SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Tutor Kimia Klinik I pemeriksaan  kalsium  serum 1 Zulkarnain/Dra. Soehartini B.S,MS,Apt
PENDAHULUAN  Kalsium         mineral terbanyak dalam tubuh. Pada dewasa normal : 1000 – 1300 mg ( 2 % dari BB) ,[object Object]
Kadar normal  kalsium total : 8,6 – 10,3 mg/dL (2,15 – 2,57 mmol/L)2
Di dalam tubuh terdapat dalam 3 bentuk : Kalsium  ion (Ionized  calcium/free  calcium) 	- Merupakan bentuk yang bebas, bentuk             paling aktif.     	- ± 50 % dari kalsium total Dalam bentuk kompleks dengan anion (complexed calcium).  	- ± 5 % dari kalsium total 	- Berikatan dengan sitrat, laktat dan bikarbo- 	   nat. 3
3. Berikatan dengan protein plasma. 	- Jumlah ± 45 % dari kalsium total 	- 80 % berikatan dengan albumin. 20 %          berikatan globulin. 4
PERAN  KALSIUM ,[object Object]
Mengatur kerja endokrin dan eksokrin.
Mineralisasi tulang
Mengkonduksi impuls saraf dan otot.
Berperan dalam koagulasi darah
Mempertahankan keutuhan dan permeabilitas dari membran sel.5
KESEIMBANGAN KALSIUM ,[object Object],     25-50 % (10 mmol) diabsorbsi oleh mukosa jejenum dan duodenum melalui transport aktif     Meningkat pada - pertumbuhan (anak-anak)                                    - kehamilan & menyusui ,[object Object],6
KESEIMBANGAN KALSIUM d Distribusi ke 3 bentuk kalsium dalam darah berubah mengikuti perubahan pH darah dan protein plasma. Pada keadaan asidosis   Ca++ meningkat                           alkalosis  Ca++  menurun Bila kadar protein plasma meningkat  kalsium total juga meningkat Bila kadar protein plasma menurun  kalsium total juga menurun 7
KESEIMBANGAN KALSIUM ,[object Object]
Ekskresi melalui ginjal  glomerulus, direabsorbsi ± 245 mmol oleh tubulus proksimal & distal dipengaruhi oleh hormon paratiroid.3 Organ  berperan besar dalam keseimbangan Usus Halus Ginjal Tulang 8
KESEIMBANGAN KALSIUM m Kmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm Hormon Paratiroid (PTH) Sekresi hormon ini diatur melalui mekanisme  kontrol umpan balik oleh peningkatan Ca ++  dengan cara : 	- Merangsang osteoklas  tjd peningkatan    	penyerapan tulang. (bekerjasama dengan 	1,25 DHCC) Mekanisme keseimbangan kalsium dalam darah, Dikendalikan oleh kerja 3 hormon 1 9
KESEIMBANGAN KALSIUM m 	- Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion pada 	tubulus renalis. 	- Secara tidak langsung meningkatkan 	penyerapan kalsium ion di usus melalui 	rangsangan pembentukan 1,25 DHCC di 	ginjal 10
KESEIMBANGAN KALSIUM m Kalsitonin   	- Diproduksi oleh sel C pada kelenjar tiroid 	- Sekresinya dirangsang oleh peningkatan 	kadar kalsium ion       Kerja kalsitonin :	 	 Menghambat reabsorbsi kalsium ion pada 	tulang oleh osteoklas 	 Menghambat reabsorbsi kalsium ion pada 	ginjal. 2 11
KESEIMBANGAN KALSIUM m Vitamin D aktif (1,25 Dehidrokolekalsiferol)  	- Diproduksi di ginjal 	- Sintesanya dipengaruhi oleh PTH 	- Kerja dari 1,25 DHCC adalah : 	    Meningkatkan penyerapan kalsium ion 	  pada usus halus 	    Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion 	  pada tulang (dibantu oleh PTH) 	    Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion 	  pada tubulus distal ginjal 3 12
PENGUKURAN  KALSIUM Total kalsiumdapatdiukurdariikatankalsiumdengan protein dan Ca2+ Pengukuran total kalsiumdapatdikoreksidenganpersamaan : Totalkalsium( mg/dL)= total kalsium(yg diukur) +[(normal albumin – kadar albumin pasien) x 0.8] 13
PENGUKURAN  KALSIUM Metodepemeriksaandarikalsium serum: 1. MetodePresipitasidengan oksalat Prinsip: Ca2+ + oxalate  Ca oxalate(presipitat) Ca oxalate(presipitat) + H2SO40xalate + CaSO4 Titrasiredox 2KMnO4 + 5 Oxalate + 3 H2SO4K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O awalnyasebagaimetoderujukanuntuk menentukan total kalsiumsecarakuantitatif 14
