SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Dr.YASWIR YASRIN
BAGIAN FISIOLOGI
I.FUNGSI GINJAL :
1.Homeostasis :
-Ekresi end produc
-Keseimbangan air
-Keseimbangan elektrolit
-Keseimbangan asam/basa
2.Hemopoisis(eritropoitin/trombopoitin)
3.Fungsi endokrin(Eritropoitin/trombopoitin
prostaglandin/kalsitrol)
4.Tekanan darah(volume c ekstra sel/sistim
Renin-angiotensin sistem
5.Pengaturan kalsium darah
II.Struktur Ginjal Dan Sistim urinarius
-Organ retrperitoneal
-Terdiri atas cortex dan Medula
-Ginjal terdiri atas 1 million Nefron
-1 nefron terdiri atas :
-Renal Corpuscle :
=glomerulus
=Capsul Bowman
-Tubulus proximal
- Ansa Henle
-Tubuli distal
-duktus koligen
FIGURE 16–3
(a) Anatomy of the renal corpuscle. Brown lines in the capillary loops indicate space between
adjoining podocytes. (b) Cross
section of the three corpuscular membranes—capillary endothelium, basement membrane, and
epithelium (podocytes) of
Bowman’s capsule. For simplicity, glomerular mesangial cells are not shown in this figure.
The three basic components of renal function. This figure is
to illustrate only the directions of reabsorption and secretion,
not specific sites or order of occurrence. Depending on the
particular substance, reabsorption and secretion can occur at
various sites along the tubule.
FIGURE 16–6
 .Mekanisme Reabsorbsi :
-Transfort aktif
-Difusi
-Pinositosis
-Osmosis
• NEFRON :struktur/fungsional Ginjal:
-kortikal--- 85 %
-Juxtamedularis (dalam korteks/
sambungan korteks medularis)
Bagian Nefron:
-Tubulus proksimal
-Ansa Henle
-Tubulus distal
-duktus koligent
• APARAT JUKSTAGROMERULAR:
Adalah 0rgan dengan spesialisasi khusus
yang terletak dekat glomerulus setiap organ.
STRUKTUR:
-Makula densa
-sel-sel mesenkhim ekstra glomerul
-sel-sel jukstagromerular
Fungsi : -sekresi hormonal
-aliran darah glomerulus/GFR
 Kemampuan intrinsik organ untuk mengatur aliran
darah sendiri
 Proses ini terjadi bila MAP turun smp dibawah 60
mmhg atau meningkat diatas 180 mmhg.
 Mekanisme :
-respon miogenik
-tubuloglomerulare Feddbach Machanism
• 1.a.renalis langsung dari Aorta
• 2.Ren -1300 cc/menit (26% COP)/Hati
menerima darah 1500 cc/menit(30 % COP)
• 3.Darah mengalir keginjal harus melalui
gromerulus
• 4.memiliki sistim rangkap
• 5.Tekanan kapiler 60-70 mmhg
• 6.Kapiler peritubulus 8-10 mmhg akan membantu
reabsrbsi
• 7.Autoregulasi dari aliran darah ginjal.
 Fungsi untuk membersihkan darah dari endproduc
( 26 % COP)
 Normal 1-1,5 L/24 jam
 3 Proses :Filtrasi/Reabsorbsi dan Sekresi
 Mebran Filtrasi:kap glomerulus/basalis/lapisan
viseral cap Bowman
• 1.Tekanan kapiler glom 60 mmhg
• 2.Tekanan kolloid osmotik 25 mmhgprotein
• 3.Tekanan hidrostatik dlm cap Bowman=15
• Tekanan Filtrasi norma : 60-(25+15)= 20 mmhg
• Koeffisien Filtrasi : GFR/mmhg tekanan filtrasi
• Faktor yang mengatur GFR:
-aliran darah ginjal
-Tubulglomerular Feedback Mechanism
Peningkatan GFR
Peningkatan Kadar
Makula densa
Konstriksi arteriola aferen
Penurunan aliran darah glomerulus
