SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri Persalinan
Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat wanita merasa cemas.
Banyak wanita menganggap bahwa nyeri merupakan bagian besar dari proses kelahiran.
Nyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis meskipun pada tipe nyeri yang
lain selalu disebabkan oleh suatu kecelakaan atau penyakit ( Kinney, 2002).
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin
selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008).
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya
telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang disebut kontraksi Braxton hicks akibat
perubahan-perubahan dari hormon estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak
teratur, tidak nyeri dan kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan kontraksi
Braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur.
Kadang kala tampak keluarnya cairan ketuban yang biasanya pecah menjelang
pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam
(Gadysa, 2009).
Nyeri menurut kebanyakan ahli, sebagai suatu fenomena misterius yang tidak
dapat didefinisikan secara khusus. Menurut Brunner dan Suddart pengertian nyeri dalm
kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya nyeri tersebut.
Universitas Sumatera Utara
7
Sedangkan Wolf Firest (dalam Depkes RI, 1997) mendefinisakan nyeri sebagai suatu
perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang dapat menimbulkan
ketegangan. Menurut Arthur Custon (Depkes RI, 1997), nyeri adalah suatu mekanisme
proteksi bagi tubuh, timbul bilamana jaringan sedang dirusakkan dan menyebab individu
bereaksi untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.
Ada tiga macam teori nyeri yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Teori pola (Pattern Theory) adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar
gangliondorsal medulla spinalis dan rangsangan aktifitas sel T. Hal ini
mengakibatkan suatu respon yang merangsang kebagian yang lebih tinggi yaitu
korteks serebri dan menimbulkan persepsi, lalu otot berkontraksi sehingga
menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
2. Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke
pinal cord melalui dorsalis yang bersinaps didaerah posterior kemudian naik ke
traktus hemifer dan menyilang ke garis media ke sisi lainnya dan berakhir di
korteks selebri, dimana rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) yang dikemukakan oleh Melzak
dan Wall. Teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tranmisi dan persepsi
nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen
ke korda spinalis dapat dimodifikasi sebelum tramisi ke otak. Sinaps dalam dorsal
medulla spinalis beraktifitas seperti pintu untuk mengijinkan impuls masuk ke
otak. Kerja kontrol gerbang ini menguntungkan dari kerja serat saraf besar dan
kecil yang keduanya berada dalam rangsangan akar ganglion dorsalis.
Rangsangan pada serat akan meningkatkan aktifitas subtansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu sehingga katifitas sel T terhambat dan
Universitas Sumatera Utara
8
menyebabkan hantaran rasa nyeri terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat
langsung merangsang ke korteks serebri dan hasil persepsinya akan dikembalikan
ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi
aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansi
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T meningkat yang
akan menghantarkan ke otak.
4. Teori tranmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai tranmisi
impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada
serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif (Hidayat, 2008).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, sifatnya
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialami. Berikut ini merupakan pendapat beberapa ahli mengenai
pengertian nyeri :
1. Mc. Coferry (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keberadaan yang
mempengaruhi seseorang, yang keberadaan nyeri dapat diketahui hanya jika orang
tersebut pernah mengalaminya.
2. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
3. Artur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme
bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak sehingga nyeri.
Universitas Sumatera Utara
9
4. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari dalam serabut saraf dalam tubuh ke
otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Hidayat, 2008).
B. Proses Terjadi Nyeri atau Mekanisme Nyeri
Ada empat tahapan terjadinya nyeri :
1. Transduksi
Transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli)
dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini
dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).
Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-mediator nyeri mempengaruhi juga
nosiseptor diluar daerah trauma sehingga lingkaran nyeri meluas. Selanjutnya terjadi
proses sensitisasi perifer yaitu menurunnya nilai ambang rangsang nosiseptor karena
pengaruh mediator-mediator tersebut di atas dan penurunan pH jaringan. Akibatnya
nyeri dapat timbul karena rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan nyeri misalnya
rabaan.
Sensitisasi perifer ini mengakibatkan pula terjadinya sensitisasi sentral yaitu
hipereksitabilitas neuron pada spinalis, terpengaruhnya neuron simpatis dan perubahan
intraseluler yang menyebabkan nyeri dirasakan lebih lama.
Rangsangan nyeri diubah menjadi depolarisasi membrane reseptor yang kemudian
menjadi impuls syaraf.
2. Transmisi
Transmisi merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf
perifer melewati kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi
Universitas Sumatera Utara
10
sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron presinaps
ke pasca sinaps melewati neurotransmitter.
3. Modulasi
Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri.
Hambatan terjadi melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan
bermacam-macam neurotansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak
dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area periaquaductuagrey (PAG) dan
menghambat transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis. Modulasi
nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis atau supraspinalis.
4. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri
yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi
kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala).
Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan (Wibowo, 2009).
C. Etiologi Nyeri Dalam Persalinan
