2. DETEKSI DINI KANKER
Artinya:
Pencegahan sekunder, mencakup
pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang
belum mempunyai simptom-simptom
penyakit untuk menemukan penyakit yang
belum terlihat atau pada stadium praklinik.
2
3. Dasar skrining :
Diagnosis & pengobatan dpt dilakukan sblm
timbul tanda / simptom prognosis
keberhasilan akan lebih baik.
Bila pengobatan pada stadium lanjut :
keadaan pasien lebih buruk terapi lebih
sulit, biaya akan lebih mahal prognosis
akan lebih buruk.
3
4. Bila pengobatan pada stadium dini /
preinvasif : keadaan pasien masih baik
terapi lebih mudah, biaya lebih murah
prognosis lebih baik. ( bisa sampai 100%
(sembuh total). Skrining untuk populasi
besar : skrining massal (“mass screening”)
4
Skrining untuk populasi besar : skrining
massal (“mass screening”)
Tujuan skrining massal (mass screening) :
menurunkan morbiditas dan mortalitas
5. KANKER SERVIKS UTERI
Angka kejadian di Indonesia tinggi dan
sebagian besar ditemukan pada
stadium lanjut.
Di dunia ke-5.
Di Indonesia : ke- I
Karsinoma in situ meningkat dgn
puncak usia 30-34 thn.
Displasia meningkat dgn puncak usia
20-29 thn.
5
9. Program pemeriksaan / skrining yang
dianjurkan untuk kanker serviks
(WHO) :
· 1. Skrining pada setiap wanita minimal
satu kali pada usia 30-40 tahun.
· 2. Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap
10 tahun pada wanita usia 35-55 th
· 3. Kalau fasilitas tersedia lebih,
lakukan tiap 5 tahun pada wanita
usia 35-55 tahun.
· Ideal dan optimal, lakukan tiap 3 tahun
pada wanita usia 25-60 tahun.
9
10. American College of Obstetrician and
Gynecologist (ACOG), anjuran :
Pemeriksaan pd wanita yg “sexually
active”.
·Pemeriksaan pd wanita > 18 tahun.
Di negara berkembang seperti
Indonesia (dana terbatas) :
·Pemeriksaan pd wanita 35-50 tahun: Pap
smear minimal 1 kali, pd pap abnormal,
alternatif lgs terapi saja karena biopsy /
kolposkopi mahal.
10
11. Down-staging : alternatif lain deteksi dini
kanker serviks
Upaya untuk menemukan kanker serviks
pada stadium lesi prakanker / stadium
invasive dini.
11
12. Tujuan upaya down staging :
•Mendapatkan kanker serviks pada stadium
lebih awal.
• Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik.
•Teknik : inspeksi serviks inspeculo dan
pulasan asam asetat 3-5%, jika ada daerah
lesi akan berwarna bercak putih. Ada
kecurigaan sedikit saja, langsung dirujuk.
•Pelaksanaan harus terorganisasi dan
integrasi.
12
13. Pap Smear
Prinsip Dasar Pap Smear
•Epitel permukaan selalu akan mengelupas
(eksfoliasi) dan diganti lapisan epitel di
bawahnya.
•Epitel permukaan merupakan gambaran
keadaan epitel jaringan dibawahnya juga.
13
14. KANKER OVARIUM
Urutan ke 14 dunia (negara maju maupun
negara berkembang)
Di Indonesia, 1990, urutan ke 6.
Bila ditemukan stadium I : five-year-survival
rate 72,8%. Bila proses masih terbatas di
dalam panggul, 95%. Bila ditemukan pada
stadium lanjut : 8%.
14
15. Deteksi dini kanker ovarium
Dengan pemeriksaan pelvik, rektovaginal.
Kemungkinan massa pelvis adalah kanker
ovarium :
• 1. Jika ukuran diameter kurang dari 5 cm,
kemungkinan 3%.
• 2. Jika ukuran diameter antara 5-10 cm,
kemungkinan 19%.
• 3. Jika ukuran diameter lebih dari 10 cm,
kemungkinan 97%.
15
16. Pemeriksaan ultrasonografi (tranvaginal),
color Doppler Duplex / Triplex.
Tumor marker : BRCA I, kromosom
19q21, Ca125, Ca19-9, AFP
KANKER ENDOMETRIUM
Diduga penyebab jumlah wanita usia
lanjut makin meningkat, makanan tinggi
kalori & lemak, pemakaian estrogen
tanpa kombinasi progesterone untuk
kontrasepsi pada tahun 1960-1970.
16
17. Deteksi dini kanker endometrium :
Kanker ini didahului lesi prakanker shgg cocok
untuk diadakan program skrining.
KANKER VULVA DAN VAGINA
Kanker vagina terutama mengenai wanita
berusia > 50 tahun. Faktor resiko kanker
vulva & vagina tdk bbeda dgn kanker serviks,
terutama yaitu PHS, seperti herpes,
kondiloma.
17