Umpan Balik
Tubuloglomerular
Penurunan
GFR
Umpan -balik
tubuloglomeru
lar
 Bahan yang dipergunakan :
◦ Inulin
◦ PAH
◦ Creatinin
◦ Iotalamat radioaktif
FIGURE 16–7
Renal handling of three hypothetical substances X, Y, and Z. X is
filtered and secreted but not reabsorbed. Y is filtered, and a
fraction is then reabsorbed. Z is filtered and completely reabsorbed.
FIGURE 16–10
Example of renal handling of inulin, a substance that is
filtered by the renal corpuscles but is neither reabsorbed nor
secreted by the tubule. Therefore, the mass of inulin
excreted per unit time is equal to the mass filtered during
the same time period, and as explained in the text, the
clearance of inulin is equal to the glomerular filtration rate.
 Atrial natriuretik faktor
 Brain natriuretik peptide
 cAMP
 Dopamin
 Nitric Ac
 Prostaglandin
 Angiotensin II
 Endotelin
 Noradrenalin
 Platelate-derived grouth faktor
 prostaglandin
• Proses untuk membawa air+substan dari tubulus
renal lainya kedarah.
• Mekanisme reabsorbsi--- SELEKTIF:
-Aktif
-pasif
JALUR REABSORBSI :
-transeluler
-paraseluler
Hormon Kerja
Aldosteron Meningkatkan reabsorpsi natrium dalam pars
asenden, tubulus kontortus distal dan duktus
koligetes
Angiotensin II Meningkatkan reabsorpsi natrium dalam
tubulus proksimal, pars asenden yang tebal,
tubulus distal dan duktus koligentes (terutama
dalam tubulus kortus proksimal)
Hormon Antidiuretik Meningkatkan reabsorpsi air dalam tubulus
kontortus distal dan koligentes
Atrial Natriuretic
Factor
Menurunkan reabsorpsi natrium
Brain Natriuretic
Factor
Menurunkan reabsorpsi natrium
Parathormon Meningkatkan reabsorpsi kalsium, magnesium
dan hidrogen
Menurunkan reabsorpis fosfat
Kalsitonin Menurunkan reabsorpsi kalsium
Hormon yang mengatur resorbsi
tubular
• Tub Proksimal:
-7/8 filtrat(88 % )
-gluk/aa/Na/K/Pospat/air dan uric ac
ANSA HENLE :Na dan Clorida
TUBULUS DISTAL:Na/bikarbonat dan air
PENGATURAN :
-keseimbangan gromerulus
-Faktor Hormonal
-faktor saraf
 Nilai ambang tinggi
 Nilai ambang rendah
 Tampa nilai ambang
 TRANSFORTASI MAKSIMUM-NILAI Tm
merupakan kecepatan reabsorbsi suatu substan
dari dalam tubulus secara spesifik yang
ditentukan oleh enzim
CONTOH:TmG 375 mgr/menit/300 mgr/menit
 Reabsorbsi Na: 99 % Na diserap kembali
-2/3 --- Tub proksimal
-1/3 --pada segmen yang lain kecuali
pars ascenden A/H dan duk koli
gent
REABSORBSI AIR:duk proksimal/distal dan duk
koligens---ADH
 REABSORSOBSI GLUKOSA:---Maksimal
terjadi di tub proksimal
 TUB maksimal glukosa 375 mgr/menit/300
mgr/menit(wanita)
 Ambang ginjal untuk glukosa 180 mr/dl
 Reabsorbsi AA---Maksimal di tub proksimal
 Bikarbinat ---tub proksimal
• Merupakan proses utk mengangkut substansi dari
dalam darah kedalam tubuli renal.
• Substansi yang di sekeresi:
-PAH
-diodrast
-asam hidrksi asetat
-derifat amino
-penisilin
 K pada duktus proksimal/distal dan koligen
 Amonia -tub proksimal
 Hidrogen--duk proksimal/distal dan koligen
 Osmolaritas palasma sama dgn cairan filtrat
sebesar 300 mOsm/L