Selama persalinan kala satu, nyeri terutama dialami karena rangsangan
nosiseptor dalam adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Banyak penelitian yang
mendukung bahwa nyeri persalinan kala I adalah akibat dilatasi serviks dan segmen
uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan
ligamen yang menyokong struktur ini. Bonica dan McDonald, (1995), menyatakan
bahwa faktor berikut mendukung teori tersebut :
Universitas Sumatera Utara
11
1. Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsang pada nyeri viseral.
Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat dan
kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
2. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin yang
menambah dilatasi struktur tersebut. Pada awal persalinan, terdapat pembentukan
tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik setelah mulainya
kontraksi uterus. Pada persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebih
cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum adanya persepsi
nyeri.
3. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka
mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus.
Rangsangan persalinan kala I ditransmisikan dari serat eferen melalui pleksus
hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan lumbal, ke
ganglia akar saraf posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat disebarkan dari area
pelvis ke umbilikus, paha atas, dan area midsakral. Pada penurunan janin, biasanya pada
kala II, rangsangan ditransmisikan melalui saraf pudendal melalui pleksus sakral ke
ganglia akar saraf posterior pada S2 sampai S4 (Patree, 2007).
Nyeri pada tahap I persalinan timbul dari uterus dan adnexa saat berkontraksi,
dan hal itu adalah nyeri viseral yang alami. Beberapa kemungkinan mekanisme yang
menjelaskan hal ini yaitu: nosiseptif yang berasal dari uterus telah diajukan namun
pengamatan saat ini bahwa nyeri itu lebih banyak dihasilkan akibat dilatasi serviks dan
segmen bawah uterus, dan mekanisme distensi sesudahnya. Intensitas nyeri
berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang dihasilkan uterus yang akan
melawan obstruksi yang terjadi, serviks dan perineum mungkin juga berperan terhadap
Universitas Sumatera Utara
12
terjadinya nyeri. Beberapa nosiseptik kemudian berperan dalam terjadinya nyeri, yaitu
bradikinin, leokotrin, prostaglandin, serotonin, asam laktat, dan substan P. Bukti yang
mendukung tentang nosiseptik yang berasal dari uterus didasarkan pada penelitian, hal
ini telah ditinjau kembali secara mendetail oleh Bonica (Idmgarut, 2009).
D. Klasifikasi Nyeri
1. Klasifikasi nyeri secara umum terdiri dari :
a) Nyeri akut
Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6
bulan). Biasa berhubungan dengan kecemasan. Orang bisa merespon nyeri akut
secara fisiologis dan dengan prilaku. Secara fisiologis : diaforesis, peningkatan
denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah.
b) Nyeri kronik
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan.
Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik
pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini
biasanya berhungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri ini bersifat terus-
menerus atau intermitten.
2. Klasifikasi nyeri secara spesifik terdiri dari :
a) Nyeri somatik dan Nyeri viseral
Bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superfisial), yaitu pada otot
dan tulang.
Universitas Sumatera Utara
13
b) Nyeri menjalar
Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat
kerusakan pada cedera organ viseral.
c) Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat psikososial.
d) Nyeri phantom
Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi.
e) Nyeri neorologis
Bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa
jalur saraf (Hidayat, 2008).
E. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya adalah :
a) Arti nyeri
Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti
nyeri tersebut merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak
dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis
kelamin, latar belakang social cultural, lingkungan, dan pengalaman.
b) Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subjektif, tempatnya pada korteks
(pada fungsi evaluative secara kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh factor
yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
Universitas Sumatera Utara
14
c) Toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan
atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan lain-lain.
Sedangkan faktor yng menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah,
bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
d) Reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respons nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa factor,
seperti : arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut, cemas, usia, dan lain-lain
(Hidayat, 2008).
F. Pengukuran Intensitas Nyeri
Menurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur secara objektif
misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan
berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri
dengan berpatokan pada ucapan dan prilaku klien. Klien kadang-kadang diminta untuk
menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau
berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda antara klien dan bidan. Tipe
nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri merupakan makna yang
lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam
Universitas Sumatera Utara
15
mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dapat mengevaluasi perubahan kondisi klien. Ada
tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan antara lain :
1. Gambaran sederhana skala intensitas nyeri
2. 0 – 10 angka skala intensitas nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Skala Analog Visual (VAS)
Intensitas nyeri mengacu kepada kehebatan nyeri itu sendiri. Untuk
menentukan derajat nyeri, bidan dapat menanyakan klien tentang nyeri yang dirasakan
dengan menggunakan skala numerik 0-10 atau skala yang serupa lainnya yang
membantu menerangkan bagaimana intensitas nyerinya (Reeder dan Mark 1995). Nyeri
No
Worst
Pain
Very
Pain
Severe
Pain
Moderate
Pain
Mild
Possible
Pain
No
Pain
Pain
Worst
Possible
Moderate
Pain
No Pain
as it
Possible
Pain as bad
could
Universitas Sumatera Utara
16
yang ditanyakan pada skala tersebut adalah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
nyeri untuk mengevaluasi keefektifannya. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah
0-10 angka skala intensitas nyeri, yaitu : 0 tidak nyeri.
Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik
yaitu :
1. 0 : Tidak nyeri
2. 1 – 2 : Nyeri ringan
3. 3 – 5 : Moderat/ sedang
4. 6 – 7 : Severe/ berat
5. 8 – 10: Sangat berat (Kinney, 2002).
G. Nyeri Persalinan Kala I
Pada persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali
muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini
disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena servik
mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler
yang berada disekitar Kanalis Servikalis yang peka akibat pergesaran yang terjadi
sewaktu serviks membuka (Prawirohardjo, 2002).
Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak rahim
kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit
ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung jauh dari pada waktu yang di perlukan
untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian
yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi yang
teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai mencapai
Universitas Sumatera Utara
17
ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dangan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi
tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih 14 jam.
Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan
intensitas kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan
lamanya 15 sampai 30 detik, dan berkembang menjadi nyeri sedang dengan lama
kontraksi 30 sampai 40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit. Rasa nyeri pada
persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari
otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia
korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I, kontraksi uterus yang
menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri. Impuls nyeri selama kala I
ditranmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris.
Nervus ini berasal dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan
iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke
daerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada
saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti
sensasi kram, sensasi sobek, dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan
laserasi servik, vagina dan jaringan perineum. Selama fase aktif, seviks berdilatasi
(Bobak, 2004).
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh
guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut
rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi
keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi,
kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari
rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
18
tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar
ke bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit
tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja dan
Meiliasari, 2004).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah
yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat dan
lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun, beberapa persalinan dimulai
dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang
awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka, yang kemudian merambat ke bagian
depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30
detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti masih
dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati,
kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin berdekatan waktunya
(Simkin.,Walley.,dan Keppler, 2008).
Masa kala I pada ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu
multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama selesai apabila pembukaan serviks lengkap.
Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2
sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20
detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama
(Prawirohardjo, 2002).
H. Penatalaksanaan Nyeri
Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan
farmakologis yaitu dangan menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri dan
Universitas Sumatera Utara
19
cara nonfarmakologis atau tanpa obat. Cara farmakologi adalah dengan pemberian obat-
obatan analgesik yang bisa disuntikan, melalui infus int ra vena yaitu syaraf yang
mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih menimbulkan
pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta,
sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu
terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsung ( Kinney, 2002).
Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak
membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan
kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metoda
nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga
mempengaruhi respon terhadap nyeri menurut Melzack, yaitu strategi motivasi-afektif
(interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan,
memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitif-evaluatif (interpretasi dari pesan
nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi
kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-dikriminatif (pemberitahuan
informasi keotak menurut sensasi fisik) (Gadysa, 2009).
I. Pengertian Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi
guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan,
gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga,
menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap
Universitas Sumatera Utara
20
gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang
berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang dibawahnya
(Henderson, 2006).
Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan
massage yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzak dan Wall (dalam Depertemen Kesehatan RI, 1997). Teori ini
menjelaskan tenteng dua macam serabut syaraf berdiameter kecil dan serabut
berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil yang
sangat besar dalam mengurangi nyeri nonfarmakologi. Intervensi yang termasuk dalam
pendekatan nonfarmakologi adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal
kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan
yoga (Gadysa, 2009)
Pijat (massage) cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang dipijit 20 menit
setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi
karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda
sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Dalam
persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat orang yang merawatnya.
Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat
ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, seperti kepala,
leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu,
apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Danuatmadja, dan Meiliasari, 2004).
Universitas Sumatera Utara
21
Pijatan dapat menenangkan dan merilekskan ketegangan yang muncul saat
hamil dan melahirkan. Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat
membuat nyaman. Usapan pelan pada perut juga akan terasa nyaman saat kontraksi.
Rencana untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat
dipilih sebagai berikut : sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras,
pijatan untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di
punggung (Simkin., Walley.,dan Keppler, 2008).
J. Metode Massage
Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang
berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls
diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa
sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang berdiameter
besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat
diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf
yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau
sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai
korteks serebral.
Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf yang
berdiameter besar yaitu :
1. Metode Effluerage
Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi atau setengah duduk,
lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan
Universitas Sumatera Utara
22
melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan
dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh
pasien.
2. Metode Deep Back Massage
Metode deep back massage memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian
bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak
tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
3. Firm Counter Pressure
Metode firm counter pressure memperlakukan pasien dalam kondisi duduk
kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan
yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.
4. Abdominal Lifting
Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien
pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi.
Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).
K. Metode Massage Effleurage
1. Definisi Effleurage
Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi kulit
yang digunakan selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara efektif.
Effleurage berasal dari bahasa Prancis. Ketika catatan dari Dr. Fernand Lamazes
Universitas Sumatera Utara
23
diterjemahkan dari bahasa Prancis kedalam bahasa Inggris, salah satu kata yang baru
adalah effleurage (Mons Dragon, 2004).
Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang
atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan,
effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan. Lakukan
usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit. Pijatan effleurage dapat juga dilakukan di punggung. Tujuan utamanya
adalah relaksasi.
Gate Control Theory dapat dipakai untuk pengukuran efektifitas cara ini.
Ilustrasi Gate Control Theory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri keotak
lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas.
Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan keotak dan
menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri dirasakn dalam otak.
Effleurage atau pijatan pada abdomen yang teratur dangan latihan pernapasan selama
kontraksi digunakan untuk mengalihkan wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula
adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan
endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman
karena massage membuat relaksasi otot (Monsdragon, 2004).
Diawal persalinan, pemijat dapat digunakan kedua telapak tangannya untuk
menekan kedua sisi punggung dari bahu ke bawah dengan gerakan berirama, naik turun.
Pijatan yang lama dan lambat akan terasa nyaman. Pastikan pemijat menggunakan
seluruh bagian telapak tangannya. Jemarinya pun harus menyentuh tubuh sehingga
merasakan ketegangan disana. Pada persalinan tahap lanjut, pemijat menggunakan
tanganya untuk memijat kuat di pangkal tulang belakang atau gunakan ibu jari dengan
Universitas Sumatera Utara
24
gerakan lingkaran-lingkaran di sekitar cekukngan pantat mungkin, butuh tekanan lebih
kuat didaerah itu. Sampaikan pada pemijat gerakan yang paling menolong (Danuatmadja
dan Meiliasari, 2004).
2. Cara Melakukan Teknik Effleurage
Ada dua cara dalam melakukan teknik Effleurage, yaitu :
a) Secara perlahan sambil menekan dari area pubis atas sampai umbilikus dan
keluar mengelilingi abdomen bawah sampai area pubis, ditekan dengan lembut
dan ringan dan tanpa tekanan yang kuat, tapi usahakan ujung jari tidak lepas
dari permukaan kulit. Pijatan dapat dilakukan beberapa kali, saat memijat harus
diperhatikan respon ibu apakah tekanan sudah tepat.
b).Pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan
Pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat kesimpisis
atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar
atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien (Gadysa, 2009).
Gambar 1. Metode massage Effleurage
L. Metode Massage Abdominal Lifting
Nyeri persalinan kala I fisiologis dapat diatasi dengan tindakan-tindakan seperti
: distraksi, relaksasi, dan massage. Yang merupakan pendekatan non farmakologi dalam
Universitas Sumatera Utara
25
menurunkan dan mengatasi rasa nyeri, akan tetapi metode massage tersebut dapat juga
membawa pada kegagalan karena disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah :
usia, kelelahan, dan pengalaman masa lalu. Oleh sebab itu, pemberian massage
abdominal lifting dapat diberikan pada ibu inpartu kala I fisiologis untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan dengan memperhatikan keadaan dan kondisi ibu. Pijatan dapat
menenangkan dan merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan.
Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan
pelan pada perut (Abdominal lifting) juga akan terasa nyaman saat kontraksi. Rencana
untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat dipilih
sebagai berikut : sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras, pijatan
untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di punggung
(Simkin.,Walley.,dan Keppler, 2008).
Metode massage abdominal lifting adalah dengan cara : membaringkan pasien
pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi.
Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).
Gambar 2. Metode massage Abdominal lifting
Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot (20)

Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Gangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidurGangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidur
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeri
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
 

Viewers also liked

80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...Yabniel Lit Jingga
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...Ratih Aini
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 

Viewers also liked (8)

Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti jumhirah akbid paramata raha
Kti jumhirah akbid paramata rahaKti jumhirah akbid paramata raha
Kti jumhirah akbid paramata raha
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisikGangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
 
Kumpulan askep
Kumpulan askepKumpulan askep
Kumpulan askep
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Bimabi vol-4-no-1
Bimabi vol-4-no-1Bimabi vol-4-no-1
Bimabi vol-4-no-1
 

Similar to 70593200 nyeri-persalinan

LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxApriaHartinaAghna
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriaditya romadhon
 
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfLouisMailuhu
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacayohanes meor
 
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptSistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptLISAINDRIYANI4
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaMahasiswa
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndromesriyulianti19
 
Tugas blm fixs
Tugas blm fixsTugas blm fixs
Tugas blm fixsfarfaris
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfeka kurniati
 

Similar to 70593200 nyeri-persalinan (20)

LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeri
 
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
 
Power point kegawatdaruratan
Power point kegawatdaruratanPower point kegawatdaruratan
Power point kegawatdaruratan
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.pptSistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
Sistem_Syaraf_pada_ibu_hamil.ppt
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
The pain system
The pain systemThe pain system
The pain system
 
Chapter ii 4
Chapter ii 4Chapter ii 4
Chapter ii 4
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Tugas blm fixs
Tugas blm fixsTugas blm fixs
Tugas blm fixs
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