PENGUKURAN  KALSIUM 2. MetodePresipitasiasam chloranilat Prinsip: Ca2+ + Chloranilate Ca-chloranilate(presipitat) Ca-chloranilate(presipitat) + EDTA  OH-  Ca-EDTA + Chloranilic acid(ungu) * pengukurandenganspektrofotometer * presipitat yang terbentukdari ca-chloranilatekomplek dilarutkankembalididalamlarutan EDTA yang bersifat   alkali  * pengukuranberdasarkanabsorbandariasamchloranite yang berwarnaungupada 520 nm 15
PENGUKURAN  KALSIUM 3. MetodeTitrasi komplek kalsium yang berfluoresensi Prinsip:  Ca2+ + CalseinCa-calsein(berfluoresensi) EGTA + Ca-calseinCa-EGTA + Calsein(fluoresensi) EGTA : ethylene glycol-bis(ß-aminoethylether)-N,N’- tetraacetic acid * Kalsiumditambahkanpadalarutan alkali(calsein) akan berfluoresensipada 520 nm * Komplek fluoresendititrasidenganEGTAfluoresensi berkurang 16
PENGUKURAN  KALSIUM 4. Metodekolorimetri Prinsip: Ca2+ + CPC (CPC = 0-Cresolphthaleincomplex) OH-komplekwarna(merah) * menggunakanalatspektrofotometer * pengukuranberdasarkankomplekwarna yang dihasilkan ketikamenggunakanindikatormetallokromik(CPC yangpaling seringdipakai) * pengukuranmendekati 580 nm * merupakanmetode yang paling banyakdigunakanuntukpengukuran  total kalsium 17
5. Metode Flame emission photometric Prinsip :   Ca++heatCa0heat   Ca*      Ca0 + Photon Cara  kerja :Bilakalsium ion dipanaskanakanmembuat atom kalsiumdalamkeadaanground statesertamelepaskanelektron (2e), biladipanaskankembalidapatmengakibatkan atom kalsiumkembalipadakeadaanexcitedstate.Padawaktukembalikeadaan ground state akanmengeluarkan photon/cahaya  (emisi).  18 PENGUKURAN  KALSIUM
PENGUKURAN  KALSIUM 6. Metode AAS(atomic absorptionspectrometry) Prinsip :Ca2+ 2e-  Cao(ground state)               Photon + CaoCa*(excited state) * Dipakaisebagaimetoderujukanuntukpengukuran kalsium serum * Jarangdigunakansecararutinkarenatehnikinisulit dikerjakan 19
PENGUKURAN  KALSIUM 6. Metodespektrometridenganisotopdilusi mass Prinsip: Ca dan Ca isotop yang diketahui; Ca2+diisolasidandilaporkan ratio darike 2 isotoppadaspektrometer mass * Merupakanmetodedefinitif * Hanyaterdapatpadalaboratoriumrujukan 20
PENGUKURAN  KALSIUM 7. Metode ISE (Ion selective electrode) Prinsip : Pengukuranbedapotensial yang timbulantara elektrodakalsiumdenganelektrodareferen  Bedapotensial yang timbulsebandingdengan aktifitas Ca2+  Terdiridarisebuahmembranselektifkalsium yang  ditutupdenganlarutan yang dianjurkan(CaCl2,  AgCldanbeberapaelektrodereferen)  Merupakanmetodepemeriksaan yang paling baikuntuk Ca2+ 21
	Prinsip : Otot jantung diberi stimulus  kontraksi                                                         Luas yang berkontraksi                          konsentrasi kalsium ion 22 PEMERIKSAAN  KALSIUM  ION Biological  assay
2.                                                   	Sampel didialisis  Kalsium terdialisis dideteksi dengan cara kolorimetri atau dengan AAS 3.                                               	Digunakan carik uji (dye) selektif kalsium untuk mendeteksi ion kalsium didalam ultra filtrat 23 Automated  dyalisis Kolorimetri
4.                                 	Beda potensial yang ditimbulkan antara elektrode referens jumlahnya sebanding dengan aktivitas kalsium ion  menunjukkan konsentrasi kalsium ion 5.                                              	Tekanan secara mekanik /sentrifus menghasilkan filtrat bebas protein  diukur konsentrasi ion kalsium didalamnya. 24 Elektrode Ion Selektif (ISE) Ultrafiltrabel
Metode  Pemeriksaan Kalsium  Serum di RSUD Dr. Soetomo Menggunakanmetodekolorimetridenganpenentuan end point dan sample blank Menggunakanautomatik analyzer Hitachi type 902 / Tokio Boeki type TMS 10241 25
Prinsippengujian * Calsium + o-cresolphthaleincomplexonealkaline solution calsium o-cresolphthalein complex. * Intensitasdarikompleksungu yang terbentuksecaralangsung,sebandingdengankonsentrasikalsium. 26