 Urine yang normal akan dipekatkan dan
osmolaritas menjadi 1200 mOsm/L hal imi
ditentukan oleh 2 faktor :
-jumlah cairan tubuh
-Hormon Anti Diuretik
 Mpy mekanisme yang sama sampat cairan filtrat
mencapat tub distal.
 Ketika cairan tubuh meningkat/osmolaritas
menurun---inhibisi ADH (53-3)
 Ketika cairan tubuh berkurang/osmolaritas
meningkat---ekresi urin pekat---melibatkan
proses :
-gradies medularis dipertahankan sisti-
lawan arus
-Sekresi ADH
 Reabsorbsi Na dari Medularis dukt koligen
kedalam intertitium --menambah osmolaritas,
 Resirkulasi ureum yg reabsorbsi komplit di tub
proksimal
 Kapsul Bowman
 Tubulus proksimal
 Segmen decenden yang tebal
 Segmen decenden A/H tipis
 Segmen asenden A/H tipis
 Segemen A/H yang tebal asenden
 Tub distal/ 53-4
 Diuresis osmotik glukosa
 Poliurea-----D insipidus krn kegagalan tubulus
reabsorbsi air defisiensi sekresi ADH
 Syndrome Of Interappropriate Hypersecretion of
ADH
 Diabetes Insipidus Nefrogenik ggan resptor tubuli
ren
 Sindrom Barrier defek ascenden A/H
 Cara Ginjal mempertahankan keseimbangan
asam/basa yakni dengan mensekresikan ion
Hidrogen dan mempertahankan ion Bikarbonat
 Dua mekanisme Sekresi ion H:
-pompa antiport Na-H ion
-pompa proton yang digerakkan ATP
 Pernan gnjal dalam mencegah Asidosis metabolik
-mekanisme bikarbonat
-mekanisme fostat
-mekanisme amonia 54-1/2/3 tabel 54-1
Mekanisme Segmen tubulus renal
Pompa natrium-hidrogen Tubulus kontortus distal
Pompa proton yang
digerakkan ATP
Tubulus kontortus distal
Duktus koligentes
Mekanisme bikarbonat Tubulus kontortus
proksimal
Ansa Henle
Tubulus kontortus distal
Mekanisme fosfat Tubulus kontortus distal
Duktus koligentes
Mekanisme amonia Tubulus kontortus
proksimal
 ANATOMI-FUNGSIONAL VU:
- uretrae interna
-ada tiga lapis m destrusor(longitudinal int/
sirkularis dan interna)
-Inervasi SSS(L1-2)/SPS(S2-3-4) dan saraf
somatik (MS 2-3-4) N Pudendus
Serabut
saraf
M detrusor Sfingter int Sfingter eks Fungsi
Ss Relaksasi Kontriksi Tdk disarafi PENGISIAN
Ssp Kontraksi Relaksasi Tdk disarafi Pengosongan
S somatik Tdk disarafi Tdk disarafi Kontriksi Volunter
kontrol
Pengisian kandung kemih
Stimulasi reseptor regangan
Impuls aferen melintas lewat saraf pelvis
Segmen sakral medula spinalis
Impuls eferen melintas lewat saraf spinalis
Kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingter interna
Aliran urine ke dalam uretra dan stimulasi reseptor
regangan
Impuls aferen lewat saraf pelvis
Inhibisi nervus pudendus
Relaksasi sfingter eksterna
Ekskresi Urine
Stimulus untuk sekresi renin
1.Tekanan darah yang rendah
2.Volume cairan ekstrasel yang
rendah
3.Stimulasi simpatik
4.Kadar natrium plasma yang
rendah
Stimulus untuk sekresi renin
1.Tekanan darah yang rendah
2.Volume cairan ekstrasel yang
rendah
3.Stimulasi simpatik
4.Kadar natrium plasma yang
rendah
1. Mengatur GFR
2. Meningkatkan tekanan
darah
3. Meningkatkan asupan air
4. Meningkatkan sekresi
ADH
5. Meningkatkan sekresi
CRH dan ACTH
1. Mengatur GFR
2. Meningkatkan tekanan