70593200 nyeri-persalinan

  • 1. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Persalinan Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat wanita merasa cemas. Banyak wanita menganggap bahwa nyeri merupakan bagian besar dari proses kelahiran. Nyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis meskipun pada tipe nyeri yang lain selalu disebabkan oleh suatu kecelakaan atau penyakit ( Kinney, 2002). Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008). Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang disebut kontraksi Braxton hicks akibat perubahan-perubahan dari hormon estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak teratur, tidak nyeri dan kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan kontraksi Braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur. Kadang kala tampak keluarnya cairan ketuban yang biasanya pecah menjelang pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam (Gadysa, 2009). Nyeri menurut kebanyakan ahli, sebagai suatu fenomena misterius yang tidak dapat didefinisikan secara khusus. Menurut Brunner dan Suddart pengertian nyeri dalm kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya nyeri tersebut. Universitas Sumatera Utara
  • 2. 7 Sedangkan Wolf Firest (dalam Depkes RI, 1997) mendefinisakan nyeri sebagai suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang dapat menimbulkan ketegangan. Menurut Arthur Custon (Depkes RI, 1997), nyeri adalah suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul bilamana jaringan sedang dirusakkan dan menyebab individu bereaksi untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Ada tiga macam teori nyeri yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Teori pola (Pattern Theory) adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar gangliondorsal medulla spinalis dan rangsangan aktifitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respon yang merangsang kebagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri dan menimbulkan persepsi, lalu otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T. 2. Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke pinal cord melalui dorsalis yang bersinaps didaerah posterior kemudian naik ke traktus hemifer dan menyilang ke garis media ke sisi lainnya dan berakhir di korteks selebri, dimana rangsangan nyeri tersebut diteruskan. 3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall. Teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tranmisi dan persepsi nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen ke korda spinalis dapat dimodifikasi sebelum tramisi ke otak. Sinaps dalam dorsal medulla spinalis beraktifitas seperti pintu untuk mengijinkan impuls masuk ke otak. Kerja kontrol gerbang ini menguntungkan dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam rangsangan akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat akan meningkatkan aktifitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu sehingga katifitas sel T terhambat dan Universitas Sumatera Utara
  • 3. 8 menyebabkan hantaran rasa nyeri terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat langsung merangsang ke korteks serebri dan hasil persepsinya akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T meningkat yang akan menghantarkan ke otak. 4. Teori tranmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai tranmisi impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif (Hidayat, 2008). Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Berikut ini merupakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri : 1. Mc. Coferry (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keberadaan yang mempengaruhi seseorang, yang keberadaan nyeri dapat diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya. 2. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan. 3. Artur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak sehingga nyeri. Universitas Sumatera Utara
  • 4. 9 4. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Hidayat, 2008). B. Proses Terjadi Nyeri atau Mekanisme Nyeri Ada empat tahapan terjadinya nyeri : 1. Transduksi Transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri). Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-mediator nyeri mempengaruhi juga nosiseptor diluar daerah trauma sehingga lingkaran nyeri meluas. Selanjutnya terjadi proses sensitisasi perifer yaitu menurunnya nilai ambang rangsang nosiseptor karena pengaruh mediator-mediator tersebut di atas dan penurunan pH jaringan. Akibatnya nyeri dapat timbul karena rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan nyeri misalnya rabaan. Sensitisasi perifer ini mengakibatkan pula terjadinya sensitisasi sentral yaitu hipereksitabilitas neuron pada spinalis, terpengaruhnya neuron simpatis dan perubahan intraseluler yang menyebabkan nyeri dirasakan lebih lama. Rangsangan nyeri diubah menjadi depolarisasi membrane reseptor yang kemudian menjadi impuls syaraf. 2. Transmisi Transmisi merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer melewati kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi Universitas Sumatera Utara
  • 5. 10 sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke pasca sinaps melewati neurotransmitter. 3. Modulasi Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri. Hambatan terjadi melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam neurotansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis atau supraspinalis. 4. Persepsi Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala). Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan (Wibowo, 2009). C. Etiologi Nyeri Dalam Persalinan Selama persalinan kala satu, nyeri terutama dialami karena rangsangan nosiseptor dalam adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Banyak penelitian yang mendukung bahwa nyeri persalinan kala I adalah akibat dilatasi serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen yang menyokong struktur ini. Bonica dan McDonald, (1995), menyatakan bahwa faktor berikut mendukung teori tersebut : Universitas Sumatera Utara
