hidroterapi
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 

Similar to Cervical root syndrome

Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherPenatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherUzlifati Jannatin Alfafa
 
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherPenatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherUzlifati Jannatin Alfafa
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cederaKegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cederaFerrayulinda
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfeka kurniati
 
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdfMuhammadSyarif783439
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxsalmanalfarisi637456
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaMahasiswa
 
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxpresentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxAmelAmeliaPutriAriya
 
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalkhusnul huda
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrTeGuh38
 
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdfnikentriwiyandari
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)
 

Similar to Cervical root syndrome (20)

Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherPenatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
 
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leherPenatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
Penatalaksanaan myofascial release pada kasus nyeri leher
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cederaKegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
 
Modul Trigger Points
Modul Trigger PointsModul Trigger Points
Modul Trigger Points
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Chronic pain management
Chronic pain managementChronic pain management
Chronic pain management
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxpresentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
 
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
 
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf
170-Article Text-864-1-10-20220209 (2).pdf
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Kgd trauma spinal
Kgd trauma spinalKgd trauma spinal
Kgd trauma spinal
 
Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 

Recently uploaded (20)

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 

Cervical root syndrome

  • 1. MAKALAH PROFESI STASE NEURO TEPI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME (CRS) DI KLINIK ASYA MOJOKERTO OLEH : SRI YULIANTI 202020641011102 PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME (CRS) DI KLINIK FISIOTERAPI ASYA MOJOKERTO. Disusun oleh : SRI YULIANTI (202020641011102) Mengetahui Mojokerto, Juni 2021 Kaprodi fisioterapi program profesi Pembimbing/Clincal Educator Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis Putri Sukma Rahayu, S. Fis, Ftr
  • 3. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri leher (neck pain) merupakan suatu gejala yang dapat ditimbulkan oleh tekanan (stress) pada jaringan-jaringan lunak, tulang-tulang, atau sendisendi dari cervical spine atau struktur-struktur yang berdekatan. Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap terjadinya nyeri pada leher termasuk postur yang buruk, trauma, dan penyakit-penyakit degeneratif. (Raharjo,2013). Cervical Root Syndrom merupakan suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher yang menjalar hingga lengan (radikulopati), ada juga nyeri sendi facet hanya terbatas di leher dan bahu (zygopophiseal). Permasalahan umum yang timbul pada kondisi cervical root syndrom et causa spondylosis cervical adalah nyeri pada leher dan bahu yang dipengaruhi penggunaan yang berlebihan (overused) , abnormalitas lingkup gerak sendi akan mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi, ketegangan yang terjadi pada leher dan bahu akan menyebabkan spasme otot dan terganggunya aktifitas fungsional sehari-hari. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang penyakit Cervical Root Syndrome (CRS) serta penatalaksanaan fisioterapi pada kasus tersebut. Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil judul PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME (CRS) DI KLINIK ASYA MOJOKERTO. B. Rumusan masalah Bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus cervical root syndrome Di Klinik Asya Mojokerto? C. Tujuan penulisan Untuk mengetahui bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus cervical root syndrome Di Klinik Asya Mojokerto.