darah
3. Meningkatkan asupan air
4. Meningkatkan sekresi
ADH
5. Meningkatkan sekresi
CRH dan ACTH
1. Meningkatkan sekresi
aldosteron
2. Menyebabkan
vasokonstriksi
1. Meningkatkan sekresi
aldosteron
2. Menyebabkan
vasokonstriksi
Plasma
Angiotensinogen
Angiotensin I
Angiotensin II
Angiotensin III
Angiotensin IV
Plasma
Angiotensinogen
Angiotensin I
Angiotensin II
Angiotensin III
Angiotensin IV
Reni
n
Paru-
paru
ACE
Angiotensin
ase
Aparatus
juksaglomeruler
 Suatu teknik utk memperlihatkan hubungan antara
pengisian kandung kencing dan tekanan
 Segmen I VU kosong tekanan 0
 Segmen II plateau tekanan 10 mmhg/volume300-
400 cc
 Hukum Laplace :Tekanan dlm organ yg sferis
berbanding terbalik dgn radius asal tonus tetap
konstan
 Segmen III tekanan intra VU bersamaan dengan
terkumpul urin 300-400 cc,kontraksi semakin
intensif-dorongan dan keinginan untuk miksi
ada kontrol volunter 600-700 cc dan tekanan intra
VU 35-40 mmhg.
 Kalau tekanan melewati 40 mmhg kontrol volunter
mikturisi tdk bisa lagi
 Atonik Blader-efek detruksi saraf sensorik (cedra
spinal/sifilis)
 Autonomic Blader-Refleks mikturisi
hiperaktif(trans reseksi total Ms diatas S/Stad I
Spinal Shock /stad II priode Shock)
 Neurogenic Balder tampa Inhibisi
 Mikturisi nokturnal
 Gagal ginjal mengacu pada fungsi ekresi>GFR
-50 % nerfon rusakGFR terganggu 25-30%
Gagal ginjal diikuti oleh :
Defisiensi kalsitriol/ertripoitin/ggnkeseimbangan
Asam basa
@AKUT/KRONIK
A.Penyebab:
-Nefritis akut -imun
-kerusakan jr ginjal
-iskhemia renal
-nekrosis akut tubulus
-rx transfusi darah berat
-BP turun mendadak
-penumbatan ureter
 B.Klinis:
-oligouria/anuria
-proteinuria/hematuria
-edema/hipertensi
-asidosis/koma
-kematian
 Merupakan ggn fungsi ginjal berjalan progresif
dan irreversiblebebrapa bulan smp tahun
 PENYEBAB:
-nefritis kronik/polikistik
-batu gnjal/kontriksi ureter
-hipertensi/aterosklerosis
-tuberkulosis/keracunan
 B .KLINIS
-uremia
-asidosis
-edema/
-anemia
-kehilangan darah
-hiperparatiroidism
#Indikasi :Hipertensi/HF kongestif/Edema
#Tipe preparat :
1.Diuretik osmotik (urea/manitol/sukrosa/gl
2.Inhibisi reabsorbsi elektrolit:
-pars A/H tebal (furosemid/torasemid)
-proks tubulus(klorotiazid/metalazon)
-tub distal (triamteren/amilorid)
3.Inhibisi aldosteron (spirolakton/eperenon)
4.Inhibisi karbonik Anhidrase
5.Meningkatkan GFR(kafein/teofilin)
6.Inhibisi ADH (air/etanol)
7.Inhibisi reseptor ADH
 Dialisis (hemodialisis):suatu prosedur untuk
mengeluarkan endproduc/zat toksik dan untuk
memulihkan volume serta komposisi cairan tubuh
yang normal pada gagal ginjal berat.
 Ginjal artifisial : merupan mesin yang digunakan
untuk melaksanakan dialisis pada gagal ginjal
 Frekwenjamsi-durasi: 3 kali/minggu/6 jam
 Cairan Dialisis:tdk mengandung
ureum/urat/sulfat/kretinin
 Cairan dialisis mengandung ion Na/K/Cl/ lebih
rendah sedangkan glukosa/bikarbonat dan Ca
lebih besar dari cairan dialisis,
 Dialisis peritonial
 Komplikasi :ggn tidur/kecemasan dan depresi
OPTIMASI FUNGSI GINJAL