  • 6. 11 1. Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsang pada nyeri viseral. Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah. 2. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin yang menambah dilatasi struktur tersebut. Pada awal persalinan, terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik setelah mulainya kontraksi uterus. Pada persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebih cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum adanya persepsi nyeri. 3. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus. Rangsangan persalinan kala I ditransmisikan dari serat eferen melalui pleksus hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat disebarkan dari area pelvis ke umbilikus, paha atas, dan area midsakral. Pada penurunan janin, biasanya pada kala II, rangsangan ditransmisikan melalui saraf pudendal melalui pleksus sakral ke ganglia akar saraf posterior pada S2 sampai S4 (Patree, 2007). Nyeri pada tahap I persalinan timbul dari uterus dan adnexa saat berkontraksi, dan hal itu adalah nyeri viseral yang alami. Beberapa kemungkinan mekanisme yang menjelaskan hal ini yaitu: nosiseptif yang berasal dari uterus telah diajukan namun pengamatan saat ini bahwa nyeri itu lebih banyak dihasilkan akibat dilatasi serviks dan segmen bawah uterus, dan mekanisme distensi sesudahnya. Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang dihasilkan uterus yang akan melawan obstruksi yang terjadi, serviks dan perineum mungkin juga berperan terhadap Universitas Sumatera Utara
  • 7. 12 terjadinya nyeri. Beberapa nosiseptik kemudian berperan dalam terjadinya nyeri, yaitu bradikinin, leokotrin, prostaglandin, serotonin, asam laktat, dan substan P. Bukti yang mendukung tentang nosiseptik yang berasal dari uterus didasarkan pada penelitian, hal ini telah ditinjau kembali secara mendetail oleh Bonica (Idmgarut, 2009). D. Klasifikasi Nyeri 1. Klasifikasi nyeri secara umum terdiri dari : a) Nyeri akut Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan). Biasa berhubungan dengan kecemasan. Orang bisa merespon nyeri akut secara fisiologis dan dengan prilaku. Secara fisiologis : diaforesis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah. b) Nyeri kronik Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan. Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini biasanya berhungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri ini bersifat terus- menerus atau intermitten. 2. Klasifikasi nyeri secara spesifik terdiri dari : a) Nyeri somatik dan Nyeri viseral Bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superfisial), yaitu pada otot dan tulang. Universitas Sumatera Utara
  • 8. 13 b) Nyeri menjalar Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. c) Nyeri psikogenik Nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat psikososial. d) Nyeri phantom Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi. e) Nyeri neorologis Bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf (Hidayat, 2008). E. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah : a) Arti nyeri Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang social cultural, lingkungan, dan pengalaman. b) Persepsi nyeri Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subjektif, tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative secara kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor. Universitas Sumatera Utara
  • 9. 14 c) Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan lain-lain. Sedangkan faktor yng menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain. d) Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa factor, seperti : arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut, cemas, usia, dan lain-lain (Hidayat, 2008). F. Pengukuran Intensitas Nyeri Menurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan prilaku klien. Klien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda antara klien dan bidan. Tipe nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri merupakan makna yang lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam Universitas Sumatera Utara
  • 10. 15 mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dapat mengevaluasi perubahan kondisi klien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan antara lain : 1. Gambaran sederhana skala intensitas nyeri 2. 0 – 10 angka skala intensitas nyeri 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3. Skala Analog Visual (VAS) Intensitas nyeri mengacu kepada kehebatan nyeri itu sendiri. Untuk menentukan derajat nyeri, bidan dapat menanyakan klien tentang nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala numerik 0-10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu menerangkan bagaimana intensitas nyerinya (Reeder dan Mark 1995). Nyeri No Worst Pain Very Pain Severe Pain Moderate Pain Mild Possible Pain No Pain Pain Worst Possible Moderate Pain No Pain as it Possible Pain as bad could Universitas Sumatera Utara
  • 11. 16 yang ditanyakan pada skala tersebut adalah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi nyeri untuk mengevaluasi keefektifannya. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri, yaitu : 0 tidak nyeri. Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu : 1. 0 : Tidak nyeri 2. 1 – 2 : Nyeri ringan 3. 3 – 5 : Moderat/ sedang 4. 6 – 7 : Severe/ berat 5. 8 – 10: Sangat berat (Kinney, 2002). G. Nyeri Persalinan Kala I Pada persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena servik mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada disekitar Kanalis Servikalis yang peka akibat pergesaran yang terjadi sewaktu serviks membuka (Prawirohardjo, 2002). Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak rahim kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung jauh dari pada waktu yang di perlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi yang teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai mencapai Universitas Sumatera Utara
  • 12. 17 ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dangan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih 14 jam. Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan lamanya 15 sampai 30 detik, dan berkembang menjadi nyeri sedang dengan lama kontraksi 30 sampai 40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit. Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri. Impuls nyeri selama kala I ditranmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti sensasi kram, sensasi sobek, dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi servik, vagina dan jaringan perineum. Selama fase aktif, seviks berdilatasi (Bobak, 2004). Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan Universitas Sumatera Utara
  • 13. 18 tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja dan Meiliasari, 2004). Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun, beberapa persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka, yang kemudian merambat ke bagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin berdekatan waktunya (Simkin.,Walley.,dan Keppler, 2008). Masa kala I pada ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Prawirohardjo, 2002). H. Penatalaksanaan Nyeri Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan farmakologis yaitu dangan menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri dan Universitas Sumatera Utara
