6. FAKTOR OBAT
• Jenis obat
• Dosis
• Rute pemberian
• Interaksi dengan makanan
• Interaksi dengan obat lain
7. JENIS OBAT
• Berbagai jenis obat menghasilkan
respons yang berbeda.
• Setiap obat memiliki aksi spesifik dan
tujuan yang berbeda dari obat lain.
• Efek dari masing-masing obat
berlangsung untuk jumlah waktu yang
berbeda.
8. DOSIS
• Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada
pasien pada satu waktu à penentu utama dari
kerja obat serta efeknya, baik efek terapi maupun
efek samping
• Regimen dosis meliputi frekuensi pemberian,
ukuran, jumlah.
• Jika dosis terlalu kecil, atau frekuensi terlalu
singkat, maka efek farmakologik yang didinginkan
tidak akan tercapai
• Tapi bila dosis terlalu besar, atau frekuensi
pemberian terlalu sering, dapat terjadi efek toksik
bahkan dapat menimbulakan efek yang tidak
diinginkan à ROTD.
• Dosis yang dapat menyebabkan efek racun/toksik
disebut dosis toksik, dosis yang dapat
menyebabkan kematian disebut dosis letal
9. RUTE PEMBERIAN
• Rute pemberian dapat mempengaruhi
kerja obat dan responnya, umumnya
karena pengaruh terhadap absorbsi
dan distribusi.
• Rute pemberian intravena akan
memberikan efek yang cepat karena
obat langsung masuk kedlam
pembuluh darah
• Rute intramuskular akan
menyebabkan efek obat sedikit lebih
lambat, karena membutuhkan waktu
untuk penyerapan.
• Obat yang diberikan per oral akan
memberikan efek yang lebih lambat
lagi, bila dibandingkan dengan obat
parenteral.
11. Interaksi Obat-Makanan
• Makanan dapat mengubah
penyerapan (absorbsi) dari obat
oral.
• Pada kebanyakan kasus, makanan
dapat memperlambat absorbsi
obat karena perubahan sekresi GI
dan motilitasnya.
• Makanan juga mengurangi absorbsi
obat karena terbentuknya senyawa
kompleks obat-makanan
• Tapi ada juga beberapa makanan
tertentu dapat meningkatkan
penyerapan obat tertentu,
contohnya: makanan berlemak
dapat meningkatkan penyerapan
griseofulvin
• Makanan yang mengandung
vitamin K dapat mengurangi kerja
dari obat antikoagulan
12. Interaksi Obat dengan Obat
• Interaksi obat adalah perubahan
efek suatu obat akibat dari
pemberian bersama dengan obat-
obatan lain.
• Interaksi dapat menyebabkan
meningkatnya atau menurunnya
efek obat
• Jenis interaksi yang terjadi adalah:
- Interaksi farmakokinetik
- Interaksi Farmakodinamik
- Inkompatibilitas
15. USIA
• Pengaruh usia terhadap efek dari obat akan nyata terlihat pada neonatus,
bayi , dan lanjut usia.
• Pada bayi baru lahir, proses distribusi, metabolisme atau eliminasi obat
belum sempurna, karena sistem organnya masih berkembang.
• Sebaliknya orang usia lanjut sudah mengalami kemunduran dalam proses
absorbsi, distribusi dan metabolisme obat
18. Berat Badan
• Berat badan umumnya berpengaruh kepada dosis obat.
• Umunya pasien dengan berat badan lebih besar
membutuhkan dosis obat lebih besar pula.
19. Faktor Genetik
• Faktor genetik dapat mempengaruhi
kerja obat melalui beberapa cara salah
satunya dengan perbedaan bentuk
protein plasma yang dapat mengubah
farmakokinetika obat
• Perbedaan gen juga bisa menyebabkan
perbedaan dalam enzim yang
memetabolisme obat sehingga ada
kelompok yang mudah mengalami
keracunan obat tertentu, sementara itu
kelompok yang lain tidak.
20. Etnik
• Sebagai contoh, kelompok etnik afro-amerika
agak kurang responsif terhadap antihipertensi
dibandingkat dengan orang kulit putih
22. Kondisi Patologis
• Adanya penyakit yang diderita pasien dapat pula menyebabkan
perubahan efek obat.
• Penyakit yang perlu menjadi perhatian khusus diantaranya:
-penyakit saluran cerna
-penyakit kardiovaskuler
-penyakit hati
-penyakit ginjal
23. Pengaruh Penyakit Saluran Cerna
• Penyakit saluran cerna dapat mengurangi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorbsi pada
pemberian oral karena perlambatan pengosongan lambung.
• Percepatan waktu transit pada saluran cerna misalnya pada penyakit diare dapat menyebabkan
kegagalan absorbsi obat.
24. Penyakit Kardiovaskular
• Penyakit ini dapat mengurangi
distribusi obat dan aliran darah
ke hati dan ginjal untuk
dieliminasi
• Hal diatas akan menyebabkan
penumpukan (akumulasi) obat
didalam darah sehingga dapat
menimbulkan efek berlebihan
atau efek toksik.
25. Penyakit Pada Organ Hati
• Penyakit ini akan mengurangi metabolisme obat dan sistesis protein plasma
sehingga akan menyebabkan efek toksik dari obat
• Perubahan respon baru akan terjadi bila kerusakan hati sudah parah. Bila
terjadi gangguan hati ringan, metabolisme obat umumnya tidak terpengaruh
26. Penyakt Ginjal
• Penyakit ini dapat mengurangi ekskresi
obat aktif maupun metabolitnya melalui
ginjal sehingga dapat menyebabkan
penumpukan obat di dalam darah yang
akhirnya menyebabkan efek toksik.
• Disamping itu orang dengan penyakit
ginjal akan kekurangan protein plasma
sehingga meningkatkan kadar obat bebas
dalam darah, hal ini akan meningkatkan
sensitifitas jaringan terhadap beberapa
obat, tapi ada juga yang mengurangi atau
menghilangkan efektifitas obat.