More Related Content

What's hot (20)

Anatomi ginjal
Anatomi ginjalAnatomi ginjal
Anatomi ginjal
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09
 
Prolaps hemoroid
Prolaps hemoroidProlaps hemoroid
Prolaps hemoroid
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 

Similar to OPTIMASI FUNGSI GINJAL

FISIOLOGI_GINJALpptx.pptx
FISIOLOGI_GINJALpptx.pptxFISIOLOGI_GINJALpptx.pptx
FISIOLOGI_GINJALpptx.pptxEbramNainggolan
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjalnurdinz
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacologynisha althaf
 
Proses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencingProses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencingSarah Jasad
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroidmozard
 
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdfFASYHAHANUMEGANINGTY
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumNugroho Tristyanto
 
Pembentukan air kencing
Pembentukan air kencingPembentukan air kencing
Pembentukan air kencingNur Fatehah
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihanpjj_kemenkes
 

Similar to OPTIMASI FUNGSI GINJAL (20)

FISIOLOGI_GINJALpptx.pptx
FISIOLOGI_GINJALpptx.pptxFISIOLOGI_GINJALpptx.pptx
FISIOLOGI_GINJALpptx.pptx
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Rkk18
Rkk18Rkk18
Rkk18
 
Anatomi ginjal
Anatomi  ginjalAnatomi  ginjal
Anatomi ginjal
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Anatomi ginjal
Anatomi ginjalAnatomi ginjal
Anatomi ginjal
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
Proses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencingProses penghasilan air kencing
Proses penghasilan air kencing
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroid
 
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf
1. REVIEW ANFIS PERKEMIHAN_2023.pdf
 
Patologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjalPatologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjal
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
 
Tkk7
Tkk7Tkk7
Tkk7
 
anatomi-ginjal.ppt
anatomi-ginjal.pptanatomi-ginjal.ppt
anatomi-ginjal.ppt
 
Pembentukan air kencing
Pembentukan air kencingPembentukan air kencing
Pembentukan air kencing
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