  • 4. D. Manfaat penulisan 1. Manfaat bagi praktisi fisioterapi Sebagai referensi dan rujukan untuk menangani pasien dengan kondisi cervical root syndrome 2. Manfaat bagi masyarakat Sebagai ilmu pengetahuan maupun wawasan untuk pasien maupun keluarga pasien dengan kondisi cervical root syndrome
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi 1. Cervical Root Syndrome (CRS) a. Pengertian Cervical Root Syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf cervical. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri leher yang bisa menyebar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah, parastesia, kelemahan dan spasme otot (Tjokorda,2013). b. Etiologi Hal yang dapat menyebabkan Cervical Root Syndrome antar lain: 1) RadikulopatiRadikulopati: penjepitan saraf pada daerah leher. 2) Hernia nucleus pulposus (HNP): kelainan di dalam discus intervertebralis yang dikarenakan adanya tanda-tanda kompresi akar saraf 3) Spondylosis cervicalis: akibat proses degenerasi dan sesudah terbentuknya osteopyt kerusakan softisus disekitar sendi vertebra, juga berperan dan berakibat ankylosis, tetapi juga dapat terjadi karena menyempitnya terusan spinal dan mengenai dan di foramen inteructebia, jalur saraf dan artei vertebra tertekan. 4) Kesalahan postural: kebiasaan seseorang menggerakan leher secara spontan dan penggunaan bantal yang terlalu tinggi saat tidur dan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan nyeri. c. Patofisiologi Diskus intervertebralis mengalami perubahan struktur anatomi, dimana terjadi pengurangan kadar air di dalam nucleus pulposus, yang disebabkan salah satunya karena proses degenerasi. Pada proses ini diskus akan mengalami penipisan, jarak antar vertebra menjadi tipis sehingga vertebra menjadi semakin dekat dan ruang antar diskus menjadi sempit, selanjutnya anulus fibrosus mengalami penekanan dan menonjol keluar. (Ropper, 2005).
  • 6. Saraf yang mengalami penekanan mulanya akan membengkok, saraf akan terikat pada dinding foramina intervertebralis, sehingga mengganggu peredaran darah. Saraf yang mengalami penekanaan akan mengalami peningkatan kepekaan saraf dan terjadi perubahan fisiologis. Penekanan saraf akan mengalami nyeri bila terjadi penekanan pada dorsal rootganglion, penyebaran nyeri sesuai dengan dermatom saraf tersebut (Jhon, 2007). d. Tanda dan Gejala Gejala-gejala nyeri leher antara lain terasa di daerah leher kaku, nyeri otot-otot leher yang terdapat di leher, sakit kepala dan migraine. Nyeri leher akan cenderung merasa seperti terbakar. Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan, dan tangan keluhan tersa tebal atau seprti tertusuk jarum. Nyeri yang tiba-tiba dan terus-menerus dapat menyebabkan bentuk leher yang abnormal, kepala menghadap ke sisi yang sebaliknya,yang di kenal dengan istilah torticolis (Samara,2007). e. Diagnosis Banding Diagnosa banding pada kasus CRS antara lain TOS (Thoracic Outlet Syndrome),CTS(Carpal Tunnel Syndrome) dan Miofosial Trigger Point Syndrome, Spondilosis cervicalis, dan Neuritis Medianus. 2. Indikator pengukuran a. Pengukuran derajat nyeri dengan VAS Visual Analogue Scale merupakan alat pengukuran itensitas nyeri yang dianggap paling efisien yang telah digunakan dalam penelitiandan uji sensivitas suatu obat analgetik. VAS dasajikan dalam bentuk garis horizontal dan diberikan angka 0-10 menujukkan kondisi nyeri tidak samasekali dan angka 10 menunjukkan nyeri yang sangat tidak tertahankan bahkan pada saat posisi istirahat (Breivik, 2008). b. Manual Muscle Testing (MMT) Merupakan salah satu bentuk pemeriksaan kekuatan otot yang dilakukan dengan gerakan aktif dari pasien dan diberikan tahanan, skor akan dinilai berdasarkan skala MMT dengan nilai 0-5.