More Related Content

What's hot

249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-fesesEka Selvina
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxHarryJulians
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkgRudy Kg
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitSurya Seftiawan Pratama
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusJosua Sitorus
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 

What's hot (20)

Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkg
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Rkk22
Rkk22Rkk22
Rkk22
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Bun
BunBun
Bun
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 

Similar to Tkk7

METABOLISME MINERAL.ppt
METABOLISME MINERAL.pptMETABOLISME MINERAL.ppt
METABOLISME MINERAL.pptYantoAgussupri
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruSulistia Rini
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitDedi Kun
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxUDAYANA UNIVERSITY
 
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdfkimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdfMuhammadAndre28
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan ElektrolitDedi Kun
 
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptBAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptNitariRahmi
 
Air ph mineral
Air ph mineralAir ph mineral
Air ph mineralSofie Via
 
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapi
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapiAngga febrian (f1c115006) kalium dalam sapi
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapifebrianadja
 

Similar to Tkk7 (20)

Dr anik
Dr anikDr anik
Dr anik
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 
METABOLISME MINERAL.ppt
METABOLISME MINERAL.pptMETABOLISME MINERAL.ppt
METABOLISME MINERAL.ppt
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baru
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan Elektrolit
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
Hormon kalsitonin
Hormon kalsitoninHormon kalsitonin
Hormon kalsitonin
 
Biosintesis Karbohidrat
Biosintesis KarbohidratBiosintesis Karbohidrat
Biosintesis Karbohidrat
 
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdfkimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
 
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
 
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptBAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Metabolisme mineral dr. tien
Metabolisme mineral   dr. tienMetabolisme mineral   dr. tien
Metabolisme mineral dr. tien
 
Cairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slideCairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slide
 
Cairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slideCairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slide
 
Cairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slideCairan dan-elektrolit-slide
Cairan dan-elektrolit-slide
 
Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 
Air ph mineral
Air ph mineralAir ph mineral
Air ph mineral
 
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapi
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapiAngga febrian (f1c115006) kalium dalam sapi
Angga febrian (f1c115006) kalium dalam sapi
 