OPTIMASI FUNGSI GINJAL

  • 2.
  • 3. I.FUNGSI GINJAL : 1.Homeostasis : -Ekresi end produc -Keseimbangan air -Keseimbangan elektrolit -Keseimbangan asam/basa 2.Hemopoisis(eritropoitin/trombopoitin) 3.Fungsi endokrin(Eritropoitin/trombopoitin prostaglandin/kalsitrol) 4.Tekanan darah(volume c ekstra sel/sistim Renin-angiotensin sistem 5.Pengaturan kalsium darah
  • 4.
  • 5. II.Struktur Ginjal Dan Sistim urinarius -Organ retrperitoneal -Terdiri atas cortex dan Medula -Ginjal terdiri atas 1 million Nefron -1 nefron terdiri atas : -Renal Corpuscle : =glomerulus =Capsul Bowman -Tubulus proximal - Ansa Henle -Tubuli distal -duktus koligen
  • 6.
  • 7. FIGURE 16–3 (a) Anatomy of the renal corpuscle. Brown lines in the capillary loops indicate space between adjoining podocytes. (b) Cross section of the three corpuscular membranes—capillary endothelium, basement membrane, and epithelium (podocytes) of Bowman’s capsule. For simplicity, glomerular mesangial cells are not shown in this figure.
  • 8. The three basic components of renal function. This figure is to illustrate only the directions of reabsorption and secretion, not specific sites or order of occurrence. Depending on the particular substance, reabsorption and secretion can occur at various sites along the tubule. FIGURE 16–6
  • 9.  .Mekanisme Reabsorbsi : -Transfort aktif -Difusi -Pinositosis -Osmosis
  • 10. • NEFRON :struktur/fungsional Ginjal: -kortikal--- 85 % -Juxtamedularis (dalam korteks/ sambungan korteks medularis) Bagian Nefron: -Tubulus proksimal -Ansa Henle -Tubulus distal -duktus koligent
  • 11. • APARAT JUKSTAGROMERULAR: Adalah 0rgan dengan spesialisasi khusus yang terletak dekat glomerulus setiap organ. STRUKTUR: -Makula densa -sel-sel mesenkhim ekstra glomerul -sel-sel jukstagromerular Fungsi : -sekresi hormonal -aliran darah glomerulus/GFR
  • 12.
  • 13.  Kemampuan intrinsik organ untuk mengatur aliran darah sendiri  Proses ini terjadi bila MAP turun smp dibawah 60 mmhg atau meningkat diatas 180 mmhg.  Mekanisme : -respon miogenik -tubuloglomerulare Feddbach Machanism
  • 14. • 1.a.renalis langsung dari Aorta • 2.Ren -1300 cc/menit (26% COP)/Hati menerima darah 1500 cc/menit(30 % COP) • 3.Darah mengalir keginjal harus melalui gromerulus • 4.memiliki sistim rangkap • 5.Tekanan kapiler 60-70 mmhg • 6.Kapiler peritubulus 8-10 mmhg akan membantu reabsrbsi • 7.Autoregulasi dari aliran darah ginjal.
  • 15.
  • 16.  Fungsi untuk membersihkan darah dari endproduc ( 26 % COP)  Normal 1-1,5 L/24 jam  3 Proses :Filtrasi/Reabsorbsi dan Sekresi  Mebran Filtrasi:kap glomerulus/basalis/lapisan viseral cap Bowman
  • 17. • 1.Tekanan kapiler glom 60 mmhg • 2.Tekanan kolloid osmotik 25 mmhgprotein • 3.Tekanan hidrostatik dlm cap Bowman=15 • Tekanan Filtrasi norma : 60-(25+15)= 20 mmhg • Koeffisien Filtrasi : GFR/mmhg tekanan filtrasi • Faktor yang mengatur GFR: -aliran darah ginjal -Tubulglomerular Feedback Mechanism
  • 18. Peningkatan GFR Peningkatan Kadar Makula densa Konstriksi arteriola aferen Penurunan aliran darah glomerulus Umpan Balik Tubuloglomerular Penurunan GFR Umpan -balik tubuloglomeru lar
  • 19.  Bahan yang dipergunakan : ◦ Inulin ◦ PAH ◦ Creatinin ◦ Iotalamat radioaktif FIGURE 16–7 Renal handling of three hypothetical substances X, Y, and Z. X is filtered and secreted but not reabsorbed. Y is filtered, and a fraction is then reabsorbed. Z is filtered and completely reabsorbed.
  • 20. FIGURE 16–10 Example of renal handling of inulin, a substance that is filtered by the renal corpuscles but is neither reabsorbed nor secreted by the tubule. Therefore, the mass of inulin excreted per unit time is equal to the mass filtered during the same time period, and as explained in the text, the clearance of inulin is equal to the glomerular filtration rate.
  • 21.  Atrial natriuretik faktor  Brain natriuretik peptide  cAMP  Dopamin  Nitric Ac  Prostaglandin
  • 22.  Angiotensin II  Endotelin  Noradrenalin  Platelate-derived grouth faktor  prostaglandin