  • 14. 19 cara nonfarmakologis atau tanpa obat. Cara farmakologi adalah dengan pemberian obat- obatan analgesik yang bisa disuntikan, melalui infus int ra vena yaitu syaraf yang mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsung ( Kinney, 2002). Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metoda nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri menurut Melzack, yaitu strategi motivasi-afektif (interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitif-evaluatif (interpretasi dari pesan nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-dikriminatif (pemberitahuan informasi keotak menurut sensasi fisik) (Gadysa, 2009). I. Pengertian Massage Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap Universitas Sumatera Utara
  • 15. 20 gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang dibawahnya (Henderson, 2006). Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan massage yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall (dalam Depertemen Kesehatan RI, 1997). Teori ini menjelaskan tenteng dua macam serabut syaraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi nyeri nonfarmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Gadysa, 2009) Pijat (massage) cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang dipijit 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, seperti kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Danuatmadja, dan Meiliasari, 2004). Universitas Sumatera Utara
  • 16. 21 Pijatan dapat menenangkan dan merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan. Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan pelan pada perut juga akan terasa nyaman saat kontraksi. Rencana untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat dipilih sebagai berikut : sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras, pijatan untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di punggung (Simkin., Walley.,dan Keppler, 2008). J. Metode Massage Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu : 1. Metode Effluerage Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan Universitas Sumatera Utara
  • 17. 22 melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien. 2. Metode Deep Back Massage Metode deep back massage memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. 3. Firm Counter Pressure Metode firm counter pressure memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan. 4. Abdominal Lifting Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009). K. Metode Massage Effleurage 1. Definisi Effleurage Massage atau pijatan pada abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara efektif. Effleurage berasal dari bahasa Prancis. Ketika catatan dari Dr. Fernand Lamazes Universitas Sumatera Utara
  • 18. 23 diterjemahkan dari bahasa Prancis kedalam bahasa Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage (Mons Dragon, 2004). Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effleurage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. Pijatan effleurage dapat juga dilakukan di punggung. Tujuan utamanya adalah relaksasi. Gate Control Theory dapat dipakai untuk pengukuran efektifitas cara ini. Ilustrasi Gate Control Theory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri keotak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan keotak dan menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri dirasakn dalam otak. Effleurage atau pijatan pada abdomen yang teratur dangan latihan pernapasan selama kontraksi digunakan untuk mengalihkan wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot (Monsdragon, 2004). Diawal persalinan, pemijat dapat digunakan kedua telapak tangannya untuk menekan kedua sisi punggung dari bahu ke bawah dengan gerakan berirama, naik turun. Pijatan yang lama dan lambat akan terasa nyaman. Pastikan pemijat menggunakan seluruh bagian telapak tangannya. Jemarinya pun harus menyentuh tubuh sehingga merasakan ketegangan disana. Pada persalinan tahap lanjut, pemijat menggunakan tanganya untuk memijat kuat di pangkal tulang belakang atau gunakan ibu jari dengan Universitas Sumatera Utara
  • 19. 24 gerakan lingkaran-lingkaran di sekitar cekukngan pantat mungkin, butuh tekanan lebih kuat didaerah itu. Sampaikan pada pemijat gerakan yang paling menolong (Danuatmadja dan Meiliasari, 2004). 2. Cara Melakukan Teknik Effleurage Ada dua cara dalam melakukan teknik Effleurage, yaitu : a) Secara perlahan sambil menekan dari area pubis atas sampai umbilikus dan keluar mengelilingi abdomen bawah sampai area pubis, ditekan dengan lembut dan ringan dan tanpa tekanan yang kuat, tapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. Pijatan dapat dilakukan beberapa kali, saat memijat harus diperhatikan respon ibu apakah tekanan sudah tepat. b).Pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan Pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien (Gadysa, 2009). Gambar 1. Metode massage Effleurage L. Metode Massage Abdominal Lifting Nyeri persalinan kala I fisiologis dapat diatasi dengan tindakan-tindakan seperti : distraksi, relaksasi, dan massage. Yang merupakan pendekatan non farmakologi dalam Universitas Sumatera Utara
  • 20. 25 menurunkan dan mengatasi rasa nyeri, akan tetapi metode massage tersebut dapat juga membawa pada kegagalan karena disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah : usia, kelelahan, dan pengalaman masa lalu. Oleh sebab itu, pemberian massage abdominal lifting dapat diberikan pada ibu inpartu kala I fisiologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dengan memperhatikan keadaan dan kondisi ibu. Pijatan dapat menenangkan dan merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan. Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan pelan pada perut (Abdominal lifting) juga akan terasa nyaman saat kontraksi. Rencana untuk menggunakan pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat dipilih sebagai berikut : sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras, pijatan untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di punggung (Simkin.,Walley.,dan Keppler, 2008). Metode massage abdominal lifting adalah dengan cara : membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009). Gambar 2. Metode massage Abdominal lifting Universitas Sumatera Utara