More from andreei

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Tkk7

  • 1. Tutor Kimia Klinik I pemeriksaan kalsium serum 1 Zulkarnain/Dra. Soehartini B.S,MS,Apt
  • 2.
  • 3. Kadar normal kalsium total : 8,6 – 10,3 mg/dL (2,15 – 2,57 mmol/L)2
  • 4. Di dalam tubuh terdapat dalam 3 bentuk : Kalsium ion (Ionized calcium/free calcium) - Merupakan bentuk yang bebas, bentuk paling aktif. - ± 50 % dari kalsium total Dalam bentuk kompleks dengan anion (complexed calcium). - ± 5 % dari kalsium total - Berikatan dengan sitrat, laktat dan bikarbo- nat. 3
  • 5. 3. Berikatan dengan protein plasma. - Jumlah ± 45 % dari kalsium total - 80 % berikatan dengan albumin. 20 % berikatan globulin. 4
  • 6.
  • 7. Mengatur kerja endokrin dan eksokrin.
  • 11. Mempertahankan keutuhan dan permeabilitas dari membran sel.5
  • 12.
  • 13. KESEIMBANGAN KALSIUM d Distribusi ke 3 bentuk kalsium dalam darah berubah mengikuti perubahan pH darah dan protein plasma. Pada keadaan asidosis  Ca++ meningkat alkalosis  Ca++ menurun Bila kadar protein plasma meningkat  kalsium total juga meningkat Bila kadar protein plasma menurun  kalsium total juga menurun 7
  • 14.
  • 15. Ekskresi melalui ginjal  glomerulus, direabsorbsi ± 245 mmol oleh tubulus proksimal & distal dipengaruhi oleh hormon paratiroid.3 Organ berperan besar dalam keseimbangan Usus Halus Ginjal Tulang 8
  • 16. KESEIMBANGAN KALSIUM m Kmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm Hormon Paratiroid (PTH) Sekresi hormon ini diatur melalui mekanisme kontrol umpan balik oleh peningkatan Ca ++ dengan cara : - Merangsang osteoklas  tjd peningkatan penyerapan tulang. (bekerjasama dengan 1,25 DHCC) Mekanisme keseimbangan kalsium dalam darah, Dikendalikan oleh kerja 3 hormon 1 9
  • 17. KESEIMBANGAN KALSIUM m - Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion pada tubulus renalis. - Secara tidak langsung meningkatkan penyerapan kalsium ion di usus melalui rangsangan pembentukan 1,25 DHCC di ginjal 10
  • 18. KESEIMBANGAN KALSIUM m Kalsitonin - Diproduksi oleh sel C pada kelenjar tiroid - Sekresinya dirangsang oleh peningkatan kadar kalsium ion Kerja kalsitonin :  Menghambat reabsorbsi kalsium ion pada tulang oleh osteoklas  Menghambat reabsorbsi kalsium ion pada ginjal. 2 11
  • 19. KESEIMBANGAN KALSIUM m Vitamin D aktif (1,25 Dehidrokolekalsiferol) - Diproduksi di ginjal - Sintesanya dipengaruhi oleh PTH - Kerja dari 1,25 DHCC adalah :  Meningkatkan penyerapan kalsium ion pada usus halus  Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion pada tulang (dibantu oleh PTH)  Meningkatkan reabsorbsi kalsium ion pada tubulus distal ginjal 3 12
  • 20. PENGUKURAN KALSIUM Total kalsiumdapatdiukurdariikatankalsiumdengan protein dan Ca2+ Pengukuran total kalsiumdapatdikoreksidenganpersamaan : Totalkalsium( mg/dL)= total kalsium(yg diukur) +[(normal albumin – kadar albumin pasien) x 0.8] 13
  • 21. PENGUKURAN KALSIUM Metodepemeriksaandarikalsium serum: 1. MetodePresipitasidengan oksalat Prinsip: Ca2+ + oxalate  Ca oxalate(presipitat) Ca oxalate(presipitat) + H2SO40xalate + CaSO4 Titrasiredox 2KMnO4 + 5 Oxalate + 3 H2SO4K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O awalnyasebagaimetoderujukanuntuk menentukan total kalsiumsecarakuantitatif 14
  • 22. PENGUKURAN KALSIUM 2. MetodePresipitasiasam chloranilat Prinsip: Ca2+ + Chloranilate Ca-chloranilate(presipitat) Ca-chloranilate(presipitat) + EDTA OH- Ca-EDTA + Chloranilic acid(ungu) * pengukurandenganspektrofotometer * presipitat yang terbentukdari ca-chloranilatekomplek dilarutkankembalididalamlarutan EDTA yang bersifat alkali * pengukuranberdasarkanabsorbandariasamchloranite yang berwarnaungupada 520 nm 15
  • 23. PENGUKURAN KALSIUM 3. MetodeTitrasi komplek kalsium yang berfluoresensi Prinsip: Ca2+ + CalseinCa-calsein(berfluoresensi) EGTA + Ca-calseinCa-EGTA + Calsein(fluoresensi) EGTA : ethylene glycol-bis(ß-aminoethylether)-N,N’- tetraacetic acid * Kalsiumditambahkanpadalarutan alkali(calsein) akan berfluoresensipada 520 nm * Komplek fluoresendititrasidenganEGTAfluoresensi berkurang 16