  • 23. • Proses untuk membawa air+substan dari tubulus renal lainya kedarah. • Mekanisme reabsorbsi--- SELEKTIF: -Aktif -pasif JALUR REABSORBSI : -transeluler -paraseluler
  • 24. Hormon Kerja Aldosteron Meningkatkan reabsorpsi natrium dalam pars asenden, tubulus kontortus distal dan duktus koligetes Angiotensin II Meningkatkan reabsorpsi natrium dalam tubulus proksimal, pars asenden yang tebal, tubulus distal dan duktus koligentes (terutama dalam tubulus kortus proksimal) Hormon Antidiuretik Meningkatkan reabsorpsi air dalam tubulus kontortus distal dan koligentes Atrial Natriuretic Factor Menurunkan reabsorpsi natrium Brain Natriuretic Factor Menurunkan reabsorpsi natrium Parathormon Meningkatkan reabsorpsi kalsium, magnesium dan hidrogen Menurunkan reabsorpis fosfat Kalsitonin Menurunkan reabsorpsi kalsium Hormon yang mengatur resorbsi tubular
  • 25. • Tub Proksimal: -7/8 filtrat(88 % ) -gluk/aa/Na/K/Pospat/air dan uric ac ANSA HENLE :Na dan Clorida TUBULUS DISTAL:Na/bikarbonat dan air PENGATURAN : -keseimbangan gromerulus -Faktor Hormonal -faktor saraf
  • 26.  Nilai ambang tinggi  Nilai ambang rendah  Tampa nilai ambang  TRANSFORTASI MAKSIMUM-NILAI Tm merupakan kecepatan reabsorbsi suatu substan dari dalam tubulus secara spesifik yang ditentukan oleh enzim CONTOH:TmG 375 mgr/menit/300 mgr/menit
  • 27.  Reabsorbsi Na: 99 % Na diserap kembali -2/3 --- Tub proksimal -1/3 --pada segmen yang lain kecuali pars ascenden A/H dan duk koli gent REABSORBSI AIR:duk proksimal/distal dan duk koligens---ADH
  • 28.  REABSORSOBSI GLUKOSA:---Maksimal terjadi di tub proksimal  TUB maksimal glukosa 375 mgr/menit/300 mgr/menit(wanita)  Ambang ginjal untuk glukosa 180 mr/dl  Reabsorbsi AA---Maksimal di tub proksimal  Bikarbinat ---tub proksimal
  • 29. • Merupakan proses utk mengangkut substansi dari dalam darah kedalam tubuli renal. • Substansi yang di sekeresi: -PAH -diodrast -asam hidrksi asetat -derifat amino -penisilin
  • 30.  K pada duktus proksimal/distal dan koligen  Amonia -tub proksimal  Hidrogen--duk proksimal/distal dan koligen
  • 31.  Osmolaritas palasma sama dgn cairan filtrat sebesar 300 mOsm/L  Urine yang normal akan dipekatkan dan osmolaritas menjadi 1200 mOsm/L hal imi ditentukan oleh 2 faktor : -jumlah cairan tubuh -Hormon Anti Diuretik
  • 32.
  • 33.
  • 34.  Mpy mekanisme yang sama sampat cairan filtrat mencapat tub distal.  Ketika cairan tubuh meningkat/osmolaritas menurun---inhibisi ADH (53-3)  Ketika cairan tubuh berkurang/osmolaritas meningkat---ekresi urin pekat---melibatkan proses : -gradies medularis dipertahankan sisti- lawan arus -Sekresi ADH
  • 35.  Reabsorbsi Na dari Medularis dukt koligen kedalam intertitium --menambah osmolaritas,  Resirkulasi ureum yg reabsorbsi komplit di tub proksimal
  • 36.  Kapsul Bowman  Tubulus proksimal  Segmen decenden yang tebal  Segmen decenden A/H tipis  Segmen asenden A/H tipis  Segemen A/H yang tebal asenden  Tub distal/ 53-4
  • 37.  Diuresis osmotik glukosa  Poliurea-----D insipidus krn kegagalan tubulus reabsorbsi air defisiensi sekresi ADH  Syndrome Of Interappropriate Hypersecretion of ADH  Diabetes Insipidus Nefrogenik ggan resptor tubuli ren  Sindrom Barrier defek ascenden A/H
  • 38.  Cara Ginjal mempertahankan keseimbangan asam/basa yakni dengan mensekresikan ion Hidrogen dan mempertahankan ion Bikarbonat  Dua mekanisme Sekresi ion H: -pompa antiport Na-H ion -pompa proton yang digerakkan ATP
  • 39.  Pernan gnjal dalam mencegah Asidosis metabolik -mekanisme bikarbonat -mekanisme fostat -mekanisme amonia 54-1/2/3 tabel 54-1
  • 40. Mekanisme Segmen tubulus renal Pompa natrium-hidrogen Tubulus kontortus distal Pompa proton yang digerakkan ATP Tubulus kontortus distal Duktus koligentes Mekanisme bikarbonat Tubulus kontortus proksimal Ansa Henle Tubulus kontortus distal Mekanisme fosfat Tubulus kontortus distal Duktus koligentes Mekanisme amonia Tubulus kontortus proksimal
  • 41.  ANATOMI-FUNGSIONAL VU: - uretrae interna -ada tiga lapis m destrusor(longitudinal int/ sirkularis dan interna) -Inervasi SSS(L1-2)/SPS(S2-3-4) dan saraf somatik (MS 2-3-4) N Pudendus