  • 7. c. Foraminal compression test Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada akar saraf cervical. Tes inidirancang untuk memprovokasi gejala. Tes ini positif jika pasien merasakan nyeri radicular sepanjang distribusi dermatoma dari akar saraf yang dipengaruhi. d. Distraction test Tes ini digunakan untuk pasien yang memiliki keluhan dengan gejala radicula pain. Tes diranvang untuk meringankan gejala radicular pain. Intrepretasi hasilnya yaitu positif tes mengidentifikasikan penekanan pada akarsaraf terbebaskan. e. ULTT Tes ini dirancang untuk meletakkan stress pada struktur saraf dari upper limb, meskipun sebenarnya stress diletakkan diatas semua jaringan pada upper limb. Interpretasi hasilnya yaitu positif tes mengidentifikasi adanya “sensitizing” pada struktur saraf yang dipengaruhi. B. DIAGNOSA FISIOTERAPI Diagnosa fisioterapi pada kasus ini yaitu: 1. Impairment : - Nyeri tengkuk yang menjalar sampai ke pundak - Spasme otot sternocledomastoideus, levator scapula - Adanya tautband pada otot upper trapezius 2. Fungsional limitation - Pasien tidak bisa melakukan aktivitas didepan laptop dalam waktu yang lama 3. Disability - Terganggunya aktivitas di kantor maupun di rumah sebagai IRT C. RENCANA FISIOTERAPI Rencana program fisioterapi pada CRS adalah berupa pemberian TENS di area tengkuk dan bahu, myofascial trigger point dry needling di titik-titik trigger point pada area otot upper trapezius, mobilisasi saraf modifikasi ULTT 1 (saraf medianus) yang dilakukan secara pasif oleh fisioterapis dengan depresi shoulder disertai gerakan fleksi-ekstensi elbow. Dilakukan selama 3-x terapi dengan frekuensi 2x setiap minggunya.
  • 8. D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI 1. TENS Diberikan pada area tengkuk dan kedua bahu, dengan tujuan mengurangi nyeri. Stimulasi ritmis yang diberikan pada TENS akan ditangkap oleh serabut saraf A alfa dan A betha yang diaktifkan di substansia gelatinosa di area posterior horn cell medulaspinalis yang akan memberikan modulasi nyeri yang dibawa oleh serabut sara A delta dan C dimodulasi serabut saraf A alfa dan Betha sehingga menutup jalan masuknya stimulus nyeri. 2. Mobilisasi saraf Mobilisasi saraf diberikan untuk membebaskan penekanan atau penjebakan akar saraf pada leher yang menyebabkan timbulnya nyeri menjalar pada jari tangan, teknik ini diberikan dengan kombinasi gerakan pada lengan bawah. Mobilisasi ini terdiri dari ULTT 1: nervus medianus, nervus interosseous anterior (C5-C6-C7), ULTT 2a: nervus medianus, muscu locutaneus, axillaris, ULTT 2b : nervus radialis, nervus ulnaris (C8, Th1). 3. Dry needling Diberikan pada titik-titik trigger point. Tujuannya yaitu untuk menghancurkan trigger point pada fiber otot yang mengalami pemendekan. Jarum yang digunakan adalah jarum akupuntur ukuran 1 chun (0,025x25mm). Untuk mempermudah proses insersi jarum dan mengurangi rasa sakit saat insersi dapat dibantu guide tube berupa sedotan kecil dengan Panjang ¾ dari Panjang jarum. Setelah dipasangkan jarum didiamkan selama 1-2 menit kemudian dicek lagi apakah masih terasa nyeri di area insersi. Apabila masih teras nyeri jarum di diamkan lagi selama 1-2 menit, apabila sudah tidak terasa nyeri maka jarum bias diambil. E. RENCANA EVALUASI Rencana evaluasi akan dilaksanakan setiap selesai terapi, sehingga evaluasi akan dilakukan sebanyak 3-5 kali. Evaluasi berupa pertanyaan subjektif mengenai rasa nyeri yang diderita pasien dengan VAS, dan MMT.