  • 24. PENGUKURAN KALSIUM 4. Metodekolorimetri Prinsip: Ca2+ + CPC (CPC = 0-Cresolphthaleincomplex) OH-komplekwarna(merah) * menggunakanalatspektrofotometer * pengukuranberdasarkankomplekwarna yang dihasilkan ketikamenggunakanindikatormetallokromik(CPC yangpaling seringdipakai) * pengukuranmendekati 580 nm * merupakanmetode yang paling banyakdigunakanuntukpengukuran total kalsium 17
  • 25. 5. Metode Flame emission photometric Prinsip : Ca++heatCa0heat Ca* Ca0 + Photon Cara kerja :Bilakalsium ion dipanaskanakanmembuat atom kalsiumdalamkeadaanground statesertamelepaskanelektron (2e), biladipanaskankembalidapatmengakibatkan atom kalsiumkembalipadakeadaanexcitedstate.Padawaktukembalikeadaan ground state akanmengeluarkan photon/cahaya (emisi). 18 PENGUKURAN KALSIUM
  • 26. PENGUKURAN KALSIUM 6. Metode AAS(atomic absorptionspectrometry) Prinsip :Ca2+ 2e- Cao(ground state) Photon + CaoCa*(excited state) * Dipakaisebagaimetoderujukanuntukpengukuran kalsium serum * Jarangdigunakansecararutinkarenatehnikinisulit dikerjakan 19
  • 27. PENGUKURAN KALSIUM 6. Metodespektrometridenganisotopdilusi mass Prinsip: Ca dan Ca isotop yang diketahui; Ca2+diisolasidandilaporkan ratio darike 2 isotoppadaspektrometer mass * Merupakanmetodedefinitif * Hanyaterdapatpadalaboratoriumrujukan 20
  • 28. PENGUKURAN KALSIUM 7. Metode ISE (Ion selective electrode) Prinsip : Pengukuranbedapotensial yang timbulantara elektrodakalsiumdenganelektrodareferen  Bedapotensial yang timbulsebandingdengan aktifitas Ca2+  Terdiridarisebuahmembranselektifkalsium yang ditutupdenganlarutan yang dianjurkan(CaCl2, AgCldanbeberapaelektrodereferen)  Merupakanmetodepemeriksaan yang paling baikuntuk Ca2+ 21
  • 29. Prinsip : Otot jantung diberi stimulus  kontraksi  Luas yang berkontraksi  konsentrasi kalsium ion 22 PEMERIKSAAN KALSIUM ION Biological assay
  • 30. 2. Sampel didialisis  Kalsium terdialisis dideteksi dengan cara kolorimetri atau dengan AAS 3. Digunakan carik uji (dye) selektif kalsium untuk mendeteksi ion kalsium didalam ultra filtrat 23 Automated dyalisis Kolorimetri
  • 31. 4. Beda potensial yang ditimbulkan antara elektrode referens jumlahnya sebanding dengan aktivitas kalsium ion  menunjukkan konsentrasi kalsium ion 5. Tekanan secara mekanik /sentrifus menghasilkan filtrat bebas protein  diukur konsentrasi ion kalsium didalamnya. 24 Elektrode Ion Selektif (ISE) Ultrafiltrabel
  • 32. Metode Pemeriksaan Kalsium Serum di RSUD Dr. Soetomo Menggunakanmetodekolorimetridenganpenentuan end point dan sample blank Menggunakanautomatik analyzer Hitachi type 902 / Tokio Boeki type TMS 10241 25
  • 33. Prinsippengujian * Calsium + o-cresolphthaleincomplexonealkaline solution calsium o-cresolphthalein complex. * Intensitasdarikompleksungu yang terbentuksecaralangsung,sebandingdengankonsentrasikalsium. 26
  • 34. CARA KERJA R 1  R 2 Pembacaan R 1 (Buffer) : ethanolamine buffer 1 mol/L, pH 10,6 R 2 (Chromogen) : o-cresophthalien complexone 0,3 mmol/L, 8-hydroxyquinoline 13,8 mmol/L dan hydrochloric acid 122 mmol/L Serum 27
  • 35. CARA KERJA Sampeldicampurdengan: *R I (buffer) : buffer ethanolamine 1 mol / L ph 10.6 *R 2 (chromogen) : a. o-cresophthaleincomplexone 0.3 mmol/L b. 8-hydroxyquinoline 13.8 mmol/L c. hydrochloric acid 122 mmol /L 28
  • 36. CARA PENGHITUNGAN Secara automatic analyzer denganmenghitung konsentrasibahan yang dianalisispadasetiap sample denganfaktorkonversi : mmol/L x 4.01 = mg/dL mg/dL x 0.249 = mmol/L 29
  • 37. RENTANG RUJUKAN 30
  • 39. Metode Presipitasi dengan oksalat Kalsiumditambahkandenganoksalatmembentukkalsiumoksalat (presipitat) laludicuci, kemudianoksalatdilepaskankembalidenganpenambahanasamkuat (H2SO4) dandipanaskanpadasuhu 70°C. - Selanjutnya oksalat dititrasi dengan KMnO4 dan H2SO4. 32
  • 40. 33

Editor's Notes

  1. ++