  • 42. Serabut saraf M detrusor Sfingter int Sfingter eks Fungsi Ss Relaksasi Kontriksi Tdk disarafi PENGISIAN Ssp Kontraksi Relaksasi Tdk disarafi Pengosongan S somatik Tdk disarafi Tdk disarafi Kontriksi Volunter kontrol
  • 43. Pengisian kandung kemih Stimulasi reseptor regangan Impuls aferen melintas lewat saraf pelvis Segmen sakral medula spinalis Impuls eferen melintas lewat saraf spinalis Kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingter interna Aliran urine ke dalam uretra dan stimulasi reseptor regangan Impuls aferen lewat saraf pelvis Inhibisi nervus pudendus Relaksasi sfingter eksterna Ekskresi Urine
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. Stimulus untuk sekresi renin 1.Tekanan darah yang rendah 2.Volume cairan ekstrasel yang rendah 3.Stimulasi simpatik 4.Kadar natrium plasma yang rendah Stimulus untuk sekresi renin 1.Tekanan darah yang rendah 2.Volume cairan ekstrasel yang rendah 3.Stimulasi simpatik 4.Kadar natrium plasma yang rendah 1. Mengatur GFR 2. Meningkatkan tekanan darah 3. Meningkatkan asupan air 4. Meningkatkan sekresi ADH 5. Meningkatkan sekresi CRH dan ACTH 1. Mengatur GFR 2. Meningkatkan tekanan darah 3. Meningkatkan asupan air 4. Meningkatkan sekresi ADH 5. Meningkatkan sekresi CRH dan ACTH 1. Meningkatkan sekresi aldosteron 2. Menyebabkan vasokonstriksi 1. Meningkatkan sekresi aldosteron 2. Menyebabkan vasokonstriksi Plasma Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II Angiotensin III Angiotensin IV Plasma Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II Angiotensin III Angiotensin IV Reni n Paru- paru ACE Angiotensin ase Aparatus juksaglomeruler
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.  Suatu teknik utk memperlihatkan hubungan antara pengisian kandung kencing dan tekanan  Segmen I VU kosong tekanan 0  Segmen II plateau tekanan 10 mmhg/volume300- 400 cc  Hukum Laplace :Tekanan dlm organ yg sferis berbanding terbalik dgn radius asal tonus tetap konstan
  • 59.  Segmen III tekanan intra VU bersamaan dengan terkumpul urin 300-400 cc,kontraksi semakin intensif-dorongan dan keinginan untuk miksi ada kontrol volunter 600-700 cc dan tekanan intra VU 35-40 mmhg.  Kalau tekanan melewati 40 mmhg kontrol volunter mikturisi tdk bisa lagi
  • 60.
  • 61.  Atonik Blader-efek detruksi saraf sensorik (cedra spinal/sifilis)  Autonomic Blader-Refleks mikturisi hiperaktif(trans reseksi total Ms diatas S/Stad I Spinal Shock /stad II priode Shock)  Neurogenic Balder tampa Inhibisi  Mikturisi nokturnal
  • 62.  Gagal ginjal mengacu pada fungsi ekresi>GFR -50 % nerfon rusakGFR terganggu 25-30% Gagal ginjal diikuti oleh : Defisiensi kalsitriol/ertripoitin/ggnkeseimbangan Asam basa @AKUT/KRONIK
  • 63. A.Penyebab: -Nefritis akut -imun -kerusakan jr ginjal -iskhemia renal -nekrosis akut tubulus -rx transfusi darah berat -BP turun mendadak -penumbatan ureter
  • 65.  Merupakan ggn fungsi ginjal berjalan progresif dan irreversiblebebrapa bulan smp tahun  PENYEBAB: -nefritis kronik/polikistik -batu gnjal/kontriksi ureter -hipertensi/aterosklerosis -tuberkulosis/keracunan
  • 67. #Indikasi :Hipertensi/HF kongestif/Edema #Tipe preparat : 1.Diuretik osmotik (urea/manitol/sukrosa/gl 2.Inhibisi reabsorbsi elektrolit: -pars A/H tebal (furosemid/torasemid) -proks tubulus(klorotiazid/metalazon) -tub distal (triamteren/amilorid) 3.Inhibisi aldosteron (spirolakton/eperenon)
  • 68. 4.Inhibisi karbonik Anhidrase 5.Meningkatkan GFR(kafein/teofilin) 6.Inhibisi ADH (air/etanol) 7.Inhibisi reseptor ADH
  • 69.  Dialisis (hemodialisis):suatu prosedur untuk mengeluarkan endproduc/zat toksik dan untuk memulihkan volume serta komposisi cairan tubuh yang normal pada gagal ginjal berat.  Ginjal artifisial : merupan mesin yang digunakan untuk melaksanakan dialisis pada gagal ginjal
  • 70.  Frekwenjamsi-durasi: 3 kali/minggu/6 jam  Cairan Dialisis:tdk mengandung ureum/urat/sulfat/kretinin  Cairan dialisis mengandung ion Na/K/Cl/ lebih rendah sedangkan glukosa/bikarbonat dan Ca lebih besar dari cairan dialisis,  Dialisis peritonial  Komplikasi :ggn tidur/kecemasan dan depresi