  • 9. BAB III STATUS KLINIS NAMA MAHASISWA : Sri Yulianti NIM : 202020641011102 TEMPAT PRAKTIK : KLINIK ASYA Mojokerto PEMBIMBING : Putri Sukma Rahayu, S. Fis, Ftr Tanggal Pembuatan Laporan: Kondisi/ Kasus: Cervical Root Syndrome I. KETERANGAN UMUM PENDERITA Nama : Ny. L Umur : 44 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai kantor Alamat : Mojokerto II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. DIAGNOSIS MEDIS Cervical root syndrome B. CATATAN KLINIS - C. RUJUKAN DARI DOKTER - III. SEGI FISIOTERAPI A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
  • 10. B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO) 1. KELUHAN UTAMA Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan nyeri kepala bagian belakang terasa berat (kadang-kadang), tengkuk terasa kaku, kadang-kadang terasa kesemutan dari leher ke bahu atas 2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU - 3. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA Sinusitis 4. RIWAYAT PENGOBATAN - C. PEMERIKSAAN 1. PEMERIKSAAN FISIK a) INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)  Statis : Asimetris bahu (kanan lebih tinggi), wajah menahan nyeri.  Dinamis : keterbatasan gerak saat rotasi dan lateral fleksi b) Palpasi - Spasme pada otot-otot ekstensor cervical - Nyeri tekan pada otot upper trapezius c) Antropometri Tidak dilakukan d) Pemeriksaan gerak dasar pasien mengalami keterbatasan gerak rotasi dan lateral fleksi leher. Mampu menggerakkan kedua extremitas atas dan bawah dengan full ROM. e) Manual Muscle Testing Lateral fleksi : 3 Rotasi : 3 Ekstremitas atas : 5 Ekstremitas bawah : 5 f) Kemampuan fungsional Pasien mampu melakukan aktivitas fungsional dasar seperti berdiri, duduk, dan berjalan. g) Pemeriksaan khusus - Pemeriksaan nyeri dengan VAS
  • 11. Diam : 4 Gerak : 7 (lateral fleksi dan rotasi kiri kanan) - Traksi dan distraksi : nyeri berkurang - Spurling test : nyeri menjalar sampai ke bahu - Pemeriksaan trigger point dengan sweep palpasi Adanya local twich response sebanyak 4 titik pada uppertrapezius kanan, dan 3 titik di kiri
  • 12. D. ALGORITMA FISIOTERAPI Pasien dengan keluhan nyeri tengkuk yang menjalar ke bahu, kadang sampai ke jari-jari Nyeri meningkat saat rotasi dan lateral fleksi cervical Asimetris bahu (kanan lebih tinggi), wajah menahan nyeri, sedikit forward head Cervical fleksi, dan 3 Dimensi ekstensi terdapat nyeri - VAS (Diam 4, gerak 7) - Spurling test : nyeri menjalar ke bahu - Trigger point otot upper trapezius Hipotesis akhir Nyeri yang menjalar dari tengkuk sampai ke bahu akibat adanya penekanan saraf Indikasi problem (ICF) - Impairment (nyeri tengkuk menjalar ke bahu, adanya local twitch upper trapezius) - Fungsional limitation : tidak mampu melakukan kegiatan di depan computer dalam waktu lama - Disability : terganggunya aktivitas di kantor dan di rumah - TENS - Dry needling - Mobilisasi saraf ya ya Hipotesis awal ya ya
  • 13. E. DIAGNOSA FISIOTERAPI 1. Impairment - Nyeri tengkuk menjalar sampai ke bahu (b28014) - Adanya local twich response di area muscle belly otot upper trapezius - Adanya tauthband di otot upper trapezius saat dilakukan palpasi 2. Fungsional limitation - Pasien tidak mampu melakukan kegiatan di depan computer dalam waktu yang lama 3. Disability - Terganggunga aktivitas di kantor dan di rumah sebagai IRT F. PROGNOSIS Qua et Vitam : Bonam Qua et Sanam : Bonam Qua et Fungsionam : Dubia et bonam Qua et Cosmeticam : Dubia et bonam G. PROGRAM FISIOTERAPI - TENS, Dry needling, mobilisasi saraf selama 2x/ minggu selama 4 minggu H. RENCANA EVALUASI DAN PROGNOSIS Evaluasi rencaa dilakukan setelah 4 minggu menjalani program terapi. Prognosis yang diharapkan adalah menurunnya nilai nyeri dan jumlah trigger point pada otot upper trapezius I. PELAKSANAAN FISIOTERAPI NO. 22 Juni 2021 TENS, stretching upper trapezius, Dry Needling 1. 25 juni 2021 TENS, stretching upper trapezius , Dry Needling 2. 29 juni 2021 TENS, Dry Needling, mobilisasi saraf 3. 02 juli 2021 TENS, Dry Needling, mobilisasi saraf J. EVALUASI Setelah dilakukan 4x tindakan fisioterapi berupa TENS, Streching, dry needling dan mobilisasi saraf, nilai VAS menurun menjadi nyeri diam 3 dan nyeri gerak menjadi 5. Titik trigger poin kanan 3 kiri 2.